No action
No romansa
Masuk ke dalam novel❎
Melompati waktu karena penyesalan dan balas dendam ❎
Orang stress baru bangun✅
*****
Ini bukan kisah tentang seorang remaja di dunia modern, ini kisah pangeran tidur di dunia fantasi yang terlahir kembali saat ia tertidur, ia terlahir di dunia lain, lalu kembali bangun di dunianya.
-----------------
"Aku tidak ingin di juluki pangeran tidur! Aku tidak tidur! Kau tau itu?! Aku tidak bisa bangun karena aku berada di dunia lain!" -Lucas Ermintrude
******
Lucas tidak terima dengan julukan yang di berikan oleh penulis novel tanpa judul yang sering ia baca di dunia modern, ia juga tidak ingin mati di castil tua sendirian, dan ia juga tidak mau Bunda nya meninggal.
-------------------
"Ayah aku ingin melepaskan gelar bangsawan ku, aku ingin bebas."-Lucas Ermintrude
"Tentu saja, tidak."-Erick Hans Ermintrude
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lucapen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
[TANDA-TANDA PECAHNYA PEPERANGAN]
Lucas menatap kakak sulungnya lekat, remaja itu merasa semakin hari ia semakin lelah dengan hidupnya. Remaja itu selalu berharap bisa menjadi salah satu saudaranya yang bisa memiliki segalanya.
"Yang Mulia Pangeran Mahkota tidak kembali ke wilayah anda?" tanya Lucas menatap kakaknya lekat.
"Tidak." Klaus menghela napas kasar lalu mengaduk makanan sang adik.
"Kenapa?" tanya Lucas bingung. "Apa Yang Mulia ingin mengejar cinta putri Anastasia?" tanya Lucas menatap kakaknya nanar.
Klaus mengerinyit bingung dengan ucapan sang adik, pria itu tidak memiliki perasaan apapun kepada adik perempuan angkatnya yang disebutkan oleh Lucas.
"Saya sangat jijik melihat hubungan percintaan persaudaraan, itu terasa seperti percintaan binatang," lanjut Lucas membuang mukanya.
Remaja itu tau dari buku novel yang pernah ia baca, kakak sulungnya menaruh hati pada Anastasia yaitu adik tirinya sendiri. Lucas membenci hubungan percintaan persaudaraan karena masalah keluarganya di masa lalu, itu terasa menjijikkan walaupun tidak sedarah. Mereka sudah bersama sejak kecil dan sudah seperti saudara sendiri, jadi bagi Lucas sangat menjijikkan membayangkan hal yang lebih dari itu.
"Saya tidak jatuh cinta pada Anastasia," jawab Klaus menghela napas kasar.
"Belum," jawab Lucas dengan cepat.
"Lulu tidak mengetahui apa-apa jadi mungkin Lulu berpikir Kakak menyukai Anastasia," tukas Klaus. Pria itu memang benar-benar tidak menaruh hati kepada Anastasia walaupun ia sering membela gadis tersebut.
"Saya tau apa yang saya ucapkan. Tidak lama lagi lamaran dari grand duke muda untuk Anastasia akan tiba dan anda berusaha untuk menghentikannya," seru Lucas memijat pelipisnya lelah.
Klaus nampak tak peduli, tidak mungkin itu terjadi, kan? Erick yang baru tiba pun ikut bingung dengan pembicara kedua putranya itu.
****
Keesokan harinya.
Benar apa yang dikatakan oleh Lucas. Anastasia menerima lamaran dari grand duke muda yang Lucas maksud. Itu bukan kebetulan biasa, kan? Saking kagetnya Klaus dan Erick tidak bisa bereaksi apapun.
"Kalian sudah berhubungan lama?" tanya Erick menatap ke arah Anastasia.
"Ya, kami sudah saling berkomunikasi semenjak pesta dansa yang ayah selenggarakan," jawab Anastasia menunduk malu.
"Ini sangat mengejutkan, Lucas baru saja berkata grand duke akan melamar putri Anastasia dan ternyata itu benar-benar terjadi," ucap Klaus merasa ada yang aneh.
Klaus memang tak menaruh perasaan pada adik angkatnya, mungkin bila di novel yang Lucas baca memang ada. Namun di sini Klaus memang tak menaruh perasaan cinta pada Anastasia, banyak alur yang berubah semenjak Lucas bangun dari cerita.
Dimulai dari bangunnya wizard seribu abad lebih awal, sebenarnya Lucas bangun terlalu awal hingga bahkan alur cerita novel sebenarnya belum dimulai.
"Mungkin pangeran Lucas mengertahuinya," jawab Grand Duke Calvin Marigold.
"Kesehatan Lucas tidak memungkinkan untuk keluar, apa lagi mencari informasi hal-hal seperti ini. Bahkan saya mengawasinya 24 jam agar tidak terjadi hal-hal buruk seperti terakhir kali," jawab Erick memijat pelipisnya.
Grand duke, Anastasia, dan Klaus ikutan bingung kenapa ucapan Lucas benar-benar terjadi.
"Memangnya kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?" tanya Erick langsung keinti permasalahan.
"Mungkin tahun depan, setelah pesta pernikahan putri Amira," jawab Calvin Marigold yang duduk tepat di samping Anastasia.
"Kami sudah memutuskannya. Kami tidak ingin mendahului pernikahan kakak, rasanya sangat tidak sopan menikah sebelum pernikahan kak Amira dilangsungkan," jawab Anastasia.
"Sebenarnya, pertunangan putri Amira hanyalah acara formalitas perdamaian. Pangeran mahkota dari kekaisaran selatan lah yang sebenarnya tunangan putri Amira, karena pangeran mahkota sedang pergi membangun wilayahnya di kekaisaran selatan, putri Amira harus menerima perjanjian pertunangan formal untuk syarat perdamaian. Lebih tepatnya itu bukan pertunangan, karena tunangan putri Amira pangeran mahkota di kekaisaran selatan. Jadi pernikahan mereka belum pasti tahun depan, bisa saja akhir tahun ini, atau beberapa tahun lagi," jawab Klaus.
"Ah! Saya hampir lupa tentang itu," jawab Calvin yang kembali ingat bahwasanya putri Amira sendiri yang menjadi penengah perdamaian diantara kekaisaran Aetherlyn dan kekaisaran suci.
"Bila kak Amira membatalkan pertunangan dengan pangeran kekaisaran suci?" tanya Anastasia gelisah.
"Peperangan akan pecah, sebenarnya sudah lama tanda-tanda akan pecahnya peperangan lagi. Karena itu di perbatasan sering terjadi perebutan wilayah. Dan beberapa Kerajaan kecil mengalami pemberontakan dan meminta bantuan pada kita," jawab Erick.
Anastasia nampak diam, ia takut perang akan terjadi lagi dan tempat tinggalnya akan hancur lagi.
"Tidak papa semua pasti akan baik-baik saja," ucap Calvin menenangkan Anastasia.
****
Sedangkan Lucas.
Remaja itu nampak menikmati teh di balkon kamarnya. Liam membantu Lucas untuk pindah ke kursi di balkon, jadi sekarang Lucas bisa bersantai sembari meminum teh.
'Aku tidak tau bagaimana kondisi kekaisaran sekarang, namun bila tak salah, setelah lamaran Anastasia tiba. Akademi sihir mulai dikuasai oleh penyembah iblis,' seru batin Lucas, seharusnya Lucas fokus pada tujuan awalnya yaitu menyelesaikan ending novel yang sempurna.
Liam berdiri di belakang kursi tempat Lucas minum teh, semenjak tadi pagi Lucas tak mengajak Liam berbicara. Liam pikir, mungkin pangerannya masih pada padanya. Padahal Lucas sedang tidak marah pada pelayannya itu, remaja itu sedang fokus untuk menyelesaikan masalah utamanya.
"Liam aku ingin melihat akademi," seru Lucas sembari melihat isi cangkir teh di tangannya.
"Akademi Alchemist?" tanya Liam agak bingung karena pangerannya tiba-tiba ingin pergi ke akademi.
"Tidak, Akademi Sihir," jawab Lucas sembari kembali menaruh cangkir tehnya.
"Saya akan meminta izin pada yang mulia kaisar dan permaisuri terlebih dahulu," jawab Liam sembari kembali menuangkan teh ke dalam cangkir teh Lucas.
"Aku akan pergi saat kakinya kembali mambaik," jawab Lucas sembari memijat pelipisnya pusing.
"Baik," jawab Liam lagi kembali mundur berdiri di belakang kursi yang Lucas tempati.
"Haish! Aku merasa seperti sudah tua saja," gumam Lucas memejamkan matanya lalu menyandarkan punggung pada sandaran kursi yang ia duduki.
"Memangnya umur anda berapa?" tanya Liam menatap ke arah Lucas yang tidur hanya memejamkan mata.
"Lima belas tahun," jawab Lucas sembari membuka matanya perlahan lalu melirik ke arah Liam sebentar. "Bukankah umur kita sama?" tanya Lucas kembali memejamkan matanya.
"Saya memang 15 tahun, hanya saja tahun ini umur saya akan 16 tahun," jawab Liam.
"Kau sudah tua ternyata," tukas Lucas terkekeh geli.
"Saya penyihir umur 16 tahun menurut kami masih sangat muda," ucap Liam menatap ke arah pemandangan ibu kota yang hanya bisa dilihat di balkon kamar Lucas.
"Aku bukan penyihir jadi umurku sangat pendek, bahkan umur rayap pekerja pun terasa sangat panjang untukku," jawab Lucas terkekeh geli.
Liam hanya diam dengan wajah datarnya, rasanya saat berbicara dengan Lucas. Liam merasa seperti berbicara pada seorang kakak, Lucas sering menasehati Liam dan memarahi Liam bila Liam melakukan kesalahan.
Liam pikir, Lucas sama seperti anak bangsawan lainnya, sombong, kurang ajar, angkuh dan tidak suka diatur. Dan ternyata itu salah, walaupun tidak dipungkiri Lucas tidak ingin diatur untuk terus di kamar. Tapi menurut Liam itu wajar, karena berada di dalam kamar terlalu lama terasa seperti dalam sebuah penjara.
Entahlah hari itu nampak lebih panjang untuk Liam karena terus menemani pangerannya untuk duduk di balkon kamar.
****
Akhirnya hari yang Lucas tunggu tiba, hari di mana kakinya bisa di berjalan seperti semula walaupun membutuhkan sedikit bantuan dari Liam.
Lucas juga sudah tau tentang lamaran Anastasia dari kakak sulungnya.
[TBC]