NovelToon NovelToon
Miss Rania, I Love You

Miss Rania, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cinta Terlarang / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Slice of Life
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lalalati

Pecinta K-POP merapaaaaat! Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya kalau mampir!

Rania adalah seorang wanita muda yang berprofesi sebagai guru. Ia multitalenta, baik hati, cantik, dan mandiri. Suatu hari Rania bertemu dengan seorang pemuda tampan yang lebih muda darinya, Logan namanya.

Awal pertemuannya dengan Logan, diwarnai dengan banyak kesalahpahaman. Namun apa daya cinta terlanjur tumbuh di hati keduanya.

Walaupun banyak perbedaan dan rintangan yang hadir di antara keduanya, termasuk kenyataan bahwa ternyata Logan adalah siswa di tempat Rania mengajar, tak cukup kuat untuk menghapus rasa yang sudah tumbuh di antara mereka.

Kisah ini bukan hanya tentang mereka berdua, tapi juga tentang kisah masa lalu orang tua mereka yang begitu rumit.

Mampukah Rania dan Logan bersatu di tengah banyaknya perbedaan yang menjadi penghalang bagi keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34: Kejadian 23 Tahun Lalu

Setelah sekitar satu jam mobil Rendra berhenti di carport rumah kontrakan Rania dan Keyla. Mereka menurunkan barang-barang Rania satu persatu. Kemudian Rendra dan Berlin sempat melihat-lihat ke dalam rumah itu.

Setelah beberapa saat Rendra kembali melajukan mobilnya dan mengantarkan Rania dan Berlin yang akan menghabiskan hari Sabtu mereka di mall BSC.

"Bener kalian nanti bisa pulang sendiri?" tanya Rendra saat menghentikan mobilnya di depan mall.

"Gak apa-apa Pap beneran. Nanti kita pakai ojek online aja pulangnya," ucap Rania sambil mencium tangan sang ayah, begitu juga Berlin.

"Ya udah kalau gitu kalian hati-hati ya. Kalau nggak nanti kamu telepon Papa aja, nanti Papa jemput. Oh iya, Papa udah transfer buat main," ucap Rendra.

Ponsel Rania berbunyi ada notifikasi m-banking.

"Papa ih gak usah padahal. Rania masih ada uang. Papa juga baru transfer awal bulan 'kan," ucap Rania.

"Gak apa-apa traktir Berlin yang banyak. Ya udah Papa berangkat," pamit Rendra.

"Makasih, Om emang paling the best," ujar Berlin sumringah.

Rendra melambaikan tangannya dan meninggalkan Rania dan Berlin.

Mobil Rendra terus melaju menuju sebuah kafe di sudut kota. Kafe itu adalah tempat yang sering Rendra kunjungi bersama kedua sahabatnya dulu ketika masih SMA. Rendra menghubungi Billy untuk datang ke cafe tersebut. Rendra yang datang lebih dulu memesan secangkir americano.

"Bro!" Rasya baru saja datang dan duduk di hadapan Rendra.

"Udah nyampe lo. Tinggal si Billy nih baru gue chat dia tadi pas nyampe sini," ucap Rendra.

 Kemudian Rendra dan Rasya mengobrol cukup lama sambil menunggu kedatangan sahabatnya Billy.

Dulu mereka adalah tiga sahabat sangat solid di SMA. Rendra, si tampan, kapten tim Basket dan anak fotografi. Rasya, si imut, anak seni yang jago bermain gitar, dan juga berprestasi di bidang akademik. Billy, si muka sangar, tapi sangat menjaga perempuan dan berwibawa. Ia juga terkenal karena kemampuan public speakingnya. Mereka adalah siswa kesayangan para guru, tipe anak-anak baik dan sopan juga pintar.

Satu kejadian terjadi, dan mengubah hidup seorang Rendra.

(flash back on, 23 tahun lalu...)

Nindi terduduk lesu dengan tubuh berbungkus selimut putih di pojok sebuah kamar hotel. Ia terus memeluk lutut dan menenggelamkan wajahnya. Matanya sembab karena menangis semalaman. Sedih, marah, kecewa, campur aduk di dalam hatinya. Sesekali ia melirik ke atas tempat tidur. Di sana tertidur pulas seorang remaja laki-laki tampan, hidungnya mancung, kulitnya putih, dan rambutnya yang hitam legam. Walaupun laki-laki itu adalah orang yang Nindi sukai sejak satu tahun lalu, tapi bukan seperti ini hal yang ia inginkan.

Sinar matahari yang sudah mulai meninggi, masuk ke kamar merusak tidur Rendra yang pulas. Matanya terbuka namun kemudian menyipit kembali karena sinar matahari yang terang itu menerpa wajahnya. Perlahan Rendra mencoba untuk duduk dan memijit pelan kepalanya yang sakit.

'Kenapa kepala gue sakit banget?' batin Rendra.

Kesadarannya mulai terkumpul. Otaknya mulai men-flashback kejadian semalam. Adegan demi adegan semalam muncul di benak Rendra dengan sangat jelas. Perasaan gelisah, takut, dan bersalah muncul seketika menggantikan sakit kepala yang dirasakannya. Rendra langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan dan pandangannya berhenti saat melihat sesosok tubuh mungil, dengan rambut sebahu yang berantakan terdiam memeluk lututnya di sudut kamar hotel itu.

"Nin..." dengan suara yang parau Rendra memanggil Nindi. Ia berjongkok di depan gadis itu.

Masih di 23 tahun lalu...

Nindi masih menangis, tidak menjawab sedikitpun.

"Nin, maafin kakak." Sebutir air mata berisi penyesalan yang besar mengalir ke pipi Rendra. Seakan kata maaf tidak menyampaikan apa yang dirasakannya.

Nindi kemudian menangis lebih keras dan Rendra tahu Nindi sudah sangat terluka.

"Kakak khilaf, Nin. Kakak gak maksud melakukan itu sama kamu," sesal Rendra.

"Kakak punya Kak Carla tapi kakak tega ngelakuin ini sama aku. Gimana kalau ibu tahu? Gimana kalo aku hamil Kak?" Nindi mengeluarkan semua yang mengganjal di hatinya sejak semalam, yang tidak bisa ia utarakan karena Rendra yang langsung tertidur setelah semuanya terjadi.

"Kakak minta maaf. Kakak sendiri gak tahu kenapa kakak bisa melakukan itu sama kamu. Tolong kamu tenang dulu ya," Rendra berusaha menenangkan gadis yang selama ini sudah seperti adiknya sendiri itu. Nindi yang masih terguncang terus menangis histeris.

Tiba-tiba terdengar bunyi 'piiip' dan pintu pun terbuka. Terlihat petugas Hotel yang membuka pintu, di belakangnya berdiri kedua sahabatnya, Billy juga Rasya dengan wajah marah seakan siap menerkam Rendra.

Rasa bersalah yang lebih besar muncul tatkala seorang gadis cantik tinggi semampai berdiri di belakang Rasya. Ia nampak sangat syok melihat Rendra yang tengah berlutut di depan Nindi tanpa menggunakan apapun kecuali sprei berwarna putih yang melilit bagian bawah tubuhnya.

"Anj*ng lo, Ren! Lo apain ade gue?!" Dengan wajah memerah karena kemarahan yang dirasakannya, Rasya menghampiri Rendra dan dengan sekuat tenaga menghadiahi Rendra sebuah pukulan pada wajahnya. Rendra pun tersungkur cukup jauh akibat pukulan Rasya. Kemudian Rasya segera membawa sang adik dari kamar itu.

Rendra yang tergeletak di lantai tidak mencoba bangun. Dia merasa layak mendapatkan pukulan ini.

"Ren...", Rendra mendengar suara yang sangat ia kenal memanggil namanya. Rendra melihat wajah gadis yang dicintainya, Carla, yang sudah basah oleh air mata, menatapnya dengan tatapan penuh luka. Rendra semakin merasa bersalah, secara tidak langsung ia telah mengkhianati kekasihnya itu.

"Carla, maafin aku..." isak Rendra. Hanya itu yang bisa dikatakan oleh Rendra. Kemudian Carla yang terpukul melangkah pergi dari kamar itu. Billy mencoba menahan Carla tapi Carla tetap pergi.

Billy pun menghampiri Rendra dan berlutut di sebelah Rendra dan membantu Rendra untuk duduk.

"Sekarang lo tenangin diri lo. Sebentar lagi pasti lo bakal dipanggil sama Pak Doni," ucap Billy mencoba menenangkan sahabatnya. Cepat atau lambat Pak Doni, selaku guru pembimbing acara perpisahan kelas 12 yang sedang mereka ikuti, pasti akan segera bertindak.

"Gue harus gimana, Bil," lirih Rendra dengan bimbang. "Kenapa gue bisa ngelakuin itu? Kenapa gue ngelakuin kesalahan sefatal ini? Rasya pasti gak akan pernah maafin gue. Gimana kalau sesuatu terjadi sama Nindi? Terus Carla, dia pasti mutusin gue. Padahal lo tahu 'kan secinta apa gue sama Carla? Gue gak mau kehilangan Carla, Bil!"

"Lo beneran gak inget kejadian semalem?" tanya Billy meyakinkan. Rendra hanya bisa menggeleng lemah.

"Gue ngelihat lo dipapah sama Faris. Gue ngikutin lo tapi ternyata dia bawa lo ke kamar lo. Gue sama sekali gak mikir yang macem-macem jadinya seudah itu gue pergi," jelas Billy. Rendra kembali mengingat kejadian sebelum dia dan Nindi bersama. Persis yang dikatakan oleh Billy, malam itu Rendra memang diajak bertemu oleh Faris.

"Iya Bil gue inget. Gue inget Faris kasih gue minuman dan gue langsung berasa teler. Kepala gue pusing, pandangan gue gak fokus. Setelah Faris bawa gue ke kamar, gue kayak gak sadar. Terus gue denger suara Nindi dateng katanya gue dipanggil sama si Rasya. Ngelihat Nindi depan gue, gak tahu gimana, tanpa sadar gue nyerang dia. Gue gak tahu kenapa gue bisa ngelakuin itu," Rendra terus mengacak rambutnya dengan frustasi.

Raut wajah Billy masih bersimpati. "Ini ulahnya si Dian."

"Maksud lo?" Rendra masih belum bisa mencerna apa yang diucapkan oleh Billy.

"Gue lihat mereka ngobrol tadi pagi di depan kamar Faris. Dian ngomel-ngomel ke Faris tentang rencana mereka yang gak berhasil. Di situ gue tahu kalau ternyata Dian yang nyuruh Faris buat kasih minuman itu sama lo, biar dia bisa 'milikin lo seutuhnya' dan ninggalin Carla, Ren. Tapi ternyata Nindi dateng ke kamar lo duluan, saat lo udah mulai nyerang Nindi, Dian baru dateng. Dian marah banget. Dian malah nutup pintu kamar, pintu otomatis kekunci dan dia ngebiarin lo sama Nindi."

Rendra syok bukan main mendengar apa yang dikatakan oleh Billy. Dian, teman Carla yang telah menjodohkannya dengan Carla malah terobsesi dengan dirinya sampai nekat melakukan hal seperti ini.

"Terus udah itu, Dian ke kamar Carla. Dian bilang kalo lo udah selingkuh dari Carla. Dia bilang Nindi lagi bareng lo sekarang, tapi Carla gak percaya. Setelah ngomong gitu, Dian pergi. Carla kayaknya penasaran Dian bohong apa enggak. Terus dia minta gue nemenin dia ke kamar lo. Tapi pintu lo kekunci dan lo gak keluar terus padahal kita udah gedor-gedor pintu lo. Sayup-sayup kita denger ada suara cewek lagi nangis di dalem kamar lo, gue langsung inget yang Dian bilang kalo Nindi bareng lo. Gue langsung nyamperin Rasya, terus kita minta kunci kamar lo ke resepsionis hotel. Dan selanjutnya lo tahu sendiri gimana kelanjutannya. Rasya belum tahu ceritanya, Ren. Makanya dia semarah itu dan mukul lo," cerita Billy panjang lebar.

1
Anastasia Arita
semangat Logan kejar Rania mu
Anastasia Arita
lanjut thor, seru ceritanya /Good/
lalalati: thanks kak udah baca sampai sini 🥰
total 1 replies
aca
kasih jodoh buat nindi donk kasian masak g dpet cinta dr suami pdhl dia di sini korban loh
lalalati: ikutin terus aja ya kak 😁
total 1 replies
aca
jngan ampe Rendra ma Carla kasian rania donk nindi jg korban tp Rendra egois malah g kasih kesempatan nindi
aca
bagus ne cerita Q kasih bunga
lalalati: makasih kakk ikutin terus 🥰
total 1 replies
Anastasia Arita
semangat.. lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!