Kim Da Mi harus menikahi Yoo Jae Suk, cucu dari presdir Yoo yang sudah berjanji pada kakeknya. Meskipun perasaannya masih tersisa untuk aktor tampan Wi Ha Joon.
Akankah dia mampu menekan perasaannya pada aktor tampan itu, sedangkan dia harus tetap bekerjasama dengannya untuk menangani Rumah Pelangi miliknya?
Yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatihShinbe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8
"Ayo! "
Da Mi berdiri.
"Kemana? " tanya Yu Na mendongak.
"Keliling Seoul" jawab Da Mi sambil terus berjalan.
"Tunggu! Aku mau! " seru Yu Na.
Dia menyusul kakaknya.
Saat mereka pergi, Sang Jun membuka pintu pagar dan berdiri sejenak di ambang pintu, menatap kepergian mereka yang sudah jauh berjalan.
Seharian, Da Mi mengajak Yu Na keliling Seoul, mereka pulang larut malam.
Sampai di rumah, Ha Ni dan anak-anak nya juga baru pulang.
"Ahhh, kalian juga baru pulang? Waktu yang sangat tepat, bibi belikan banyak makanan. Ayo makan! " ucap Ha Ni
Di tengah-tengah makan malam, Mirae menceritakan kegiatan syuting hari ini.
"Ha Joon tak jadi datang ke acara kami" ucap Mirae.
Da Mi menatapnya, dia ingat saat semalam, berpikir Ha Joon mungkin kelelahan.
"Apa yang terjadi semalam? " tanya Yu Ri.
Mata Da Mi membulat, terkejut karena dia juga sedang memikirkannya.
"Hmmm? Ahhh, semalam? Semalam...." Da Mi gugup.
"Kenapa kamu gugup? " tanya Mirae.
"Tidakk.... " Da Mi semakin salah tingkah.
"Sesuatu pasti terjadi, aku yakin itu" ucap Yu Na dengan mulut penuh makanan dan mata menatap Da Mi.
"Semalam tak terjadi apa-apa, kami hanya mengobrol di dalam mobil karena tak bisa keluar dan pergi ke atas. Sangat banyak pengunjung tadi malam" jelan Da Mi.
Semua orang saling menatap.
"Penuh?" ucap Yu Ri.
"Jelas penuh, karena ada Lee Min Ho sedang syuting" ucap Mirae.
"Waah, mana mungkin Ha Joon tidak tahu. Kamu juga tidak memberitahunya" ucap Ha Ni.
"Aku pikir Ha Joon ingin menunjukkan bagaimana Min Ho syuting" ucap Mirae.
"Yakin kalian hanya mengobrol? " tanya Yu Na ragu.
"Hanya mengobrol, jangan berpikir macam-macam" Da Mi meluruskan.
"Tapi kenapa dia tak jadi datang ke program Mirae? " tanya Ha Ni.
Da Mi terdiam, tapi pikirannya mulai menolak untuk memikirkan Ha Joon. Dia mengalihkan pembicaraan pada kegiatan mereka yang keliling Seoul dengan puas.
Yu Na pun ikut bersemangat menceritakannya.
Semua orang sudah tidur, kecuali Mirae dan Da Mi yang masih. membuka jendela dan duduk bersama di balkon.
"Kau tahu kalau dia harus membayar penalti karena tak datang di acara bos ku?" ucap Mirae.
"Apa? Membayar? " Da Mi terkejut.
"Ya, dia harus membayar. ganti rugi karena tidak datang di acara yang sudah dia tandatangani kontraknya" jelas Mirae.
Da Mi tertegun.
"Kau tahu, ini posisi yang sulit bagi aktor menengah seperti dia" Mirae hendak menutup jendela.
"Maksud mu? " tanya Da Mi tak paham.
"Dia belum begitu terkenal, meskipun beberapa waktu lalu dia menjadi aktor dipencarian nomor satu, itu tidak mengubah apapun. Dia belum mendapatkan kontrak yang layak memenuhi syarat disebut bintang" jelas Mirae.
Da Mi berpikir.
"Tapi aku rasa dia bisa membayarnya, mana mungkin tidak ada uang sebanyak itu setelah bertahun-tahun bekerja di dunia itu" Mirae menutup rapat jendelanya.
Da Mi hendak menghubungi, namun dia mengurungkan niatnya, takut Ha Joon sudah tidur.
#
Ha Joon menyentuh tangan Da Mi perlahan. Dari tangan, maju ke lengan kemudian ke lehernya.
Dengan lembut dia mencium leher Da Mi yang mulai merasakan geli.
Ha Joon tersenyum melihat reaksi Da Mi, dia sangat bersemangat menatap bibir Da Mi yang merah merekah.
Seketika dia menyambarnya dan mulai memainkan bibirnya.
Tak lama kemudian, suara ponsel berdering membangunkan Ha Joon. Matanya terbuka dan menyadari apa yang terjadi adalah mimpi.
"Michael sialan, karena tawarannya aku sampai bermimpi mencumbu Da Mi di dalam Lamborghini nya" gumam Ha Joon.
Dia bangun dan menggeliat, teringat semalam saat dia hampir saja terlihat ingin mencium Da Mi.
"Kenapa Michael menawarkan hal itu? "
Ha Joon baru terpikirkan.
"Mengapa Da Mi? " tanyanya lagi.
Tiba-tiba, Hyun Jin datang dengan kesal.
"Astaga, kau ini benar-benar" Hyun Jin melempar handuk ke arahnya.
"Apa?" Ha Joon terdengar malas mendengar Hyun Jin akan mengeluh.
"Kau lupa dengan acara pagi tadi? Aku menelpon mu berkali-kali tapi kau tak angkat. Sekarang kau akan mendapatkan penalti atas perjanjian acara ini.
Ha Joon memasang wajah masam, dia juga kesal karena tak menghadiri acara itu.
Kemudian dia berpikir dan mengambil ponselnya.
"Hai Michael, aku ingin bertemu" ucapnya.
Hyun Jin terheran, mengapa dia langsung menelpon Michael, pemilik perusahaan, sekaligus temannya itu.
"Kau akan pergi? " tanya Hyun Jin melihatnya bangun dan pergi menuju kamar mandi.
"Hmmm! " jawab Ha Joon singkat.
"Heiii, apa yang kau rencanakan? " Hyun Jin kesal.
#
Tiba di sebuah restoran tempat Michael melakukan meeting, Ha Joon mencari ruang VVIP yang Michael beritahu. Dia menemukannya dan mengetuk.
"Masuk saja! " seru Michael dari dalam.
Ha Joon masuk.
"Kamu tahu ini aku? " tanya Ha Joon.
"Sekretaris ku melihatmu tadi, dia menelpon" jawab Michael santai sambil mengetik sesuatu di ponselnya.
Ha Joon duduk dan hendak memulai untuk bicara, tapi dia sedikit ragu.
"Kenapa? " tanya Michael yang kemudian menaruh ponselnya di meja.
"Aku kena penalti" jawab Ha Joon dengan nada rendah.
Michael menghela kecil menatapnya.
"Kamu setuju dengan taruhan ku, aku akan tambahkan uang penalti dan sebuah rumah di pulau Jeju" ucap Michael tanpa basa basi.
Ha Joon menelan salivanya, Michael benar-benar sedang merencanakan sesuatu.
"Kenapa dia? Mengapa kau begitu ingin aku mencobanya? " tanya Ha Joon.
"Entahlah, hanya merasa bahwa ini adalah permainan yang menarik. Tak ada yang dirugikan, jika dia jatuh cinta padamu, kau bisa menikahinya atau putus dengannya, mungkin dia tipe wanita yang menerima kencan satu malam. Kau mendapatkan semua yang aku taruhkan. Tapi jika dia tidak seperti itu, kau tidak perlu mengembalikan uang penalti nya" jelas Michael, santai.
Ha Joon menunduk seraya menyeringai, dia merasa Michael sangat angkuh dan mengatur semuanya karena punya segalanya.
"Lakukan saja, banyak kemungkinan yang akan terjadi, kau seorang aktor, kau bisa menghadapinya bukan? " Michael berdiri.
Ha Joon terdiam.
"Jangan berpikir lagi, lakukan saja. Aku harus pergi lagi. Kakek ku sangat cerewet belakang ini, aku jadi harus kesana kemari untuk menuruti semua keinginannya" keluh Michael.
Michael meninggalkan Ha Joon sendirian, menganggap Ha Joon setuju.
Saat Ha Joon hendak masuk ke mobilnya, dia menerima sebuah pesan. Nilai melebihi uang penalti masuk ke rekeningnya. Ha Joon mengusap wajahnya.
"Sial, dia benar-benar kaya" gumam Ha Joon.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>