Karena kedua orang tuanya penyuntik dana terbesar di kampusnya, Lexa pun menjalani masa pendidikannya dengan sesuka hatinya. Gadis yang memiliki nama lengkap Clara Lexa Viviana ini kerap sekali membuat ulah dan membuat kedua orang tuanya pusing menghadapinya. Karena tak tahan mendapatkan laporan terus menerus dari pihak kampus dan Orang-orang, kedua orang tua Lexa pun memilih menjodohkan Lexa dengan Elvin Zayyan Bagaskara yang tak lain ialah anak dari sahabatnya sekaligus dosen terkiller di kampus Lexa.
Elvin yang terlahir sebagai anak pertama memiliki watak yang keras dan tegas. Bahkan para adik dan keluarganya segan terhadapnya disebabkan dirinya yang sangat berwibawa dan dewasa. Selain berprofesi sebagai dosen, Elvin juga berprofesi sebagai direktur utama di perusahaan keluarganya. Apakah Elvin mampu menghadapi Lexa yang terlahir sebagai anak bungsu dan anak perempuan satu-satunya yang selalu di manja oleh keluarganya? Yuk ikuti terus kisahnya.
Cerita ini 100% Munir fiksi📌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Karena malam semakin larut, semua kerabat pun perlahan pergi dari kediaman Lexa dan kembali ke kediamannya masing-masing. Acara akad nikah sederhana itu pun selesai dan menyisakan keluarga inti saja. Karena sibuk menyambut para tamu, Elvin dan Lexa tidak sempat mengisi perutnya sehingga Sandra mengambilkan sepiring makanan untuk mereka. Bukan tanpa alasan Sandra mengambil sepiring saja, namun Sandra ingin menantu dan anak kesayangannya itu bisa lebih akrab dan dekat.
Lexa yang duduk di samping Elvin menatap sepiring makanan di depannya. Ia merasa tidak suka sepiring dan saling berbagi makanan dengan Elvin suaminya itu. Elvin yang melihat sepiring makanan itu terlihat biasa saja.
"Sayang kenapa diam?" tanya Sandra menyadarkan Lexa dari lamunannya.
"Iya Ma?" tanya Lexa seperti kehilangan kesadarannya.
"Ayo makan bareng suamimu, kasihan Nak Elvin yang sudah lapar," ucap Sandra membuat Lexa melirik Elvin sesaat lalu kembali melihat Mamanya.
"Iya Ma, ini kami mau makan," jawab Lexa membuat Sandra tersenyum senang lalu pergi meninggalkan keduanya agar makan dengan tenang.
"Ayo makan," ucap Lexa dengan kaki dan sedikit pelan namun Elvin masih bisa mendengarnya.
"Ayo," Jawab Elvin dengan senyum tipisnya.
"Ya sudah Mama ke depan dulu ya Lexa, Elvin," ucap Sandra pada anak menantunya itu.
"Iya Ma," Jawab keduanya lalu setelah itu Sandra pun pergi.
Kini keduanya tinggal di ruang keluarga berdua saja. Keduanya makan bersama dengan menggunakan sendok secara bergantian sebab Sandra tidak memberikan sendok lebih. Lexa mengunyah makanannya dengan pelan tanpa melihat ke arah Elvin. Elvin yang melihat tingkah Lexa yang terlihat canggung ingin tertawa namun ia menahannya sebab tak ingin Lexa kesal padanya. Apalagi Elvin tau jika Lexa adalah orang yang mudah tersinggung dan marah.
"Apa mau tambah?" Tanya Elvin setelah melihat makanan di piring mereka habis.
"Nggak Kak," jawab Lexa dengan singkat yang di pahami Elvin.
"Baiklah, sini piringnya biar Mas simpan," ucap Elvin yang seketika membuat bulu kuduk Lexa merinding sebab Elvin menyebut dirinya sebagai Mas agar Lexa ikut memanggilnya seperti itu.
Kenapa aku geli sekali mendengar ucapan pria ini? Mas? Apa dia mengira aku suka memanggilnya seperti itu? Menyebalkan!" Batin Lexa yang tanpa sadar tak melihat kepergian Elvin. Sandra yang baru saja kembali datang langsung mendekatinya dan menanyakan keberadaan Elvin.
"Sayang, kenapa kamu sendiri? Dimana suamimu?" Tanya Sandra sembari menatap Lexa.
"Kak Elvin lagi menyimpan piring ma di dapur," Jawab Lexa dengan santainya membuat Sandra terkejut dan langsung memarahinya.
"Sayang! Kenapa kamu membiarkan suamimu melakukan itu? Harusnya kamu memanggil Bibi saja kalau nggak mau menyimpan piring di dapur! Nggak boleh tau sayang menyuruh suami melakukan hal itu, nggak sopan!" ucap Sandra kembali mengeluarkan ceramahnya seperti biasanya. Lexa yang mendapat ceramah dari Mamanya itu hanya diam dan mengatur nafasnya agar tetap tenang.
Di saat Sandra masih memarahi Lexa, Elvin pun kembali membuat Sandra yang melihat kehadirannya langsung menghentikan ceramahnya dan menyambutnya dengan senyuman.
"Nak Elvin sudah selesai makan?" Tanya Sandra berbasa-basi pada menantunya itu walaupun ia tau Elvin sudah menyelesaikan makan malamnya.
"Sudah Ma," jawab Elvin membalas senyuman Sandra.
"Ya sudah, kalau begitu Nak Elvin dan Lexa istirahat ya. Sayang bawa suamimu ke kamarmu," ucap Lexa menatap Elvin sesaat lalu beralih menatap Lexa yang masih diam.
"Baik Ma," ucap Lexa dan Elvin secara bersama membuat Sandra senang sebab keduanya terlihat baik-baik saja.
Lexa bangkit dari duduknya lalu melirik Elvin sesaat. "Ayo Kak," ajak Lexa yang di tanggapi Elvin dengan anggukkan pelannya disertakan senyum kecilnya. Mendapatkan respon Elvin, Lexa pun melangkahkan kakinya terlebih dahulu dengan Elvin yang mengikutinya dari belakang. Sandra yang memperhatikan keduanya yang masih belum sesuai harapannya hanya menghembuskan nafas maklum-Nya.
Di tangga saat ini Lexa melangkahkan kakinya dengan cepat seakan tak ingin berlama-lama dengan Elvin. Karena terlalu terburu-buru, Lexa pun tergelincir membuat Elvin yang berada di belakangnya langsung menangkapnya. Posisi keduanya terlihat begitu merah dengan Elvin yang memegang pinggang Lexa dan Lexa yang memegang tengkuk Elvin. Keduanya diam sesaat dengan mata yang saling bertatapan seakan tengah memandang wajah satu sama lain.
Arsen yang kebetulan ingin turun ke bawah untuk menemui Hendrik tercengang melihat dua pengantin baru yang sangat intim itu. Arsen tersenyum tipis lalu kembali memasang wajah datar berwibawanya lalu Berdehem.
"Hm," suara Arsen berhasil menghancurkan momen romantis kedua pengantin baru itu.
Mengetahui kehadiran Arsen, Elvin langsung menegakkan tubuh Lexa sedangkan Lexa melayangkan tatapan tak bersahabatnya pada Arsen kakaknya itu.
"Lihat tempat Bro," ucap Arsen lalu melanjutkan langkahnya dan menepuk bahu Elvin ketika keduanya berpapasan.
"Ih kakak!" Marah Lexa membuat Arsen tersenyum dan terus melangkahkan kakinya tanpa mempedulikan Lexa yang marah padanya.
"Sudah, ayo tidur," ajak Elvin membuat Lexa kembali melangkahkan kakinya tanpa menjawab ucapan Elvin.
Kini kedua pengantin baru itu masuk ke kamar Lexa yang sudah di hias seperti kamar pengantin baru seperti umumnya. Elvin yang baru pertama kali memasuki kamar istrinya itu terlihat mengedarkan pandangannya melihat keindahan kamar itu yang di penuhi hiasan bunga mawar. Lexa yang sudah gerah dengan dirinya yang masih menggunakan gaun pengantin dan riasan make-up segera membersihkan dirinya di kamar mandi. Elvin memilih menunggu Lexa di sopan yang berada di kamar itu.
Di kamar mandi terlihat Lexa kesusahan membuat gaun pengantinnya membuatnya kesal hingga ingin merobek gaunnya itu. Lexa yang lelah dan menyerah diam sesaat sembari memperhatikan wajah keputusasaannya di dalam cermin. Karena sudah sangat lelah dan geram, akhirnya Lexa mendekati pintu dan mengintip keberadaan Elvin yang terlihat tengah memainkan handphonenya.
Aduh bagaimana ini? Aku malu sekali jika meminta tolong pada pria itu, tapi kalau aku turun ke bawah dan meminta pertolongan Mama semua orang akan mentertawakan ku. Batin Lexa yang merasa serba salah.
"Bodoh ah, minta tolong pria itu saja daripada terus seperti ini sampai pagi!" gumam Lexa lalu membuka pintu kamar mandinya dengan sedikit lebar lalu memanggil Elvin.
"Kak," panggil Lexa dengan kepala yang sudah di tempat pintu kamar mandi.
Tidak tau apakah Elvin mendengar panggilannya atau berpura-pura tidak mendengarnya, yang pasti pria tampan dengan rahang tegas itu tak menoleh padanya. Lexa yang memiliki kesabaran setipis tisu pun mencoba menahan sabar lalu mencoba merubah panggilannya pada Elvin.
"Mas." Seperti dugaannya Elvin hanya mau di panggil dengan sebutan mas baru mau menyahutinya.
"Ya Lexa?" Sahut Elvin menghadap Lexa tanpa bangkit dari duduknya.
"Sini sebentar Mas." Pinta Lexa membuat Elvin meninggalkan Handphonenya dan bergegas menghampirinya.
Good Job thor🖤