LIKE🤗
VOTE😃
TERIMAKASIH🙏🙏
Alaska tempat seorang presdir yang mempunyai watak keras, dingin, dan kejam dia bernama Alexander , dan akan di jodohkan dengan gadis kecil cantik, dan pemberani yang bernama Lara Hateway. Saat mempersiapkan pernikahan ada beberapa musuh yang mengancam untuk membunuh kalau sampai perjodohan itu terjadi.
Dan banyak misteri dari masa lalu yang belum terkuak. akan adanya pengkhianatan masa lalu pembunuhan yang tragis. sehingga mereka harus menguak dan merencanakan sebuah misi.
Beberapa bulan kemudian, keduanya mempunyai rasa tapi sulit untuk di ungkapkan. Setelah Lara tertembak musuh barulah Alexander mengungkapkan betapa berartinya dia buat hidupnya.
Akankah semua misi akan terkuak, dan akankah Lara dan Alex bahagia atau....?
Langsung saja baca ceritanya yuks pasti seru bercampur dengan action, emosi, perasaan dan bla bla🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi Istigfariatul Laili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep. 8
Alex, Lara, dan Thomas berkumpul di ruang tamu kecil tempat persembunyian mereka. Dokumen-dokumen yang ditemukan di markas musuh terhampar di meja, dan ketegangan memenuhi udara.
"Jadi, kau mengatakan bahwa teman dekat ayahku adalah dalang di balik semua ini?" Tanya Lara dengan wajah tak percaya.
"Iya, namanya Richard Vancliffe. Dia adalah pengusaha yang sangat berpengaruh dan selama ini dia bersembunyi di balik topeng sahabat keluargamu," Sahut Thomas mengangguk.
"Kita harus bertindak cepat. Jika Richard benar-benar terlibat, maka ini jauh lebih besar dari yang kita duga. Kita butuh rencana," Timpal Alex mengepalkan tangannya.
Mereka bertiga duduk di sekitar meja, menyusun strategi untuk menghadapi Richard Vancliffe dan kelompoknya. Alex mengeluarkan peta properti keluarga Vancliffe dan mulai menjelaskan rencana mereka.
"Kita harus menyusup ke mansionnya dan mengumpulkan bukti. Ini satu-satunya cara untuk mengungkap kebenaran dan menghentikannya," Ucap Alex dengan tegas.
"Bagaimana kita bisa masuk tanpa ketahuan? Mansionnya dijaga ketat," Sahut Lara menatap peta itu dengan serius.
"Aku sudah mempelajari ini. Ada terowongan tua di bawah mansion yang bisa kita gunakan untuk masuk. Tapi kita harus hati-hati, mereka pasti memiliki keamanan canggih," Timpal Thomas.
Saat mereka menyusun rencana, telepon Thomas berdering. Ia menjawabnya dengan cepat, mendengarkan dengan serius.
"Apa? Kapan itu terjadi?" Baik, aku akan segera ke sana," Tanya Thomas dengan nada cemas. "
"Kita punya masalah. Salah satu kontak kita yang bekerja di perusahaan Richard telah ditemukan tewas. Ini berarti mereka tahu kita sedang mendekati kebenaran," Imbuh Thomas lagi.
"Ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus bergerak sekarang sebelum lebih banyak orang terluka," Ucap Alex menggertakkan gigi.
"Kita akan melakukannya bersama. Tidak ada yang akan menghentikan kita," Sahut Lara menggenggam tangan Alex.
Malam itu, dengan peralatan yang diperlukan, Alex, Lara, dan Thomas menuju mansion Vancliffe. Mereka menemukan pintu masuk terowongan tua yang tersembunyi di hutan dekat mansion.
"Lara, tetap di belakangku. Thomas, kau awasi belakang kita," Bisik Alex saat mereka memasuki terowongan gelap itu.
Mereka merangkak melalui terowongan yang sempit, mencoba untuk tetap tenang meskipun ketegangan semakin meningkat. Saat mereka mendekati pintu keluar terowongan, mereka mendengar suara langkah kaki dan suara percakapan dari atas.
"Ini saatnya. Kita harus cepat dan bergerak," Ucap Alex dengan suara rendah.
Mereka berhasil keluar dari terowongan dan masuk ke dalam mansion melalui ruang bawah tanah. Dengan hati-hati, mereka menyusuri lorong-lorong gelap, mencari ruang kerja Richard Vancliffe.
"Dia pasti menyimpan bukti di sini," Bisik Thomas sambil memeriksa setiap ruangan.
Tiba-tiba, suara langkah kaki mendekat. Mereka segera bersembunyi di balik lemari besar, menahan napas saat dua penjaga lewat di dekat mereka.
"Kita harus lebih cepat," Sahut Alex sedikit berbisik setelah para penjaga pergi.
Mereka akhirnya menemukan ruang kerja Richard. Pintu itu terkunci, tetapi Thomas dengan cepat membuka kuncinya menggunakan alat yang dibawanya. Mereka masuk ke dalam ruangan, mencari dokumen-dokumen penting.
"Tunggu, ini dia. Ini adalah bukti yang kita butuhkan," Ucap Lara sambil menarik sebuah berkas dari laci meja.
Namun, sebelum mereka bisa keluar, pintu ruang kerja terbuka dan Richard Vancliffe muncul dengan senyum dingin di wajahnya.
"Tampaknya kalian terlalu percaya diri bisa masuk ke sini tanpa ketahuan," Ucap Richard penuh kemenangan.
"Richard, ini sudah berakhir. Kami punya bukti yang cukup untuk menghentikanmu," Sahut Alex segera berdiri di depan Lara, melindunginya.
"Kalian berpikir bisa menghentikanku dengan beberapa dokumen? Kalian meremehkan kekuatanku," Ucap Richard tertawa kecil.
Richard memberi isyarat, dan sekelompok penjaga bersenjata masuk ke dalam ruangan. Pertarungan sengit pun terjadi. Alex dan Thomas melawan para penjaga dengan sekuat tenaga, sementara Lara berusaha melindungi dokumen yang mereka temukan.
"Tidak ada jalan keluar bagi kalian!!" Teriak Richard sambil mengeluarkan pistol.
Namun, sebelum Richard bisa menembak, Lara melemparkan sebuah buku tebal ke arahnya, mengalihkan perhatiannya. Alex mengambil kesempatan itu untuk melumpuhkan Richard dengan satu pukulan keras.
"Lara, sekarang!" Perintah Alex sambil berteriak.
Lara segera mengaktifkan alat perekam yang mereka bawa, merekam pengakuan Richard yang setengah sadar.
"Katakan yang sebenarnya, Richard! Mengapa kau melakukan semua ini?" Ucap Lara.
"Kalian tidak akan pernah mengerti... ini semua tentang kekuasaan dan kendali," Jawab Richard, yang terluka parah, tertawa lemah.
Dengan bukti di tangan, mereka bergegas keluar dari mansion, melarikan diri melalui terowongan sebelum lebih banyak penjaga datang. Mereka tahu bahwa ini baru permulaan, tetapi mereka telah mengambil langkah besar untuk mengungkap kebenaran.
"Kita berhasil, tapi ini belum berakhir," Ucap Thomas dengan napas terengah-engah.
"Kita akan menyelesaikan ini. Bersama," Timpal Alex menatap Lara dengan penuh determinasi.
Setelah melarikan diri dari mansion Richard Vancliffe, Alex, Lara, dan Thomas bersembunyi di sebuah markas rahasia yang aman. Mereka memeriksa bukti yang mereka bawa dengan cermat, mencari petunjuk lebih lanjut.
"Ini lebih dari sekadar pengkhianatan pribadi, Richard bekerja sama dengan organisasi internasional yang sangat berbahaya," Ucap Thomas sambil membuka dokumen yang penuh dengan transaksi keuangan dan rencana jahat.
"Kita harus mengungkapkan ini kepada publik. Mereka harus tahu siapa musuh kita sebenarnya," Timpal Lara menatap dokumen itu dengan cemas.
"Tapi kita harus berhati-hati. Jika kita membuat langkah yang salah, mereka akan tahu dan kita semua akan dalam bahaya," Ucap Alex mengangguk.
Sementara mereka merencanakan langkah selanjutnya, Thomas menerima panggilan dari kontak tepercayanya di kepolisian.
Kring
"Aku punya informasi penting. Richard memiliki kaki tangan di kepolisian yang akan menyerang kalian malam ini," Ucap suara di telepon.
Tuut
"Kita harus pergi sekarang. Mereka akan datang," Ucap Thomas sambil menutup teleponnya.
Namun, saat mereka bersiap-siap untuk pergi, pintu markas terbuka dengan keras. Seorang pria berseragam polisi berdiri di sana, senjata terarah kepada mereka.
"Jangan bergerak!" Teriaknya.
"Apa yang kau inginkan?" Tanya Alex segera berdiri di depan Lara, melindunginya.
"Kalian semua harus ikut kami. Ini adalah perintah langsung dari atasan," Sahut Pria itu menyeringai.
"Alex, kita harus pergi sekarang!" Teriak Lara.
Dengan susah payah, Alex dan Thomas berhasil melumpuhkan pria itu dan melarikan diri bersama Lara. Mereka berlari ke arah hutan di dekat markas, mencoba menghindari lebih banyak penyerang.
Di tengah pelarian, mereka menemukan sebuah pondok tua yang tampak kosong. Mereka masuk ke dalam dan bersembunyi, mencoba menenangkan diri dan merencanakan langkah selanjutnya.
"Kita tidak bisa terus begini. Kita butuh bantuan dari luar," Ucal Thomas dengan napas terengah-engah.
"Tapi siapa yang bisa kita percayai? Sepertinya musuh kita ada di mana-mana," Sahut Lara mengangguk.
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar di luar pondok. Mereka menahan napas, menunggu siapa yang akan muncul. Pintu terbuka dan seorang wanita paruh baya dengan mata tajam masuk.
"Kalian aman sekarang, Aku datang untuk membantu," Ucap Wanita Paruh Baya dengan suara tenang.
Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai Elena, mantan agen intelijen yang pernah bekerja sama dengan ayah Alex.
"Aku sudah lama mengawasi kalian. Aku tahu apa yang sedang kalian hadapi," Ucap Elena.
"Bagaimana kami bisa tahu bahwa kau bukan bagian dari mereka?" SahutAlex menatap Elena dengan curiga.
"Ini adalah informasi rahasia tentang operasi Richard Vancliffe dan organisasinya. Aku punya bukti yang cukup untuk menjerat mereka, tapi kita harus bertindak cepat," Jawab Elena mengeluarkan sebuah berkas dari tasnya.
"Ini bisa menjadi kunci untuk menghentikan mereka. Tapi bagaimana kita bisa menyebarkan ini tanpa ketahuan?" Ucal Lara membaca berkas itu dengan seksama.
"Aku punya jaringan yang bisa membantu kita. Tapi kita harus berhati-hati. Mereka akan melakukan apa saja untuk menghentikan kita," Timpal Elena tersenyum tipis.
Dengan bantuan Elena, mereka menyusun rencana untuk mengungkapkan bukti kepada publik. Mereka memutuskan untuk menyebarkan informasi melalui jaringan media independen yang sulit dilacak oleh musuh.
"Kita harus melakukannya bersamaan di beberapa tempat, Ini akan membingungkan mereka dan memberi kita waktu untuk melarikan diri," Ucap Elena.
"Kita tidak punya pilihan lain. Kita harus mengambil risiko ini," Sahut Alex mengangguk.
Saat mereka bersiap-siap untuk melaksanakan rencana, Thomas menerima panggilan dari kontak lain.
"Kita punya masalah besar. Seseorang dari dalam tim kita mengkhianati kita. Informasi kita telah bocor," Ucap Thomas.
"Bagaimana bisa? Siapa yang kita percayai?" Tanya Lara terkejut.
"Tidak mungkin ini terjadi. Kita harus mencari tahu siapa pengkhianat itu," Sahut Alex mengepalkan tangan.
Mereka segera memeriksa setiap anggota tim mereka, mencoba mencari tahu siapa yang telah membocorkan informasi. Ketegangan semakin meningkat, dan kecurigaan menyebar di antara mereka.
"Ini dia. Seseorang menggunakan identitas palsu untuk menyusup ke dalam tim kita. Ini bukan siapa-siapa melainkan salah satu agen Richard," Ucap Elena.
"Tapi siapa?" Tanya Alex terkejut.
"Kau punya penjelasan untuk ini?" Sahut Elena menatap Thomas dengan tajam.
"Aku tidak punya pilihan. Mereka mengancam keluargaku. Aku harus melakukannya,'' Jawab Thomas.
"Thomas, bagaimana bisa kau mengkhianati kami?" Sahut Lara merasa sakit hati.
"Aku minta maaf. Aku tidak tahu apa lagi yang harus kulakukan," Jawab Thomas penuh sesal dan menundukkan kepala.
"Kau tahu betapa pentingnya misi ini, Thomas. Kita semua berisiko demi mengungkap kebenaran. Dan kau... kau mengkhianati kita?" Ucap Lara tidak bisa menyembunyikan rasa sakitnya.
"Jangan mendekat. Kau sudah cukup menyakiti kami," Timpal Alex menghalanginya.
"Kita tidak punya waktu untuk bertengkar. Kita harus fokus pada rencana kita," Ucap Elena.
"Berapa lama kau telah mengkhianati kami?" Tanya Alex memandang Thomas dengan marah.
"Sejak awal. Mereka menangkap keluargaku dan mengancam akan membunuh mereka jika aku tidak memberikan informasi," Jawab Thomas menghela napas panjang.
"Mengapa kau tidak memberitahu kami? Kita bisa membantu!! Malah kau menjadi seorang pengkhianat," Ucap Lara begitu murka.
"Aku takut. Aku tidak ingin melihat mereka terluka. Aku pikir bisa mengendalikan situasinya, tapi ternyata aku salah," Jawab Thomas menunduk, merasa malu.
"Kau telah mengkhianati kami dan semua yang kita perjuangkan. Tapi sekarang, kau harus membantu kita memperbaiki ini," Ucap Alex menggeram.
"Aku akan melakukan apa saja untuk menebus kesalahanku. Aku akan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menghentikan Richard," Sahut Thomas mengangguk.
"Ini adalah kesempatan terakhir kita. Kita harus mengungkap kebenaran sebelum mereka menghancurkan semua bukti," Ucap Elena.
Happy Reading 🤗🤗
Jangan lupa like, vote nya ya guys🙏🙏