NovelToon NovelToon
Mawar Merah Berduri

Mawar Merah Berduri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Aini

Mawar merah sangat indah, kelopak merah itu membuatnya tampak mempesona. Tapi, tanpa disadari mawar merah memiliki duri yang tajam. Duri itulah yang akan membuat si mawar merah menyakiti orang orang yang mencintainya.

Apakah mawar merah berduri yang bersalah? Ataukah justru orang orang yang terobsesi padanyalah yang membuatnya menjadi marah hingga menancapkan durinya melukai mereka??!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21 Rindu

Sore ini Inne sudah berada di cafe. Dia tidak langsung pulang setelah mengajar Brian.

"In, nih cappucinonya." Bimo menghampiri Inne yang tampak murung duduk melamun sendirian.

"Makasih bang."

Bimo ikut duduk di dekat Inne. Dia merasa Inne sedang ada masalah.

"Ada masalah?"

"Hmm." sahut Inne sambil mengangguk.

"Mau cerita?" tanya Bimo yang diangguki cepat oleh Inne.

"Seharian ini Adit tidak memberi kabar sama sekali. Dia bahkan tidak membalas pesanku, bang. Aku takut Adit bisa saja sudah tau tentang Brian." tutur Inne.

Bimo tersenyum mendengar cerita Inne. Sebentar dia menghela napas, lalu menatap Inne dengan tatapan serius.

"Aku kira aku sudah move on, tapi ternyata mendengar kamu menceritakan tentang Adit membuatku cemburu, Inne."

"Hah?!" Teriak Inne kaget. Dia tidak mengira Bimo masih punya rasa padanya.

"Santai In. Aku hanya bercanda."

"Huh, syukurlah." ucap Inne lega, sedangkan Bimo malah tertawa gemas. Menggoda Inne ternyata menyenangkan.

"Tadi pagi Adit ke sini." ungkap Bimo.

"Apa?! Adit nyari aku ya bang. Terus abang bilang apa?"

"Tenang In, santai, oke."

"Bagaimana aku bisa santai sih bang. Adit pasti ngira aku ngajar disini..."

"Iya benar. Adit kira kamu ngajar disini. Tapi, kamu tenang saja, In. Abang bilang sama Adit murid kamu minta diajar dirumahnya."

"Terus Adit bilang apa, bang?"

"Ya gak ada. Dia nongkrong aja sambil minum dan mengutak atik komputernya, terus dia pulang. Udah gitu aja."

Inne tampak sangat khawatir. Dia tidak habis pikir, kenapa Adit tidak menelponnya atau membalas pesannya. Adit tidak pernah seperti ini sebelumnya. Meski tidak ketemuan seharian, setidaknya Adit akan menelpon dan mengirim pesan padanya.

"Udah, jangan khawatir. Tu Adit!" Tunjuk Bimo keluar cafe.

Dengan cepat Inne menoleh dan dia tersenyum senang saat melihat Adit. Lalu Inne pun berlari menghampiri Adit.

"Betapa beruntungnya Adit dicintai oleh Inne." ujar Bimo sebelum meninggalkan meja Inne.

Dan Inne saat ini sudah tiba di luar cafe. Adit terkejut melihat Inne yang tiba tiba datang dan menggenggam pergelangan tangannya.

"In? Kamu kok disini?"

Inne tidak menjawab, dia malah merangkul tangan Adit dan merebahkan kepalanya di bahu Adit.

"Kamu kok gak bales pesan aku?" Rengeknya sedih.

Adit tersenyum mendengar rengekan manja Inne, tangan Adit dengan cepat pindah merangkul pinggang Inne.

"Hp aku rusak sayang. Nih baru pulang dari ngambil di tempat servis." menunjukkan hp nya yang masih terbungkus plastik.

"Loh rusak kenapa, Dit?"

"Semalam, pas pulang dari puncak, aku lupa hp didalam saku celana dan celana itu aku masukkan saja ke keranjang pakaian kotor. Nah pagi ini bibi ngasih tau, hp aku sudah ikut tercuci."

"Hmm, kasiannya pacar aku yang ceroboh ini." Inne mencubit kedua belah pipi Adit.

"Eh tapi kamu ngapain ke sini?" Tanya Inne yang sudah melepaskan diri dari Adit.

"Mau minjam hp bang Bimo, buat nelpon kamu. Tadi mau kerumah kamu, tapi di rumah lagi rame."

"Iya, acara pengajian bunda sama ibu ibu se Rt."

"Terus, sekarang sayang mau ikut aku gak?" tanya Adit dengan kembali menarik Inne mendekat padanya.

"Kemana?"

"Makan. Aku laper."

"Boleh. Tapi aku ambil botol minum aku dulu ke dalam ya."

"Iya."

Inne berlari masuk ke cafe, dia tidak tahu ternyata Adit mengikutinya. Saat Inne menuju meja untuk mengambil botol minumnya, Adit menuju kasir untuk membayar minuman itu.

"Minuman biasa, Dit?" Tanya Bimo.

"Gak bang, mau bayar minum Inne."

"Oh, oke."

Bimo mengambil credit card yang diulurkan Adit.

"Inne kangen berat sama kamu katanya, Dit." ucap Bimo.

"Maksudnya?" tanya Adit agak bingung.

"Tadi dia uring uringan disini, katanya Adit gak ngasih kabar seharian."

Adit tersenyum samar salah tingkah. Dia merona mendengar cerita Bimo.

"Adit ngapain?" tanya Inne yang hendak membayar.

"Makan!" Seru Adit tanpa menoleh pada Inne, karena wajahnya entah seperti apa saat ini.

"Makan apa?" tanya Inne heran karena Adit tidak tampak sedang makan.

"Ya bayarlah, sayangku." lanjut Adit dengan mencubit puncak hidung Inne.

Gantian Inne yang merona salah tingkah saat ini. Dia malu karena Bimo melihat itu. Lagian Adit tidak biasanya memperlakukannya seperti itu dihadapan orang orang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!