NovelToon NovelToon
Cinta Suci Untuk Rheina

Cinta Suci Untuk Rheina

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Slice of Life
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nofi Hayati

Tidak ada pernikahan yang sulit selama suami berada di pihakmu. Namun, Rheina tidak merasakan kemudahan itu. Adnan yang diperjuangkannya mati-matian agar mendapat restu dari kedua orang tuanya justru menghancurkan semua. Setelah pernikahan sikap Adnan berubah total. Ia bahkan tidak mampu membela Rheina di depan mamanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nofi Hayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertengkaran

Setelah Zahid tertidur pulas, Rheina ikut membaringkan tubuhnya di atas kasur yang terletak di sebelah box-nya Zahid. Tidak menunggu lama, wanita yang baru saja menjadi ibu itu, sudah langsung terlelap. Adnan sangat kasihan melihat istrinya yang terlihat lelah. Bukan hanya lelah badan, tetapi istrinya itu juga lelah hati memghadapi sikap maminya.

Adnan ingin meminta maminya itu untuk balik ke rumahnya saja karena di sini pun, beliau tidak melakukan apa-apa untuk Rheina, selain nyinyir. Namun, ia masih bingung memikirkan cara agar wanita yang yang telah membesarkannya seorang diri, sejak kepergian ayahnya lima tahun yang lalu itu tidak tersinggung. Lelah Adnan berpikir, sampai ia pun ikut tertidur pulas di sebelah istrinya.

Sekitar jam 2 dini hari, Zahid terbangun dan menangis. Ternyata, popoknya basah dan bedongnya harus diganti. Pelan-pelan, Rheina coba membuka popok basahnya. Namun, karena ini adalah kali pertamaanya melakukan itu tanpa bantuan Marni, ia mengerjakannya dengan sangat lambat. Tangis Zahid semakin keras. Adnan pun terbangun dibuatnya.

"Biar aku saja yang ganti popoknya, Sayang. Kamu siap-siap menyusui aja. Jahitan kamu pasti masih sakit, 'kan?" ujar Adnan. Ia tidak tega melihat istrinya yang terlihat masih gugup melakukan hal tersebut. Adnan juga baru diajari tadi siang oleh mertuanya, tetapi paling tidak, fisiknya kuat, tidak seperti Rheina yang baru saja melahirkan beberapa hari yang lalu.

Tiba-tiba, pintu kamar mereka terbuka.

Sepertinya tangisan Zahid sudah mengganggu seluruh penghuni rumah ini. Sebagai orang tua muda, yang baru saja memiliki bayi, mereka masih belum bisa mengganti popok Zahid dengan cepat. Mami Adnan sudah berdiri di depan pintu kamar, dan melihat sinis ke arah Rheina.

"Biar Rheina yang ngerjain, Adnan! Sebagai ibu, dia harus belajar mengurus bayi, jangan terlalu dimanja," ujar Desti tidak berperasaan.

"Wajar seorang suami bantu ngurusin bayi, Bu Desti. Itu tandanya, Adnan mengerti artinya tanggung jawab. Rheina baru aja beberapa hari melahirkan. Jahitan di jalan lahirnya masih basah. Jangankan untuk banyak bergerak, bergeser sedikit saja, pasti masih terasa sakit. Saya yang cuma sekali melahirkan saja tahu rasanya. Masak, Bu Yanti yang melahirkan sudah dua kali nggak ngerti soal itu," ujar Marni yang ternyata sudah berdiri di belakang Desti.

Ia tidak terima anaknya dipelakukan seperti itu oleh Yanti. Kalau tidak memikirkan perasaan Adnan, ingin rasanya, ia memaki Desti. Namun, ia masih mencoba untuk berpikir waras. Kasihan putrinya kalau ia berkelahi dengan Desti di sini.

"Maksud saya, jangan terlalu dimanja, Bu Marni. Bukannya melarang Adnan untuk membantu," jawab Desti yang merasa tidak enak karena ketahuan sedang mengomeli menantunya.

"Biar Mama aja, Adnan. Kasihan Zahid nangisnya terlalu lama. Besok, Mama bakal ngajarin kalian berdua bagaimana cara mengganti popok sama bedong lagi, ya," ucap Marni mengacuhkan Desti.

"Makasih, ya, Ma," ujar Adnan. Lagi-lagi ia merasa tidak enak hati pada mertuanya, akibat ulah maminya.

"Nggak perlu pakai terima kasih. Mama nginap di sini, tujuannya untuk membantu kalian berdua, kan? Bukannya malah menambah beban kalian dengan nyinyir nggak tentu arah," sindir Marni.

Desti yang mendengar sindiran Marni, langsung pergi meninggalkan mereka. Adnan benar-benar tidak enak dengan situasi seperti saat ini.

"Ma ... Adnan minta maaf atas sikap Mami, ya," ujarnya lagi.

"Sudah! Jangan minta maaf terus. Bukan salah kamu, kok! Mama balik ke kamar dulu, ya," pamit Marni setelah Zahid tenang dalam pangkuan Rheina yang menyusuinya.

"Mama tidur di sini aja bareng Rheina. Adnan bakal gelar kasur santai di samping box Zahid." Adnan khawatir akan terjadi perang mulut lagi, jika Marni balik lagi ke kamarnya. Memahami maksud menantunya, Marni akhirnya tidur bersama dengan mereka.

--

Pagi-pagi sekali Marni sudah bangun. Ia memasak sarapan sehat untuk Rheina. Sementara itu, Herlin memasak nasi goreng dan ayam goreng bumbu untuk seluruh anggota keluarga. Setelah semuanya selesai, Marni menyiapkan beberapa menu untuk Rheina. Udang goreng mentega, tumis sayur daun katu, buah apel dan tidak lupa segelas susu khusus ibu menyusui.

"Makan yang banyak, ya, Rheina. Biar cepat pulih, dan air susu juga semakin deras keluarnya," ujar Marni yang menemani anaknya makan.

"Iya, Ma. Kalau menunya seperti ini, pasti Rheina bisa makan dengan lahap," ujarnya senang.

"Makan banyak-banyak, juga tidak bagus, lo, Rheina. Nanti kamu gendut, setelah itu, pasti susah membentuk badan. Lucu saja dilihatnya, anak baru satu, badannya sudah segede gajah," ujar Desti lagi.

Adnan menarik napas dan membuangnya dengan kasar. Kalau tidak takut dosa, ingin rasanya ia mengusir Desti saat itu juga. Sementara itu, wajah Rheina yang tadinya senang, langsung berubah sedih mendengar omongan mertuanya. Ia bingung dengan sikap Yanti yang tidak pernah sekali pun baik padanya sejak pulang dari rumah sakit.

Menyadari wajah anaknya berubah, Marni mencoba mengalihkan pembicaraan. Ia kembali membujuk Rheina agar mau meneruskan makannya.

"Udah, jangan didengarkan! Makan aja dulu. Nanti Zahid bangun, Rheina jadi nggak bisa makan," ujar Marni. Ia sangat mengerti bagaimana perasaan anaknya saat ini.

Rheina mulai menyuap makanan, yang disediakan Marni tadi. Biasanya, ia sangat lahap saat menyantap masakan mamanya yang luar biasa enak, tetapi saat ini sulit baginya menelan makanan itu karena masih teringat perkataan mertuanya tadi.

"Adnan, Mama boleh minta tolong?" tanya Marni setelah mereka selesai makan.

"Boleh, Ma," jawab Adnan cepat. Ia tidak ingin mengecewakan mertuanya yang sudah sangat baik.

"Tolong kamu masukkan semua barang-barang Zahid dan Rheina ke dalam koper. Mama mau bawa anak sama cucu Mama pulang. Rheina butuh ketenangan. Di saat seperti ini dia tidak boleh tertekan apalagi sampai stress. Nanti air susunya bisa kering, dan yang paling parah, bisa terkena baby blues. Mama tidak mau itu terjadi pada anak Mama," ujar Marni tegas.

"Namun, Ma ...." Belum selesai Adnan mengucapkan kata-katanya, Marni kembali memotong ucapan menantunya itu.

"Tidak ada kata namun untuk soal ini. Dari kemarin, Adnan pasti merasakan bagaimana sikap mami Adnan terhadap Rheina. Kalau Adnan benaran sayang sama Rheina dan Zahid, tolong dengarin omongan Mama. Seandainya Adnan mau, Adnan boleh ikut tinggal di rumah Mama. Saat Rheina pulih nanti, dan sudah cukup kuat menghadapi nyinyiran mami Adnan, kalian boleh balik ke sini lagi," ucapnya tegas.

Rheina benar-benar terkejut mendengar omongan mamanya, tetapi ia hanya diam. Wanita tersebut tidak berani membantah. Ia kasihan pada mamanya, dari kemarin wanita paruh baya yang selalu ada untuknya itu, pasti sudah menahan diri melihat sikap mertuanya.

"Adnan ikut tinggal di rumah Mama," ujar Adnan pada akhirnya.

"Ya, udah. Kalau begitu, siap-siap sekarang. Biar Rheina menyelesaikan menyusukan Zahid dulu," ujar Marni lagi.

"Nggak bisa gitu, dong, Bu Marni. Mana bisa main bawa cucu, menantu sama anak saya begitu aja," protes Desti.

"Menantu? Cucu? Apa saya tidak salah dengar? Coba ibu intropeksi diri dulu. Sudah benar belum tindakan Ibu sebagai seorang mertua dan nenek yang baik. Oh iya, pintu rumah saya terbuka lebar buat Ibu. Ibu bisa datang kapan saja untuk melihat cucu dan menantu kesayangan, Ibu." Marni sengaja menekankan pada kata cucu dan menantu.

Rheina benar-benar bingung dengan semua ini. Namun, ia yakin tindakan yang diambil mamanya adalah yang terbaik. Apalagi, Adnan juga ikut bersama mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!