Pelakor Itu Adik Ipar Ku. ( Ipar Adalah Maut Bagi Rumah Tangga Ku ).

Glen yang tak mendapat maaf dari sang istri pun sedikit prustasi, dan menyesal telah membela adik iparnya di banding istrinya sendiri. Sudah jelas di sini itu yang bersalah adalah Alexsa, dan dia tidak bisa mengerti keadaan suaminya, apa bisa itu di sebut seorang istri." Glen yang mengingat perkataan sang istri langsung merenungi kesalahan yang telah dirinya lakukan. Membentak hati seorang istri yang sudah lima tahun ini menemani dirinya dalam suka maupun duka.

Azhara yang kini sudah menyajikan beberapa menu makan malam, yang di antara menu ada beberapa makanan favorit sang suami.

Dengan wajah datar nya, Azhara menyajikan makanan di sebuah piring yang ada di hadapan sang suami, yang kini sudah duduk manis di meja makan. Untuk menikmati makan malam.

Meski dalam keadaan kecewa, kesal, dan marah terhadap pria yang di layaninya di meja makan, Azhara tidak lupa untuk melakukan tugasnya sebagai seorang istri.

"Terima kasih!" ucap Glen. Dan sedikit melirik ke arah sang istri yang sudah duduk manis di sebelah nya.

"Hm!" Azhara hanya berdehem saja untuk menjawab ucapan suami nya itu.

"Selamat malam ka Glen!" ucap Alexsa. Yang baru saja datang dengan senyuman manisnya, dan langsung duduk di kursi yang berhadapan dengan sang kk ipar.

Azhara yang melihat kedatangan Alexsa hanya diam tampa mau menyapanya.

"Malam!" balas Glen. Dengan tatapan yang tertuju ke arah wanita yang ada di hadapan nya dengan pakaian yang sedikit terbuka.

"Selamat makan juga kk!" ucapnya lagi. Dan segera menyantap masakan sang kk ipar nya dengan senyuman manisnya, mata yang selalu tertuju pada pria tampan yang ada di hadapan nya, pria yang sudah memiliki istri dan berstatus sebagai kk ipar dari suaminya.

Glen yang mengetahui jika Azhara masih dalam keadaan tidak baik pun hanya diam tampa mau menjawab lagi ucapan wanita itu.

Beberapa menit kemudian acara makan malam pun sudah selesai, Azhara yang di susul sang suami menuju arah kamar mereka, untuk mengistirahatkan tubuh mereka yang lelah seharian ini. Apa lagi besok Glen akan melakukan peninjauan sebuah proyek besar yang di kelola perusahaan nya saat ini.

Sesampainya di kamar, Azhara langsung membaringkan tubuhnya di ranjang yang berukuran King Size.

"Sayang, aku benar-benar minta maaf?" mohon Glen. Dengan duduk di kasur kosong sebelah istrinya itu.

"Tidurlah! Besok kamu akan melakukan perjalanan bukan?!. Ucap Azhara. Dan membalik kan tubuhnya ke arah suaminya, dengan tatapan intens dan lekat. Azhara menelisik dalam mata sang suami.

"Ak---

"Aku sudah memaaf kan mu" Sini, berbaring lah dengan ku! Pinta Azhara pada pria tampan yang ada di hadapan nya saat ini.

Glen yang mendengar sang istri sudah memaafkan ke salahan nya pun, langsung segera berbaring mengikuti sang istri. Dan langsung memeluk tubuh wanita itu dengan sangat erat dalam dekapan nya.

"Selamat malam sayang!" ucap Glen. Dan langsung melayangkan sebuah kecupan hangat di kening sang istri yang kini sudah memejam kan matanya.

☆☆☆☆☆

Jam sudah menunjukkan pukul 05:00 subuh, Azhara yang sudah terbangun dari tidurnya pun melihat ke arah pria yang sudah berstatus menjadi suaminya itu. Yang masih setia dengan tidur lelap nya, Glen yang tertidur sangat lelap di dalam pelukan sang istri.

"Dasar big baby!" ucap Azhara dengan menyunggingkan sebuah senyuman di sudut bibir ranum nya.

Setelah mengelus wajah tampan suaminya, Azhara pun dengan perlahan bergerak untuk bangkit dari tidurnya dengan perlahan-lahan agar tidak membangunkan sang suami yang masih setia terlelap dengan mimpinya.

"Sebaiknya aku menyikat gigi, mencuci wajah dan menyisir rambut terlebih dahulu! Ucap nya. Dan berjalan cepat ke arah kamar mandi yang ada di kamar mereka.

Beberapa menit kemudian Azhara yang sudah siap dengan membersih kan wajahnya, dirinya pun langsung beranjak keluar dari dalam kamar nya. Lalu bergegas menuruni anak tangga yang menuju lantai bawah, untuk melakukan aktifitas paginya, dengan memasak beberapa menu sarapan pagi untuk mereka nikmati bersama sang suami dan adik iparnya Alexsa.

Alexsa yang sudah berada di dapur terlebih dahulu pun melihat sang kaka ipar yang baru saja menuruni anak tangga dan berjalan ke arah dapur.

"Alexsa, mengapa kamu sudah ada di dapur sepagi ini?" tanya Azhara. Yang heran dengan perubahan sikap wanita itu, yang biasanya saat di kediaman nya bersama Ronal, Alexsa tidak pernah sekalipun memasak sarapan, ataupun menyajikan menu masakan untuk sang suami sekalipun itu.

Karena hal itulah yang membuat Azhara heran dengan apa yang di lihatnya saat ini, Alexsa yang dengan lihainya memotongi beberapa sayuran dan tidak lupa juga dirinya membuat ramuan teh khas pedesaan yang di ramu khusus dengan beberapa bahan-bahan yang sangat langkah.

"Apa kau tidak bisa melihatnya!" ucap Alexsa. Dengan nada suara cuek.

"Apa maksudmu, 'Al?" tanya kesal Azhara. Dan menatap curiga pada wanita yang lebih muda di bandingkan dirinya.

Di kediaman Ronal, saat ini pria muda itu sudah terbangun dari tidurnya akibat sakit yang di deritanya beberapa hari ini.

Akhhhhh,,,,, "Mengapa lambungku sangat sakit?" akh,,,, ini benar-benar sakit! Ucapnya. Dengan nada suara lirih.

Ronal yang meremat bagian perutnya yang merasa perih, dan sakit yang cukup luar biasa membuat nya sampai mengeluarkan keringat yang membasahi tubuhnya sampai basa.

"Bi, bibi,,,,,,,!" panggil nya. Yang sudah mematikan peredam suara terlebih dahulu, yang ada di kamarnya.

Bibi pelayan yang tidak mendengar suara tuan nya sama sekali, masih asik dengan masakan nya.

Dengan tubuh yang sudah lemas, wajah pucat pasi, Ronal beranjak dari ranjang nya dengan berjalan tertatih-tatih. Membuat sakit yang ada di lambung dan perutnya semakin terasa, dengan bersusah payah Ronal keluar dari dalam kamarnya dan ingin menuruni anak tangga yang menuju lantai paling bawah.

"Bi, bibi,,,,,!" panggil Ronal. Yang hampir saja ingin menuruni anak tangga.

Bibi pelayan yang mendengar suara bariton tuan mudanya pun langsung berlari menuju arah tangga, di mana sang majikan yang sudah terduduk lemas di lantai atas dengan meremat bagian perutnya.

"Tuan, tuan muda ada apa yang terjadi dengan tuan muda!" ucap panik bibi pelayan. Yang saat ini sudah ada di hadapan pria tampan itu, dengan berhati-hati bibi pelayan membantu Ronal dan memapah nya untuk masuk ke dalam kamar milik tuan mudanya itu.

"Bi, perutku sakit sekali!" ucap Ronal. Dengan suara yang bergetar hebat.

Setelah berhasil membantu tuan mudanya untuk berbaring kembali ke atas ranjang nya yang berukuran King Size, bibi pelayan segera meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang yang akan membantunya merawat tuan mudanya itu.