Diam dan nikmati saja kehidupanmu yang sekarang! Wanita miskin sepertimu bukankah hanya menginginkan harta dari orang kaya sepertiku!
Kata-kata itu yang selalu Calista dengar setiap hari dari suaminya saat ia menginginkan kebebasannya.
Calista adalah gadis miskin yang dipersunting oleh seorang tuan muda kaya raya.Namun rupanya pernikahan yang ia dambakan akan indah hanya jadi khayalannya saja.
Nyatanya dia terkurung dalam sangkar emas milik suaminya.
Hidup bergelimang harta tak membuatnya bahagia.
Hinaan, cacian,bahkan kata-**** ***** selalu Calista dengar dari mulut suaminya.
Akankah Calista bisa bebas dari jerat suaminya,akankah dia bisa keluar dari sangkar emas suaminya?
Simak kisah selengkapnya..
Haii readers,minta dukungannya ya untuk karyaku yang terbaru.Semoga karyaku yang ini bisa bersinar dan menghibur kalian semua..🫰🫰🫰🫰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33 Panik
Setelah pergi dari restoran calista cepat-cepat meluncur ke sekolah Alisa karna Calista sudah terlambat 10 menit dari jam kepulangan Alisa.
Calista mengemudi kendaraannya dengan secepat kilat karna takut putrinya menunggu terlalu lama.
Kurang dari 20 menit Calista sudah sampai ke sekolah anaknya.Wanita cantik itu turun dengan tergesa-gesa menuju ke kelas Alisa.
" Alias sayang mommy datang nak."' namun begitu sampai dikelas putrinya Calista tak menemukan siapapun.
Jangan tanya bagaimana paniknya calista,ibu dari Alisa langsung berjalan menuju ke ruang guru dan diruang guru juga sudah sepi hanya ada dua guru yang masih berada di dalam ruangan tersebut.
" Permisi apa Alisa ada disini? Saya terlambat jemput Alisa saya suruh dia menunggu di kelasnya tapi tadi saya melihat di kelasnya tidak apa siapa-siapa." tanya Calista dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Sebagai seorang ibu sekaligus orangtua tunggal calista sangat hawatir sesuatu terjadi pada putrinya.Apa lagi mereka hidup hanya berdua di negri orang,tak ada satu orangpun yang bisa dipercaya oleh Calista untuk menjaga Alisa.Maka dari itu Calista tidak pernah menyewa asisten rumah tangga ataupun baby sitter untuk mengurus Alisa.
" Mommy." suara lembut itu terdengar dari arah belakang membuat kepanikan Calista hilang seketika.
" Alisa!" Calista menoleh dengan cepat dan benar saja dibelakangnya,tepatnya di depan pintu kelasnya Alisa berdiri dengan tas dipundaknya.
Greep
" Sayang maaf mommy terlambat,kamu baik-baik saja nak? Kamu tau mommy begitu panik mencari kamu dari mana saja kamu sayang?" tanya ibu Alisa dengan air mata yang sudah membanjiri wajah cantiknya.
"Maaf mommy Alisa tadi di toilet perut Alisa mules.Sudah jangan nangis lagi,Alisa janji gakan bikin mommy panik lagi.Alisa sayang mommy." ucap Alisa sembari mengusap dengan lembut air mata sang ibu yang sudah membasahi pipinya dengan tangan mungilnya.
" Maaf ibu tadi kamu belum sempat menjawab pertanyaan ibu tapi Alisa sudah datang duluan.Alisa dari tadi bersama kami di kantor,dia anak yang baik dan tidak rewel.Dia bahkan duduk dengan tenang tapi ya begitulah jika ada cicak atau burung di pohon dia langsung ambil ketapelnya.Tadi Alisa juga sempat bermain bola bersama anak laki-laki.Kami sudah berusaha mengarahkan dia untuk main permainan yang perempuan mainkan tapi tetap saja gadis cantik ini menolak." jelas sang kepala sekolah dengan terkekeh.
Calista tersenyum mendengar aduan dari kepala sekolah.
Griyuuut
" Anak nakal,kamu ini perempuan nak.Tidak boleh main bola." Calista menarik hidung putrinya dengan gemas.
Sementara gadis cantik itu hanya diam dan fokus dengan ponselnya.
" Ya sudah ibu,saya ucapkan terimakasih.Maaf kalau saya sering terlambat menjemput Alisa." pamit calista.
" Sama-sama ibu,disekolah anak menjadi tanggung jawab guru.Kami memaklumi,ibu memang sibuk jadi wajar saja kalau sering terlambat menjemput alisa. Alisa jangan lupa belajar ya sayang, hati-hati dijalan." ucap kepala sekolah yang hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh Alisa.
Alisa terbilang anak yang irit bicara dengan orang lain,namun dia akan selalu crewet saat berbicara dengan ibunya.
Diperjalanan pulang Alisa sibuk bermain dengan Sesekali Calista hanya meliriknya.
" Alisa apa alis ingin membeli sesuatu sebelum pulang? Ic cream misalnya atau kueh atau mainan?" tanya Calista.
" Tidak mom tapi alis pengin beli bola buat dirumah." jawab alis.
" No Alisa! Kamu itu perempuan,kamu boleh minta mainan sebanyak apapun asal itu boneka atau mainan masak-masakan atau dokter-dokteran misalnya.Tapi tidak dengan bola.Bola itu mainan anak cowo alis,kamu ini perempuan nak." ucap Calista.
" Tapi mom,"
" Tidak ada tapi-tapian,ini keputusan mommy tidak bisa di ganggu gugat."ucap Calista.
Terdengar helaan nafas dari Alisa.
" Ya sudah Alis mau es krim dan coklat di ujung jalan sana." ucap Alisa.
" Oke cantik, mommy akan belikan."
Dan setelah sampai ditempat yang di maksud oleh Alisa , Calista menepikan kendaraannya.Wanita cantik itu turun seorang diri karna Alisa lebih memilih bermain dengan ponselnya di dalam mobil.
Calista turun dan memesan es cream rasa coklat vanila kesukaan putrinya.
" Apa itu Calista?" haris sampai menepikan kendaraannya saat tak sengaja melihat Calista tengah antri di kedai es cream.
Namun saat haris hendak turun wanita cantik itu sudah kembali ke mobilnya dan langsung tancap gas.
Karna tak mau kehilangan jejak haris lantas berinisiatif untuk mengikutinya.
" Sesukses itu dia sekarang sampai dia lupa denganku.Apa dia menikah dengan seseorang yang sangat kaya,bahkan dia sudah bisa mengendarai mobil dan dari tampilannya semua pakaian yang dia pakai adalah barang-barang mahal.Ah ya aku lupa dia pemilik butik terkenal." batin haris.
Lama mengikuti calista,kini haris berhenti di depan rumah dengan pagar menjulang tinggi.Haris sempat turun karna melihat mobil Calista masuk kedalam rumah mewah yang ditaksir harganyaa ratusan juta.
" Apa ini benar-benar rumahnya? Astaga jika dia sudah menikah apakah aku bisa menerima semua kenyataan itu?" gumam haris.
Haris kemudian berjalan mendekati pagar rumah dan disitu ada dua satpam yang sedang berjaga.Ide gila tiba-tiba muncul di kepala Haris.
" Permisi,apa betul ini rumah Calista?" tanya Haris.
" Betul anda siapa,apa ada perlu dengan ibu Calista?" tanya satpam.
" Iya saya sahabatnya dari Indonesia, Calista bilang kalau saya kesini saya disuruh mampir kerumahnya.Em,apa dia ada didalam?" tanya Haris.
" Iya ibu baru saja pulang.Biar saya panggilkan dulu." ucap seorang satpam perempuan.
Calista memang sengaja mempekerjakan dua orang satpam satu laki-laki dan satu lagi perempuan.
" Tidak usah saya mau membuat kejutan untuk dia,apa boleh saya langsung masuk?" tanya Haris.
" Boleh silahkan,kamar ibu berada dilantai 2 kamar paling ujung dari tangga belok kanan lurus." ucap satpam tersebut.
" Terimakasih,kalau begitu saya langsung masuk." ucap haris dengan seringai diwajahnya.
Haris langsung masuk kedalam rumah mewah Calista,sesekali haris mengagumi ornamen-ornamen yang ada didalam setiap ruangan rumah tersebut.
" Cukup indah , pilihannya sangat bagus." gumam haris.
Tak mau menunggu waktu lama lagi Haris lantas naik kelantai atas.
Dirumah Calista memang sepi karna dia hanya tinggal berdua saja dengan Alisa.
Calista hanya menyewa beberapa orang asisten rumah tangga yang datang satu Minggu sekali untuk membersihkan rumah,sementara untuk masak dan yang lainnya dia kerjakan sendiri.
Haris langsung menuju ketempat yang di arahkan oleh satpam.
" Ini kamarnya." gumam Haris.
Haris mencoba menekan hendel pintunya dan ternyata pintu dalam keadaan tidak terkunci.Senyum langsung terbit dibibir Haris.
Haris masuk kedalam kamar yang cukup luas dan nyaman.Kamar itu tampak kosong dan Haris mendengar suara gemercik air yang menandakan Calista ada didalam kamar mandi.
Hal pertama yang harus lakukan adalah membuka pintu lemari Calista.
Bibirnya tersungging karna ia tak menemukan satu pun baju seorang laki-laki didalam lemari pakaian Calista.
" Apa betul dia seorang janda? Mungkin suaminya meninggal ketabrak kereta,atau calista menikah dan bercerai setelah mendapatkan harta.Ah persetan dengan semua itu,yang terpenting aku sudah menemukan dia dan aku tidak akan pernah melepaskan dia lagi." gumam Haris sembari mengunci pintu kamar Calista.
Tak selang beberapa lama ide gila muncul lagi diotak Haris.
Bersambung.....
