Qin Yichen adalah putra kesayangannya kaisar dan sangat dimanjakan. Karena sangat dimanjakan, Qin Yichen tumbuh menjadi remaja yang suka membuat masalah dan akhirnya dikirim ke akademi militer kerajaan di bawah bimbingan Jenderal Bao. Di sana dia bertemu dengan putri jenderal Bao yang tomboy. Putri jenderal itu bernama Bao Jiali. Qin Yichen jatuh cinta pada Bao Jiali. Namun, politik yang kejam membuat Qin Yichen ditarik kembali ke istana dan Jenderal Bao sekeluarga dibunuh kecuali Bao Jiali. Bao Jiali berhasil hidup dan masuk ke dalam istana sebagai penari untuk menuntut balas.
Ikuti kisah komedi romantis penuh suka dan duka ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cium
Yichen langsung membekap mulut Tongyue dan meringis ke Jiali sambil berkata, "Dia menelan cicak barusan jadi kaget, hehehehehe"
Tongyue mendelik ke Yichen dan Yichen langsung berbisik ke Tongyue, "Jangan bilang yang macam-macam di depan dia!"
Tongyue manggut-manggut dan Jiali hanya menghela napas panjang melihat tingkah konyolnya Yichen dan Tongyue. Lalu, Bao Jiali berkata, "Aku cuma bisa masak bubur dan tumisan sayur seadanya. Karena bahan yang ada di dapur cuma beras, wortel, bayam, dan tomat. Semua sayuran tinggal petik. Maaf kalau tidak ada daging"
"Ini sudah mewah. Hmm, baunya harum banget" Sahut Qin Yichen sambil duduk di dekat Bao Jiali.
Tongyue duduk sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah aneh sahabatnya itu.
Apa benar dia perempuan? Batin Tongyue sambil terus menatap Jiali.
Yichen menepuk bahu Tongyue saat dia menemukan sahabatnya itu menatap Jiali tak berkedip.
"Aduh! Kenapa aku dipukul lagi? Salahku apa kali ini?" Tongyue mendelik ke Yichen dan Yichen menggeram lalu berbisik di telinga Tongyue, "Jangan menatapnya terus! Aku colok mata kamu kalau menatapnya terus!"
"Iya!" Tongyue mendengus kesal.
Kenapa sikap Yichen aneh banget? Apa Yichen sudah tahu sejak lama kalau Chanqi itu perempuan? batin Tongyue masih dengan wajah penuh tanda tanya.
Tiba-tiba Jenderal Bao bersama ajudannya dan Chumu masuk kembali ke dalam pondok. Jenderal Bao duduk dan menoleh ke Jiali, "Ganti baju pakai baju perempuan. Ayah tidak suka kamu pakai baju laki-laki seperti ini"
"Baik, Ayah"Bao Jiali langsung berputar badan dan bergegas masuk ke dalam salah satu kamar yang ada di dalam pondok itu.
Jenderal Bao langsung berkata ke Qin Yichen, "Yang Mulia untuk sementara tinggal di sini bersama Lihua, Lihua adalah tangan kanan saya. Saya harus balik ke istana setelah makan dan saya nitip A Li"
Alih-alih memperhatikan penjelasannya Jenderal Bao, Yichen terus menatap wajah Jendral Bao tapi angannya ke mana-mana. Dia membayangkan menikah dengan Jiali dan tengah memberi hormat ke Jenderal Bao.
"Apa Anda mendengarkan ucapan saya, Yang Mulia?"
Tongyue langsung menyenggol bahu Qin Yichen dan Qin Yichen tersentak dari lamunannya. Laki-laki dengan gelar putra mahkota itu sontak menyemburkan, "Sebenarnya apa yang terjadi Ayah........"
Krik, krik, krik, krik! Sunyi senyap dan semua pasang mata menatap Yichen dengan penuh tanda tanya.
Yichen segera menyadari kesalahannya dan bergegas berkata, "Ah, emm, maaf, maksud saya Jenderal? Maaf saya tiba-tiba merindukan Ayahanda jadi saya memanggil Anda Ayah tanpa sengaja, hehehehe" Qin Yichen mengusap-usap tengkuknya sambil meringis malu.
Sial! Kenapa aku tadi memanggil Jenderal Bao, ayah? Kapan aku bisa menyatakan perasaanku pada Jiali lalu melamar Jiali dan menikahinya kalau keadaannya kacau begini? Batin Qin Yichen.
Bao Jiali kembali muncul di meja makan yang berada di tengah halaman pondok sederhana milik keluarga Bao. Qin Yichen, Tongyue, dan Chumu, tercengang melihat kecantikannya Bao Jiali.
"Sial! Dia cantik banget" Bisik Tongyue dan sontak Yichen menginjak kaki Tongyue.
Tongyue refleks berteriak kencang, "Aaaaaaaa!!!!" Dan Yichen langsung membekap mulut Tongyue saat semua pasang mata mengarah ke Tongyue.
Tongyue hanya bisa menghela napas panjang saat Yichen berkata ke semuanya, "Tongyue kejatuhan cicak makanya dia teriak karena kaget, hehehehe"
Semuanya tersenyum dan menghela napas lalu Bao Jiali berkata, "Silakan cicipi masakannya Jiali"
Saat semuanya mengambil makanan, Yichen menarik tangannya dari mulut Tongyue lalu berbisik ke telinga Tongyue, "Jangan memujinya cantik! Hanya aku yang boleh memujinya cantik"
"Iya, baik, baik!" Tongyue mendengus kesal.
"Enak banget" Ucap Yichen dengan wajah semringah.
Jendral Bao tertawa bangga lalu berkata, "Putri saya memang suka keliaran di luar sana dan tingkahnya seperti laki-laki. Tapi, dia pandai memasak seperti ibunya"
"Iya, ini en........" Tongyue tidak bisa melanjutkan ucapannya karena Yichen langsung berbisik di telinganya, "Jangan kau puji enak masakannya. Hanya aku yang boleh melakukannya"
"Iya, baik Yichen, baik!" Tongyue mengeraskan geraham menahan kekesalannya karena dia tidak berani melawan sahabatnya.
Chumu yang duduk di dekat Tongyue sontak mengulum bibir menahan geli karena dia bisa mendengar semua yang dibisikkan Yichen ke Tongyue.
Ternyata dia benar-benar perempuan dan sial! Dia cantik banget. Bahkan kecantikannya Jiali mengalahkan kecantikannya Feming. Padahal Feming adalah gadis tercantik. Apa itu karena Jiali tidak pernah muncul di tempat umum sebagai perempuan? Iya, benar begitu. Baru kali ini aku melihat wajah secantik itu. Sial! Lalu, kapan Yichen tahu kalau dia itu sebenarnya perempuan dan kenapa Yichen bisa naksir berat sama Jiali? Bahkan dia menyebut Jiali itu calon istrinya? Batin Tongyue.
Di saat Bao Jiali, Tongyue, Jenderal Bao, ajudannya Jenderal Bao yang bernama Lihua, Chumu, dan Qin Yichen makan masakannya Bao Jiali yang ala kadarnya, Bai Long tengah dihadang puluhan siluman gagak hitam. Kerajaan Naga dan Kerajaan gagak hitam tengah bertikai, mereka bertikai memperebutkan telaga biru. Telaga biru konon adalah milik klan gagak hitam dan klan naga merebutnya secara paksa. Namun, pihak kerajaan Naga berkata sebaliknya.
"Sial! Kenapa kalian datang di waktu yang tidak tepat, hah?! Aku harus segera menyusul gadis yang aku suka karena sepertinya gadis itu dikejar bahaya yang cukup besar" Teriak Bai Long ke jenderal gagak hitam yang bernama Zhengqi.
"Itulah kenapa kamu tidak pantas menjadi Kaisar Naga dan tidak pantas memiliki telaga biru karena kamu tidak pernah serius mengurusnya. Kamu malah asyik mengejar seorang gadis. Maka matilah kau!" Teriak Zhengqi sambil terbang melesat ke Bai Long.
Bai Long menggeram penuh amarah dan langsung meladeni serangannya Zhengqi.
Di dalam pondok milik keluarga Bao, sepeninggalnya Jenderal Bao, Yichen membantu Jiali membereskan meja makan lalu membantu Jiali mencuci semua perabot makan yang kotor.
"Kamu bisa nyuci perabot makan juga ternyata"
"Bisa dong. Aku, kan, sudah pernah bilang padamu kalau selain tampan aku ini sangat cerdas. Melakukan apapun aku bisa" Yichen menepuk dadanya dengan senyum arogan.
Jiali terkekeh geli lalu berkata, "Yeeaahhh, terserah kamu saja" Jiali melanjutkan menggosok permukaan piring dengan sabut kelapa.
"Kamu tidak benci sama aku, kan, A Li? Karena aku sudah membuang jangkrik kamu" Tanya Yichen sambil membilas piring penuh sabun ke dalam ember air bersih.
"Kenapa memanggilku A Li? Kita tidak berteman akrab" Jiali menoleh kaget ke Yichen.
Yichen menatap wajah cantik pujaan hatinya tak berkedip lalu dia berkata dengan hati-hati, "A Li, ya, aku memanggil kamu A Li, emm, itu karena aku........aku......menyukai ka......."
Brak! Pintu dapur didobrak oleh Chumu, "Yang Mulia! Anda harus lari sekarang juga! Tinggalkan tempat ini sekarang juga!" Teriak Chumu dengan wajah panik.
"Ada apa?" Tanya Jiali dan Yichen secara bersamaan.
"Prajurit istana menuju ke sini dan mereka cukup banyak"
Yichen sontak maju ke depan sambil berkata, "Tidak! Aku akan menolong kalian melawan mereka semua dan......."
"Nona! Tolong bawa Yang Mulia Putra Mahkota pergi dari sini sekarang juga!" Pekik Chumu dengan wajah yang semakin panik.
Mendengar kata Yang Mulia Putra Mahkota, Jiali justru membeku menatap Yichen alih-alih menarik tangan Yichen untuk lari.
Dia Putra Mahkota? Pantas saja Ayah terus memanggilnya Yang Mulia. Kenapa aku baru sadar sekarang? Sial! Aku sudah banyak berbuat kesalahan pada Putra mahkota? Apa dia akan menghukum aku setelah ini? Aduh! Aku bahkan membunuh jangkrik kesayangannya. Batin Jiali dengan wajah membeku.
"A Li? Kenapa kamu menatapku terus?" Tanya Yichen dengan wajah penuh tanda tanya.
"Nona!!!!!" Pekik Chumu.
Jiali tersentak kaget dan langsung menyemburkan, "Iya! Baiklah!" Jiali langsung menggenggam tangan Yichen dan menarik Yichen untuk melesat meninggalkan pondok lewat pintu belakang.
Yichen tersenyum lebar dan hatinya melonjak bahagia saat dia melihat tangannya terus digenggam oleh Jiali. Jantung Yichen berdegup kencang saat wangi tubuh Jiali menusuk indra penciumannya.
Bao Jiali yang masih menggenggam erat tangan Yichen, terus melesat terbang dengan ilmu meringankan tubuhnya sambil berkata, "Saya akan menebus kesalahan saya kepada Anda dengan menyelamatkan Anda, Yang Mulia Putra Mahkota. Maafkan semua kesalahan saya pada Anda selama ini setelah saya berhasil menyelamatkan Anda nanti"
"Kalau menyelamatkan aku, kamu baru menebus satu kesalahan kamu, yakni kesalahan kamu membunuh Soso. Untuk menggigit telinga dan memencet hidungku, apa yang akan kamu lakukan untuk menebusnya?"
Bao Jiali langsung mengerem langkahnya dan menatap Qin Yichen, lalu dia melepaskan tangan Qin Yichen dan langsung membungkukkan badan di depan Yichen, "Saya akan lakukan apapun yang Anda minta Yang Mulia. Asalkan Anda tidak menjebloskan saya ke penjara"
Dasar bodoh! Siapa yang akan menjebloskan kamu ke penjara, hah?! Batin Yichen dengan senyum lebar.
Bao Jiali yang masih membungkukkan badan kembali berkata, "Yang Mulia jangan diam saja! Hukum saya apa saja asalkan jangan kurung saya di penjara. Saya benci penjara"
"Tegakkan badan kamu! Aku tidak akan mengirim kamu ke penjara. Aku hanya ingin kamu menjadi kekasih........."Qin Yichen langsung melesat ke depan, memeluk erat tubuh Bao Jiali lalu mengajak Bao Jiali berputar untuk menghindari serangan anak panah yang cukup deras. Dia berhasil menghindari hujan deras anak panah beracun, namun kakinya tiba-tiba selip dan itu membuat dirinya jatuh terguling di atas tanah dan terus terguling hingga turun dari atas tebing.
Bao Jiali terus berguling-guling dari atas tebing di dalam dekapan hangat dan eratnya Qin Yichen. Keduanya berhenti berguling dan dekapannya Qin Yichen terlepas saat punggung Qin Yichen menabrak batu yang cukup besar. Bao Jiali dan Qin Yichen jatuh pingsan hampir bersamaan.
Beberapa menit kemudian, Bao Jiali membuka mata dan dia menemukan punggung Qin Yichen. Dengan wajah panik dan napas menderu, Bao Jiali langsung merangkak untuk memeriksa nadi Qin Yichen, "Syukurlah Yang Mulia masih hidup" Lalu, Jiali menyentuh kening Qin Yichen, "Tapi, kenapa badannya panas banget begini?" Bao Jiali bergegas berdiri lalu berlari ke danau untuk mengambil air dengan daun yang dia petik asal.
Jiali membawa daun berisi air untuk dia minumkan ke Yichen, tapi mulut Yichen tidak mau membuka.
"Kenapa sulit sekali memasukkan air ini ke mulutnya? Kalau tidak minum dia bisa dehidrasi dan itu sangat berbahaya" Jiali lalu berlari lagi ke danau, dia minum air danau cukup banyak laku menyimpannya di mulutnya. Kemudian dia berlari ke Yichen dan menempelkan bibirnya ke bibir Yichen. Dia memberi minum Yichen lewat mulutnya.
Yichen sadar saat Jiali memasukkan air ke dalam mulutnya, namun laki-laki itu enggan untuk membuka mata. Dia girang bukan main di dalam hatinya karena bibir Jiali bersentuhan dengan bibirnya.
Dia menciumku....wah! Manis sekali bibirnya. Air yang masuk ke mulutku juga manis karena air itu berasal dari mulutnya. Ini ciuman pertamaku. Astaga! Jantungku kenapa berdegup sekencang ini. Batin Yichen.
Jiali kembali berlari ke danau untuk kembali minum air danau saat dia melihat Qin Yichen belum membuka mata.
Semoga kali ini Yang Mulia sadar. Batin Jiali sambil kembali menempelkan bibirnya ke bibir Qin Yichen dan memberi minum Qin Yichen lewat mulutnya.
Jantung Qin Yichen semakin berdegup kencang dan itu membuat Jiali menempelkan telinganya di dada Yichen, "Kenapa dada Yang Mulia berdegup sekencang ini?"
Itu karena kamu menciumku, bodoh! Batin Qin Yichen yang masih berpura-pura pingsan.
Bao Jiali lalu menyentuh kening Qin Yichen, "Syukurlah Yang Mulia tidak panas lagi. Tapi, kenapa Yang Mulia belum sadar dan jantungnya berdegup sangat kencang? Apa aku harus memberi Yang Mulia napas buatan?"
Iya, ayo beri aku napas buatan A Li. Ayo cepat! Cium aku lagi dan lebih lama lagi A Li Batin Qin Yichen.
semoga tetap di beri kesehatan yaaa🥹🥹
semangat up tiap hari🤭🤭