NovelToon NovelToon
Permainan Terlarang

Permainan Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Pembantu / Pembaca Pikiran
Popularitas:26.9k
Nilai: 5
Nama Author: Alim farid

**Sinopsis:**

Luna selalu mengagumi hubungan sempurna kakaknya, Elise, dengan suaminya, Damon. Namun, ketika Luna tanpa sengaja menemukan bahwa mereka tidur di kamar terpisah, dia tak bisa lagi mengabaikan firasat buruknya. Saat mencoba mengungkap rahasia di balik senyum palsu mereka, Damon memergoki Luna dan memintanya mendengar kisah yang tak pernah ia bayangkan. Rahasia kelam yang terungkap mengancam untuk menghancurkan segalanya, dan Luna kini terjebak dalam dilema: Haruskah dia membuka kebenaran yang akan merusak keluarga mereka, atau membiarkan rahasia ini terkubur selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alim farid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

"Tunggu, ini tempatnya, kan?" damon memperlambat laju mobilnya di depan gedung dengan papan nama yang bertuliskan ‘Panti anak bangsa’. Pandangannya bergeser dari jalanan menuju ke arah luna, yang tampak sibuk memeriksa sesuatu di ponselnya.

"Ya, benar di sini, Kak." luna mengangguk singkat, nada suaranya tenang namun tetap waspada, sambil sekali lagi melirik keluar jendela memastikan lokasi yang ditunjukkan di peta memang benar adanya.

"Di mana teman-temanmu?" damon bertanya lagi, kali ini suaranya terdengar sedikit lebih lunak. Sepanjang perjalanan tadi, suasana di dalam mobil terasa canggung tetapi tetap dalam batas yang aman bagi luna—damon tidak melakukan hal-hal yang melewati batas atau membuatnya merasa tidak nyaman.

"Mereka sudah di dalam, Kak. Kalau begitu, aku masuk dulu ya," luna mulai membuka pintu mobil, namun gerakannya terhenti ketika damon dengan cepat menahan tangannya, menggenggamnya dengan erat. Sentuhan yang tiba-tiba itu membuatnya tersentak, meski hanya sesaat.

"Kamu pulang jam berapa?" Nada suara damon menjadi lebih tegas, seolah ada sesuatu yang mendesaknya untuk menanyakan hal itu.

"Mungkin malam, Kak. Setelah ini ada pertemuan klub di kampus." luna menjawab dengan sedikit ragu, karena ia sendiri tidak yakin kapan acara itu akan selesai.

"Hubungi aku kalau sudah selesai, aku akan jemput kamu nanti."

"Nggak perlu, Kak!" luna dengan cepat menolak, yang langsung membuat tatapan tajam damon menghujam dirinya, mempertegas dominasi yang selama ini selalu terasa menekan.

"Kamu tahu, aku tidak suka ditolak, kan?" Nada ancaman dalam suaranya tidak bisa disembunyikan, membuat luna merasakan gelombang ketakutan yang tiba-tiba merayapi dirinya. Kakaknya ini, di balik sikapnya yang tenang, adalah sosok yang paling menakutkan yang pernah ia kenal.

"Tapi, aku bisa pulang sendiri, Kak. Atau mungkin aku bisa nebeng teman saja," luna mencoba memberikan alternatif dengan suara yang lebih lembut, namun damon tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah.

"Temanmu cewek atau cowok?" tanyanya lagi, suaranya tetap dingin dan penuh kecurigaan.

"Cewek," jawab luna cepat, meski jantungnya berdegup kencang, mulai merasakan tekanan dari interogasi damon yang terus berlanjut.

"Dia bawa mobil atau motor?"

"Mobil."

"Berapa orang dalam mobil itu?"

"Mana aku tahu, Kak! Bisa saja ada yang mau nebeng dadakan saat pulang. Aku nggak bisa menghitung sekarang!" Nada suara luna yang mulai meninggi mengungkapkan rasa frustrasinya. Dia langsung menyesal setelah itu, sadar bahwa membantah damon dengan nada seperti itu hanya akan memperburuk situasi. Harapan satu-satunya adalah agar damon tidak marah besar.

Namun, yang mengejutkan, damon justru menyunggingkan senyum yang penuh makna. "Baiklah, turunlah. Kamu boleh pulang dengan temanmu hari ini. Tapi ingat, jangan pernah menolakku lagi. Kalau tidak, aku akan pastikan kamu menyesal." Kalimat ancaman itu diakhiri dengan kedipan mata yang membuat luna merasa bulu kuduknya berdiri.

Dengan gugup, luna hanya bisa mengangguk singkat sebelum dengan cepat keluar dari mobil, melangkah menuju pintu panti asuhan. Saat dia menoleh sekilas, dia bisa merasakan tatapan damon masih menembus punggungnya, bahkan ketika ia telah menghilang dari pandangan.

"Dia bahkan tetap menawan dilihat dari belakang," gumam damon sambil menyalakan mesin mobil dan meninggalkan tempat itu dengan cepat.

***

Di dalam panti asuhan, suasana sudah cukup ramai. Teman-teman dari klub nadia sudah berkumpul dan sebagian besar sudah sibuk membagikan bantuan sosial kepada anak-anak di sana.

"luna, kenapa kamu terlambat? Semua orang sudah datang setengah jam yang lalu," bisik nadia dengan nada yang menyiratkan sindiran, meski diucapkan dengan pelan.

"Maaf, tadi ada sedikit masalah," luna mencoba memberikan alasan yang terdengar masuk akal, walaupun tatapan aneh dari teman-teman lainnya membuatnya merasa semakin tidak nyaman. Mereka memang bukan teman dekatnya, dan luna juga bukan anggota resmi dari klub ini. Jika bukan karena nadia yang selalu memperlakukannya dengan baik, luna mungkin sudah memilih untuk tinggal di rumah.

"Untung kamu bukan anggota klub, kalau tidak, pasti sudah dimarahi habis-habisan," nadia mengomel pelan sambil menyerahkan sebuah kotak besar kepada luna. "Bantu aku bagikan ini ke anak-anak, ya."

Namun sebelum luna sempat merespons, kevin tiba-tiba datang dan mengambil alih kotak itu dari tangan nadia. "luna, ini terlalu berat. Biar aku saja yang bawa," ucap kevin, maksudnya sebenarnya adalah untuk membantu luna, tetapi nadia salah paham, mengira kevin datang untuk membantunya karena mereka sekarang berpacaran.

"Makasih, kevin," nadia tersenyum malu-malu, sementara kevin hanya mengangguk singkat, sempat melirik ke arah luna yang segera menghindari tatapannya.

"Ayo, luna, kita ke sana," ajak nadia sambil menarik tangan luna menuju bagian belakang panti, diikuti oleh kevin yang masih membawa kotak besar tadi. Di sana, luna membantu memisahkan barang-barang di dalam plastik, sementara nadia dan kevin membagikannya kepada anak-anak.

Setelah kegiatan pembagian selesai, mereka semua berkumpul di ruangan besar yang telah disiapkan untuk makan bersama. Namun, meski suasananya ramai dan penuh tawa, luna merasa tidak nyaman. Dia lebih suka jika bantuannya disalurkan dengan cara yang lebih sederhana, seperti memberikan donasi langsung kepada pengurus yayasan agar mereka yang mengurus kebutuhan anak-anak.

Ketika semua orang sibuk berbicara dan menikmati hidangan, luna memilih duduk di sudut ruangan, merasa lebih baik menyendiri. Namun, sebuah suara yang memanggil namanya membuatnya menoleh.

"luna!" Seorang gadis dengan potongan rambut bob berdiri di hadapannya, mengenakan softlens berwarna abu-abu yang memberi kesan dingin. luna segera mengenalinya sebagai jasmin, gadis yang dikenal selalu berteman dengan orang-orang yang dianggapnya bisa memberinya keuntungan.

"Beberapa hari lalu aku lihat ada yang menjemputmu di kampus. Siapa dia?" tanya jasmin, matanya menyipit penuh rasa ingin tahu.

"Hanya kenalan kakakku," jawab luna dengan senyum kecil, berusaha tetap ramah, meskipun ia merasa enggan untuk menjelaskan lebih lanjut. Namun, ia sengaja tidak menyebutkan bahwa pria itu sebenarnya adalah suami kakaknya.

"Oh, kenalan dekat? Keluargamu kerja apa?" jasmin terus menekan dengan pertanyaan yang bertubi-tubi, matanya dengan jelas menilai penampilan luna yang sederhana, seolah tidak percaya bahwa gadis ini bisa mengenal pria sekaya itu.

"Papaku bekerja sebagai pegawai kantoran biasa."

"Kalau kakakmu, kerja di mana?"

"Dia juga karyawan kantor."

"Jadi, bagaimana caranya kakakmu bisa kenal dengan pria tampan seperti itu?"

Astaga, kepo sekali. "Aku tidak tahu, itu urusan mereka. Oh ya, jasmin, aku perlu ke toilet sebentar," luna yang merasa tidak nyaman akhirnya memanfaatkan alasan itu untuk pergi, berharap bisa menghindari lebih banyak pertanyaan.

1
Endang Yusiani
mirip-mirip
Amelia Amelia: ceritanya mirip novel sebelah, ad typo nama pemainnya seperti "min" novel sebelah namanya mina soalnya, ini kan luna, gimana sih thor
Alim Farid: apanya mirip"kak
total 2 replies
Debby Tewu
lanjut ceritanya
Debby Tewu
lanjut dong veritanya
Divana Mareta
lanjut thor...
Subrianti Subrianti
Luar biasa
Alim Farid: makasih kakak 🙏🙏🙂
total 1 replies
bb_yang_yang
Yuk, thor, update secepatnya! Pembaca mu sudah tidak sabar lagi. 😍
Jock◯△□
Ganti tanggal jadi sekarang ya thor!
Asnisa Amallia
Gimana ceritanya bisa sehebat ini? 😮
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!