Menikah karena perjodohan orang tua, tidak menghalangi cinta antara Farrel dan Anastasya. Namun, hubungan yang tadinya sudah indah harus hancur berkeping-keping karena pemuda itu lebih mementingkan sahabat, daripada Tasya istrinya sendiri. Sehingga tidak tahu bahwa istrinya mengidap penyakit mematikan. Segalanya terbongkar setelah Tasya mengalami kecelakaan bermotor yang hampir menghilangkan nyawa gadis itu. Hal itu pula membuat Tasya koma hingga bertahun-tahun lamanya.
Bagaimanakah kisah rumah tangga pasangan remaja tersebut? Akan kah Farrel dan orang tua Anastasya menyesal sudah mementingkan hal lain daripada gadis malang tersebut? Jangan lupa tinggalkan jejak biar Mak Autor semagat nulisnya ya🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenab Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gue Sayang, Elo. (Farrel)
💐💐💐💐💐💐
...HAPPY READING......
.
.
Apa yang dilakukan oleh Farrel tentu membuat Aprilia menyesali perbuatannya hari ini. Apalagi pemuda yang dia sukai malah berteriak marah padanya. Namun, jika pada Tasya tentu semakin membenci gadis itu. Siapa sih yang tidak mau dipeluk, dibela dan digendong oleh cowok paling populer di sekolah mereka. Tapi semua itu sudah didapatkan dengan mudah oleh Tasya. Gadis yang selalu membuat keributan.
"Farrel... Maaf gue telat. Tadi lupa kode loker nya karena terburu-buru," ucap Edo berlari menyusul Farrel ke arah parkiran sekolah.
"Tidak apa-apa. Tolong buka pintu mobil gue!" jawab Farrel yang tidak mau menurunkan istrinya di jalan menuju parkiran mobil. Soalnya banyak siswa yang lagi bersantai di sepanjang jalan tersebut.
"Kuncinya mana?" tanya Edo dengan nafas terengah-engah karena sudah berlari dari kantin ke kelas, lalu kembali ke kantin lagi dan karena Evans tidak ada, dia berlari lagi menuju perkiraan.
"Sya, tolong ambil kunci di saku depan gue," ucap Farrel karena mana mungkin dia menyuruh Edo yang mengambilnya. Soalnya ada Tasya yang sedang dia gendong.
Meskipun tidak menjawab, tapi gadis itu melakukan apa yang Farrel perintahkan. Walaupun dengan jantung berdebar-debar. Bagaimana mungkin dia sebagai seorang gadis harus memasukan tangan kedalam saku depan seorang laki-laki. Untungnya Farrel adalah suaminya sendiri.
"Ini!" meskipun tidak bisa melihat Edo, tapi Tasya memberikan kunci mobil Farrel kearah suaranya saja. Setelahnya Edo langsung berlari menuruni tangga agar lebih cepat sampai. Dia membukakan pintu mobil Farrel tepat waktu. Sehingga Tasya diturunkan ke dalam mobil langsung. Tidak lupa Farrel juga langsung menutup pintunya kembali. Seolah-olah hanya dia sendiri yang boleh melihat apa yang dimiliki oleh Anastasya. Meskipun memang seperti itulah kenyataan sebenarnya.
"Edo, thanks. Elo tolong bantu teman-teman kita ya. Aprilia harus mendapatkan hukuman yang setimpal," pamit Farrel sebelum menyusul masuk kedalam mobilnya.
Gleek!
Farrel yang tidak sengaja menatap tepat pada bagian dada Tasya, menelan Saliva nya sendiri.
"Tutup pakai ini!" ucapnya menyerahkan almamaternya agar bisa menutup tubuh istrinya meskipun hanya bagian dada saja.
"Farrel, thanks ya. Lagi-lagi Elo sudah menolong gue. Padahal gue selalu merepotkan Elo," kata gadis itu merasa berhutang budi sudah dibantu saat dia tidak bisa melawan April bersama geng nya.
"Hemm!" Farrel hanya mengangguk pelan sambil menjalankan kendaraannya. "Elo istri Gur, Sya. Mana mungkin gue membiarkan Elo dipermalukan seperti tadi,"
Deg!
Hanya mendengar kata seperti itu sudah membuat jantung Tasya berdegup kencang. Namun, dia masih diam tidak berbicara sepatah katapun.
"Jangan khawatir, Aprilia pasti akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Karena tindakannya sudah bullying. Elo tahu kan di sekolah kita tidak boleh ada siswa-siswi yang berbuat seperti itu. Kecuali jika pertengkaran yang tidak direncanakan," Farrel menenangkan istrinya. Padahal gadis itu diam gara-gara ucapannya yang mengakui bahwa Tasya adalah istrinya.
"Ya, gue hanya takut dikeluarkan dari sekolah, Rel?" ucap gadis itu mengurungkan niatnya di dalam hati untuk mengungkapkan perasaannya.
"Tidak akan gue biarkan itu terjadi. Sudah, elo tenang aja! Semua itu urusan gue," jawab Farrel yang langsung membelokkan mobilnya ke sebuah ruko.
"Kenapa kita berhenti di di sini?" tanya Tasya heran.
"Tunggu di di sini. Gue mau membeli makanan untuk Elo makan," sebelum Tasya kembali menjawab pemuda tampan itu sudah keluar dari mobilnya.
"Farrel... "
Gumam Tasya menatap punggung suaminya yang sudah masuk kedalam ruko tersebut. Namun, tidak lama, hanya kurang dari sepuluh menit pemuda itu sudah kembali membawa paperback makanan.
"Ini, nanti setelah mandi Elo makan dulu. Karena tadi Lo nggak sempat makan, kan," ucap Farrel sangat perhatian pada istrinya. Membuat mata Tasya tiba-tiba panas karena berusaha menahan air mata bahagianya. Mungkin bagi orang lain perhatian Farrel biasa saja, akan tetapi bagi seorang Anastasya yang lebih banyak diurus oleh pelayan merasa sangat tersentuh hatinya. Anggap saja Tasya adalah gadis yang haus akan kasih sayang dan perhatian dari orang-orang terdekatnya.
"Sya, Elo kena---"
"Farrel, terima kasih karena Elo sudah... " seru Tasya langsung memeluk Farrel lebih dulu. Dia sudah melempar jauh rasa malu dan gengsinya. "Gue butuh Elo, Rel. Gue membutuhkan, Elo. Terima kasih karena Lo selalu ada untuk gue." Meskipun sempat tertegun, tapi tangan Farrel balas memeluk tubuh istrinya.
"Gue nggak akan kemana-mana dan akan selalu ada untuk Elo, Sya. Gue Sayang sama, Elo." Jawab Farrel memejamkan matanya. Sudah lama dia ingin mengungkapkan perasaannya pada sang istri. Dan ternyata hari inilah waktunya meskipun tidak ada perencanaan sebelumnya.
"Elo serius sayang sama Gue, Rel?" Tasya mengurai pelukan mereka dan mengangkat wajahnya untuk menatap mata Farrel. "Elo nggak lagi ngerjain gue kan berkata seperti ini, Rel? Elo benar-benar sayang sama gue kan?" ucap Tasya benar-benar berharap tidak salah dengar. Farrel tidak langsung menjawab, tapi dia balas menatap mata istrinya yang sudah merah hampir menangis.
"Ya, gue sayang banget sama Elo, Sya. Mana mungkin gue ngebiarin hal buruk terjadi pada istri gue," jawaban Farrel membuat Tasya kembali memeluk erat pemuda itu sambil menangis.
"Elo nggak boleh ninggalin gue seperti mama dan papa ya, Rel. Gue sendirian tidak punya tempat untuk bersandar," ucap Tasya di sela tangisnya.
"Iya, gue janji akan selalu ada buat Elo, Sya. Sudah ya, jangan menangis lagi! Gue paling nggak tahan melihat cewek menangis, apalagi jika itu gara-gara gue," jawab Farrel merenggang kan pelukannya. Tangan Farrel menyeka air mata gadis itu.
Cup!
"Ada gue, jangan khawatir. Karena gue nggak akan membiarkan Elo terlibat masalah baru lagi, ataupun membiarkan Elo bersedih," Farrel mengecup bibir ranum istrinya. Membuat bola mata Tasya seakan-akan mau keluar dari tempatnya.
... BERSAMBUNG... ...
klo udh begini semua pada nyesel..
kmarin² kmana aja d saat tasya butuh perhatian udh nggk ngasih perhatian malah d katain anak gk berguna kna tampar pula..
biar Farrel merasakan mengejar cinta Tasya, dan orang tuanya pun sama