NovelToon NovelToon
[Bukan] Muhalil

[Bukan] Muhalil

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:36.9k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Kiara percaya cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Tapi ternyata, bermodalkan cinta saja tidaklah cukup. Pernikahan yang baru berjalan 1 tahun atas dasar perjodohan itu harus berakhir begitu saja setelah Erick menjatuhkan talak untuk yang ketiga kalinya. Alasannya selalu sama, hanya karena merasa tidak diperhatikan. Padahal, sebelum memutuskan menikah mereka sudah sepakat akan saling memahami profesi masing-masing.

3 bulan kemudian Erick kembali dengan sejuta penyesalan dan meminta rujuk. Kiara yang sejatinya masih mencintai sang mantan suami kembali memberikan kesempatan meski tahu jalan kembali kali ini harus melewati lika-liku yang rumit. Kiara harus menikah terlebih dahulu dengan laki-laki lain yang disebut muhalil.

Bagaimanakah perjalanan rumah tangga Kiara bersama suami muhalilnya dalam bayang-bayang Erick yang menanti mereka segera bercerai? Namun, siapa sangka dibalik pernikahan muhalil itu, ternyata tersimpan sebuah rahasia yang berusaha dibongkar oleh sang muhalil.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8. TUHAN SEAKAN MENDUKUNG

Tes tes, eaaa. 🤗🤗🤭🤭 Othor baru dapat info baru dari salah satu author senior. Yang judul novelnya sekarang ongoing (Yo'k Cerai) pasti tahu kan ya. 😁 Katanya, untuk mencapai retensi agar stabil itu, semua harus seimbang antara like, jumlah fans dan favorit. Gimana dong, bisa bantu gak nih? Caranya gampang cukup dengan konsisten aja dan tinggalkan cap jempol setelah baca. Dan tentunya novel ini juga sudah dimasukkan ke rak kalian. Ehe 🙈🙈🙈

Happy reading...

.

"Shanum demam pasti karena kangen sama Papa ya?" Lirih Denis yang kini berdiri di sisi ranjang pasien. Sementara Liana keluar untuk membeli air minum. Saat tadi membeli makanan, bisa-bisanya dia lupa membeli air minum.

Denis menatap sendu wajah lelap Shanum yang nampak pucat. Setiap kali melihat wajah Shanum, hatinya serasa tersayat pilu namun, dia tidak bisa berbuat banyak untuk mengembalikan kebahagiaannya selain hanya membawa Shanum jalan-jalan dan membelikan semua yang di maunya. Tapi kali ini, dia bertekad akan memperjuangkan hak gadis kecil yang seharusnya menikmati masa-masa kecilnya dengan indah.

Tuhan seakan mendukung tekadnya itu, ketika Erick mendatanginya beberapa waktu lalu di bengkel. Rencana Tuhan memang tidak ada yang tahu, tapi dia yakin ini adalah jalannya. Selain untuk memenuhi janjinya terhadap Shanum, sesuatu yang selama ini dia pendam, kini memiliki celah untuk diraihnya.

Denis duduk di kursi yang tersedia, tatapannya menengadah menatap langit-langit ruangan bernuansa putih itu dengan penuh pengharapan, seakan melihat sang maha pencipta dan meminta restu-Nya untuk setiap langkahnya.

Sementara itu, Liana yang baru saja sampai di kantin, sejenak menghentikan langkahnya ketika tatapannya tertuju pada dua sejoli yang sedang makan dan terlihat sesekali bercanda ria.

Jujur, dia iri melihat itu. Selama ini dia hanya terkurung dalam kepedihan bersama putri kecilnya. Jangankan untuk tertawa lepas seperti dua sejoli itu, senyum pun rasanya hanya terpaksa.

Tak ingin berlama-lama di sana dan membuatnya merasa sesak sendiri, Liana meraih dua botol air mineral yang ada di rak lalu gegas menuju kasir untuk membayarnya. Namun, nahas, karena tak fokus dia sampai menabrak seseorang yang sedang membawa nampan berisi makanan.

Kegaduhan yang terjadi itu mengundang perhatian semua orang yang ada di sana, tak terkecuali dua sejoli yang tengah menikmati makanannya sambil bercanda ria. Tapi mereka tidak bisa melihat siapa yang bertabrakan karena terhalang beberapa orang yang berdiri tak jauh dari depan mejanya.

"Bu maaf, saya gak sengaja." Liana menaruh air minumnya di meja kosong lalu berjongkok untuk membantu wanita paruh baya yang ditabraknya, memunguti mangkok dan piring yang isinya sudah berpindah ke lantai.

"Lihat-lihat dong Mbak kalau jalan, makanan saya jadi tumpah semua ini." Wanita paruh baya itu menggerutu.

"Sekali lagi saya minta maaf, Bu. Saya akan menggantikan makanan Ibu," Liana membuka dompetnya, mengeluarkan dua lembar uang ratusan dan memberikannya pada wanita paruh baya itu lalu membantunya berdiri.

Setelah wanita paruh baya itu berlalu, Liana pun mengambil dua botol air mineralnya yang tadi dia letakkan di meja lalu kembali mengayun langkah menuju kasir. Dan saat itulah, dua sejoli yang tadi sempat penasaran dengan dua orang yang bertabrakan itu akhirnya dapat melihatnya dengan jelas.

"Kalau dilihat dari ekspresi wajah dan sorot matanya, sepertinya dia kurang tidur. Gak fokus, makanya sampai nabrak." Ucap seorang wanita yang tak lain adalah Kiara. Sementara Erick yang duduk di sampingnya, hanya diam mematung di tempat duduknya dengan tatapan terpaku pada sosok yang berjalan menuju kasir.

Ponsel Kiara berdering, dia lantas berhenti makan lalu merogoh saku snelli nya mengeluarkan ponsel. Tertera nama suster Maria di layar ponselnya.

[Apa Dokter Kiara masih ada di rumah sakit?"] Tanya suster Maria begitu teleponnya terhubung.

"Iya, ini lagi di kantin rumah sakit. Ada apa, Sus?"

[Syukurlah. Ada pasien Ibu hamil di UGD, sedang pendarahan,]

"Saya segera ke sana," Kiara pun memutus sambungan teleponnya, dia menyimpan ponselnya kembali lalu meraih sebotol mineral kecil dan meminumnya.

"Mas, aku harus ke UGD sekarang. Gak apa-apa ya aku tinggal dulu?"

Erick pun mengalihkan pandangannya pada Kiara, "Iya, gak apa-apa. Kamu tangani saja pasien kamu, aku juga mau balik ke kantor." Kata Erick.

Kiara mengangguk, lalu dengan cepat menuju UGD. Erick pun beranjak dari tempat duduknya lalu melangkah dengan pelan menuju kasir untuk membayar makanannya. Dia berhenti melangkah dengan jarak sekitar sepuluh meter dari wanita yang berdiri membelakanginya.

Menunggu cukup lama untuk mengambil uang kembaliannya, membuat Liana akhirnya berkata, "Mbak, kembaliannya ambil saja." Dia lalu berbalik hendak pergi, tapi langkah kakinya tertahan begitu tatapannya tertuju pada laki-laki yang berdiri tak jauh darinya.

"Kamu sedang apa di sini, Ana?" Tanya Erick. Tatapannya mengindai Liana dari ujung kaki hingga ujung kepala seakan memastikan tak ada yang kurang satupun dari tubuh wanita itu. Tatapannya sendu begitu menyadari tubuh itu sedikit kurus dari terakhir kali melihatnya.

Liana tak langsung menjawab, lidahnya terasah keluh dan tenggorokannya serasa tercekat. Yang dia lakukan hanyalah menarik nafas berulang kali untuk menetralkan perasaannya yang tak menentu.

Tanpa menjawab pertanyaan Erick, Liana mengayun langkanya dengan cepat meninggalkan tempat itu seiring setetes air matanya yang jatuh membasahi pipi. Untuk saat ini, dia tidak ingin bertemu meski rindu itu menyeruak di dada. Dia ingin belajar mengikhlaskan meski Denis terus meyakinkannya akan janji-janjinya.

Kedua kaki Erick bak terpaku ditempatnya berdiri, ingin mengejar namun langkahnya tertahan oleh sebuah tujuan yang harus dia capai. Akhirnya dia hanya bisa menatap kepergian Liana dengan kedua tangan terkepal erat.

Namun, begitu Liana hilang dari pandangannya. Emosi bergejolak dalam dadanya, pertahanannya pun runtuh. Dengan setengah berlari dia menuju kearah yang dilalui Liana. Namun, sayangnya dia sudah kehilangan jejak wanita itu.

Akhirnya, Erick gegas menuju bagaimana administrasi untuk mencari informasi keberadaan Liana di sana.

"Apakah di sini ada pasien yang bernama Liana? Atau anak yang orangtuanya bernama Liana?" Tanya Erick tampak tak sabar dan raut wajahnya terlihat cemas. Dia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, itu dilakukannya secara berulang kali untuk menghalau pikiran yang buruk.

Petugas bagian administrasi itu pun segera mengecek nama yang disebut oleh Erick, "Ada Pak, pasien anak bernama Shanum. Dan orangtuanya bernama Liana dan Denis."

Erick tersentak ketika nama Shanum disebut sebagai pasien, dia pun akhirnya teringat jika beberapa saat lalu bertemu Denis di rumah sakit itu.

Sementara itu di dalam ruang rawat Shanum...

"Ana, kamu kenapa ?" Tanya Denis yang memperhatikan Liana nampak melamun setelah kembali dari membeli air minum.

"Aku gak apa-apa kok, Bang?" Jawab Liana, dia tersenyum untuk meyakinkan Denis bahwa dia baik-baik saja.

Denis rasanya tak percaya begitu saja, dia ingin bertanya kembali namun urung ketika mendengar rintihan Shanum yang memanggil mamanya. Keduanya lantas beranjak dari sofa menghampiri Shanum.

"Shanum, ini Mama, Sayang." Liana mencium kening putri kecilnya itu dengan perasaan yang lega karena akhirnya Shanum membuka mata.

"Yang mana yang sakit, Sayang?" Tanya Denis sambil menggenggam tangan Shanum.

1
Dwi Rustiana
dahlah kadal buntung mending kamu jujur aja sama Kiara dan keluarganya biar dibantu buat bisa lepas dari keluarga toxic macam Handoko itu
Nurlinda: ngantuk mak 🥱🥱🥱
total 1 replies
Adelia Rahma
kasian juga ya jadi Erick..
jadi serba salah
Heri Wibowo
sampai kapan kebohongan ini terus di tutupi.
Ilfa Yarni
kasian jg km tivk mending jujur aja sama Denis biar dia bisa bantu km
Ninik
Erick, Liana dan shanum akhirnya ke 3 org ini lah yg jadi kurban
Nurlinda: korban, kak 🤭🙈
total 1 replies
Akhmad Soimun
kasiannya kamu owh Erick ku sayaangg, disini ku dulu lohh yang membela kamu Erick..🤣🤣🤣💋💋💋💋💋💋💕💕💕
yellya
can't wait kak👍🏻👍🏻
Ainisha_Shanti
liana ajak lah erick bersatu dengan denis berserta keluarga kiara membongkar kejahatan papa nya erick, agar tiada lagi yang menindas mu berserta shanum
zian al abasy
ayo liana bntu abangmu mngungkap kbusukan handoko dn alek..bingung brpihak siapa erik jg korban liana shanum kiara riwehhh euyyyy..😇😇😇😇🤔🤔
Nurlinda: berpihak sama author ny saja 🤭
total 1 replies
Ilfa Yarni
ayo Liana bantu abngmu jg suamimu agar lepas dr masalah ini dankm jg sudah membantu Kiara jg lho
Adelia Rahma
ada kia.. masalah yang sangat besar
Nurlinda: 🤫🤫🤭🤭🤭
total 1 replies
Dwi Rustiana
ayo babang Denis sat set das des gitu bongkar kebusukan Handoko cs biar g semakin banyak korban
LANY SUSANA: betul ayok sat set ya bongkar kebusukan ortu Erik, dan Erik jg terpaksa tuh sampe babak belur gitu
Nurlinda: Savage 😂🙈
total 4 replies
Heri Wibowo
sungguh menyedihkan nasib Liana
Eva Karmita
lanjut dong 🙏😁
Nurlinda: lanjut gak y 🙈
total 1 replies
Aditya HP/bunda lia
kayaknya Erick bukan anak kandung mereka deh .... jadi ingat alm adikku namanya juga Erick 😭😭
Nurlinda: Al-fatihah untuk adiknya, kak. peluk jauh ❤️
total 1 replies
zian al abasy
nah bguslh azka pun pham dn mndukung denis..ayo bruan brtindak ksian liana gmna y ad d posisi liana shanum.tau lh udh jamannya wanita skrng bdoh" gmpng d bodohi sprti kiara pinter jd dokter tp bdoh gk bs mnilai ataupun mlhat gelagat psngan.tau ahh lap.brhrap denis azka brtindk cept
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
mengsad benerrrr nasibmu Erick.
mungkinkah Erick bukan anak kandungnya Handoko ??
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
wa'alaikumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
alhamdulillaah selamat ya kk 🤗🥰
Adelia Rahma
ayolah kia buka matamu lihatlah Erick tidak benar ² cinta ma kamu..dia cuma di perdaya oleh ayah nya untuk mengambil perusahaan papamu kia..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!