NovelToon NovelToon
Jevan Dan Para Perempuan

Jevan Dan Para Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Duniahiburan / Showbiz / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sitting Down Here

Sejak lahir, Jevan selalu di kelilingi oleh para perempuan. Ia tak pernah tahu dunia lain selain dunia yang di kenalkan oleh ibunya yang bekerja sebagai penari pertunjukan di sebuah kota yang terkenal dengan perjudian dan mendapat julukan The sin city.

Jevan terlihat sangat tampan sampai tak ada satupun perempuan yang mampu menolaknya, kecuali seorang gadis cuek yang berprofesi sebagai polisi. Jevan bertemu dengannya karena ia mengalami suatu hal yang tak lazim di hidupnya.

Peristiwa apakah yang telah di alami oleh Jevan? Ikuti ceritanya yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sitting Down Here, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Louisa Cemburu

"Ayo masuk ke dalam dulu, Lou"

"Ga mau"

"Kamu ngambek ya?"

"Kamu nanya?"

Bukannya menjawab, Jevan malah menyeringai.

"Kamu seharusnya jawab pertanyaan aku tadi"

"Lou, kamu kan tau ini adalah pekerjaanku. Lagipula aku kan juga sudah minta izin sama Nino"

"Tapi kamu kan bisa menolaknya, Jevan!"

"Sudahlah, Lou... "

"Ada apa ini?"

Pertengkaran antara Louisa dan Jevan membangunkan Simone dari tidurnya.

"Maaf karena aku, Mrs. Simone jadi bangun"

Louisa jadi merasa tak enak dengan Simone.

"Sudah berapa kali kubilang, panggil aku mommy, Louisa"

"Yes, miss... Maaf, maksudku mommy"

"Jevan, kenapa kamu membiarkan Louisa di depan pintu bukannya menyuruhnya untuk masuk ke dalam?"

"Aku sudah memintanya untuk masuk ke dalam, tapi Lou menolaknya, mommy"

"Jangan panggil dia Lou, Jev. Dia kan bukan anak laki-laki. Panggil dia Louisa, itu baru benar"

"Yes, mommy"

"Sepertinya Louisa ingin tahu cerita tentang klien terakhir kamu, Jev. Ayo sini duduk di ruang makan. Nanti mommy sekalian buat sarapan. Kamu mau di buatkan apa, Louisa?"

"Aku ga di tanya juga?"

"Kamu pasti sudah sarapan kan, Jev?"

"Kok mommy tau?"

"Karena dapurku masih bersih, biasanya kalau buat sarapan sendiri dapur ini menjadi berantakan seperti kapal pecah. Mommy rasa kamu sudah sarapan di luar. Bukan begitu, Jev?"

"Iya mommy benar"

"Jadi, bagaimana kalau mommy buatkan minuman segar untuk kalian?"

"Boleh, mommy"

"Mommy tanya sama Louisa kenapa kamu yang jawab sih, Jev?"

"Karena Lou, eh Louisa tak jawab jadi aku aja deh yang jawab. Lagian mommy kan bilangnya kalian, bukan Louisa"

"Bisa aja kamu. Kalian tunggu sebentar ya, mommy mau buat sarapan dulu"

Jevan dan Louisa setuju dan menunggu Simone dengan patuh. Setelah selesai membuat sarapan, Simone lalu bergabung bersama Jevan dan Louisa.

"Louisa, asal kamu tau semalam pun Jevan tak memberitahu mommy kalau ia akan menginap kalau Nino tak beritahu mommy dini hari tadi" Jevan meringis malu ketika melihat wajah mommy-nya yang cemberut.

"Maaf mommy, aku benar-benar lupa untuk memberitahu mommy"

"Kalau begitu beritahu mommy dan Louisa pertanyaan Louisa tadi"

"Pertanyaan yang mana?"

"Jevan... "

"Sorry mommy... Louisa, jawabannya tidak, dia tak seistimewa itu walau kuakui klienku kali ini unik"

"Apa bedanya?" Louisa masih cemberut sambil bersedekap dada.

"Beda dong. Kalau istimewa berarti dia lebih dari yang lain, tapi kalau unik dia memang agak berbeda dari yang lain"

"Berbeda gimana?"

"Mommy, masih ingat ga sama klienku sebelumnya yang aku bilang dia mengidap fetisisme?"

"Oh ya, mommy masih ingat. Yang tergila-gila sama kaki kamu itu kan?"

"Iya"

Louisa terkejut mendengar percakapan mereka.

"Jadi klien yang ini juga unik seperti itu?"

"Iya, bedanya dia itu... Umm... Apa ya? Kalau aku sebut frigid sepertinya tak sopan dan kasar"

"Apa!?"

Louisa dan Simone menyahut berbarengan.

"Kalau dia memang se-pasif itu kenapa dia memintamu untuk menginap?" Simone bertanya yang di tanggapi dengan anggukan kepala oleh Louisa karena ia juga memiliki pertanyaan yang sama untuk Jevan.

"Ia ingin menguji apakah ia akan bereaksi kalau aku menginap, apalagi setelah ia tahu kalau aku tidur tanpa pakai apa-apa"

"Lalu, apa yang terjadi?"

"Kamu benar-benar ingin tahu, miss Louisa?" Louisa memutar bola matanya karena ia tahu Jevan hanya ingin menggodanya.

"Jawab saja pertanyaannya, Mr. Jevan"

Jevan kembali menyeringai karena senang melihat Louisa yang merajuk seperti anak kecil yang telah kehilangan mainan kesayangannya.

"Baiklah, aku akan jawab. Kami tidak melakukan apa-apa karena ketika aku sedang ke mall bersamanya di siang hari, ada seorang pria yang tertarik padanya dan ia memintaku untuk memberikan kartu namanya untuk Cherly"

"Cherly? Itukah namanya?"

"Iya, namanya Cherly"

"Seperti nama buah"

"Itu cherry, sayang"

"Maaf mommy, aku hanya bercanda"

"Tidak apa, setidaknya kamu tak se-cemberut seperti ketika baru datang tadi"

Louisa tak menjawab, ia hanya menundukkan wajahnya karena merasa malu kepada Simone.

"Jadi kalian hanya tidur bersama?"

"Iya, dan ngobrol. Dia pandai, jadi bicara apa saja nyambung. Aku harap dia segera menemukan jodohnya"

"Iya, mommy harap juga begitu. Ya sudah, mommy mau istirahat dulu ya ke kamar. Kalian lanjutkan saja ngobrolnya, tapi jangan berantem lagi ya"

"Ga kok mom, aku rasa acara ngambeknya udah selesai"

Louisa yang merasa malu lalu mencubit lengan Jevan yang kemudian mengaduh kesakitan. Melihat itu, Simone tersenyum sambil geleng-geleng kepala.

Setelah memastikan Simone sudah masuk ke kamarnya, Louisa lalu menarik tangan Jevan.

"Hei, mau kemana kita?"

"Ke tempatku, aku ingin menghukum kamu"

"Memangnya apa salahku? Aku kan tadi udah jujur. Seharusnya aku dapat reward dong bukan hukuman"

"Aku tetap kesal denganmu karena sudah menginap, jadi kamu tetap dapat hukuman"

"Ya sudah, terserah kamu aja deh"

Tetapi setelah tiba di rumah Louisa, ia malah mendapati ibunya yang sedang membawa kliennya ke rumahnya. Suara desahan mereka walau mereka melakukannya di kamar, terdengar jelas di telinga Louisa dan Jevan.

"Maaf Jev, lebih baik kita kembali ke tempat kamu aja"

"Oke, aku setuju"

***

Di sore hari, Simone yang baru saja keluar dari kamar mandi mendapati Jevan yang sedang termenung memandangi KTP miliknya.

"Jevan, Louisa pulang jam berapa tadi?"

"Sekitar jam 2, mommy"

"Jevan, mommy mau tanya. Apakah kamu serius dengan Louisa?"

"Kalau maksud mommy apakah aku akan menikahinya, aku belum tahu. Aku sendiri belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta"

"Jadi kamu tak cinta padanya?"

"Iya, atau mungkin belum, aku sendiri juga tak tahu pasti. Tapi yang jelas aku sayang padanya"

"Kamu hanya ingin menjaganya ya?"

"Iya, mommy"

"Tapi kamu yang pertama baginya kan?"

Jevan memandang mommy-nya dengan heran.

"Iya"

"Sudah kuduga"

"Bagaimana mommy bisa tahu?"

"Jevan, aku banyak terlibat dengan pria, jadi kurang lebih aku tahu. Tapi, dia bukan yang pertama bagimu kan? Maksud mommy di luar klien kita"

"Iya, dia bukan yang pertama. Tapi jangan tanya siapa yang pertama bagiku, karena aku tak bisa menjawabnya"

"Kenapa? Apakah dia tidak se-istimewa itu? "

'Lebih tepat di sebut mereka, bukan dia' ucap Jevan dalam hati. Jevan tentunya tak dapat memberitahukan itu kepada mommy-nya.

"Iya, bisa di bilang begitu"

Raut wajah Simone menunjukkan ekspresi khawatir. Ia takut telah melewati sesuatu pada fase hidup Jevan sampai Jevan menyimpannya rapat-rapat dan tak mau membicarakannya dengan siapapun.

"Jevan... "

"Bisakah kita membicarakan yang lain, mommy? Aku punya pertanyaan penting tentang namaku"

"Ada apa dengan namamu? Apakah kamu tak suka?"

"Bukan itu, tapi tentang nama keluargaku. Kenapa LeVans? Kenapa tak pakai marga Williams milik kakek?"

"Karena memang tak bisa begitu, Jevan"

"Jadi mommy asal pilih aja karena mommy suka nama yang berhubungan dengan nama orang Perancis?"

"Tidak juga. Ada kok orang yang nama keluarganya seperti itu"

"Mommy mengenalnya?"

"Iya, aku pernah mengenalnya"

"Dan ia benar-benar orang Perancis?"

"Iya, betul"

Jevan memandangi ibunya dan seketika ia langsung mengerti.

"Oh my God, dia adalah salah satu klienmu ya?"

"Iya, Jevan"

"Apakah ia kemungkinan adalah ayahku?"

"Awalnya kukira begitu, tapi kini aku tak yakin lagi"

"Oh mommy... "

Jevan lalu mulai memijit kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing karena perkataan mommy-nya.

1
Ryan Hidayat
who???
Out on Corner: jawabannya ada di bab yang aku post hari ini ya 🙏
total 1 replies
anggita
klo lagi gugup... kadang juga bisa gagap😁
Out on Corner: /Grin/
total 1 replies
anggita
like👍+☝☝iklan.
anggita
🔥❤Louisa.. 😘Jevan... Jennie😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!