NovelToon NovelToon
Jadi Budak Karena Hutang

Jadi Budak Karena Hutang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

Fitri terpaksa bersedia ikut tuan Tama sebagai jaminan hutang kedua orang tuanya yang tak mampu mwmbayar 100 juta. Dia rela meski bandit tua itu membawanya ke kota asalkan kedua orang tuanya terbebas dari jeratan hutang, dan bahkan pak Hasan di berikan uang lebih dari nominal hutang yang di pinjam, jika mereka bersedia menyerahkan Fitri kepada sang tuan tanah, si bandit tua yang beristri tiga. apakah Fitri di bawa ke kota untuk di jadikan istri yang ke 4 atau justru ada motif lain yang di inginkan oleh tuan Tama? yuk kepoin...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menolong Fitri

             "mas Wira, cukup! jangan kau pukul Tio. Kasihan dia, mas." Tasya tiba-tiba datang dan berlari menghalangi Wira yang sedang memukuli Tio.

             "ajari adikmu ini sopan santun! Jangan kurang ajar di rumahku." pekik Wira dengan nada mengancam.

            Wira menoleh ke arah Fitri, melihat keadaan Fitri yang sudah lunglai karena pingsan, Wira segera membuka kemejanya, dia selimutkan kemeja itu ke badan Fitri. "untung saja aku datang tepat waktu. Kalau tidak, apa jadinya nasib Fitri di tangan adikmu." sungut Wira, menatap tajam ke arah Tasya dan Tio.

              "honey... kau pukul adikku demi jongos ini?" Tasya berbicara dengan suara bergetar, menahan kecewa di dada, karena suaminya lebih memilih Fitri, seorang pembantu yang status nya lebih rendah darinya.

              Wira sudah tak perduli, ia lekas menggendong Fitri dan membawanya ke kamar tamu. Sementara Tasya dan Tio masih diam di tempat, Tio menyeka bibirnya yang pecah akibat pukulan dari Wira.

                "Tio, kan mbak sudah bilang, jangan coba coba datangin Fitri. Kamu itu kalau di bilangin ngeyel terus, sih. Kan lihat akibatnya. Untung mbak datang, kalau tidak, mas Wira akan bunuh kamu." Tasya marah marah sambil membantu Tio berdiri.

              "aku hanya kesel aja sama si Fitri, mbak. Aku dendam, makanya aku datangin dia. Niatku mau buat Fitri malu dengan cara memfoto dia, tapi si tua bangka itu malah keburu datang. Rencanaku jadi gagal total jadinya." gerutu Tio.

            "ya sudah, ayoo cepat kita keluar dari sini. Kamu harus segera berobat. Dan itu, ambil ponsel kamu. Tuh lihat gara gara ponsel itu, mas Wira jadi membanting ponsel kamu

                "lagian, mbak. Fitri itu kan cuma pembantu. Apa istimewa nya coba? Kakek tua itu segitunya membela Fitri. Apa mbak tidak curiga?" Tanya Tio.

               "sudahlah! Jangan banyak bicara. Kita harus segera obati luka kamu ini. atau kalau tidak kamu akan kesakitan terus." Tepis Tasya, tak ingin bicara banyak mengenai Fitri dan suaminya.

             "Fitri kenapa pa?" tanya Arumi yang melihat suaminya menggendong Fitri masuk ke dalam kamar tamu.

              "segera panggilkan dokter, Fitri terluka dan harus mendapatkan perawatan." suruh Wira dengan suara mendesak dan panik. Ada rasa kecemasan pada wajah tua pria itu.

              "iya, pa." Arumi tak banyak bertanya lagi, ia lekas menuju ruang tengah dan mengambil telepon rumah untuk segera menghubungi dokter kepercayaan keluarga.

                  Setelah memastikan sang dokter akan datang, barulah Arumi kembali mendatangi suaminya yang masih menemani Fitri di dalam. "pa, apa yang telah terjadi dengan Fitri?" Arumi duduk di sebelah suaminya di bibir ranjang.

               Wira menarik nafas panjang sebelum akhirnya ia pun mulai bercerita. "Tasya mengurung Fitri di ruang kosong di samping rumah, untung saja aku segera datang tepat waktu. Saat itu Tio hampir saja melecehkan Fitri yang sedang lemah, seharian dari kemarin Fitri tak di beri makan."

              "kurang ajar sekali si Tasya. Apa sih maunya tuh orang. Kalau sampai terjadi sesuatu sama Fitri, aku pun tak akan memaafkan dia." Arumi ikut merutuki sikap Tasya yang keterlaluan.

            Arumi mendekati Fitri, mengambilkan selimut untuk gadis itu kemudian mengecek suhu badan gadis itu. Membenahi rambut Fitri yang terlihat acak acakan. "malang sekali nasibmu, nak." gumam Arumi.

            Setengah jam kemudian, dokter datang untuk memeriksa kondisi Fitri. Arumi dan Wira memberikan peluang kepada sang dokter untuk memeriksa kondisi Fitri.

            "bagaimana kondisi Fitri, dokter?" tanya Wira begitu sang dokter sudah selesai memeriksa kondisi Fitri.

            "pasien sudah tidak apa apa. Hanya saja dia dehidrasi dan sedikit kelelahan. Saya sudah memberikan infus untuk memulihkan kondisi kestabilan cairan dalam tubuhnya. Ini ada beberapa vitamin, konsumsi secara teratur agar dia bisa pulih lebih cepat. Jika pasien belum sadar, itu wajar. Nanti setelah pengaruh obatnya habis, dia akan sadar." kata Dokter.

             "baik, dokter. Terima kasih banyak." ucap Wira sambil menjabat tangan sang dokter.

              "kalau begitu saya permisi, semoga cepat sembuh." dokter pun berlalu keluar dari kamar Fitri. Wira ikut keluar untuk mengantarkan sang dokter ke luar.

             Arumi ikut keluar untuk membiarkan Fitri istirahat total di kamar itu. "kasihan sekali kamu, nduk." batin arumi ketika ia sedang menutup pintu kamar.

****

Dua hari berlalu, Kini kondisi Fitri sudah lebih baik dari sebelumnya, namun atas saran dari juragan Wira, Fitri belum di perbolehkan untuk keluar kamar hingga kondisinya benar-benar pulih. bi Lastri dan Susan diminta juragan Wira untuk menjaga kondisi Fitri dan mengantarkan makanan tiga kali setiap hari.

"bi, kok tumben tuan besar sepertinya sangat sayang dan perhatian sama Fitri. Bukannya dulu tuan besar sering marah marah pada Fitri?" Tanya susan merasa aneh pada sikap majikannya itu.

"ya sudah, turuti saja apa mau tuan. Kita tak boleh menentang apa mau beliau." kata Bi Lastri.

Susan cemberut, ia menyiapkan bubur ayam untuk di bawa ke kamar tamu untuk Fitri, hatinya tidak ikhlas.

"padahal sudah sembuh. Tapi, kok tuan masih belum memperbolehkan Fitri keluar dari kamar. Enak banget tuh nasibnya tu anak, di perlakukan kayak ratu. Padahal kan sama aja dengan kita. Sama sama pekerja." keluh Susan pada Bi Lastri.

"hust...!!" Jangan mengeluh dan meng gerutu. Ini sudah kemauan tuan besar. kamu mau di pecat. Ayoo cepat buburnya. Nanti tuan besar akan marah." bi Lastri memperingatkan Susan agar tak banyak bicara.

Dengan raut wajah yang masam, Susan pun membawa semangkuk bubur dan susu putih di dalam satu nampak dan di bawa ke kamar tamu yang berada di lantai bawah.

tok.. tok... tok...

Susan mengetuk pintu.

"masuklah!" Suara juragan Wira terdengar dari dalam.

perlahan Susan masuk dan membawa nampan itu mendekati Fitri yang terlihat masih tertidur pulas.

"Susan, bangunkan Fitri. Dan minta dia untuk segera meminum obatnya." Suruh juragan Wira.

"baik tuan." sahut Susan tak banyak komentar. Namun dalam hati, Susan meng gerutu, seorang juragan Wira sedang menunggui seorang jongos di dalam kamarnya, sungguh aneh sekali. Juragan Wira terlihat duduk santai di sofa ruangan dengan satu tangannya memegang sebuah koran.

"Fit, bangun! Fitri ayo bangun!" dengan lembut Susan membangunkan Fitri. Mungkin saja seandainya jika juragan Wira tidak ada di tempat itu maka dengan kasar Susan akan membangunkan Fitri.

Fitri terkesiap, perlahan ia mulai membuka mata. "Susan?" ia terperanjat begitu melihat susan berada di dekatnya dengan memegang sebuah mangkuk berisi sebuah bubur.

"Ayoo, makan! kau harus isi perutmu, lalu minum obat." kata Susan.

"Aku... aku sudah baik. Biar aku kembali ke kamarku saja." Fitri menatap ke sekeliling, ia menyadari bahwa ia memang berada bukan di kamarnya sendiri. Namun, Fitri masih belum menyadari jika di dalam ruangan itu juragan Wira sedang duduk di sudut sofa.

"Fit, ayo makanlah, setelah itu minum obat. Jangan mempersulit pekerjaanku. di sana ada juragan Wira, aku tidak mau kena omel. Ayoo makanlah!" Susan berbisik pelan di telinga Fitri, berharap obrolannya tak tersengat oleh juragan Wira.

Fitri menoleh, ia melihat di sudut kejauhan di kamar yang luas itu memang benar-benar ada juragan Wira sedang membaca koran. Fitri terlihat panik, ia memang benar benar takut pada sosok kakek tua itu. Namun, Fitri berusaha tenang, sambil ia mengingat bagaimana ia bisa berakhir di dalam kamar itu. Kejadian terakhir yang dia alami bersama Tio, Fitri meraba sekujur tubuhnya, masih ingat bagaimana Tio telah merobek kemejanya hingga hampir terlepas. "syukurlah! Aku masih aman." batinnya. Meski Fitri tidak tau kejadian apa yang telah terjadi dan siapa yang telah menolongnya karena ia keburu pingsan saat itu.

1
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
bukan hamil tapi mual ngebayangin malam pertama ketemu yang kisut😂
mince
terlalu pusing terus muntah
Galih Galvin
bagus Thor ceritanya tp masa iya harus nikah sama pak tua gak seru Thor
Akhmad Soimun: malah jadinya seru Kak,bikin penasaran bgt.. ini tuh si Fitri dibuat nggak bisa menjelaskan ke siapapun..jdi kita yg baca makin penasaran kira² kejadian apa yg bikin Fitri nggak jd istri Kakek Wira😃❤️❤️
Arish_girl: di simak aja kaka, pasti nanti akan seru
total 2 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
kenapa gak jujur aja Fitri biar tuh aki2 ga jadi nikahin kamu
mince
semoga fitri gak jadi menikah sama juragan wira
Arish_girl: iya kaka
total 1 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
astaga tuh kakek tua kapan ngacanya ya. cari istri ko ABG🙄
Yani Aulia
lanjut...mkin seru
Galih Galvin
dari pada Fitri nikah sama pak tua mending Fitri nikah sama cucunya yang lumpuh itu Thor
Akhmad Soimun
Fitri itu bwt cucu Anda Kakek, Anda gak pantas di bilang baik karna matanya terlalu jelalatan
mince: fitri jangan sampai menikah dg juragan tama mendingan sama devan aja yg seumuran biarpun lumpuh kan masih bisa srmbuh
total 1 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
bagus ceritanya
Yani Aulia
ayooo lnjutt,seru. semangat
Ibrahim Efendi
sejauh ini, saya suka ceritanya. gak bertele-tele dan gak mendramatisir yang gak perlu. alur cerita mengalir normal. pemilihan kata/bahasa juga cukup baik.
mince
lanjut kak ceritanya bagus
Arish_girl
bagaimana karya ini menurut pendapat anda? silakan tinggalkan jejak di kolom komentar dan bagikan ulasan anda agar author tambah semangat dalam berkarya. Jangan lupa rekomendasikan karya ini pada orang lain
mince: karyanya bagus kak
total 1 replies
Yani Aulia
semangat kk
Yani Aulia
ya
Yani Aulia
lanjutkan
Yani Aulia
ayoo
Yani Aulia
kasihan
Yani Aulia
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!