NovelToon NovelToon
Heart Choice

Heart Choice

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kyushine / Widi Az Zahra

Di antara cinta yang tak terucap dan janji yang tak sengaja diucapkan harus menjadi sesuatu yang ditanggung jawabi oleh Rafael. Setelah bertahun-tahun menjalani kehidupan yang hampir terbilang sempurna, Rafael harus kehilangan wanita yang dicintainya sekaligus menerima kehadiran seorang gadis yang sangat ia sayangi—Adeline.

Dua tahun setelah pernikahannya dan bangun dari segala keterpurukannya, Rafael harus terjebak dalam sebuah dilema. Apakah ia akan memilih cinta yang sebelumnya hilang atau tetap bersama dengan seseorang yang selama ini menemani masa-masa sulitnya? Setiap pilihan datang dengan konsekuensi dan setiap keputusan menuntunnya pada jalan yang tak terduga.

Ketika cinta dan masa lalu bertabrakan, apakah Rafael akan mengikuti hati atau logika? Bagaimana jika pilihan yang benar ternyata sesuatu hal yang paling sulit ia jalani? Temukan kisahnya dengan meng-klik ‘Mulai Membaca’.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyushine / Widi Az Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HC 28

Menjelang malam hari, Adeline memasak beberapa hidangan, Rafael yang sudah merasa lebih baik itu pun memperhatikan Adeline yang tengah memasak saat itu. Entah akan ada acara apa, karena Adeline memasak makanan yang tidak biasanya.

Melihat beberapa makanan yang sudah terhidang membuat Rafael menelan air liurnya, ingin sekali ia menyantapnya sesegera mungkin, namun Adeline melarangnya hingga semua makanan selesai dihidangkan.

“Kau masak sebanyak ini untuk apa?” Kedua mata Rafael masih memperhatikan hidangan-hidangan yang sudah tersedia di atas meja.

“Akan ada yang datang untuk menjengukmu malam ini.” Balas Adeline menyajikan hidangan terakhir yang kemudian bel rumahnya berbunyi. “Nah itu dia sudah datang. Kak Rafa jangan mendahului kami untuk makan, ya.” Adeline menambahkan seraya berlari untuk membukakan pintu untuk tamunya.

“Aku penasaran siapa tamu yang dimaksud olehnya, dia bahkan sampai berlari hanya karena ingin menyambutnya. Tidak mungkin Alva atau Daren, 'kan?” Gerutu Rafael menoleh ke arah Adeline yang tengah berlari.

Tidak menunggu waktu lama, Adeline langsung membukakan pintu dan terlihat Efran dengan menggenggam sebucket bunga serta parcel buah-buahan ditangannya. “Ayo masuk. Aku sudah membuat makan malam untuk kita, kau juga pasti belum makan, 'kan?” Adeline membawanya menuju ruang makan.

“Kak, aku kan sudah bilang jangan memakannya duluan.” Protes Adeline saat melihat Rafael memotong rosti buatannya.

"Aku hanya mencicipinya sedikit." Tukas Rafael santai dan dia masih tidak sadar dengan siapa orang yang datang malam itu. "Jadi mana tamunya?" Tambahnya lagi yang masih menikmati rosti buatan Adeline.

"Selamat malam tuan Rafa. Aku rasa kau sudah jauh lebih baik, Adel benar-benar menjagamu dengan sangat baik ya." Efran tersenyum seraya menyapa Rafael, saat membalikkan tubuhnya dan melihat Efran, seketika Rafael langsung tersedak, kemudian dengan sigap Adeline langsung mengambilkan segelas air untuk Rafael.

"Kau? Sedang apa kau dirumah ku?"

"Aku datang untuk menjengukmu tuan Rafa." Tutur Efran yang masih menyunggingkan senyum khasnya.

"Jadi alasanmu memasak banyak makanan malam ini karena dia? Kenapa tidak minta izin padaku lebih dulu jika mau membawa orang datang? Ini rumahku." Rafael marah besar saat itu, dia merasa bahwa Adeline seakan tidak menghargai dirinya.

Mendengar ucapan Rafael yang disertai nada tinggi membuat Adeline kembali tersentak, karena ini kedua kalinya Rafael bicara dengan nada yang tinggi, namun kali ini sangat memalukan untuknya, karena ada Efran yang bisa mendengarnya.

"Aku pikir jika kalian sudah menikah, rumah ini bukan hanya rumahmu tuan Rafa, tapi juga rumah Adel, rumah kalian bersama."

"Aku mohon hentikan. Sebelumnya aku minta maaf padamu kak karena tidak meminta izin dulu sebelumnya, karena Efran datang pun hanya karena ingin menjenguk sekaligus melihat kondisimu saja. Untuk makan malam ini, aku memang sengaja buatkan karena tidak mungkin kita tidak menyambut Efran tanpa menyuguhkan apa-apa. Kak Rafa boleh marah padaku, tapi aku mohon untuk sekarang izinkan kita makan lebih dulu."

Menundukkan kepalanya Adeline merasa sangat bersalah pada Rafael, dia sadar jika semuanya adalah kesalahan dirinya. Melihat Adeline dibentak dihadapannya secara langsung membuat Efran meremas pegangan bucket yang masih berada dalam genggamannya dan juga memegang erat gagang parcel buah-buahan yang masih dipegang olehnya.

"Del, mungkin ini akan membuat hasil kerja kerasmu terkesan sia-sia, tapi bagaimana jika kau ikut aku saja untuk makan diluar? Rafa seperti ini mungkin karena dia tidak ingin aku makan bersama dengannya dan terganggu akan keberadaanku."

"Tidak ada yang boleh keluar satu pun sebelum dia memakan makanan yang ada disini. Apa kau ingin membuat makanan ini terbuang sia-sia? Cepat duduk dan makan, setelah itu angkat kaki dari rumah ini." Ucap Rafael yang langsung mengambil peralatan makannya.

Mendengar hal tersebut membuat Adeline mengembangkan senyumannya, Efran merasa lega melihat senyuman itu, setidaknya rencana Efran berhasil dan mambuat Rafael terhasut dengan trik yang sengaja dibuat olehnya.

Ketiganya duduk bersama dengan Rafael berhadapan dengan Adeline dan juga Efran. Melihat keduanya duduk bersebelahan entah kenapa membuat Rafael tidak menyukainya, karena menurut Rafael, Efran bukan pria yang baik dan penuh dengan misteri.

Adeline dan Efran berbincang-bincang disela-sela makan malam mereka tanpa menghiraukan keberadaan Rafael dihadapan keduanya. Baik Adeline dan Efran terlihat sangat asyik mengobrol banyak hal, mulai dari pekerjaan hingga hal diluar pekerjaan.

Rafael mungkin tengah mendengarkan keduanya bicara, tetapi Rafael lebih fokus memperhatikan Adeline, Adeline yang banyak bicara, bawel dan akan menceritakan apapun setiap harinya sudah tidak lagi Rafael temukan, namun dia bisa melakukannya saat bersama Efran. Entah kenapa Rafael seakan kehilangan hal tersebut.

Apa kini kau lebih nyaman bersama dengannya, Del? Apa aku sudah bersikap keterlaluan tanpa aku sadari sampai kau berubah?

Saat makan sudah hampir selesai, Adeline pergi ke dapur untuk mempersiapkan dessert, tak lupa juga di mengiris buah-buahan untuk Rafael. Sedangkan dimeja makan, Rafael tengah menatap tajam ke arah Efran yang masih asyik dengan makanan dipiringnya.

"Apa kau menyukai Adel?" Mendengar pertanyaan tersebut spontan membuat Efran tersedak, karena itu sangatlah tiba-tiba. "Jadi benar ya kau menyukainya." Tambah Rafael.

"Kenapa tuan Rafa bisa menyimpulkan seperti itu? Seseorang yang perhatian belum tentu menyimpan rasa bukan? Sama halnya seperti yang tuan Rafa lakukan pada Adeline. Tuan Rafa begitu mempedulikannya, tapi tuan Rafa sendiri tidak mencintainya."

"Berhenti memanggilku tuan, aku bukan tuanmu." Tegasnya.

"Apa tidak apa-apa jika aku memanggilmu Rafa? Tapi rasanya kita tidak begitu akrab."

"Sebenarnya siapa dirimu dan apa maumu? Jika saja kau berani menyakiti Adel seujung rambutnya saja, aku tidak akan membiarkanmu lolos."

"Siapa diriku? Aku hanya seorang dokter bedah di Escort Hospital dan untuk apa aku menyakiti Adel? Apa tidak sebaiknya kau berkaca? Disini, siapa yang selalu menyakitinya? Aku atau dirmu?" Ucap Efran dengan tatapan yang terlihat sedang mengintimidasi.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" Tiba-tiba saja Adeline datang dan memutuskan pembicaraan mereka berdua.

"Aku menanyakan apa yang sedang dikeluhkan olehnya, dan aku pikir dia kelelahan bekerja, karenanya dia bisa pingsan seperti yang kam beritahu kepadaku sebelumnya." Terang Efran mencoba mencari jawaban yang pas.

"Aku pikir juga begitu, Fran. Ini makan dulu makanan penutupnya."

"Terima kasih, Del. Tapi sepertinya aku harus kembali ke rumah sakit sekarang, dokter Zoel mengirimkan pesan padaku untuk segera datang."

"Sayang sekali."

"Terima kasih lagi atas makan malamnya. Semua hidangannya sangat lezat, selain menjadi perawat yang baik hati, kau juga benar-benar pandai memasak, Del."

Rafael mengepalkan kedua tangannya saat melihat Efran mengusap puncak kepala Adeline saat ini. Rahangnya pun mengeras menahan emosi yang siap meledak kapan saja, namun Efran segera pamit meninggalkan mereka dan Adeline mengantarnya keluar.

Saat keduanya pergi, Rafael termenung dan memikirkan ucapan Efran yang dilontarkan kepadanya. Benarkah dirinya sudah menyakiti Adeline hingga dia berubah sedemikian rupa. Rafael pun terus mengingat-ingat kejadian sebelumnya dan berusaha tahu hal apa yang bisa merubah Adeline sampai seperti sekarang.

1
Nursanti Ani
bang Rafa lg lope lope/Facepalm//Facepalm/
Nursanti Ani
oooohhhh babang Efran,,/Grin//Grin/
Nursanti Ani
ini lg mas erfan,,udah ga sabaran bgt pengen BW kabur bini orang/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nursanti Ani
Rafa udah ad rasa sedikit buat Adel,,,tp takut nanti lg bahagia2 nya Rachel muncul/Shy/
Nursanti Ani
ngarep cinta bgt sih,,,bukan keren malah jijik liatnya,,,,maksa bgt cintanya,,/Hey/
Nursanti Ani
gw rasa sih Rachel masih hidup,,akhirnya Adel nyerah dan pergi,,,kalo sudah tiada baru terasa,,/Sob//Sob//Sob/
Nursanti Ani
cewek bucin begini kl belom d siksa bathin dan d selingkuhin belom sadar diri/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Osi Malang: cerita apa itu
Kyushine: betul, harus digebrak dulu kayaknya biar sadar
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!