Anna wilson gadis yang merasa dikhianati oleh orangtuanya, berubah menjadi gadis yang dingin, tiba tiba dia dibuang oleh ayah tirinya dari tebing ke laut dan berakhir dia berada di tempat yang tidak dia ketahui. anna menukar identitasnya, berharap dia dijauhkan dari cerita masa lalunya tapi jauh di lubuk hatinya dia ingin sekali membalas dendam untuk orang orang yang sudah membuat dia hancur. tapi apakah akan dia berhasil? sedangkan dia berada di tempat yang baru dan dia sudah berkomitmen untuk memulai kehidupan yang baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeiChr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 : Identitas yang terungkap
Sinar matahari mulai masuk mengenai wajah cantik anna saat gorden kamarnya dibuka oleh seseorang.
"Bangunlah putri tidur." ucap theon sambil mengoyangkan badan anna.
"5 menit lagi."
"Apa?! Tidak ada 5 menit ayo bangun, hari ini ada banyak sekali pekerjaan karna kau." anna membalikkan badannya kesamping kiri membelakangi theon.
"anna? Kalau kau tidak bangun sekarang aku akan membawamu ke hewan peliharaanku, asal kau tau saja hewan peliharaanku itu sangat menyukai manusia." ucap theon yang membuat anna terduduk seketika, memang tidak mungkin dia memiliki hewan seperti itu tapi tempat ini berbeda dan anna belum tau hewan peliharaannya seperti apa.
"Bagus, sekarang bersihkan tubuhmu dan pergi ke meja makan untuk sarapan." anna segera turun dari kasurnya dan ingin buru buru ke kamar mandi.
Anna sempat meringis saat dia akan berjalan hingga dia hampir terjatuh karna kakinya masih sakit beruntung theon cepat menahannya.
"Sepertinya kakimu harus segera di periksa." ucap theon, dia menunduk dan melihat kaki anna yang semakin bengkak.
"Pakailah ini, aku tadi menemukannya digudang." anna mengangkat sebelah alisnya saat melihat kursi roda.
"Apa kau pikir aku orang cacat?"
"Memang sekarang kau seperti orang cacat." jawab theon yang membuat wajah anna langsung datar.
Anna sudah selesai membersihkan dirinya dengan susah payah, apalagi saat dia berada dalam kamar mandi. Saat anna sampai ditangga dia binggung akan turun seperti apa karna dia memakai kursi roda. Tapi tiba-tiba anna terkejut karna tubuhnya yang melayang dan dia reflek memeluk leher theon yang mengendongnya.
"Apa aku berat?" tanya anna dengan wajah bersalahnya dia merasa kalau dia sudah sangat merepotkan mereka apalagi theon pagi ini.
"Beratmu seperti kapas, makanlah lebih banyak lagi." mendengar itu anna hanya mencibir.
Theon mendudukkan anna di kursi saat mereka tiba dimeja makan, disana sudah ada ben, tirian, bastian, kylo, dan lukas, dimana artemis? Anna mengedar pandangannya untuk mencari artemis tapi pandangannya langsung berhenti saat artemis keluar dari pintu dapur.
"Makanannya sudah siap." teriak artemis, tapi anehnya semua yang dimeja memasang wajah pasrah, mengingat terakhir kalinya artemis memasak membuat mereka sakit berjamaah karena kepedisan.
"Mudah-mudahan tidak hambar."
"Tidak asin."
"Tidak pedas."
"Tidak manis."
"Tidak gosong."
"Tidak pahit."
"Maksudnya?"
Pertanyaan anna membuat keenam pria yang tengah menatap artemis berpindah menatap dia, dan mereka hanya menelan ludah dengan wajah yang sulit di artikan.
"Silahkan dimakan." ucap artemis dengan senyum lebarnya, melihat tidak ada pergerakan dari keenam pria itu anna dengan senyum lebarnya memberikan artemis piringnya untuk diisi nasi goreng.
Selesai mengisi piring anna, artemis menaruh piring itu didepan anna, dengan pelan anna mengangkat sendok yang sudah diisi nasi, keenam pria itu masih terus melihat dia, anehnya gerakan anna seperti slowmotion, saat sendok itu masuk kedalam mulut ada yang menutup matanya, ada yang menutup telinga, ada yang menutup wajah dengan kedua tangannya, dan ada yang menatap anna khawatir.
"Enak." ucap anna dengan mata yang berbinar, seketika keenam pria itu langsung duduk tegak dan melihat anna serius, sedangkan artemis tersenyum bahagia, keenam pria itu tidak yakin dengan buru-buru mereka mengambil nasi kedalam piring kosong mereka, saat sendok pertama masuk wajah mereka langsung kaget, tumben sekali masakan artemis bisa seenak ini.
"Tumben masakan kamu enak artemis?" tanya tirian.
"Soalnya aku tambah bumbu bumbu cinta, untuk saudaraku sekalian dan untuk pertambahan 1 saudari." ucap artemis yang membuat semua memandangnya datar, selanjutnya mereka mulai memakan lagi dengan wajah malas, artemis langsung mengerucutkan bibirnya saat tidak ada satu pun yang membalas ucapannya.
Anna yang melihat itu hanya tersenyum, pasalnya artemis terkesan dingin dan datar jadi ketika artemis melakukan hal itu, itu membuat anna ingin mengigitnya atau semakin menyukainya?
"Aku campur dengan makanannya kkami." ucap artemis datar, seketika langsung heboh, ada yang mengeluarkan dari mulut, ada yang membuang, ada yang mual dan memuntahkan.
"Siapa kkami?" tanya anna binggung melihat semua ekspresi dan kelakuan mereka bahkan dia masih memasukkan lagi makanan kedalam mulut.
"Hewan peliharaan theon." mendengar itu mata anna langsung melotot dan dia mulai mengeluarkan nasi yang berada dalam mulutnya dan meminum air bahkan pikirannya sudah menjurus kehal-hal lain yang membuat dia mual.
"Mampus kalian, makannya kalau ada yang berbicara itu dibalas, atau ditanggapin." ucap artemis yang bangkit dari duduknya dan menuju kamarnya.
******
Anna tidak tau dia hendak dibawa kemana yang pasti masih berada dalam rumah ini. Tapi mereka melewati lorong, sampai diujung lorong ada sebuah pintu, Lukas mengambil kunci dari sakunya dan memutar kunci itu.
Saat pintu terbuka anna menatap takjub ruangan yang tidak terlalu besar dan juga buku-buku yang tersusun rapi, tapi mengapa mereka membawa anna kedalam perpustakaan, anna hanya bisa menghela napas kasar dia benci perpustakaan dan buku-buku.
Hingga Bastian yang mendorong kursi roda anna sampai ke depan sebuah rak yang berisi buku-buku tebal.
"Apa kalian akan menyuruhku untuk membaca buku?" tanya anna.
"Mengapa kau suka sekali bertanya nona." jawab kylo.
Lukas memegang sebuah buku yang tebal dan menariknya seketika rak buku itu ternaik ke atas secara perlahan, anna yang melihat itu hanya mengangga.
Saat rak itu sudah terbuka sempurna, mereka pun masuk, anna terus berdecak kagum, sejak dia menginjakkan kakinya kepulau ini dia banyak berdecak kagum karna dia pikir hal seperti ini tidak pernah dia lihat.
Didalam ruangan ini ada satu meja panjang dan 8 kursi, ruangan ini juga dikelilingi dengan berbagai macam komputer, dan ada juga alat yang tidak diketahui anna.
Bastian membawa anna kesalah satu kursi dan mendudukan dia disana. Sedangkan disamping kanan anna ada theon, kylo,lukas. Didepan mereka bastian, ben,tirian dan diujung meja ada artemis. dibelakang artemis ada sebuah kaca berukuran besar dan jika disentuh kaca itu akan menyala seperti komputer.
"Wow." ucap anna kagum.
"Ini belum seberapa." bisik theon.
"bastian, lakukan tugasmu." ucap artemis.
Bastian hanya mengangguk dan mulai menyentuh meja dan meja itu langsung mengeluarkan laptop dari dalamnya dan meja berubah seperti layar, anna hanya mengerjapkan matanya melihat itu, bastian sangat serius menekan keyboard. selanjutnya anna terkejut karna tiba-tiba seperti gambar telapak tangan muncul didepannya.
"Taruh telapak tanganmu disitu, supaya aku bisa mengidentifikasi identitasmu." kedua alis anna tampak menyatu mendengar ucapan bastian.
"Jadi begini saat kau menaruh tangganmu disitu maka seluruh identitasmu atau keterangan tentangmu akan muncul dilayar itu." penjelasan bastian membuat anna menganggukan kepalanya mengerti, serta mulutnya yang berbentuk huruf o.
Anna menaruh tangannya, lagi-lagi dia berdecak kagum saat semua biodatanya muncul dilayar yang berada didepan mereka. Namanya, golongan darahnya semuanya bahkan sampai hal yang tidak diketahuinya.
"Bukankah kau bilang kau tidak memiliki orangtua?" tanya artemis binggung karna dilayar itu menuliskan bahwa anna memiliki 3 orang saudara tiri, 2 anak dari ayahnya lebih tepatnya anak dari ibu tirinya dan 1 anak dari ibunya dan identitas mereka juga ada, tapi yang tidak ada hanya identitas dari ayah tirinya.
Anna menyadarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Aku pikir hal seperti itu tidak akan muncul tapi mengapa muncul juga."
Semuanya membaca dengan serius sampai disalah satu fakta bahwa anna juga termasuk pembunuh bayaran.
"Apa?! Kau pembunuh bayaran?" kaget kylo.
"hah? haruskah hal seperti itu muncul juga?" tanya anna heran.
Theon tampak mengerutkan keningnya. "Bukankah beberapa dari mereka termasuk orang distrik?"
Anna membulatkan matanya dan mengangkat kedua tangannya seperti tanda menyerah saat ketujuh senjata di todong kearahnya.
"yang benar saja kalian!" ucap anna panik
"Siapa kau sebenarnya?" tanya bastian, dan anna tampak susah menelan ludahnya karena takut, anna tidak pernah merasa takut tapi untuk sekarang dia sangat amat takut.
"A...aku tidak tau kalau beberapa dari mereka termasuk orang distrik." jawab anna terbatah-batah.
"Kalau kau tidak tau mengapa kau membunuh mereka?" tanya lukas tegas.
Anna tampak keringat dingin, apa ini? Mengapa dia sangat takut saat ditodong senjata tapi dia tidak takut saat membunuh berkali-kali.
"Setiap hari aku hanya mendapat pesan yang mengirimi foto mereka untuk dibunuh, aku hanya profesional melakukan tugasku." anna melihat wajah mereka satu persatu semua menatapnya tajam, anna meringis sepertinya dia harus jujur tentang hidupnya.
"Baiklah, aku akan jujur tentang kehidupanku." anna sedikit takut menurunkan senjata milik theon dan kylo yang berada tepat di sampingnya.
"bisakah kalian turunkan ini, aku sedikit takut." artemis seperti memberi isyarat pada mereka untuk menurunkan semua senjata yang membuat anna bernapas lega saat senjata diturunkan.
"Sekarang ceritakan semuanya." ucap artemis datar. Lagi lagi anna meringis karna nada bicara artemis yang berubah dan auranya yang sangat dingin
Anna mulai menceritakan hidupnya mulai dari dia dan ibunya yang selalu disiksa, ibunya yang meninggalkannya, bentuk pemberontakannya yang hanya semata-mata supaya ibunya kembali padanya, ayahnya yang menikah lagi, ibunya yang tidak menganggap dia anak sampai dimana dia disiksa didepan orangtuanya dan dibuang tapi mereka tidak sedikit pun menolong dia atau membelanya.
"Dramatis sekali." ucap tirian, sambil tersenyum sinis. "Tapi aku masih heran mengapa kau bisa membunuh orang-orang distrik yang mereka tidak mungkin membeberkan pulau ini dan identitas mereka."
"Aku sudah bilang, aku hanya dikirimkan foto setelah itu aku mulai mencari mereka dan membunuh mereka, dan uang masuk ke rekeningku."
"Siapa yang membawamu untuk bergabung dengan mereka?" tanya artemis.
"Jackson." ucap anna yang membuat mereka semua memandang anna kaget.