NovelToon NovelToon
Pesona Majikan BuleKu

Pesona Majikan BuleKu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Pembantu
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: ninaammar

Menjadi pembantu bukanlah rencana awal Sukma mencari pekerjaan. Setidaknya dengan bekal ijazahnya yang hanya tamat SMA.

Dia berharap bisa bekerja menjadi buruh pabrik, atau karyawan swasta. Himpitan ekonomi memaksa dirinya untuk segera mendapatkan pekerjaan.

Hingga akhirnya seseorang menawarkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga. Tanpa pikir panjang Sukma menerima tawaran kerja yang cukup jauh dari kampung halamannya.

Gimana ya kelanjutan hidup Sukma Ajeng sebagai Asisten Majikan Bulenya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ninaammar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Insiden Malam

Waktu berputar begitu cepat, tanpa terasa siang telah berganti malam. Gadis itu mengerjapkan kedua matanya berat, karena rasa kantuk masih menyerang.

Sukma melihat jam dinding yang menggantung di kamarnya. Jarum pendek menunjuk di angka 8. Sontak Sukma terkejut bangkit dari ranjang. Mengucek kedua matanya, jika jarum jam berputar dengan benar. Tanpa sadar di tertidur hampir 6 jam lamanya.

"Astaga! Jam 8!" Gadis itu buru-buru bangkit mencari handuk yang dia bawa dari rumah. Sukma membuka tas usangnya mencari handuk yang dia bawa. "Diman sih, handukku?" gumam Sukma mengacak-acak isi tasnya. Tapi dia tidak menemukan handuk miliknya.

Terpaksa dia mandi tanpa memakai handuk. Hanya membawa baju ganti yang akan dia pakai nanti. Memutar hendel pintu, mencari letak kamar mandi yang siang tadi sudah Herman beritahu. Gadis itu mengayunkan langkah kakinya sambil mengingat arah yang Herman tunjukkan padanya.

Seperti menemukan sebongkah berlian, gadis itu mempercepat langkahnya tersenyum senang. Memutar knop pintu kamar mandi, tapi apa yang terjadi?

Sukma justru melihat pemandangan yang tak biasa, yang membuatnya menjerit. Dan menutup matanya dengan kedua tangannya.

"Aaaaaaa......!" Mereka sama-sama menjerit kaget. Secepat kilat Richard menarik handuk lalu melilitkannya sebatas pinggang.

Pria bule berparas tampan itu, membulatkan kedua matanya marah. Wajahnya yang seputih susu, tiba-tiba berubah merah padam. antara marah, juga rasa malu yang tak bisa dia ungkapkan dengan kata. Rasanya ingin sekali pria itu, mencakar habis wajah gadis itu dengan kukunya.

"You, Very....Very stupid!" bentak Richard marah. Pria itu keluar dari kamar mandi, sengaja menyenggol kasar bahu Sukma. Hingga membuat tubuhnya terguncang. Dan mundur beberapa langkah.

Sukma membuka matanya perlahan memastikan jika majikan bulenya sudah pergi dari hadapannya. "Sial...sial....! Mimpi apa Aku tadi, harus lihat orang bule telanjang." omel Sukma, merutuki dirinya.

Herman yang mendengar suara bising dari dalam segera lari dari pos jaga masuk kedalam mansion.

"Tuan, Saya mendengar ada orang yang menjerit. Apa ada pencuri yang masuk?" tanya Herman, dengan ekor matanya yang berkeliaran mencari sesuatu. Tanpa dia sadar jika tuannya baru usai mandi, dan masih memakai handuk.

"Apa kamu tidak tahu, ada pencuri perempuan di mansionku?" ujarnya kesal dengan wajahnya yang berapi-api.

"Apa! Pencurinya perempuan?" ulang Herman bingung. Mencoba mencerna ucapan bosnya.

"Dasar pelayan bodoh! Bisa-bisanya dia membuka puntu kamar mandi tanpa mengetuk pintu lebih dulu." umpat Richard tak hentinya mengomel.

Setelah insiden beberapa menit yang lalu. Apa dia sanggup keluar dari kamarnya? Jika nanti dia bertemu Sukma.

Apalagi dia akan bertemu dengan gadis itu setiap hari. Karena dia telah menerima Sukma, sebagai asisten rumah yang baru. Dan bekerja untuknya, melayani semua keperluannya selama dia tinggal di Bali.

Richard masih saja merutuki kebodohannya, Meski dia tahu kesalahan itu murni kecerobohannya. Dia lupa jika di mansionnya tidak hanya ada dirinya dan, Herman saja. Tapi ada pelayan perempuan yang baru saja dia terima kerja.

Dan yang menjadi kebiasaan buruknya adalah, selalu memakai kamar mandi dimana saja yang dia suka tanpa menguncinya. Dia merasa seperti masih berada di Jerman yang terbiasa hidup sendiri. Dia hanya menginap di rumah orang tuanya, disaat ada masalah.

Usai mandi, dan mengganti baju tanpa dulu mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Membuat pakaiannya menjadi sedikit basah dan dingin. Di tambah dia harus mandi malam-malam, yang dia butuhkan saat ini ialah minuman hangat. Untuk menghalau rasa dingin ditubuhnya. Dia melihat ada kopi, gula, dan sekaleng susu dia atas meja dapur.

Diraihnya cangkir kosong dari dalam kitchen sets. Sebelum menyendok kopi, dan gula kedalam cangkir. Sukma lebih dulu merebus air dengan panci kecil sampai mendidih, lalu menuangnya. Aroma segar kafein begitu segar, mengingatkan pada ayahnya setiap kali dia membuatkan kopi untuknya.

~ Herman buatkan saya kopi, jangan terlalu manis!

Perintah Richard melalui sambungan pribadinya.

~ Baik Tuan

Herman keluar dari pos jaga menuju dapur. Dia juga lupa jika sudah ada asisten rumah. Dan berpikir akan memangil Sukma.

"Kenapa Aku yang harus repot buat kopi? Kan sudah ada Sukma.'' pikir Herman. Mencium aroma kafein yang menguar dari dalam. Herman mempercepat langkahnya.

"Sukma!" panggil Herman cepat. Gadis itu pun menoleh ke arah sumner suara.

"Bang Herman,"

"Buatkan dua kopi," perintahnya mendekati Sukma.

"Iya," jawabnya singkat.

Herman lalu menarik cangkir dari tangannya. "Ini, buat Saya. Kamu buat lagi saja! Satu lagi antar kopinya ke ruangan bos yang ada di ujung sana. Pintu kedua yang ada huruf RA, menggantung didepannya. Nggak usah ngomong apa-apa taruh saja dimejanya." Herman menunjukkan ruang kerja Richard dengan jarinya.

"Tttapi Bang____" sanggah Sukma.

"Sudah nggak apa-apa." ujarnya berlalu sesekali menyesap kopi ditanganya.

"Bagaimana ini?" lirih Sukma antara takut dan malu karena kejadian tadi. Jantungnya masih belum juga berhenti berdegup, tubuhnya tiba-tiba menjadi gemetar.

Keinginannya untuk menikmati minuman hangat menguap sudah. Tubuhnya kini tiba-tiba menjadi panas dingin. Jika ada lubang besar dibawah tanah, dia ingin sembunyi saja seperti semut. Dari pada harus bertemu denga pria bule itu. Mau ditaruh dimana mukanya karena malu akibat insiden tadi.

Sukma berjalan pelan berusaha mengatur nafasnya, jantungnya masih saja berdebar. Hingga membuat kedua tangannya gemetaran.

"Tenang, Sukma. Tenang! Disini kamu bekerja demi keluargamu." ucap Sukma menenangkan dirinya sendiri. Ia kembali berjalan setenang mungkin setelah berhasil menguasai dirinya sendiri.

Diketuknya pintu dari luar, tapi tidak ada jawaban dari dalam. Sukma mengetuk sekali lagi, tapi tetap sama. Dia menarik hendel pintu pelan, mengintip sedikit dari balik pintu. ruangannya telihat masih kosong. Sukma mengayunkan langkahnya lega. Dia bisa menaruh cangkir kopi, lalu pergi dari ruangan horor itu.

Secepatnya Sukma memutar arah tubuhnya pergi. Tapi sialnya pintu ruangan sudah lebih dulu dibuka dari luar. Sepasang hazel berwarna biru menyala menatapnya lekat. Keduanya saling beradu pandang, jantung Sukma kembali berdegup hebat. Karena rasa takut mendominasi tubuhnya.

"Maaf, Tuan. Ss...Saya cuma menaruh kopi." ucap Sukma gemetar. Tanpa berani menatap wajah Richard. Sebenarnya bosnya itu paham dengan bahasa orang pribumi. Hanya saja dia sulit melafazkan, karena menurutnya lidahnya terlalu kaku untuk berucap.

"Kamu masuk ke ruangan Saya seperti seorang pencuri." ujarnya dalam bahasa yang Sukma tidak mengerti. Dalam benak gadis itu hanyalah pergi dari hadapan bosnya secepatnya.

"Maaf," ucap Sukma sekali lagi, melangkahkan kakinya keluar. Richard lebih dulu menarik pergelangan tangan Sukma cepat.

"Sakit, Tuan. Lepaskan tangan Saya!" pekik Sukma meringis, akibat cekalan tangan Richard.

1
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Ditunggu kelanjutannya author.
Endang Niyatmi
saya suka ,lanjutkan
NNM: terima kasih readerku kalian semangatku buat lanjut maaf up lama krn siang kerja
total 1 replies
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Sabar ya Richard, setidaknya saat ini Sukma mau tinggal di Mansion bersama kamu, Sukma butuh waktu karena terguncang setelah apa yang kamu lakukan pada Sukma, beri dia waktu utk menenangkan diri yg penting kamu tetap memantau dan bertanggung jawab atas perbuatan yang kamu lakukan, meskipun sebenarnya kalian berdua adalah korban.
NNM: temenin otor sampai end ya ..mksh dukungannya kalian semangatku😘
total 1 replies
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Sabar ya Richard, semua emang salah kamu yang telah merenggut kesucian Sukma dan saat ini Sukma depresi karena kehilangan mahkota yang sangat berharga, jika nanti Sukma udah sedikit tenang, maka jalan satu-satunya adalah kamu harus bertanggung jawab untuk menikahi Sukma apapun yang terjadi.
NNM: terima kasih untuk komennya readerku. jangan lupa tinggalkan jejak vote dan bunganya buat otor semangat salam sehat slu😍
total 1 replies
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Semoga Richard tanggungjawab setelah apa yang dia lakukan pada Sukma, apalagi selama ini juga Richard menyukai Sukma dan mereka berdua sama2 melakukan yang pertama, meskipun saat itu Richard memperkosa Sukma karena pengaruh obat yang diberikan Agatha.
Esther Alviah Ekawati Ndoen: saya juga alur cerita nya
NNM: Yang sudah mampir dikaryaku terima kasih semua salam sehat slu
total 3 replies
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Kasihan Sukma, udh dirudapaksa majikan nya yg terpengaruh obat
Menci Ani
Mana ke lanjutan nya tor
NNM: mksh dukungan semangatnya pst diusahakan. karena siang capek kerja mlm nulis dah nguantukkkk berat..hhh mksh semua yg mampir disini.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!