Maura gadis 24 tahun, gadis polos yang sangat penurut. Maura wanita yang baik dan tidak pernah macam-macam. Dia selalu mengalah sejak kecil sampai dewasa.
Memiliki Ibu tiri dan adik tiri yang dua tahun di bawahnya. Membuat Maura mendapatkan perlakuan kurang adil. Tetapi tetap dia sangat mencintai keluarganya dan tidak pernah mempermasalahkan hal itu.
Tapi pada suatu seketika Maura dihadapkan dengan kegelisahan hati. Banyak pernyataan yang terjadi di depannya, pengkhianatan yang telah dia terima dengan adiknya Jesslyn yang ternyata menjalin hubungan dengan calon suaminya dan bahkan calon suaminya tidak menyukainya dan hanya menikah dengannya agar bisa lebih dekat dengan adik tirinya.
Maura juga dihadapkan yang menjadi korban fitnah dari sang ibu tiri. Hal itu membuat Maura berubah dan berniat untuk membalas dendam atas pengkhianatan yang telah dia dapatkan.
Maura melakukan hal yang sama dengan merebut calon suami adiknya. Maura terikat kontrak pernikahan untuk membalaskan dendamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8 Membatalkan Pernikahan
Maura yang terlihat rapi-rapi yang menuruni anak tangga dengan menggunakan dress berwarna biru langit sepanjang mata kakinya yang berjalan keluar rumah.
Langkah Yura terhenti ketika melihat Jesslyn yang berbicara dengan Bian hubungan mereka berdua yang berdiri saling berhadapan dan seperti biasa wajah Jesslyn akan tampak sangat ceria.
Sampai akhirnya Jesslyn menyadari kedatangan Maura.
"Kak Maura," sahut Jesslyn. Maura tersenyum palsu dan menghampiri 2 orang itu.
"Maaf aku mengganggu kalian berdua," sahut Maura yang terlihat begitu santai.
"Apa yang kakak katakan. Kami hanya mengobrol saja, seperti biasa," sahut Jesslyn.
"Ya. Memang aku sendiri memikirkan apa?" tanya Maura balik.
Ekspresi wajah Jesslyn langsung berubah seperti merasa ada sesuatu dan begitu juga dengan Bian.
"Aku tidak memikirkan hal aneh kok," lanjut Maura tertawa.
Jesslyn dan Bian saling melihat dengan penuh kebingungan. Apalagi melihat Maura yang malah tertawa dan membuat mereka berdua tersenyum dengan wajah yang tampak heran.
"Maura, kita harus cepat melakukan fitting baju pengantin. Aku masih ada pekerjaan setelah ini," sahut Bian.
"Oh benarkah. Ya sudah!" sahut Maura santai.
"Kak Maura, nanti aku akan menyusul kakak," ucap Jesslyn. Maura hanya mengangguk saja.
Maura bahkan berjalan terlebih dahulu menuju mobil dan kemudian Bian menyusul.
"Kenapa aku merasa kak Maura belakangan ini sangat aneh," gumam Jesslyn.
********
Maura dan Bian yang sudah berada di tempat fitting baju pengantin. Dengan mereka yang berada di dalam mobil. Bian yang langsung membuka sabuk pengamannya.
"Ayo cepat turun!" ucap Bian tampak buru-buru.
"Aku tidak ingin menikah dengan mu!" ucap Maura yang membuat tangan Bian yang hendak membuka pintu mobil tidak jadi menoleh ke arah Maura.
"Kau mengatakan apa?" tanya Bian.
"Aku tidak ingin menikah denganmu," jawab Maura mengulang sekali lagi.
"Kau sedang bercanda," sahut Bian.
"Kau yang bercanda dalam hubungan ini!" jawab Yura tersenyum sinis.
"Maksud mu?" tanya Bian.
Maura tidak menjawab dan hanya mendengus dan langsung keluar dari mobil Bian.
"Maura tunggu!" Bian yang buru-buru menyesal Maura dan menahan tangan Yura dan Yura langsung melepaskan tangan itu.
"Jangan menyentuhku!" bentak Yura.
"Yura tunggu dulu. Sebenarnya ada apa? kita berdua sudah berada di depan butik dan kita akan melakukan fitting baju pengantin. Lalu kenapa kamu mengatakan tidak ingin menikah denganku. Apa membuat kamu harus membatalkan semua rencana pernikahan...
"Karena kamu!" sahut Maura yang langsung memotong pembicaraan Bian.
"Aku! Apa yang aku lakukan?" tanya Bian.
"Aku tidak bodoh sama sekali dan aku akan menjadi perempuan yang paling bodoh jika tetap melanjutkan pernikahan ini! Aku tidak akan menikah dengan laki-laki yang hanya memanfaatkan ku!" tegas Maura.
Bian masih terlihat begitu bingung dan tidak mengerti dengan semua yang di katakan Maura.
"Sudahlah Bian, jangan memperlihatkan wajah seperti itu. Aku tahu kamu senang bukan tidak jadi menikah denganku. Oh tidak kamu akan sangat gelisah karena tidak menikah denganku. Karena semua rencana kamu tidak akan terpenuhi," ucap Maura dengan sinis.
"Tuan Bian, sudah tiba!" tiba-tiba seorang wanita yang lain dari butik tersebut menghampiri Maura Dan Bian.
"Mari tuan Bian dan Nona Maura silahkan masuk," ucap pelayan itu dengan ramah.
"Saya tidak jadi masuk. Karena Saya tidak jadi menikah dengan dia dan dia saja yang suruh masuk ke dalam untuk mencoba baju pengantin sendiri!" tegas Maura.
Pelayan itu tampak kaget, Namun terlihat tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Maura. Maura yang tidak berbicara apa-apa lagi langsung pergi begitu saja.
"Maura tunggu!" panggil Bian.
"Saya akan membuat janji nanti, hari ini di tunda," ucap Bian yang tampak berburu-buru dan langsung kembali mengejar Maura.
Pelayan itu menggaruk kepalanya dengan satu jarinya.
"Memang itulah ujian terberat menjelang pernikahan. Pasangan akan terus bertengkar," ucap pelayan itu geleng-geleng kepala yang membuat pelayanan menghela nafas dan kembali masuk ke dalam butik.
***********
Maura merasa sangat puas berani mengambil keputusan di dalam hidupnya yang membatalkan pernikahan nya. Maura langsung pulang ke rumah dan melihat Jessica yang duduk di ruang tamu dengan kaki yang menyilang sembari membuka buka majalah.
Kedatangan Maura sama sekali tidak di lihat Jessica yang sibuk sendiri dan pasti sangat berbeda jika itu Jesslyn yang akan ditanya dari mana sampai akar-akarnya yang perlu sampai tidak perlu.
"Aku membatalkan pernikahanku dengan Bian," ucap Maura membuat Jessica sempat berhenti saat membuka halaman berikutnya.
"Mama pura-pura tidak mendengar?" tanya Maura yang tidak mendapatkan respon apa-apa.
"Jika bertengkar dengan pasangan. Jangan di bawa kerumah ini," jawab Jessica.
"Aku tidak bertengkar dan memang tidak akan menikah dengan Bian!" tegas Maura. Jessica menghela nafas dan kembali membolak-balikkan Majalah yang seolah tidak peduli.
Maura mendengus dan langsung menaiki anak tangga.
"Mah aku pulang!" langkah Maura terhenti ketika mendengar suara Jesslyn dan lihatlah Jesslyn yang langsung duduk di Sofa.
"Bagaimana Jesslyn hari-hari kamu?" tanya Jessica. Maura menoleh kebelakang dan melihat bagaimana Jessica yang meninggalkan pekerjaanmu hanya untuk berbicara dengan Jesslyn.
"Cukup melelahkan Mah!" jawab Jesslyn.
"Oh iya Mah. Bagaimana? Apa Mama sudah mengatur pertemuan aku dan kak Rafa?" tanya Jesslyn.
"Kamu tenang saja sayang mama sudah mengatur semuanya dan Rafa setuju untuk bertemu dengan kamu. Jadi kalian berdua bisa makan malam bersama dan akan lebih dekat lagi. Jadi kamu gunakan kesempatan itu untuk menarik perhatian Rafa. Agar hatinya bisa nempel pada kamu," jawab Jessica.
"Itu pasti," sahut Jesslyn.
Maura terlihat berpikir dengan apa yang telah di dengar dan tiba-tiba seuntas senyum penuh arti terlihat di wajahnya.
"Kau mungkin tidak akan peduli dengan apa yang aku katakan. Tetapi setelah ini kau akan sangat peduli," batin Maura yang langsung menaiki anak tangga.
********
Maura yang berada di dalam kamar yang duduk di atas ranjang dengan persilahkan dengan laptop yang berada di atas pahanya. Ternyata Maura sedang melihat artikel mengenai Grup Unitex. Grup yang di kelolah keluarga Rafa dan Maura juga melihat data-data Rafa yang tak lain CEO di Perusahaan Unitex.
Tiba-tiba Maura mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Elin! Aku ingin kamu memberiku informasi valid tentang Rafa Ardana Putra!" titah Maura yang mengucapkan satu kalimat itu dan langsung mematikan teleponnya.
Ceklek
Pintu kamar Maura yang tiba-tiba terbuka mau membuat Maura menoleh ke arah pintu yang ternyata Jesslyn yang memasuki kamar Maura. Dengan cepat Maura langsung menutup laptopnya.
"Apa Kakak sibuk?" tanya Jesslyn yang duduk di pinggir ranjang.
"Tidak! Ada apa?" tanya Maura.
"Kenapa membatalkan pernikahan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi.
"Mama memberitahu kamu?" tanya Maura.
"Jadi Kakak sudah memberitahu Mama?" Jesslyn malah balik bertanya.
"Aku tahu dari Kak Bian. Kenapa memberitahu mama. Bukankah itu hanya candaan kakak saja," ucap Jesslyn.
"Jadi dia langsung melapor padamu. Lalu apa yang akan kalian lakukan dengan aku membatalkan pernikahan ini," batin Maura dengan tersenyum getir.
"Kak Maura bukankah Kakak sangat mencintai kak Bian. Lalu Kenapa harus membatalkan pernikahan. Tetapi ini pasti tidak nyata bukan, Kakak sedang dalam tahap marah dan sangat wajar kita langsung mengambil keputusan itu," sahut Jesslyn.
"Tidak! Aku tidak marah dan aku memang membatalkan pernikahan dan tidak akan berubah sama sekali!" tegas Maura dengan santai dan sampai tersenyum.
Wajah Jesslyn tampak kaget mendengar keputusan Maura.
Bersambung.