Vivian putri suksena, adalah mahasiswi universitas Pratama jurusan sastra bahasa Indonesia, dia bercita-cita menjadi seorang penuliss
Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang lelaki yang sedang tertidur bersandar di bawah pohon… ternyata lelaki itu bernama Damar Adinatha yudha, dia adalah mahasiswa favorit dan terkenal di kampusnyaa
Damar memiliki sebuah rahasia tentang kehidupan nya
Dan pria berambut pirang, Lorenzo Adya pratama. ayahnya adalah pemilik universitas pratama di mana vivian kuliah, ibunya pemilik yayasan di belanda dia adalah senior vivian, Lorenzo tertarik dengan Vivian yg polos dan sifat vivian yang tegas dan tidak mudah di tindass
Damar memiliki kisah keluarga sangat yang sangat tabu, Vivian memiliki sebuah trauma dalam keluarganya sehingga mengharuskan dirinya untuk pergi mengejar cita-cita dan mimpinya
Lorenzo penerus keluarga pratama, yang tidak luput dari kegelisahan masa kecilnya
Kisah Cinta setiga pun terjadi,,, penasaran?
ikuti kisah selanjutnya yaa!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PURO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8
Suasana kantor masih terlihat ramai, Para karyawan masih bekerja seperti biasa. Namun, Di ruangan yang tenang dan sejuk ini tuan Adinatha masih duduk di dekat jendela kaca yang begitu besar, … perlahan tatapan matanya menjadi sayu.
Sekertaris choi yang saat ini duduk di sebelah meja tuan Adinatha, tatapan matanya tertuju pada tuan Adinatha, terkadang sesekali membuka dokumen yang ada di atas meja…
“Bagaimana dengan kehidupan nya sekarang?, dan vania. apakah sudah ada kabar tentang vania?” tanya tuan Adinatha kepada sekertaris choi.
“Sampai saat ini kami masih belum menemukan keberadaan nyonya vania tuan, tapi untuk saat ini tuan muda baik-baik saja, dia kuliah di universitas setra, dan kehidupan nya tampak normal seperti yang lainnya”. Ucap sekertaris choi seraya menjelaskan.
“Dia kuliah di universitas setra?” Tanya tuan Adinatha.
“Benar tuan Adinatha, tuan muda mendapatkan beasiswa dan akhirnya kuliah di universitas setra. dia bahkan cukup populer di kampusnya…” ucap sekertaris choi seraya menjelaskan.
“Benarkah dia sepopuler itu?” Ucap tuan Adinatha yang mulai berbalik dan menatap sekertaris choi.
“Benar tuan, karna tuan muda sangat tampan dan pintar, maka dari itu dia sangat populer di kalangan para mahasiswi di universitas nya. bahkan menjadi mahasiswa Favorit di jurusannya“.
“Rupanya dia menjadi seseorang yang mandiri, dan membanggakan bahkan tanpa bantuan dariku, aku cukup bangga dengannya… Lalu jurusan apa yang dia ambil?”.
“Tuan muda mengambil jurusan sastra bahasa inggris tuan Adinatha “.
“Sastra bahasa inggris? Kenapa dia tidak mengambil management bisnis? “.
“Saya kurang tau tuan, mungkin tuan muda suka dengan bahasa asing “.
“Bahasa asing yaa… “ Ucap tuan Adinatha seperti sedang merenung..
Suasana tampak hening, tuan Adinatha tidak berkata sepatah katapun, ekspresi wajahnya seperti seorang yang merasa gelisah.
“Mau bagaimana pun semua ini adalah salahku, damar dan vania menjadi seperti ini karna aku yang tidak tegas. Aku masih terikat janji pada riana bahwa aku akan mengasingkan mereka dan tidak akan membantu mereka dari segi apapun. Karna mengingat masa berkabung riana. tapi mau bagaimanapun damar tetaplah anakku, Dia memiliki hak atas diriku dan perusahaan ini. sudah bertahun-tahun lamanya aku tidak bertemu dengan anakku” Ucap tuan Adinatha dengan wajah yang murung.
“Tuan, tapi saat ini nyonya riana juga sedang mencari tau keberadaan tuan muda dan nyonya vania, saya masih memantau pergerakan nyonya selanjutnya” Ucap sekertaris choi sambil membuka sebuah dokumen, lalu memberikan beberapa lembar foto kepada tuan Adinatha
Tuan Adinatha mulai mendekat dan melihat beberapa lembar foto itu, terlihat seorang wanita paruh baya sedang bersama seorang pria dengan jas hitam kacamata hitam tampak seperti seorang mata-mata.
Tuan Adinatha melihat foto itu dengat lekat dan kemudian meremasnya perlahan…
“Sekertaris choi aku meminta kepadamu tolong awasi riana, dan tetap pantau anakku,, Aku tidak peduli dengan janjiku pada riana kalau sampai dia menyakiti damar dan vania, aku akan menegaskan statusnya. aku sudah cukup sabar mengingat janjiku atas masa berkabungnya, tapi kalau sampai dia mengusik anakku aku tidak akan tinggal diam”.
“Baik tuan,,, saya akan mengusahakan yang terbaik” Ucap sekertaris choi dan mulai beranjak berdiri.
“Lalu, tolong laporkan apapun yang terjadi pada damar, tetap awasi dia, bila sewaktu- waktu di perlukan tolong bantu dia. Dia menjadi seseorang yang hebat bahkan tanpa bantuanku. Aku hanya ingin menjadi ayah yang berguna, di saat anakku membutuhkan bantuanku.” Ucap tuan Adinatha, Tatapan mata nya begitu tajam seperti bisa menusuk musuh hanya dengan tatapan matanya saja.
“Baik tuan Adinatha saya akan melaksanakan perintah” Ucap sekertaris choi sambil membungkukan badannya dan kemudian berbalik keluar dari pintu.
***************
Di sisi lain.. tuan Adinatha terlihat memandang sebuah bingkai foto, perlahan dia pun berdiri menghampiri bingkai foto itu
Di foto itu tampak dua orang anak laki-laki, salah satu anak laki-laki di foto itu sedang duduk di kursi roda yang satu lagi tampak berdiri dan bersandar di kursi roda itu mereka saling tersenyum satu sama lain…
Tuan Adinatha yang melihat hal itu tampak termenung, mata nya berkaca-kaca…
“Damar… damian…” gumam nya
******************
Setelah berpelukan cukup lamaaa, monica akhirnya melepaskan pelukannya…
“Maafkan aku Vivian tampaknya aku mengeluarkan emosiku terlalu berlebihan” ucap monica seraya menyeka air mata nya.
“Tidak apa-apa ka, aku juga senang, rasanya sudah lamaa aku tidak berpelukan seperti ini…” ucap vivian yang mengusap air mata nya.
Wajah Vivian dan monica saat ini begitu merah dan sembab.
Tidak berapa lama terdengar suara langkah kaki yang mulai mendekat…
“Ibu Vivi…..”
Seorang anak laki-laki berlari sambil berteriak, dan akhirnya memeluk Vivian..
“Yasha..” ucap Vivian sambil mengusap rambut anak kecil itu.
Yasha adya pratama adalah anak dari monica, saat ini baru berusia 8 tahun.
kulitnya yang putih, rambutnya yang hitam tebal, dengan potongan rambut yang terlihat seperti sebuah mangkuk benar-benar menggemaskan, di tambah pipinya yang cubby.
“Ibu Vivi kemana sajaa, aku menunggu ibu Vivi” Ucap anak kecil itu dengan wajah cemberutnya.
“Ibu Vivi tadi sedikit terlambat maafkan ibu Vivi yaa, kamu mau kan memaafkan ibu vivi”.
Bocah itu terlihat mengangguk-anggukan kepalanya.
“Apa yang terjadi, kenapa wajah kalian seperti itu?” Tanya Lorenzo yang baru saja sampai.
“Ahhh tidakk,,, aku tidak apa-apa” Ucap monica yang mulai mengusap wajahnya menggunakan tisu
“Vivian apakah kau menangis?” Tanya lorenzo
“Ahh tidak kak, tadi aku sedikit menguap saja makanya keluar air mata” Vivian mengalihkan wajahnya ke arah samping
“Apakah kalian berdua sedang lomba menguap” Tanya Lorenzo dengan wajah datarnya
“Apakah kau fikir itu masuk akal?” Ucap monica dengan wajah datar
“Ahh yaa seperti nya bukan ituuu… hmm apakah kaliannn, sedang membicarakan aku, tampaknya kalian sangat terharu dengan kehadiran ku” tanya Lorenzo dengan senyuman, mata nya tampak berbinar-binar
“Lorenzo kauuu ini berisik sekali membuat telinga ku sakit saja “ Ucap monica dengan kesal
“Apa salahku…” ucap lorenzo yang kemudian mengangkat bahu nya.
“Ibu vivi menangisss” Tanya yasha sambil memegang pipi Vivian.
“Ibu tidak menangis yashaa, liat ini ibu tersenyum”.
Vivian tersenyum, sambil memandang wajah yasha dia tidak ingin yasha salah faham kepada nya.
Yasha tampak masih memandang wajah Vivian dengan tatapan khawatir.
“Sepertinya yasha sudah puas bermain ya, apakah masih mau tetap belajar atau mau langsung beristirahat dulu, nanti kita lanjutkan esok hari.“ Ucap Vivian sambil mengalihkan pembicaraan.
“tidakk,, aku mau belajar ibu Vivi” Ucap yasha dengan wajah cemberutnya.
“Benarkah anak baik masih mau belajar”
Terlihat yasha menganggukan kepala nya berkali-kali..
“Baiklah kalau begitu ayo kita belajar “.
Ucap vivian yang mulai beranjak berdiri, terlihat yasha mulai bergelayutan di tubuh Vivian
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Akhirnya mereka pun berjalan ke ruangan yang biasa mereka gunakan untuk belajar, yasha terlihat senang, tatapan matanya berbinar-binar.
Sehingga membuat monica tersenyum dan tampak wajah kegembiraan terlihat di wajah monica…
Lorenzo yang melihat hal itu pun terlihat tersenyum, Lorenzo dan monica cukup dekat dan bisa di bilang sangat akur. Ada beberapa hal yang membuat monica terlihat bersedih akhir-akhir ini. Dan akhirnya dia bisa melihat monica tersenyum kembali…
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Tatapan mata Lorenzo kembali melihat Vivian yang sedang mengajari yasha, tanpa di sadari diapun tersenyum dengan manisnya, perlahan jantungnya mulai berdetak tidak beraturan…
“LORENZO!!!!”
~~~DEGGG….~~~
Seketika jantung Lorenzo seperti berhenti.
“HWAAAAAA….” teriak Lorenzo dengan keras.
“Hahahahaha….” Monica tertawa dengan terpingkal-pingkal melihat reaksi lorenzo.
“Kakak…. “ Ucap lorenzo dengan kaget, wajahnya terlihat kacau.
“Hahahaha…” monica masih tertawa melihat adiknya
Seperti adik kakak pada umumnya, Lorenzo dan monica terkadang jahil satu sama lainnya…
“Rasanya jantungku seperti mau berhentii!!!” ucap lorenzo memasang wajah datar
“Hohoho apa yang kauu lihat, Seperti nya serius sekali” ucap monica seraya mendekatkan wajahnya dan tubuhnya ke arah lorenzo.
“Tentu saja aku melihat yasha, memang siapa lagi yang aku lihat.” Lorenzo tampak mengidari tatapan Monica.
“Melihat yasha… atau melihat Vivian…???” Tanya monica dengan wajah jahil.
“Yasha kan sedang bersama vivian tentu saja aku melihat mereka berdua” jawab Lorenzo.
“Hoo, pintar sekali kau mengelak…” Monica hanya terdiam dan melihat gelagat Lorenzo yang berbeda
Lorenzo adalah seseorang yang pintar untuk menyembunyikan emosinya, dia terlihat ramah kepada semua orang, namun sebenarnya dia adalah orang yang kaku dan acuh…
Tidak banyak orang yang tau tentang sifat asli dari Lorenzo selain orang terdekat nya, dan monica tau jelas apa yang terjadi dengan adiknya..
Tapi Semenjak kedatangan vivian, dan semenjak Lorenzo memperkenalkan vivian menjadi guru les yasha, monica merasa ada perbedaan yang cukup signifikan dengan Lorenzo.
Tatapan matanya yang kaku, wajahnya yang tidak memiliki ekspresi itu tiba-tiba memiliki sebuah ekspresi baru dari wajahnya. Tampak lebih ceria dan bisa mengeluarkan semua suasana hatinya seperti manusia pada umumnya…
Monica yang mengetahui hal itu menjadi senang, di tambah Vivian yang memang baik dan anak yang sangat ceria. Bahkan sejak awal monica telah terbuka kepada Vivian agar memanggil nya kakak saja daripada nona.
Agar tidak memiliki jarak antara dia dengan Vivian.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Beberapa saat kemudian ~~~~
Vivian telah selesai mengajari yasha, dan hendak beramitan…
“Vivian ini sudah agak larut, aku akan meminta sopir untuk mengantarmu pulang ya”… Ucap monica seraya memberikan kode kepada pelayannya untuk memangil sopir.
“Tidak perlu kak, biar aku yang mengantar nya. Kebetulan aku juga mau pergi keluar” Ucap lorenzo dengan sigap memotong pembicaraan monica.
“Hmm seperti itu rupanya , aku harap Vivian tidak keberatan di antarkan oleh Lorenzo?”... tanya monica seraya memberi kode.
“Ahhh tidak apa kak, aku bisa pulang sendiri kebetulan jam pemberangkatan bus jam segini masih ada”.
“Tidak apa Viviann, biarkan Lorenzo mengantar mu. Sekalian dia jugaa mau pergi keluar… benarkan Lorenzo??” tanya monica seperti memberikan kode ke lorenzo.
“OHH oh.. iya benar aku akan pergi sekarang, hayu Vivian ikut bersamaku, biar aku antar” ucap lorenzo dengan sigap berjalan ke depan.
“Baik kalau begitu, aku pergi dulu yaa kak, terimakasih banyak untuk hari ini”.
Vivian pun bersalaman dengan monica seraya berpamitan.
“Iyaa vivian sama-sama, hati-hati di jalan yaa”.
Vivian hanya mengangguk dan tersenyum…
“Lorenzo jagaa dia baik-baik…”
“Amannn kaa…” Ucap lorenzo yang kemudian melambaikan tangannya ke arah Monica, dan kemudian berjalan menjauh.
Monica yang melihat hal itu hanya tersenyum…
“Lorenzo anak itu, sangat payah sekali!!…” gumam monica…
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*