NovelToon NovelToon
Pelukan Mantan Ketua Gangster

Pelukan Mantan Ketua Gangster

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Model / Romansa / Gangster / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lyaliaa

Florin, yang baru saja mengalami patah hati, secara tidak sengaja bertemu dengan Liam, mantan ketua gangster yang memiliki masa lalu kelam. Dia terjebak dalam hasrat cinta semalam yang membuat gairah itu terus berlanjut tanpa rencana. Namun saat hubungan mereka semakin dalam, masa lalu Liam yang gelap kembali menghantui, membawa ancaman dan bahaya dalam kehidupan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyaliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Brak.

"Jarrel.! Jauhkan tangan kotor mu darinya!?!" bentak Liam dengan pistol menghadap lurus ke depan begitu pintu terbuka lebar.

Melihat kemunculan Liam, Florin langsung menepis pria yang berdiri di depannya dan melangkah maju ke tempat Liam berada, tak takut sedikitpun meskipun ada pistol di tangan Liam. Namun langkahnya langsung terhenti dan tubuhnya terasa di tarik.

Pria itu bernama Jarrel, dia adalah kaki kanan tetua dari gangster yang baru saja di tinggalkan oleh Liam. Dia menarik Florin dan membuatnya berada dalam dekapannya dan hanya sekejap mata sebuah pisau kecil hampir menancap di leher wanita itu.

"Jatuhkan pistol mu atau aku akan membunuhnya di depan matamu," ancam Jarrel tanpa gentar sedikitpun. Liam tampak ragu, namun dia tak menurutinya. Liam menggenggam erat pistol itu dalam genggamannya. "—sekarang!" lanjut Jarrel.

"Ssssttt," desis Florin perih saat merasakan sesuatu yang tajam sedikit menyayat kulitnya.

Tuk.

Liam melepasnya, wajahnya tampak suram dan tatapannya tajam seakan bisa menyayat apapun yang lewat di depan matanya.

"Semudah itu?" Jarrel menaikkan salah satu alisnya terkejut dan heran dengan sikap Liam. Dia tak pernah menjatuhkan senjatanya untuk melindungi siapapun selama ini. Dan untuk wanita yang sedang dia tawan, Liam menjatuhkan senjatanya. Itu diluar dugaannya. "Tidak seru," lanjutnya.

"Ahh," nafas Florin langsung terengah-engah begitu Jarrel melepaskannya, dia terduduk lemas di lantai berusaha menenangkan dirinya.

Secepat kilat, Liam sudah berada di dekat Florin dan memeluk wanita itu berharap pelukannya bisa membuatnya merasa lebih baik.

Liam menatap tajam pada Jarrel yang sudah di duduk manis di sofa, "Kau bilang dia menarik perintahnya, apa sedang kau lakukan sekarang, Ha?!" bentak Liam.

"Entah. Kenapa ya aku disini," Jarrel melihat sekitarnya, rasa tak bersalah yang tampak jelas di wajah Jarrel membuat Liam semakin kesal.

"Rei, bawa Florin pergi," perintah Liam tak mengalihkan pandangannya kemanapun selain mke arah Jarrel.

Reiga yang terdiam berdiri di ambang pintu dari tadi akhirnya bergerak. Dia berjalan mendekat ke tempat Liam dan Florin berada, dia ikut berjongkok dan membimbing wanita itu untuk berdiri dan beranjak pergi dari sana. Sementara Liam menjauh dari mereka.

"Aku tak akan melepaskan mu!," Liam menggenggam erat kerah baju kemeja yang di pakai Jarrel. Mereka saling bertatapan, dengan dua jenis tatapan yang sangat bertolak belakang. Tatapan Liam penuh dengan amarah yang membara sedangkan tatapan yang Jarrel berikan sebagai balasan hanyalah ekspresi datar.

"Hei. Hei," Jarrel mengalihkan pandangannya dari Liam dan melirik pada Reiga yang berjalan perlahan bersama Florin. "Kau mau membawanya kemana, tak ada yang boleh pergi dari sini. Tidak dengan izinku."

Tiba-tiba sekelompok pria bersenjata masuk dan membentuk barisan, menghalangi Reiga untuk tidak melanjutkan langkahnya lebih jauh.

"Kau pikir kau siapa."

Buk.

Akhirnya Liam memukulnya, tangannya sudah mengepal erat dari tadi. Sudah gatal ingin memukul Jarrel. Dia melayangkan pukulannya lagi tapi hanya mendarat di sandaran sofa, dia memukul sofa beberapa kali berniat melepaskan amarah yang menggangunya. Dia tak bisa melakukan apapun pada pria ini jika ingin Florin aman. Liam berdiri tegak, menjauh dari Jarrel. Dia berusaha mengatur nafasnya yang beraturan.

"Aku siapa? Heh,.." Jarrel menyentuh sudut bibirnya yang terluka karena pukulan Liam. Dia tersenyum, dia tak marah. Baginya itu hanyalah balasan dari sayatan kecil yang dia tinggalkan di leher wanitanya Liam. Dia sangat mengenal Liam, lebih dari siapapun. Lebih dari Reiga dan tak akan sebanding dengan Florin yang baru saja mengenalnya.

Jarrel dan Liam sudah saling mengenal sejak kecil, mungkin sejak lahir. Mereka berdua di besarkan oleh orang yang sama. Seseorang yang mereka sebut sebagai tetua. Namun tak ada kecocokan sedikitpun antara mereka bahkan setelah mereka dewasa. Mereka selalu berselisih paham tentang apapun itu.

"Aku kesini hanya ingin menyampaikan pesan darinya. Dia menerima keputusan mu membubarkan Geng Zion, dan dia akan membiarkan kau melakukan apa yang kau mau."

"Kenapa dia tiba-tiba berubah pikiran?" tanya Liam curiga. Tetua itu bukanlah orang yang akan menarik perintahnya begitu saja.

"Mana ku tau. Tapi yang jelas dia mengatakan kalau kau akan menyesal jika ingin memulai hidup barumu dengan wanita itu."

"Apa maksudmu?"

"Hememm.," Jarrel mengangkat kedua bahunya mengisyaratkan bila dia tak tahu menahu tentang apa yang sebenarnya terjadi. Dia juga bingung, Jarrel bangkit dari sofa dan berdiri di hadapan Liam, "Aku sudah selesai, aku pergi. Disini terlalu cerah untukku, aku tak tahu seleramu seperti ini. CkCk.."

Dia berjalan melewati Liam begitu saja, dia sempat berhenti sebentar di samping Florin sebelum keluar. Dia sedikit menunduk dan membisikkan sesuatu. Suaranya terdengar samar-samar di telinga Florin, dia masih bergelud dengan pikirannya. Dia masih tak fokus dan tak bisa mendengarnya dengan jelas.

Reiga bahkan tak bisa mendengar apa yang sedang di bisikkan oleh pria itu. Hanya berlangsung kurang dari satu menit. Jarrel melanjutkan langkahnya, dia keluar dari kamar diikuti oleh sekelompok orang yang masuk kemudian.

Hanya keheningan yang tersisa, Reiga menuntun Florin untuk duduk di tempat tidur kemudian dia beralih pada Dean yang masih tergeletak di lantai. Liam langsung menghampiri wanita itu, dia duduk di samping Florin dan menggenggam tangannya erat, "tidak akan ada yang bisa melukaimu lagi, aku akan melindungi mu. Aku janji."

Florin kembali berada dalam pelukan Liam, dalam kehangatan yang serasa seperti obat penenang baginya. Dia menutup matanya merasakan sensasi tenang yang terus mengalir dari pria itu padanya. Entah kenapa dia merasakan kedamaian berada dalam pelukan mantan ketua gangster yang seharusnya membuatnya takut.

Tapi tidak, tak ada rasa takut dalam benaknya. Dia suka film bergenre kriminal dan dia tak takut akan kejahatan, mungkin selama dia tak merasakannya. Dia tak akan takut—namun dengan apa yang baru saja terjadi padanya membuatnya syok dan perlu menyesuaikan diri. Itu terlalu mendadak dan diluar dugaannya, jika dia dijadikan sandera.

...----------------...

1
Luka Ingin Mencintai
mampir kak...🙏, folow aku balik ya kak.../Smile/
Agus Tina
kayaknya bagus ... cuus
ros
Luar biasa
LxyHa
kasian nya si flo🥹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!