NovelToon NovelToon
Dalam Pelukan Pernikahan

Dalam Pelukan Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Lari dari Pernikahan / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ni R

Ana terpaksa menikah dengan seorang pria lumpuh atas desakan ibu dan kakaknya demi mahar uang yang tak seberapa. Pria itu bernama Dave, ia juga terpaksa menikahi Ana sebab ibu tiri dan adiknya tidak sanggup lagi merawat dan mengurus Dave yang tidak bisa berjalan.

Meskipun terpaksa menjalani pernikahan, tapi Ana tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri dengan ikhlas dan sabar. Namun, apa yang didapat Ana setelah Dave sembuh? Pria itu justru mengabaikannya sebagai seorang istri hanya untuk mengejar kembali mantan kekasihnya yang sudah tega membatalkan pernikahan dengannya. Bagaimana hubungan pernikahan Ana dan Dave selanjutnya? Apakah Dave akan menyesal dan mencintai Ana? atau, Ana akan meninggalkan Dave?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pindah Ke Kamar Dave

Beberapa hari kemudian, Ana terdiam mendengar permintaan Dave. Pria itu menatapnya dengan ekspresi datar, seperti biasa, tanpa menunjukkan emosi.

"Aku ingin kau pindah ke kamarku," kata Dave tanpa basa-basi. "Akan lebih mudah bagiku memanggilmu jika aku membutuhkan sesuatu."

Ana menghela napas dalam-dalam. Ia sudah terbiasa dengan sikap dingin suaminya. Pernikahan mereka bukanlah pernikahan berdasarkan cinta, melainkan keterpaksaan akibat perjodohan yang diatur keluarga mereka. Ana sudah tahu sejak awal bahwa Dave tidak menginginkannya, dan ia pun sama sekali tidak berharap mendapatkan perhatian atau kasih sayang dari pria itu.

"Tapi... aku nyaman di kamarku sekarang," Ana mencoba menolak.

"Aku tidak peduli," potong Dave. "Aku tidak suka berteriak hanya untuk memanggilmu. Lagipula, kita sudah menikah. Tidak seharusnya kita tidur di ruangan terpisah."

Ana menggigit bibirnya, menahan gejolak dalam dadanya. Ia tahu ia tidak punya pilihan. Ikatan pernikahan ini telah mengikatnya, memaksanya mengikuti segala aturan yang ditetapkan oleh Dave.

Akhirnya, dengan perasaan berat, Ana mengangguk. "Baiklah, aku akan pindah."

Dave tidak memberi respons berlebihan. Pria itu hanya menatapnya sejenak, lalu berkata, "Bagus. Pastikan kau tidak membuat keributan."

Ana merasa dadanya sesak, tapi ia tetap berusaha tegar. Ia tahu ini hanya awal dari segala tuntutan yang harus ia penuhi sebagai istri Dave—istri yang lebih mirip sebagai seseorang yang harus selalu siap sedia memenuhi kebutuhannya, daripada seseorang yang benar-benar dicintai.

Malam itu, Ana memindahkan barang-barangnya ke kamar Dave. Kamar itu lebih luas dan tertata rapi, hampir terlalu rapi, seolah tak ada kehidupan di dalamnya. Tidak ada sentuhan pribadi, tidak ada dekorasi yang menunjukkan kehangatan—hanya perabotan mahal dan kesan dingin yang begitu kuat.

Dave duduk di sofa, sibuk dengan laptopnya, tak peduli dengan apa yang sedang Ana lakukan. Ana mencoba sebisa mungkin untuk tidak mengeluarkan suara saat ia menyusun pakaiannya di lemari tambahan di sisi ruangan.

Setelah semua selesai, Ana berdiri canggung di tengah kamar. Ia menoleh ke arah Dave yang masih sibuk, seolah kehadirannya sama sekali tidak berarti.

"Aku sudah selesai," kata Ana pelan.

Dave hanya melirik sekilas sebelum kembali fokus ke layar laptopnya. "Baik."

Ana mendesah dalam hati, lalu berjalan ke arah ranjang. Ia ragu sejenak sebelum akhirnya duduk di pinggir tempat tidur.

"Jangan tidur terlalu larut," tiba-tiba Dave berbicara, tanpa menoleh.

Ana mengernyit. "Apa?"

"Aku tidak suka suara orang terbangun tengah malam. Jadi, pastikan kau tidur sebelum aku," katanya dengan nada datar.

Ana menggigit bibirnya, menahan keinginan untuk membalas. Ia tahu perdebatan hanya akan sia-sia. Jadi, tanpa berkata apa-apa lagi, ia masuk ke dalam selimut dan memunggungi Dave.

Sementara itu, Dave tetap di sofa, mengetik sesuatu di laptopnya. Keheningan yang aneh menyelimuti ruangan.

"Mulai malam ini, kau akan tidur di satu ranjang denganku. Tapi, Jangan pernah menyentuhku," ucap Dave membuat Ana tertawa mendengarnya.

"Terima kasih, aku sama sekali tidak tertarik untuk menyentuhmu," ucap Ana yang merasa malas untuk meladeni Dave.

Ana memejamkan matanya, mencoba tidur, tapi pikirannya terus dipenuhi oleh kenyataan bahwa mulai malam ini, ia berbagi ruangan dengan seorang pria yang bahkan tidak menginginkan kehadirannya.

Seberapa lama lagi ia bisa bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini?

Malam semakin larut, tapi Ana masih terjaga. Ia bisa mendengar suara ketikan laptop Dave dari sofa. Bunyi itu teratur, seperti denyut jantung seseorang yang tidak terburu-buru. Tidak ada tanda bahwa pria itu akan segera tidur.

Ana menarik napas dalam, mencoba mengabaikan kehadiran Dave di ruangan yang sama. Ia berusaha membiarkan pikirannya lelah sendiri agar akhirnya bisa tertidur. Tapi entah kenapa, meskipun tubuhnya terasa letih, matanya tetap enggan terpejam.

Hingga beberapa saat kemudian, suara ketikan itu berhenti. Ana mendengar suara Dave menutup laptopnya, kemudian diikuti suara gerak kursi roda saat Dave berpindah dari sofa ke kursi roda lalu menuju ke sisi tempat tidur.

Ana tetap memunggungi Dave, pura-pura sudah terlelap.

Ia bisa merasakan saat kasur di sisi lain sedikit tenggelam karena bobot tubuh pria itu. Tapi Dave tidak langsung tidur. Ia duduk di tepi tempat tidur selama beberapa saat, seolah ragu akan sesuatu.

"Ana."

Ana menahan napas. Haruskah ia menjawab atau tetap berpura-pura tidur?

Tapi sebelum ia bisa memutuskan, Dave sudah melanjutkan, "Aku tidak akan mengganggumu selama kau tahu batasannya."

Ana membuka matanya perlahan, tapi tetap tidak menoleh.

"Apa maksudmu?" tanyanya pelan.

"Aku bukan pria yang suka berbagi ruang dengan orang lain. Jadi, jangan membuat kebiasaan aneh atau hal-hal yang menggangguku," kata Dave, suaranya tetap datar.

Ana ingin tertawa, tapi ia hanya mengembuskan napas pelan. "Aku juga tidak pernah meminta untuk tinggal di sini."

Dave tidak menjawab. Suasana kembali hening sebelum akhirnya pria itu merebahkan diri, membelakangi Ana.

Ana menatap langit-langit kamar yang gelap, bertanya-tanya dalam hati—sampai kapan ia harus hidup seperti ini?

Pernikahan yang kosong. Dua orang asing yang dipaksa berbagi kehidupan. Dan kini, satu ruangan yang terasa semakin sempit.

___

Pagi datang terlalu cepat bagi Ana. Matanya terasa berat karena kurang tidur, tapi suara pergerakan di dalam kamar membuatnya terjaga sepenuhnya.

Ia menoleh dan melihat Dave sudah berada di kursi roda dan di depan lemari, mengenakan kemeja putih yang belum dikancingkan sepenuhnya. Pria itu tampak santai, seperti biasa, seolah tidak peduli dengan kehadiran Ana di ruangan yang sama.

"Bangun," suara Dave terdengar datar. "Aku tidak suka ada orang yang masih tidur saat aku bersiap-siap."

Ana mengerjapkan mata, mencoba memahami maksudnya. "Apa aku mengganggumu?"

Dave menatapnya sekilas. "Bukan soal mengganggu atau tidak. Ini soal kebiasaan. Aku ingin semua hal di sekitarku berjalan teratur."

Ana menahan diri untuk tidak membalas. Ia tahu, berdebat dengan Dave hanya akan membuang-buang waktu. Jadi, ia duduk di tepi ranjang dan menarik napas panjang sebelum akhirnya berdiri.

"Apa kau selalu seperti ini?" Ana akhirnya bertanya.

"Seperti apa?"

"Menentukan aturan untuk orang lain, mengatur semuanya agar sesuai dengan keinginanmu."

Dave memasang jam tangan di pergelangannya, lalu menatap Ana dengan ekspresi datar. "Aku hanya memastikan hidupku berjalan seperti yang kuinginkan."

Ana terkekeh pelan, meskipun tidak ada sedikit pun kebahagiaan di dalam tawanya. "Sayangnya, kau sekarang memiliki istri. Itu berarti, kau harus mulai membiasakan diri berbagi kehidupan dengan orang lain."

Dave tidak langsung menjawab. Hanya ada tatapan tajam yang sulit diartikan. Namun, beberapa detik kemudian, ia hanya berkata, "Aku pergi dulu. Jangan membuat kekacauan di sini."

Setelah itu, ia keluar tanpa menunggu jawaban.

Ana mendesah. "Pagi yang indah," gumamnya sarkastik.

Ia menatap sekeliling kamar yang kini terasa lebih kosong meski ukurannya luas. Ini baru pagi pertama setelah ia pindah ke ruangan ini, tapi Ana sudah bisa merasakan betapa sulitnya kehidupan yang akan ia jalani bersama Dave.

Bukan hanya sebagai suami-istri yang terikat tanpa cinta, tapi juga sebagai dua orang asing yang saling menjaga jarak dalam batasan yang tidak pernah benar-benar mereka sepakati.

"Dia bisa melakukannya sendiri, lantas kenapa mencari perempuan untuk dinikahi? Bahkan aku tidak tahu kapan Dave bangun dan mandi. Dia sejenis pria macam apa?" ujar Ana yang bertanya-tanya.

1
🌷💚SITI.R💚🌷
jangan smp kamu mau di tipu sm ibu sm kaka mu lg ua ana..
🌷💚SITI.R💚🌷
bagus ana kamu hrs lbh kuat buat kewarasan lamu
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuut ana jangan nyerah
🌷💚SITI.R💚🌷
ga tau malu bu ratna
Kymclalu Cintanya Adijeq
adu penderitaan...!!! tetap ana pemenangnya
R Ni: benar sekali😁😁
total 1 replies
Kymclalu Cintanya Adijeq
kemana aja. kau dave...!! baru. sadar??!!! cepat hukum para manusia biadab itu..
Kymclalu Cintanya Adijeq: itu yang aku harapin😌😌
R Ni: patahkan kakinya balik🤣🤣
total 4 replies
Nania
ngapain juga nurut sama ibu yg gak bener kelakuan e 🤦🏻‍♀️
Nania: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
R Ni: semacam yg viral di medsos😁😁
total 2 replies
Nania
ini keras vs keras 😂
Nania: aku juga ingat 😂
R Ni: jadi ingat sesuatu😎
total 2 replies
Jenaa
jek mampir
R Ni: halo jek
total 1 replies
Nania
semoga saja Andre tak pernah berubah pikiran 😁
Nania: kejauhan 😂😂😂😂
R Ni: kalau dia berubah, jitak kepalanya
total 2 replies
Anya
dih sok ngatur lu dave. selain donatur dilarang ngatur wek....
R Ni: Dave butuh di getok kepalanya 👯
total 1 replies
Anya
ingin ku berkata kasar. hah.... sudahlah ntar kena sensor lagi😆
R Ni: bahaya ya kan😁😁
total 1 replies
Anya
lah, ana aja gak kerja dan gak diberi nafkah gimana bisa punya uang.
eh.... ada lagi kak othor, dave kan lumpuh kenapa tiba² jalan😭
R Ni: aku typo sepertinya kadang suka lupa kalau Dave itu lumpuh😭😭
total 1 replies
Anya
dih,,, tidak bertanggungjawab sekali tidak mau nafkahin, sini dave gw tampol ma sendal swalow😏
R Ni: sandal favorit ku loh👯👯
total 1 replies
Anya
lebih ke mencari perawat halal ya😅
kalo aku jadi ana, pasti aku akan minta uang bulanan. taat boleh tapi kesejahteraan diri harus prioritas🤭🤣
R Ni: Dave sedikit licik 👯👯
total 1 replies
Anya
hidup memang se realistis itu. apalagi di jaman sekarang well....
R Ni: iya weeeelll👯👯
total 1 replies
Mom Yara
apa dave sydah bisa jalan, ya
R Ni: aku kadang lupa kalau Dave itu lumpuh 👯😭😭
total 1 replies
Nania
awas ntar jadi bucin kalian ya 😂
R Ni: mana tahu hati seseorang ya kan🤣
total 1 replies
Nania
ini mah keterlaluan 😪
Nania: bawain clu ritz lah 😂
R Ni: hajar kak🤣
total 2 replies
Naya En-lish
Luar biasa jaln ceritanya
R Ni: terima kasih kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!