Rembulan tak menyangka niat nya datang keacara pernikahan paman sahabat nya , justru membuat nya menjadi pengganti mempelai pengantin wanita .
.
Sadewa Biantara Adhiyaksa , pria tampan dan mapan harus menelan kekecewaan lantaran sang kekasih pergi tepat dihari pernikahannya tanpa berpamitan dengan dirinya .
Bagaimana Rembulan akan menjalani rumah tangganya dengan Sadewa ?
Simak kelanjutan ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Dewa segera menggendong Bulan ala bridal style dan mendudukkannya ditepian ranjang . Dewa berjongkok didepan Bulan dan memegang erat jemari lentik itu , dikecupnya berulang kali punggung tangan istrinya .
Entah apa yang dirasakan Dewa , ia mulai merasakan perasaan takut kehilangan wanita dihadapannya ini .
"Om , Bulan mohon .. Tolong ceraikan saja Bulan ". Ucap Bulan terisak sendu
Dewa menggelengkan kepala nya kuat ."Tidak , saya tidak akan menceraikan kamu . Kamu milik saya ".
"Bulan gak cinta sama om Dewa , pernikahan ini cuma akan nyakitin kita nantinya om .. Jadi Bulan mohon tolong lepaskan Bulan ". Sekali lagi Bulan mengiba pada Dewa .
"Tolong jangan katakan itu lagi , saya tidak suka . " ucap Dewa tegas lalu berdiri dan duduk disamping Bulan .
"Tatap saya !" titahnya seraya mengangkat dagu Bulan ."Saya suamimu dan saya juga bertanggungjawab atas apa yang sudah terjadi semalam . Jika nanti disini ..." Tangan Dewa terangkat menyentuh perut rata Bulan ." ada anak saya , tolong jaga dan jangan pernah berpikir untuk menggugurkannya . Kamu sudah sepenuh nya milik saya , paham sayang ?" ujar nya lembut
"Cinta bisa datang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, dan saya juga akan mencoba belajar mencintai mu ". Sambung Dewa
"Percaya sama saya jika semua nya akan baik-baik saja hm? ..." Dewa menarik tubuh Bulan dan memeluknya erat ." Mau coba buka hati sama-sama?"
Bulan mengangguk pelan dalam dekapan Dewa , hatinya merasakan dilema . Jujur saja , sebenarnya Bulan sudah menaruh perasaan pada Dewa sejak pandangan pertama ketika sahabatnya - Silvia mengajaknya kerumah Eyang Wijaya . Bulan terpaksa berbohong dan mengatakan jika ia tak mencintai Dewa , karena Bulan tau kalau didalam hati Dewa hanya ada nama Ghania-mantan calon istri nya . Dan Bulan juga tau jika ia hanya dijadikan tameng atas pelarian Ghania tepat dihari pernikahannya .
Satu yang Bulan takutkan jika suatu saat ia sudah memberikan seluruh hidupnya pada Dewa tiba-tiba Ghania kembali dan merebut Dewa darinya . Entah akan sehancur apa Bulan nanti nya .
"Jangan pikirkan apapun , cukup fokus pada pernikahan kita kedepannya hm..." ucap Dewa seolah tau apa yang ada dalam pikiran Bulan .
"I-iya mas .." sahut Bulan
Dewa melepas pelukannya dan mencengkeram pelan kedua lengan Bulan . "Coba katakan sekali lagi ?"pinta nya
Bulan mengerutkan dahinya bingung .
"Kamu tadi panggil saya apa ? Coba ulangi saya pengen dengar sekali lagi .."
"M-mas ?"
Dewa menyunggingkan senyum tipis ."Saya suka dengar nya , mulai sekarang biasakan panggil saya dengan sebutan mas . Itu lebih romantis dibanding panggilan lain ". Ujar Dewa seraya mengusap sisa air mata yang masih membasahi pipi mulus Bulan dengan ibu jari nya .
Kemudian Dewa mengecup kedua kelopak mata Bulan penuh sayang ."Jangan lagi keluarkan air mata ini jika itu bukan karena hal yang membuat bahagia , paham sayang?"
Bulan menundukkan kepala nya , tersipu malu mendengar panggilan sayang dari Dewa .
Apa lelaki dihadapannya ini benar-benar mulai membuka hati untuk nya ? Pikir Bulan
"Gadis ku lucu banget kalo salah tingkah begini ..." goda Dewa seraya mencubit hidung mancung Bulan .
"Eh tunggu dulu ..." Kata Dewa menjeda ucapannya
"Kenapa mas ?" tanya Bulan lalu mendongak menatap wajah tampan Dewa
"Duh kok malah saya yang jadi baper dipanggil mas begini ..." ucap Dewa
"Apasih mas , gak jelas banget ". Lirih Bulan seraya memalingkan wajah nya yang sudah semerah tomat mendengar gombalan Dewa .
"Hahaha , gemas banget lihat kamu salah tingkah begini . Ternyata lucu juga ya ". Dewa tertawa keras
Deg ...
Ya Tuhan , bolehkah Bulan meminta waktu untuk berhenti sebentar saja ? Bulan begitu terpesona melihat wajah Dewa yang tampannya bertambah dua kali lipat ketika sedang tertawa seperti ini .
Jujur saja Bulan juga berusaha menelan ludahnya susah payah ketika melihat tubuh sixpack Dewa yang terpampang nyata didepan mata nya ini .
Oh astaga ini seperti kata-kata dibuku yang Bulan pernah baca , yang berbunyi "Nikmat Tuhan mana yang kau dustakan ".
Dan , kini Bulan merasakannya !
Dewa menghentikan tawanya dan menatap istri nya yang tengah melamun sembari menatap nya .
"Saya tau jika saya tampan , kau boleh menatapku sepuas mu ..." ucap Dewa dengan percaya diri nya dan itu berhasil membuyarkan lamunan Bulan .
"Eh .." pekik Bulan terkejut
Dewa tersenyum tipis lalu mengusap pipi Bulan ."Mau mandi sekarang ?" ucapnya sambil mengangkat sebelah alis nya
Bulan mengangguk .
Dengan sigap Dewa langsung berdiri dari duduknya dan bersiap menggendong Bulan .
"Mas Dewa mau apa ?" cicit Bulan
"Bantuin kamu mandi " sahut Dewa
"Bulan bisa sen- Aakhhh ..." Teriak Bulan yang reflek mengalungkan kedua lengannya pada leher kokoh Dewa
"Jangan banyak membantah , saya tau kalo itu mu masih sakit " Mata Dewa menunjuk kearea milik Bulan ,"Saya bukan pria kejam yang bakal biarin wanita saya melakukan apa-apa sendiri . Lalu peran saya sebagai suami apa ? Saya gak mau di cap sebagai pria yang hanya mau senang nya saja tapi gak mau susah nya . Jadi nurut ,hm?" kata Dewa menjelaskan
Sesampainya dikamar mandi , Dewa mendudukkan Bulan diatas closet dengan hati-hati , lalu ia mengisi bath up dengan air hangat .
Setelah bath up terisi penuh , Dewa kembali mendekati Bulan dan menggendong nya lalu menurunkan Bulan kedalam bath up .
"Mau saya mandiin atau -..."
"Bulan bisa mandi sendiri mas " ucap Bulan memotong ucapan Dewa
"Oke , panggil saya jika sudah selesai ".
Bulan menangguk , kemudian Dewa segera keluar dari kamar mandi .
Dirumah Ayah Harsa ...
"Apa bun ? Senja gak salah dengar kan ?" pekik Senja terkejut dengan yang dikatakan Bunda Via.
Bunda Via mengangguk pelan , wajah nya kembali sendu mengingat putri bungsu nya yang kini sudah menjadi istri Dewa .
"Yah ?" ujar Senja meminta penjelasan pada Ayah Harsa
"Yang dikatakan Bunda memang benar Sen , adik mu yang menggantikan Ghania sebagai pengantin wanita nya . Jujur ayah juga belum siap berpisah dengan Bulan . Dia masih kecil untuk membangun rumah tangga ..." ucap Ayah Harsa lalu menunduk menahan air mata yang akan menetes dari pelupuk mata nya .
"Senja gak terima Yah kalo Bulan dijadikan korban kayak gini ,pokoknya Senja harus kasih pelajaran sama Dewa .." ujar Senja tak terima dan langsung berdiri dari duduknya
Tapi Bunda Via menahan tangan putri sulung nya lalu menariknya agar kembali duduk .
"Sabar sayang , sekarang kita gak bisa ikut campur lagi masalah rumah tangga Bulan . Dia sudah menjadi tanggung jawab Dewa .." kata Bunda Via memberikan pengertian pada Senja
"Tapi tetap aja Bun , Bulan jadi korban disini ..."
"Senja .. " panggil Ayah Harsa
Senja menoleh menatap ayahnya .
"Dengar kata ayah , kamu boleh membela adikmu jika suami nya sudah bertindak kekerasan dan menelantarkan Bulan , selama hal itu tidak terjadi kita tidak boleh masuk dan ikut campur dalam ranah rumah tangga Bulan dan Dewa . Kamu paham ?"
Senja mengangguk ," Senja paham yah ".
.
.
.
Jangan lupa like dan komen.... terimakasih ♥️🌹
selamat Dewa & Bulan.. 😊