NovelToon NovelToon
Fanatic Obsession

Fanatic Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Wanita Karir / Karir / Dendam Kesumat / Menyembunyikan Identitas / Office Romance
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: Janice SN

Stella adalah seorang aktris terkenal, baginya hidup ini terasa mudah saat begitu banyak penggemar yang mencintainya. Tetapi lama-lama salah satu penggemar membuat Stella tak merasa nyaman, dia selalu mengatakan bahwa Stella harus bersikap baik dan mematuhinya, jika tidak, kejadian tak diinginkan akan terjadi.

Lalu Stella mulai mencurigai seseorang, apakah orang itu akan tertangkap? Atau Stella malah terperangkap jauh dalam genggamannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Janice SN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Benda Kecil Memiliki Lampu Merah

Stella membuka matanya secara perlahan. Rasa sakit pada kepala serta tubuhnya membuat Stella menahan keluhannya. Ada yang lebih menegangkan. Ini di mana? Kamar siapa? ini bukan kamar Morgan maupun Asta, Stella terus memperhatikan sekitar. Takut jika ada sepasang mata elang yang memperhatikannya, tunggu apa ini kamarnya? Tidak mungkin, dia segila itu!

Stella melihat tangannya yang di infus, malah semakin membuatnya penasaran. Apa seorang dokter membawanya ke tempat pribadi? Lalu langkah kaki tiba-tiba membuatnya mengalihkan pandangannya. Seseorang datang!

Orang itu berjalan mendekatinya, apa yang lebih menakutkan? Dia memakai topeng monyet. Ini seperti sebuah sirkus.

"Kau siapa? Kau orang gila itu? Kau kan yang selalu menggangguku?!" sentak Stella yang berpura-pura berani. Ayolah dirinya ini tidak pandai berkelahi atau semacamnya, dirinya hanya pintar bermain mulut, membuat lawan bicara, sakit hati tak berdarah.

Orang itu tidak menjawab, dia malah mengelus rambut Stella.

Stella menahan nafasnya. Ini sangat menyeramkan. Tapi dirinya bisa apa? Menangis? Berteriak? Itu hanya membuang tenaga.

"Kau ingin uang? Aku akan memberimu, berapapun yang kau minta!" terang Stella yang sedikit semangat. Tidak ada yang akan menolak uang kan?

Orang itu tidak menjawab, lelaki itu malah mengusap bibir bawahnya dengan ibu jarinya. Dia terlihat sangat menikmatinya.

Stella menahan segala umpatan. Ini sangat menjengkelkan, ingin rasanya menggigit jarinya itu, tapi Stella sangat menyukai nyawanya. Dia tidak boleh gegabah. Hanya satu yang punya senjata terakhir.

Tatapan mata Stella berubah menjadi menyedihkan. "Aku minta maaf, aku sungguh meminta maaf atas semua kesalahanku. Tolong, jangan membunuhku, aku mempunyai seseorang yang berharga. Aku harus melindunginya." Stella begitu kesusahan mengeluarkan Kata-kata, perempuan itu sengaja menggerakkan kepalanya agar jadi pria itu berhenti membuatnya risih. Semoga saja, dia masih mempunyai rasa kasihan.

Tapi kejadian selanjutnya, pria itu malah memeluknya erat. Stella bisa mencium wanginya yang sama seperti terakhir kali. Elusan tangannya di punggungnya membuat Stella merinding. Ini bukan kali pertamanya, dirinya disentuh, tapi tetap saja, elusan pria ini sedikit berbeda, seperti menyuruhnya ke ambang kematian.

"Tolonglah, lepaskan aku..." Stella masih berusaha untuk memohon. Bahkan wajahnya juga sudah dipenuhi air mata. Masa pria itu tidak merasa kasihan?

"Ah! Sial.." Stella menahan nafasnya. Pria itu mulai melakukan hal yang lebih gila lagi. Dia mengecup lehernya, tetapi untungnya tidak berjalan lama. Pria itu segera berdiri, dan hanya memandangnya di balik topeng.

Stella berubah menjadi sesenggukan. Ini sungguh penghinaan besar. Harusnya, ia buka topeng itu, kan kalo tampan, Stella akan memaafkannya sedikit.

"Lepaskan aku ya? Aku bisa memberimu apapun! Kau mau rumah? Apartemen? Mobil? Aku bisa memberikannya!" Stella berucap dengan nada yang bangga, dirinya tak masalah menjadi miskin, asalkan nyawanya aman. Tapi sialnya pria itu tidak mengatakan apapun, sepertinya dia ada masalah pendengaran.

"Jangan membunuhku ya? Tolong?!" kata Stella yang sedikit menyentak. Stella benar-benar tak mau mati, dia tidak menginginkannya. Lebih baik hidup miskin daripada mati dalam keadaan mengenaskan.

Tiba-tiba pria itu maju membuat tubuh Stella menggigil. "M-mau apa kau?!"

Pria itu mengangkat tangannya dan mengelusnya pelan.

Stella berusaha tidak mengeluarkan umpatan. Sekarang dirinya merasa seperti boneka yang bisa disentuh kapanpun, Stella tak bisa lari ataupun meminta tolong. Kamar ini seperti penjara.

Pria itu melepaskan tangannya dan berjalan keluar, tetapi pria itu membuka pintu begitu lebar, seolah mempersilahkan Stella untuk pergi.

Stella segera melepaskan infusnya dan pergi dari sana. Matanya langsung membulat sempurna saat sudah di luar.

"Persetan lelaki itu! Dia membawaku ke tempat yang begitu kumuh!"

Stella mengamuk saat tahu tempat yang ia injak adalah gedung yang sudah lama tak terpakai, hanya ruangan yang ia tempati begitu indah, ini penculikan yang membuatnya kesal. Stella segera berlari mencari pintu keluar, ia takut jika pria itu akan berubah pikiran.

Saat sudah berhasil keluar dari gedung itu. Stella mencari taxi dan pergi dari lingkungan ini. Stella baru sadar jika kepalanya diperban. Ketika sudah sampai, perempuan itu merogoh sakunya, untungnya ada kartu untuk membayar. Barang-barangnya serta mobilnya mungkin akan datang lain kali, ini juga bukan pertama kalinya, dia diculik oleh pria gila itu.

"STELLA!"

Stella membulatkan matanya. Apa-apaan ini? Di pagi buta ini, orang yang setengah mabuk itu duduk di depan apartemennya. Di mana pacarnya hingga Asta, terbengkalai di depan apartemennya seperti gembel.

"Pergilah! Bagaimana jika ada wartawan di sini? Kau bisa membuat karirku hancur!" Stella berseru kenceng. Perempuan itu sungguh ketakutan, bagaimana jika ada penggemarnya yang melihatnya? Karirnya ini sudah di ujung tanduk, jika berita yang tak mengenakan tersebar, Stella bingung harus bagaimana, apa dirinya harus mengungsi di pulau terpencil? Ponselnya pun tak ada, Stella memilih untuk mendorong Asta.

"Pergi! Pergi! Jangan bernafas di sini! Kau bau alkohol!" Stella berusaha memindahkan Asta yang menghalangi pintu masuk. Tapi tubuh Asta yang berat, membuat Stella kesusahan.

"Aku merindukanmu Stella..."

Kata-kata itu membuat tangan Stella berhenti, perempuan itu terdiam untuk beberapa saat. Tapi bukankah, orang yang terpengaruh alkohol itu selalu mengatakan hal yang tidak masuk akal? Stella kembali ke akal sehatnya, dirinya langsung sekuat tenaga untuk memindahkan Asta. "Dasar menyebalkan, dari dulu hingga sekarang selalu membuatku kesal!"

Bruk!

"Akhirnya!" Stella segera masuk ke dalam. Masa bodoh dengan keadaannya yang prihatin. Perempuan itu mencari ponselnya yang satunya lagi, mengirimkan beberapa pesan pada Lea untuk mengusir Asta. Setelah itu Stella berdiam diri di kamar mandi. Perasaannya begitu kacau mendengar perkataan Asta. Entah kenapa kata-kata itu membuatnya tak tenang, bukan karena masih menyukai Asta, melainkan rasa bersalah pada pria itu.

"Semoga saja, tidak ada masalah apapun." Stella berharap tak ada lagi hal yang sulit untuk membuatnya bernafas lega. Stella mandi, rasanya segar setelah kejadian kemarin. Bagaimana juga kabar mobil yang hendak berbenturan dengannya, tapi kenapa dirinya bangun di tempat mengerikan itu bersama si pria gila? Apa ini termasuk rencananya? Tetapi seingat Stella, dirinya tak melakukan kesalahan apapun yang akan membuatnya marah. Memikirkannya, membuatnya pusing.

Setelah selesai mandi, Stella keluar mengunakan handuk. Perempuan itu berjalan ke ruang tengah, tapi Stella malah terpeleset karena lantainya basah.

Prang!

"Ah sakit!" keluhnya kesal. Tangannya sakit saat tak sengaja menyenggol vas bunga. Ini benar-benar sakit.

"Hariku sial sekali!" Stella melihat ke arah vas bunga, ada yang membuat aneh. Benda merah apa itu? Stella mengambilnya, kedua mata perempuan itu membulat sempurna saat menyadari jika benda itu adalah, sebuah kamera.

"Sialan siapa yang berani menaruh kamera tersembunyi di sini?" katanya kesal. Dengan sekuat tenaga, Stella melempar kamera kecil itu ke sembarang arah. "KAU HARUS MATI PRIA GILA!"

1
Iren Nursathi
jangan lama up nya thor
Pena Ungu
Lanjut thor
Iren Nursathi
double up thor
Iren Nursathi
lanjut thor ceritanya bagus maraton up nya
Janice SN: sudah up kak, terimakasih sudah setia membaca 😁🙏
total 1 replies
With Kakak MPLS, Kak Bro Afan
Thor Gw Merasa Terhina Loh, Gw Juga Yatim!
With Kakak MPLS, Kak Bro Afan: Gpp Thor
Janice SN: maafinn, tapi sama, colab kita...
total 2 replies
zyila AQILA
Thor lanjut, jgn lama2
Iren Nursathi
lanjut nya jangan lama2 thor
zyila AQILA
sangat menegangkan
Elmon Elmon
Thanks thor 😊

semangat ya 😊
Elmon Elmon
keren
Elmon Elmon
lanjut dong
Janice SN: Sabar ya kak, bab nya masih direview🙏🙏 maaf atas keterlambatannya ya kak 😭🙏🙏
total 1 replies
Elmon Elmon
kapan lanjut thor?
zyila AQILA
lanjut thor
Elmon Elmon
makin seru
Elmon Elmon
lanjut
zyila AQILA
seru banget, beda dri yg lain,
lanjut lagi thor
Iren Nursathi
lanjutkan thor
Iren Nursathi
lanjut dong penasaran nih thor
Janice SN: Udah kak🤗🤗
total 1 replies
Iren Nursathi
lanjuuuuuuut thor
Janice SN: udah kak🤗
total 1 replies
Selfi Selfi
semangat kk...
lanjutkan



kita saling suport yukヾ(^-^)ノ
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!