Sinopsis: Terlena oleh Zina
Alvian dan Mesya, dua mahasiswa yang jatuh cinta di kampus, menjalani hubungan yang penuh dengan kebahagiaan dan romantisme. Namun, kesibukan dan ketidakpercayaan mulai merusak hubungan mereka, memunculkan konflik dan cemburu. Setelah berbagai pertengkaran dan introspeksi diri, mereka memutuskan untuk berpisah guna memperbaiki kualitas diri masing-masing. Meski berpisah, mereka menghargai pelajaran berharga dari hubungan tersebut dan melanjutkan hidup dengan lebih bijaksana. apakah Mesya akan bertemu Alvian di jenjang yang lebih serius lagi ? baca kisahnya seorang juga !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mra_ author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERASAAN YANG TERLUKA
Mesya dan Alvian memutuskan untuk beristirahat sejenak dari pertengkaran mereka. Mereka sepakat untuk tidak bertemu selama beberapa hari, berharap bisa merenungkan hubungan mereka dan mencari solusi yang lebih baik.
Namun, selama masa berpisah itu, Mesya merasa sangat kesepian. Ia sering teringat momen-momen indah bersama Alvian dan merasa hampa tanpa kehadirannya. Suatu malam, ia menerima pesan dari Rina yang mengajaknya untuk bertemu dan berbicara.
"Mesya, aku dengar kamu sedang ada masalah lagi dengan Alvian. Bagaimana keadaanmu?" ucap Rina
"Aku merasa sangat kacau, Rina. Aku nggak tahu harus bagaimana lagi. Setiap kali kita mencoba memperbaiki hubungan, masalah baru selalu muncul." jawab Mesya
"Aku mengerti, Mesya. Kadang, dalam hubungan itu memang ada banyak ujian. Tapi, jika kalian benar-benar mencintai satu sama lain, pasti ada jalan keluarnya." rina selesai menjadi penengah di antar hubungan mereka
"Aku juga berharap begitu, Rina. Tapi, aku mulai merasa lelah dengan semua ini." ucap Mesya.
"Mungkin kalian butuh waktu lebih lama untuk benar-benar merenungkan hubungan ini. Jangan terlalu terburu-buru mengambil keputusan." ucap Alvian ina
Saran Rina memberikan sedikit ketenangan bagi Mesya. Ia merasa perlu memberi dirinya dan Alvian waktu lebih banyak untuk merenung dan memikirkan apa yang sebenarnya mereka inginkan dari hubungan ini.
Di sisi lain, Alvian juga merasa sangat kesepian tanpa Mesya. Ia sering teringat senyum dan tawa Mesya, serta momen-momen indah yang pernah mereka lalui bersama. Ia tahu bahwa cintanya pada Mesya masih sangat kuat, tetapi ia juga merasa bingung dengan semua masalah yang terus menghantui hubungan mereka.
Beberapa hari berlalu, dan Mesya serta Alvian masih belum bertemu. Meski merasa sangat kesepian, mereka berdua berusaha untuk merenungkan hubungan mereka dengan lebih dalam. Mereka tahu bahwa cinta mereka masih ada, tetapi mereka juga sadar bahwa masalah yang mereka hadapi perlu diselesaikan dengan lebih bijaksana.
Suatu hari, Alvian memutuskan untuk mengirim pesan kepada Mesya, mengajaknya untuk bertemu dan berbicara dari hati ke hati.
"Mesya, aku ingin kita bertemu dan berbicara lagi. Aku merasa kita perlu benar-benar mendengarkan satu sama lain."
"Aku juga merasa begitu, Alvian. Kita perlu mencari solusi untuk masalah ini."
Mereka sepakat untuk bertemu di taman kampus yang tenang, tempat mereka sering menghabiskan waktu bersama. Mesya datang lebih dulu dan duduk di bangku yang biasa mereka duduki. Ia merasa gugup dan cemas, tetapi juga berharap bahwa pertemuan ini bisa membawa perubahan positif.
Tidak lama kemudian, Alvian tiba dan duduk di samping Mesya. Mereka berdua saling menatap dengan penuh harapan dan kecemasan.
"Mesya, aku sangat merindukan kamu. Aku merindukan kebersamaan kita." ucap Alvian dengan tatapan tulus.
"Aku juga merindukan kamu, Alvian. Tapi, kita harus menyelesaikan masalah ini jika ingin hubungan kita bertahan." mesya membalas tatapannya dengan sangat tulus
"Aku tahu, Mesya. Aku ingin kita bisa saling memahami dan mendukung. Aku tidak ingin terus-terusan bertengkar seperti ini."
"Aku juga ingin begitu, Alvian. Aku ingin kita bisa kembali seperti dulu, saling mencintai dan mendukung."
Mereka mulai berbicara dari hati ke hati, mengungkapkan semua perasaan dan pikiran mereka tanpa emosi yang berlebihan. Alvian menjelaskan betapa pentingnya tanggung jawab di organisasi bagi masa depan mereka, sementara Mesya mengungkapkan betapa pentingnya kehadiran dan perhatian Alvian dalam hidupnya.
Mereka berdua saling menatap dengan penuh harapan. Meski jalan yang mereka tempuh masih panjang, tetapi mereka merasa ada harapan untuk memperbaiki hubungan mereka.
Hari-hari berikutnya, mereka mulai mengatur ulang prioritas mereka. Alvian mengurangi beberapa kegiatan organisasinya, sementara Mesya mencoba lebih sabar dan memahami kesibukan Alvian. Mereka juga mulai meluangkan lebih banyak waktu untuk bersama, menikmati kebersamaan mereka tanpa tekanan.
Namun, meski sudah berusaha sebaik mungkin, konflik kecil masih saja muncul. Perasaan cemburu dan ketidakpastian masih menghantui Mesya, sementara Alvian merasa terus-menerus harus membuktikan kesetiaannya.
saat mereka sedang berjalan-jalan di taman kampus, Mesya melihat Alvian menerima telepon dari teman perempuan di organisasinya. Perasaan cemburu kembali muncul, dan kali ini ia tidak bisa menahannya.
"Alvian, kenapa kamu selalu menerima telepon dari perempuan itu? Apa sebenarnya hubungan kalian?" ucap Mesya
"Mesya, " Alvian menggenggam tangan nya dan menarik ke pelukannya ". Percayalah, itu hanya teman organisasi. Kami hanya berbicara tentang tugas, tidak ada hal yang perlu di curigai sayang. " ucap Alvian dengan nada lembut dan senyum yang teduh "
"Mesya merasa sedikit luluh, tapi masih ada rasa curiga di hati nya"
Tapi kenapa selalu harus dia yang menelpon mu ? " ucap Mesya dan terus menatap wajah Alvian "
Alvian melepaskan pelukannya ,menatap Mesya dengan penuh kasih sayang dan cinta di antara mereka.
"Mesya, kamu harus percaya padaku. Aku tidak punya maksud apa-apa."
"Aku tahu, Alvian. Tapi perasaan cemburu ini terus menghantuiku. Aku merasa tidak aman."
"Mesya, aku mencintaimu. Aku tidak pernah berniat membuatmu merasa tidak aman. Tapi, kamu juga harus belajar untuk mempercayai aku."
Akhirnya Mesya mencoba untuk menerima semua penjelasan dari Alvian. tapi perasaan cemburu selalu saya menghantui nya.
Meski sudah berusaha keras, mereka merasa hubungan mereka semakin sulit untuk dipertahankan. Mereka tahu bahwa cinta mereka masih ada, tetapi masalah yang mereka hadapi terasa begitu berat dan rumit.
cuma itu ceritanya terlalu singkat aja. kan mana mungkin hidup itu hanya sedikit konflik.. dan juga kegiatan dan cara berbicara terlalu biasa.. semangat melatih public speaking ya✌️
jangan lupa mampir di karyaku ya..
diriku adalah masa depanku
setetes air diujung ranting
terjebak dalam masa lalu
thanks ✌️