Menceritakan seorang gadis CEO yang terkenal dengan kecantikan dan kekayaan yang dimiliki oleh nya, harus terjerat dengan mafia kejam yang sedang menjalankan misi untuk menjatuhkan lawan nya.
Pria itu tidak menyangka jika dihari pertama dirinya berada di negara M untuk menjalani misinya di salah satu perusahaan besar yang ada di negara tersebut harus bertemu dengan seorang wanita cantik yang menjadi target dari misi nya sendiri. Sampai akhirnya pria itu menyatakan kepemilikan atas wanita itu.
"You are mine and will forever be mine" ucap pria itu dengan tatapan tajamnya menatap CEO cantik yang berada di hadapan nya itu.
"Kita lihat saja sampai mana kau bisa menaklukkan aku tuan Mafia" balas gadis itu dengan senyum manis nya yang terlihat begitu menawan di pandangan sang mafia kejam.
apakah sang mafia kejam itu bisa menaklukkan hati sang CEO cantik itu dan menyelesaikan misi nya?
apakah sang CEO cantik bisa jatuh ke dalam pesona tuan mafia kejam dan menerima perasaan dari mafia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evi Mardiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 kematian yang di palsukan
Albert semakin erat memeluk tubuh Laura saat gadis itu menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang nya Albert. Albert sempat hilang kesadaran saat mencium wangi tubuh nya Laura, tapi pria itu berusaha untuk tetap sadar supaya tidak menerkam wanita yang ada di pelukan nya ini.
"tunggu sebentar lagi, maka wangi ini akan menjadi wangi favorit ku dan akan aku cium setiap hari nya" batin Albert yang berusaha mengendalikan dirinya untuk tetap tenang.
Albert pandai sekali memanfaatkan kesempatan untuk bisa dekat dengan Laura, bahkan pria itu tersenyum licik di Balik punggung nya Laura.
"tenangkan dirimu dulu nona, aku yakin jika ayah mu pasti akan segera di temukan, aku akan membantu mu untuk mencari keberadaan ayah mu Nina, jadi sekarang kau tenang saja ya" ucap Albert yang mengusap pelan punggung Laura.
"terimakasih tuan, aku berharap ayah ku akan segera di temukan, cuma dua satu-satunya keluarga yang aku punya sekarang.... jika dia pergi maka aku tidak bisa bergantung kepada siapapun lagi" ucap Laura lirih.
"kau tenang saja sayang, jika pria tua itu tidak ada lagi, maka kau akan bergantung kepada ku sepenuhnya dan kau akan menjadi tanggung jawab ku untuk selama-lamanya sayang" ucap Albert di dalam hatinya. Dia sudah memiliki berbagai rencana untuk menjerat Laura ke dalam pelukannya dan dia akan membawa pergi jauh Laura dari negara ini.
Saat Albert dan Laura masih berpelukan, tiba-tiba saja ruangan Laura terbuka dan disana terlihat Jeremy dan Sintya yang menatap mereka dengan tatapan yang berbeda. Bagi Jeremy itu bukan hal yang luar biasa lagi, karena sahabat nya ini sudah mengincar Laura dari beberapa hari yang lalu.
tapi beda lagi bagi Sintya yang menatap sahabatnya terkejut. kenapa bisa sahabatnya itu berpelukan dengan kedua yang menjadi kliennya itu. dan Sintya menjadi sangat khawatir saat melihat sahabatnya menangis di dalam pelukan Albert.
Sintya langsung melangkah kearah sahabatnya dan menarik Laura dari pelukan Albert, wanita itu sama sekali tidak peduli dengan tatapan tajam yang dia dapatkan dari pria yang baru saja memeluk sahabatnya itu..
"apa yang terjadi dengan mu Laura, katakan kepada ku apa yang terjadi dengan mu" tanya Sintya yang khawatir dengan keadaan sahabat nya itu.
"papa.... Papa ku" ucap Laura terisak di pelukan Sintya.
"apa yang terjadi dengan Om Marcus, Laura" tanya Sintya kepada sahabatnya.
"papa mengalami kecelakaan saat dia sedang berlibur di suatu pulau, kapal yang ia gunakan tiba-tiba meledak dan sampai sekarang mereka belum mendapatkan mayat papa ku Sintya" cerita Laura yang kembali menangis di pelukan Sintya.
"tenangkan dirimu, hari ini juga kita akan terbang ke sana untuk mencari tau tentang keberadaan Om Marcus, sekarang kau tenang saja ya.... Kita akan segera ke sana, kita akan segera ke New York sekarang... tunggu dulu aku akan menghubungimu Satria untuk menemani kita ke sana"
Sintya ingin mengambil ponselnya tapi langsung di cegah oleh Albert yang tidak ingin jika Laura bergantung kepada pria lain selain dirinya, dia ingin jika Laura hanya bergantung kepada dirinya saja. Karena siapapun orang yang akan dijadikan Laura sebagai tempat sandaran bagi wanita itu maka dia tidak akan segan-segan untuk menyingkirkan nya dari hidup Laura, seperti dirinya menyingkirkan Marcus dari hidup wanita itu.
"kenapa kau mencegah ku tuan, apa masalahmu dengan ku" tanya Sintya heran.
"sebaiknya anda tidak perlu menghubungi teman anda itu, nona. Sebaiknya kami berdua saja yang akan menemani kalian berdua untuk berangkat ke New York. Karena aku berasal dari negara itu dan aku juga punya beberapa kenalan yang pintar dalam menangani masalah seperti ini nona" ujar Albert yang sedang berusaha untuk bernegosiasi dengan Sintya dan Laura.
"tapi dia sahabat kamu dan dia punya hak untuk mengetahui tentang berita ini tuan" balas Sintya.
"nona sebaiknya anda menuruti apa yang di katakan oleh tuan saya, karena dia memiliki pengaruh besar di negara itu dan itu sangat memudahkan anda untuk mendapatkan informasi tentang papanya sahabat anda itu" ucap Jeremy yang berusaha meyakinkan kedua gadis itu untuk menerima bantuan dari Albert.
Karena dia takut jika kedua wanita itu tetap kekeh untuk mepertahankan argumen nya untuk menghubungi pria itu, maka dia takut jika nasib pria itu akan sama dengan papa dari Laura.
"baiklah aku akan ikut kalian saja, aku sangat membutuhkan bantuan kalian sekarang, aku ingin papa ku kembali ke pelukan ku karena cuma papa ku saya yang sekarang menjadi tempat ku pulang" ujar Laura menatap Albert dengan tatapan memohon nya.
Albert tersenyum penuh kemenangan karena melihat wanita yang ada di depannya itu sedang memohon kepada dirinya supaya membantunya mencari keberadaan papa dari wanita itu. padahal yang sebenarnya terjadi adalah dirinya lah yang menyembunyikan keberadaan papanya Laura. karena pria itu tidak mau jika pria tua itu akan menjadi penghalang untuk dirinya mendekati Laura nanti.
"itu tidak akan pernah terjadi sayang, karena aku tidak akan tidak membiarkan pria tua itu kembali ke sisi mu sayang" batin Albert yang tersenyum Devils kearah Jeremy yang sedang menatap dirinya.
...****************...
Setelah memutuskan perkara mengenai keberangkatan Laura dan Albert ke New York. Akhirnya mereka memutuskan untuk langsung masuk ke luar dan akan masuk ke dalam mobil, akan tetapi para wartawan sudah menunggunya.
"kenapa bisa ada wartawan disini, siapa yang memberitahu mereka tentang kabar ini" tanya Laura heran melihat keberadaan para wartawan yang hendak mencari informasi tentang dirinya.
"aku juga tidak tau Laura" jawab Sintya yang juga bingung dengan keberadaan para wartawan yang sedang mencari informasi tentang kematian papa dari sahabatnya itu.
"aku yakin jika ini semua rencana dari anda tuan, sungguh kau sangat licik dan kejam tuan" batin Jeremy yang menatap tuannya yang sedang menatap dirinya.
"aku yang memberitahu kan semuanya kepada para wartawan itu sayang, karena aku ingin semua dunia tau jika pria tua itu sudah mati di telan lautan ganas itu" batin Albert yang berusaha menahan senyuman nya agar Laura tidak curiga kepada nya.
Albert memanfaatkan kesempatan ini menjadi sosok pahlawan untuk Laura. Dia berusaha menghentikan kata wartawan itu yang ingin mendapatkan informasi tentang kematian pengusaha terpengaruh di negara ini.
"menyingkir lah kalian dari hadapan kami, apa kalian tidak tau jika nona Laura sedang berduka jadi ku mohon kalian sebaiknya menyingkir dari hadapan kami" ucap Albert tajam dan meminta mereka untuk menyingkir dari hadapan Laura yang berada di pelukan nya.
biar seru
klo bisa ada tokoh laki laki yg lebih baik gitu