Eric adalah seorang pria yang dingin, dia selalu bersikap dingin dengan semua wanita terkecuali dengan adik dan mamanya. karena rasa sakit hatinya dengan kekasihnya dulu. suatu saat eric bertemu dengan elsa, seorang wanita yang membuatnya penasaran.
Sayangnya elsa sudah mempunyai kekasih, dan Eric terjebak dengan cinta segitiga di antara elsa dia dan kekasih elsa. Apakah elsa dan Eric akan bisa bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, silahkan baca novel ini…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. siapa dia...?
Pagi ini emi yang baru saja selesai dengan aktifitasnya berencana akan berangkat lebih awal dari biasanya, dengan wajah yang terlihat sangat ceria emi bersenandung lagu milik lady gaga & bruno mars _ die with a smile.
...If the world was ending...
...I'd wanna be next to you...
...If the party was over...
...And our time on Earth was through...
...I'd wanna hold you just for a while...
...And die with a smile...
...If the world was ending...
...I'd wanna be next to you...
Emi yang bersiap akan keluar dari dalam kamarnya, langkahnya terhenti setelah mengingat kalau dia lupa membawa hand phone nya.
Dengan mata elangnya dia mencari keberadaan hand phonenya, terlihat handphone yang terletak di atas meja nakas.
Dia sedikit berlari mengambilnya, setelah itu diapun keluar dari dalam kamar nyamannya.
Masih di mansion, aktivitas yang sama juga di lakukan eric.
Eric yang baru saja selesai dengan acara mandinya, keluar dari bathroom dengan menggunakan bathrobenya.
Eric masuk ke dalam walk in closet, dia memilih baju kerja yang akan dipakainya hari ini.
Setelah dirasa dia menemukan satu stel baju dan celana yang menurutnya pas dan cocok untuk di pakainya hari ini, dia menggambil dan segera memakainya.
Di meja makan, tampak salsa yang sudah menunggu kedatangan ke dua anaknya.
emi yang pertama kali datang dengan senyum indahnya, menyapa salsa yang sudah siap menyambut kedatangan putri kesayangannya untuk sarapan bersama.
"pagi ma... Kak eric belum turun."
Emi mencium pipi kanan dan kiri salsa, setelah itu dia duduk di samping salsa.
"sepertinya sebentar lagi, kamu tunggu kakak kamu dulu ya."
Emi yang akan menggambil puring yang berisi roti bakar di depannya, mengurungkan niatnya, dia menekuk wajahnya masam.
salsa mengeryit heran melihat anaknya yang tampak sedikit kesal.
"ada yang salah dengan ucapan mama."
Salsa melihat ke arah putri kesayangannya.
"ma, aku boleh nggk berangkat lebih awal."
emi melihat ke arah salsa, berharap salsa mengijinkan.
"ada apa...? nggak seperti biasanya, apa kamu sudah bilang pak eko mau berangkat lebih awal jari ini...?"
Salsa merasa heran dengan ulah emi pagi ini.
"Mm.. Ma.. mm.. emi mau naik bus ke sekolah."
Emi berucap sedikit gugup, dia takut mamanya tidak mengijinkan, emi tahu sang mama sangat over protective dengan dirinya.
"tidak... Tidak... Boleh... !!! Kamu tidak boleh naik bus, nanti kalau kamu jatuh kalau pas naik gimana, nanti kalau ada orang yang berbuat sama kamu gimana, trus nanti kalau..."
Belum juga salsa meneruskan ocehannya, eric datang menyela ucapan mamanya.
"ada apa ma...? Pagi pagi sudah heboh banget."
Tanya eric sambil meletakkan dua paperbag pesanan emi dan salsa.
"eric, bilangin tuh sama adik kamu, dia hari ini mau naik bus ke sekolah, mama takut kalau ada kejadian yang tidak tidak di luar sana."
Terlihat wajah panik salsa saat ini, eric yang merasa tidak tega dengan mamanya, menatap tajam ke arah emi.
Emi yang ditatap sang kakak menundukkan kepala melihat meja di depannya, dia takut dengan sorot tajam eric.
"lo berangkat bareng gue, kita sarapan dulu."
Eric memberi ultimatum untuk emi saat ini, emi dengan malas memakan sarapannya.
Mereka sarapan dengan diam, setelah dirasa hampir selesai.
Salsa melihat paperbag di depan mejanya.
"apa ini pesanan mama kemarin .."
Salsa mengambil paperbag yang ada di depannya.
"iya ma, lo sudah nggak tertarik dengan barang pesanan lo"
Ucap eric yang melihat wajah masam emi.
Emi menggambil paperbag yang sudah ada di sampingnya tadi, saat melihat isi didalam paperbag.
emi tersenyum cerah, dia mengeluarkan isinya dan merentangkan baju tidur ang dia idam idam kan selama ini ke depan mama dan kakaknya.
"kak... Bagus banget, ini barang yang gue mau dari bulan kemarin, makasih ya..."
wajah emi langsung berubah drastis, melihat baju tidur kesukaannya.
"kak, kakak kog tahu apa baju tidur yang lagi aku incar."
Emi melihat eric yang sedang meminum susunya.
"uhuk... Uhuk... Uhuk..."
Ketika mendengar petanyaan emi, seketika susu putih yang eric minum seperti tersangkut di tenggorokan.
"itu... "
Eric bingung dengan jawaban yang akan dia utarakan ke emi.
Salsa yang juga penasaran dengan jawaban eric melihat wajah bingung anak laki laki satu satunya itu.
"eh sudah jam berapa ini...? Ayo kita berangkat nanti lo kesiangan hlo."
Ajak eric yang langsung berdiri dari tempat duduknya.
Emi dan salsa semakin penasaran dengan tingkah gugup eric, salsa dan emi saling berpandangan.
"oke fix, ada yang kak eric sembunyikan dari kita ma."
Bisik emi ke salsa.
"yupz... Bener apa kata kamu sayang, bagaimana kalau kita selidiki."
Dengan lagak seperti detektif, salsa dan emi bertos ria layaknya anak kecil.
Emi dan salsa menyusul langkah eric yang keluar dari dalam rumahnya.
Sebelum eric pergi ke kantor, eric berpamitan ke salsa, mencium pungung tangan salsa dan mencium pipi kanan dan kiri mamanya tersebut.
Begitu juga dengan emi, melakukan hal sama seperti eric lakukan.
Eric melangkah masuk kedalam mobil yang tadi sudah di siapkan oleh joko karyawan di mansionnya,
"ayo berangkat sekarang, kakak antar lo kesekolah."
Ucap eric yang sudah masuk kedalam mobil, membuka kaca bagian samping kemudi.
"ma, jangan lupa nanti mama pergi ke kantor kak eric, mama selidiki dulu, nanti sisanya serahin ke emi, oke..."
Emi mengedipkan satu matanya melihat ke arah salsa, ibu dan anak itu memang akan terlihat kompak kalau sudah berhubungan dengan dunia selidik menyelidiki.
"iya kak,"
Emi masuk ke dalam mobil eric, dan akhirnya mereka pun pergi dari mansion mewah salsa.
...****************...
elsa yang melangkah dengan santai di depan lobi, seketika terhenti menapakkan kakinya saat melihat rio yang ada di depannya.
"sayang, gue mau jelasin yang tadi malam."
Rio mencegat langkah elsa, saat ini dia berdiri di depan elsa.
"sepertinya tidak ada yang perlu di jelaskan."
Elsa melewati rio yang berdiri mematung, tanpa mereka sadari, saat ini mereka menjadi tontonan publik.
Rio menyusul langkah cepat elsa, dia langsung memegang lengan elsa dan masuk menuju ke pintu darurat.
"apaan sih, lepas... Gue mau kerja."
Elsa berusaha memberontak, tapi dengan cengkraman yang begitu kuat rio memegang lengan elsa.
"rio, sakit... Lepas..."
Rintih elsa memohon ke rio, tapi entah setan dari mana, rio engan melepaskan genggaman tangannya dari lengan elsa.
Setelah mereka sampai di dalam tangga darurat, rio melepaskan genggaman tangannya, dia menatap manik mata elsa.
"sayang, lo jangan salah paham. Dia temen SMP gue, kebetulan dia lagi liburan di sini, jadi gue ajak dia jalan. Gue harap lo jangan salah paham ya, gue sayang sama lo, gue mohon lo mau ngerti posisi gue."
Panjang lebar rio berucap, elsa hanya diam mendengarkan tanpa menyela ucapan rio.
"sudah penjelasannya."
Ucap elsa sedikit kesal dengan kekasihnya itu, rio mengangguk mantap.
" gue nggak marah, cuman gue kesel aja, kenapa lo nggak ngomong sama gue, kalau lo ada acara sama temen SMP lo."
Elsa menghela nafasnya, menahan amarah yang akan meluap dari tadi.
Rasanya dia kepengen memukul mulut lemes rio, pengen memukul badan rio secara bertubu tubi.
Tapi karena rasa sayangnya dengan kekasihnya itu, elsa langsung bisa memaafkan kesalahan yang rio perbuat.
"makasih sayang, kamu sudah mau ngerti gua, gue sayang banget sama lo."
Rio memeluk tubuh elsa erat, dia mengecup puncak kepala kekasihnya itu.
Elsa yang mendapat perlakuan rio yang sangat romantis, hatinya seketika meleleh kayak es krim.
"ya sudah kita ke atas yuk,"
Rio mengajak elsa untuk naik ke atas, apa rio tidak sadar dimana posisi mereka sekarang.
"lo mau buat gue pingsan ya."
Dengan tatapan sengit elsa menatap rio.
"hahaha... Maksut gue kita keluar trus naik lift gitu sayang."
Tawa pecah rio mengisi susana di dalam ruangan.
"ayo kita keluar,"
Rio mengenggam tangan elsa dan menariknya keluar.
Bertepatan dengan keluarnya rio dan elsa dari pintu darurat, eric dan aldo yang berjalan akan menuju ke pintu lift khusus petinggi perusahaan berpapasan dengan elsa dan rio.
Tatap eric terlihat tidak suka saat melihat rio dan elsa, tanpa eric sadari hatinya terasa panas melihat kedekatan elsa dan rio.