Sugih Ronggeng merupakan kisah terdahulu hingga kini yang tidak pernah usai (terkecuali). Nadia merupakan gadis cantik dari keluarga Kartaca yang ia ketahui bahwa dirinya merupakan cucu ke 7. Banyak kejadian yang tidak Nadia pahami, namun Nadia yakin, di ujung sana "pasti ada penawarnya".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAYYA , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sandi
"Kok Neng Kinasih tidak main kerumah ya" Ucap Sandi dalam hati.
Tuk... Tuk.. Tuk...
(Terdengar suara orang mengetuk pintu).
"Itu pasti Kinasih" Pikir Sandi.
Tuk.. Tuk.. Tuk...
(Terdengar kembali suara orang mengetuk pintu).
"Iya sebentar Neng" Ucap Sandi sembari membuka pintu.
"Aden" Ucap Kakek tua kepada Sandi.
"Maaf Aki siapa ya?" Tanya Sandi.
"Aden, geura uih kasep, bilih pun biang deudeupeun" (Aden segera pulang, takut orangtua khawatir) Ucap Kakek Tua.
"Iya saya tahu orangtua di rumah pasti khawatir, tapi Aki siapa? Kok tahu saya ada di rumah ini?" Tanya Sandi.
Kakek tua itu pun tidak menggubris pertanyaan Sandi lantas pergi meninggalkan Sandi dengan wajah kebingungan.
Sandi pun menghiraukan perkataan Kakek Tua tersebut dan bergegas masuk ke rumah.
"Akang..." Ucap Seorang wanita di belakang Sandi.
Sandi pun sontak kaget, dan membalikan badannya dan berpikir "Pasti Neng Kinasih".
"Neng..." Ucap Sandi.
Sandi semakin heran, karena suara perempuan tersebut tidak ada ketika Sandi membalikan badannya. Bulu kuduk mulai merinding. Sandi yang tadinya merindukan Kinasih, kini Sandi merasa tidak tenang.
Hari mulai malam, Sandi pun tertidur di sofa ruang tamu.
"Tolong... Tolong... Tolong..." Sandi berlari sekencang mungkin.
Entah apa dan siapa yang mengikuti Sandi sehingga Sandi berlari begitu kencang.
"Aaaaaah, tidakkkk" Sandi pun teriak dan terbangun dari tidurnya.
"Hhhhh, cuman mimpi" Ucap Sandi.
Sandi yang masih dengan posisi duduk di sofa merasa heran dengan suasa rumah yang berbeda dari sebelumnya. Sebelumnya suasana rumah sepi, karena hanya ada Sandi di rumah. Tapi setelah Sandi terbangun dari mimpi nya itu, Sandi melihat suasana rumah menjadi hidup, banyak orang berlalu lalang. Sandi pun terheran dan belum sadar bahwa dirinya sedang memasuki dunia lain yang tentu saja memori masalalu yang terekam di rumah tersebut.
"Hah, dimana aku? Kok bisa ramai seperti ini?" Ucap Sandi
"Akang..." Ucap Wanita cantik berkebaya merah.
"Neng Kinasih, kemana aja Neng? Akang nungguin Neng dari tadi, Akang..." Tanya Sandi yang pada saat itu belum menyelesaikan pertanyaannya.
Kinasih pun lantas menutup mulut sandi dengan jari telunjuknya. Dan berbisik :
"Akang, hayu" Ujar Kinasih sambil meraih tangan Sandi.
Sandi pun tidak ada penolakan, bahkan tidak bertanya sama sekali mau kemana Kinasih membawanya.
Kinasih dan Sandi berjalan menuju pintu keluar.
"Kerekek kekekkkkkkk"
(Pintu pun di buka oleh Kinasih).
Sandi terheran - heran karena pemandangan di luar rumah benar - benar ramai, banyak orang berkegiatan di pagi hari. Sebenarnya Sandi merasakan ke anehan, karena dirinya merasa baru saja tertidur dan posisi memang sudah larut malam, namun ketika terbagun, suasana berubah menjadi pagi hari. Hal yang begitu cepat pikir Sandi. Namun Sandi pun tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, Sandi pun fokus kepada Kinasih.
"Akang, betah didieu?" (Akang betah di sini?) Tanya Kinasih.
"Neng, Akang bade uih, tapi ngantosan Neng Kinasih heula. Bade pamitan" (Neng, Akang mau pulang, tapi nunggu Neng Kinasih dulu, mau pamitan) Jawab Sandi.
Kinasih pun menyeringai selepas Sandi menjawab pertanyaannya.
Sandi merasa kaget, karena wanita cantik berkebaya merah itu berubah menjadi sosok perempuan yang mengerikan. Bukan hanya itu, suasana yang Sandi lihat di pagi hari, berubah menjadi malam mencekam.
Sandi pun merasa ketakutan dan berlari sekencang mungkin, tanpa melihat dan berpikir apapun, Sandi pun terus berlari.
Di tengah perjalanan, Sandi merasa dirinya sudah aman dan berhenti sejenak untuk beristirahat.
Alih - alih ingin menghela nafas, wanita menyeramkan itu muncul di sebelah Sandi,
Sontak Sandi pun teriak dan pingsan.