Axelo kembali ke masa lalu untuk memperbaiki semua kesalahan pada istrinya, tapi semua tidak mudah karena....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atika Azizah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Delapan
Azura pergi ke taman yang ia dan Axel kunjungi tadi siang, siapa tahu Axel masih ada di sana yah walaupun tidak mungkin. Azura mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal dia telah sampai di taman itu, kosong dan gelap tidak terlalu gelap karena ada sinar dari lampu.
Azura keluar menggunakan payung dia akan mencoba mengecek disana, samar-samar Azura melihat tubuh manusia yang sedang duduk menunduk, Azura menghampiri tubuh itu. Matanya membola saat tahu jika tubuh itu adalah Axel.
"Axel" Azura menghampiri Axel.
Merasa air hujan tidak kembali menetes Axel mendongak, terlihat sebuah payung dan seseorang yang memegang payung itu, samar-samar Axel melihat wajah Azura.
"A..zura" ucapnya sebelum akhinya mata tajam itu tertutup.
"Axel" panik Azura saat Axel jatuh pingsan.
Azura dengan sekuat tenaga membopong Axel masuk ke dalam mobil. Walaupun butuh waktu lama Azura berhasil membawa Axel masuk kedalam mobilnya. Azura melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
Sampai rumah sakit Azura memanggil suster untuk membantunya membawa Axel.
"Suster tolong... Tolong teman saya" ucap Azura.
Dengan sigap para suster membawa brankar, perawat laki-laki memindahkan tubuh Axel dan membaringkannya di brankar, mendorong nya menuju UGD.
Azura menunggu di luar pakaian nya basah karena hujan. Azura kembali ke mobilnya untuk mengambil ponsel yang tertinggal.
[Halo bang, lo lagi sibuk gak?] tanya Azura menelpon Arzuna.
[Enggak kenapa?]
[Ke rumah sakit yah bang, sekalian bawa salin buat gue]
[Rumah sakit?, kenapa lo bisa disana? Lo gak papakan? Kan udah abang bilang jangan pergi saat hujan bandel banget si] pertanyaan beruntun dari Arzuna dilayangkan untuk Azura.
[Abang stop, gue gak papa jadi kesini yah gpl okey?] jawab Azura.
[Iya abang ke sana]
Panggilan terputus...
Dokter keluar dari UGD
"Keluarga pasien"
Azura berdiri "Saya temannya dok"
"Baiklah begini pasien tidak apa-apa, dia hanya kedinginan dan terlalu lama di bawah guyuran hujan, pasien mengalami demam" jelas dokter itu.
"Hah syukurlah"
"Kalau begitu saya permisi, dan pasien akan di pindah keruang rawat inap"
"Iya dok"
Azura menghela nafas lega, jika sampai terjadi sesuatu pada Axel mungkin ia akan merasa bersalah atau bahkan di salahkan karena orang terakhir yang bersama Axel kan dirinya.
Azura mengabari tante Amira tentang keadaan Axel dan mereka akan datang ke rumah sakit segera.
"Zura" panggil Arzuna.
Arzuna berlari menghampiri Azura setelah sampai dia membalikan badan Azura meneliti jika ada yang tergores di tubuhnya.
"Lo gak papakan?" tanya Arzuna.
"Stop bang, gue gak papa dan mana baju gue" jawab Azura.
"Syukurlah, nih" Arzuna menyerahkan paper bag yang ia bawa tadi. Azura menerima paper bag itu dan pergi ke toilet untuk berganti pakaian.
"Permisi" Arzuan kaget saat suara itu terdengar.
Menoleh ke belakang ternyata suster yang sedang mendorong brankar.
"Maaf, silahkan" ternyata Arzuna menghalangi jalan suster-suster itu.
Melihat siapa yang dibawa oleh suster itu Arzuna terkejut kenapa dengan Axel?.
"Dek kenapa Axel ada disini?" tanya Arzuna saat Azura telah kembali.
"Nanti gue ceritain sekarang kita ke kamar rawat Axel" jawab Azura dan mau tidak mau Arzuna mengikuti Azura.
Sampai di kamar rawat Arzuna merebahkan diri di sofa yang ada disana karena ruang rawat Axel adalah VVIP, Azura mengelengkan kepala melihat tingkah Arzuna, ia pun ikut duduk bergabung dengan Arzuna.
"Jadi?" ujar Arzuna.
"Tadi siang gue kan lagi jalan santai tuh di konfleks, nah tiba-tiba si Axel datang dan bawa gue ke sebuah taman yang cukup jauh dari rumah, yah dia ngomong manis banget kayak orang pacaran gitu" ucap Azura.
"Trus?"
"Gue heran dong kenapa dengan dia, dia pergi buat beli es krim karena gue udah mutusin buat berhenti ngejar dia gue tepis aja si es krim sampe jatoh, dia marah dia bilang gue kanapa, disitu gue juga marah dan gue bilang kalau gue benci dia udah bilang gitu gue pergi deh" lanjut Azura.
"Trus kenapa lo bisa sama Axel sekarang?" tanya Arzuna.
"Nah itu gue di telpon ma tante Amira nanyain dimana Axel, gue gak tahu tapi gue rasa dia ada ditaman itu, yah gue pergi ke taman itu dan bener aja dia masih di situ saat gue panggil eh dia malah pingsan jadi gue bawa dia ke rumah sakit" jawab Azura menceritakan semuanya.
Arzuna mengangguk-anggukan kepalanya paham "Trus sekarang kita pulang" ujarnya.
"Nanti lah bang tunggu sampai tu tante Amira datang" jawab Azura.
Arzuna menghela nafas "Okey" putusnya.
Mereka sibuk dengan ponsel mereka masing-masing "Bang gue ngantuk" ucap Azura tiba-tiba.
"Sini"
Azura tidur dengan bersandar pada bahu Arzuna.
Dua jam orang tua Axel baru sampai, tadinya mereka akan langsung datang saat Azura mengabari mereka, tapi tiba-tiba mereka ada tamu yang tak bisa mereka abaikan.
"Ya Allah anak ku" ucap Amira menghampiri Axel yang terbaring di brankar rumah sakit.
"Sayang jangan berisik disini ada yang tidur" ucap Jeandra a.k.a ayah Axel, menunjuk kearah sofa.
Amira menoleh dan bernar saja ada dua insan yang sedang tertidur berpelukan dengan Azura yang bersandar di bahu Arzuna tanganya melingkar di perut Arzuna dan begitu pula dengan Arzuna yang menyandarkan kepalanya di kepala Azura melingkarkan tanganya di pundak Azura.
"So sweet banget mereka yah" ujar Amira.
"Enghhh" Axel mengerjap matanya menyesuaikan cahaya lampu.
"Sayang kamu udah bagun?" ujar Amira.
"Bunda" panggil Axel lemah.
"Iya sayang bunda di sini" jawab Amira mengusap surai Axel.
Axel memejamkan matanya menikmati usapan Amira "Kenapa kamu bisa disini hm?" tanya Amira.
Axel diam ia teringat dengan ucapan Azura di taman itu "Azura" ucap Axel.
"Azura? Dia ada disini sayang"
Axel membuka matanya "Mana bun?" tanya Axel.
"Tuh" tunjuk Amira. Axel menoleh kearah yang di tunjuk oleh Amira.
Matanya membola saat melihat itu, tanganya mengepal erat dengan gerakan kasar Axel turun dari tempat tidurnya.
"Hey-hey mau kemana?" tanya Amira panik.
Axel tidak mendengarkan ucapan Amira, dia langsung berjalan mendekati kedua insan yang sedang nyeyak tidur sambil berpelukan itu.
Dengan kasar Axel menarik tangan Azura hingga Azura tersentak dan terbangun begitu pun dengan Arzuna, memeluk erat Azura dan menatap tajam Arzuna.
"AXEL" teriak Amira.
Arzuna yang masih pusing karena terbangun dengan terkejut itu pun menatap malas Axel. "Lo jauhin Azura" ucap tajam Axel.
"Ck mengganggu saja" gumam Arzuna tapi masih bisa di dengar oleh Axel.
"Dengar Azura cuman milik gue dan lo gak berhak buat dekat-dekat dengan dia, paham" ujar Axel.
"Siapa lo?" tanya Arzuna menantang.
"Gue pacarnya, dan lo pergi dari sini sekarang" usir Axel.
Jeandra melihat drama percintaan anaknya ini sungguh miris, Jeandra tahu jika Azura telah berjuang untuk mendapatkan Axel atau setidaknya Axel menganggap keberadaannya tapi Axel selalu mendorong Azura menjauh, hingga Azura benar-benar menjauh Axel malah memintanya untuk mendekati dan dia tidak ingin laki-laki lain memiliki Azura.
"Okey gue pergi" ucap Arzuna.
Melihat Arzuna pergi pun Azura berontak di pelukan Axel "Oiy Zuna tungguin" Arzuan berhenti melangkah dan berbalik.
"Cepat" ucapnya.
Azura terus berontak karena Axel tak kunjung melepaskan dirinya " Axel lepas, lepasin bodoh gue mau balik" ucap Azura.
"Gak, kamu disini sama aku dan jangan harap kamu bisa berduaan dengan dia" jawab Axel.
"Tante tolong bilang ke Axel, Zura mau pulang" pintanya pada Amira, tapi Amira diam dia tidak tahu harus mengiyakan atau tidak.
"Jika bunda menolong Zura, bunda gak akan bisa ketemu lagi sama El" ancam Axel pada Amira.
Jeandra tidak terima saat istrinya di ancam seperti itu "AXEL, lepaskan Zura dan jangan pernah sekali-kali kamu mengancam istri saya" ujar Jeandra tajam.
Satu ide terlintas di otak Azura "Gini aja lo lepasin gue, nanti gue kasih hadiah gimana?" tawarnya.
"Gak" tolak Axel.
Azura menghela nafas dan menunduk ia tidak lagi memberontak "Nah gini tenang jadi aku nyaman peluk kamu" ucap Axel menopang dagunya di pundak Azura, tidak tahu saja jika Azura menunduk itu menyembunyikan seringai nya.
"Akhhh" Azura menggigit lengan Axel kuat hingga pelukan itu terlepas.
Azura berlari kearah Arzuna yang tersenyum puas, Azura berbalik dan menjulurkan lidah mengejek pada Axel.
"Sialan, awas kamu" Azura yang melihat Axel akan mengejarnya pun berlari menarik Arzuna.
Sampai di parkiran mereka masuk kedalam mobil Azura, karena tadi Arzuna menggunkan taksi. "Pinter banget si lo" puji Arzuna.
"Zura gitu loh"
Tbc.....
Smngttt....🌹🌹🌹
ada jg yg bkl saingan sm axel....jd biarin aja dia brjuang,tnggal nnti dkung kputusan azura dia bkln mlih spa....sbg kk' sm shbtnya,yg pnting sllu dkung dia apa pun yg trjdi....ok....