System Fantasy

Keluarga Glant, keluarga yang diangkat menjadi 4 keluarga besar karena kontribusinya saat perebutan tahta, terkenal dengan sebutan lain.

The Holy Lightning

Mereka mendapatkan sebutan itu, saat putra pertamanya sangat bernafsu memburu para bandit.

Adik-adiknya yang melihat itu, mengikuti, sampai akhirnya sekarang menjadi tradisi keluarga Glant untuk memburu para bandit sebanyak-banyaknya.

Tradisi tahunan yang telah melekat selama 100 tahun itu, akan dilaksanakan 4 hari lagi.

***

Klein melakukan pemakaman singkat bersama warga lainnya. Mereka begitu prihatin karena Floria adalah gadis baik yang selalu membantu banyak orang.

Yang paling merasa kehilangan adalah neneknya, dia menangis tanpa bisa berhenti, sampai akhirnya ajal menjemput sang nenek.

Setelah melakukan pemakaman, Klein ingin mencari dari kelompok mana preman yang membunuh Floria.

Tapi, sampai siang hari pun Klein mengetahui bahwa preman-preman itu hanyalah anak berandal biasa, tidak memiliki kelompok, ataupun bos untuk dimintai tanggung jawabnya.

"Aku harus cepat melupakannya," Klein kembali fokus dengan tujuan awal.

....

Tidak terasa 4 hari berlalu dengan cepat. Klein menghabiskan waktunya untuk belajar tentang dunia yang kini ia tinggali.

Selesai dengan persiapannya, Klein menaiki kereta kuda untuk pergi ke Kediaman Keluarga Glant.

Kediaman Keluarga Glant tidak terlalu sulit untuk ditemukan. Karena bentuknya seperti istana megah, yang besarnya sampai bisa terlihat dari kota Glant.

"Pak, kenapa banyak orang yang berjalan menuju Kediaman Keluarga Glant?" Klein bertanya pada sang supir.

"Kau baru ya nak? Hari ini adalah Tahun ke 100 Tradisi perburuan bandit."

Klein memang tidak tahu tanggal, ataupun tahun di dunia ini. Tapi jika itu tradisi perburuan bandit, tentu saja dia tahu, karena kemarin baru aja Klein membacanya.

"Ah, begitu ya." Wajah Klein nampak memerah. Saat membaca buku tentang tradisi tahunan itu, Klein mendapatkan informasi, jika pria dan wanita berpasangan untuk memburu bandit, maka keajaiban dari Anak Pertama akan menjodohkannya.

"Sial Elizabeth, kau mendahului langkahku!"

Butuh waktu 1 jam untuk Klein sampai di kediaman Keluarga Glant.

Di sana, sudah banyak orang yang berkumpul di dekat gerbang. Mereka menunggu anggota keluarga Glant keluar.

Klein tidak punya pilihan lain selain ikut menunggu. Walaupun dia punya kertas yang ditulis oleh Elizabeth sendiri, itu bukan undangan resmi.

Tidak sampai 1 jam untuk para anggota keluarga Glant keluar.

Prajurit-prajurit berzirah lengkap membuka gerbang, membuat semua orang memandang ke sana.

"Ke-Keren sekali! Prajurit Glant, lambang petir di helm mereka sangat mempesona ...."

Para wanita menjerit saat melihat pria berkuda, dengan rambut pirang pendek, dan mata emas yang cerah keluar dari gerbang.

"ELECTRO BEAST!!!" Gadis gadis menyebut itu secara bersamaan.

Klein mencoba untuk menganalisa pria itu.

[Constantinius Glant]

[Title: Electro Beast (S), Third Son Glant Family (-)]

[Power: 3.600]

[Endurance: 13.000]

[Agility: 10.000]

"Monster gila ...."

Constantinius Glant adalah anak ketiga dari keluarga Glant, dia mendapatkan julukan Electro Beast karena tubuhnya yang memiliki ketahanan terkuat dari semua putra putri keluarga Glant.

Seorang wanita berambut hitam panjang terlihat dari dalam kereta. Wanita itu memiliki mata berwarna hijau, dan menggunakan kacamata.

Klein lagi lagi menganalisanya.

[Cere Bella Glant]

[Title: Motion Doctor (S), Second Daughter Glant Family (-)]

[Power: 300]

[Endurance: 500]

[Agility: 7000]

"Perbedaan power dan endurance yang sangat jauh, apakah ada parameter yang tidak bisa kulihat dengan analisa?"

"Sayang sekali anak pertama tidak ikut perburuan kali ini ...."

Sorakan besar menggema, kali ini para pria yang menjerit. "BEAUTY ANGELS!!!"

Elizabeth keluar menggunakan kuda perak yang cantik. Tombak besar menggantung di punggungnya.

Mendengar sorakan itu, membuat Elizabeth tersipu malu.

Klein tersenyum lebar saat melihat sosok Elizabeth. "Elizabeth!"

Teriakan Klein sangat besar, dikarenakan powernya yang jauh lebih unggul dari warga lainnya.

Karena suaranya, bukan Elizabeth saja yang melihat, kedua kakak tersayangnya pun ikut melirik.

Klein tidak menyangka suaranya akan begitu keras, tubuhnya bergetar menahan malu saat semua mata menatapnya.

Elizabeth dengan anggun turun dari kudanya. Dia berjalan mendekati Klein yang gemetaran.

"Terimakasih sudah memenuhi undanganku. Ayo, ikut aku sekarang." Elizabeth menarik lengan Klein.

Tapi, Constantinius tiba-tiba berdiri di hadapan mereka tanpa ada yang menyadari.

"Siapa kau?" Setiap kata yang diucapkan Constantinius membuat udara terasa sesak.

Beberapa orang yang ada di sekitar mundur secara perlahan, kecuali Klein.

"Nama saya adalah Klein, saya berasal dari tempat yang jauh."

Constantinius menatap Klein dari atas sampai ke bawah. "Berapa usiamu?"

"18 tahun."

Setelah mengamati dengan seksama, Constantinius berjalan kembali ke kudanya.

Klein memahami itu. "Dengan usia yang muda, tapi kekuatannya besar, kakak ipar mungkin berpikir aku seorang bangsawan." Tidak ada manusia biasa yang sekuat Klein di usia muda, jika bukan anak bangsawan.

Klein dengan senang hati menyambut lengan Elizabeth. Keduanya berpegangan tangan, membuat para warga iri dengan Klein.

"Bocah jelek itu bisa-bisanya menggenggam malaikat!"

Klein bingung saat Elizabeth malah membawanya menuju kereta kuda.

"Kakak, apa kami boleh masuk?" Tanya Elizabeth sembari mengetuk pintu kereta kuda.

Cere Bella tersenyum melihat itu, "Kau pandai mencari jodoh ya?"

"Apasih kak," wajah Elizabeth nampak memerah. "Sudahlah, izinkan aku masuk, ya?"

"Silahkan nona Elizabeth," Cere Bella membuka pintu dengan senyuman jahil.

"Ayo," Elizabeth menuntun Klein untuk masuk.

Saat melihat ke dalam kereta kuda, Klein terkejut melihat wanita seputih salju, sedang termenung di sebelah Cere Bella.

Klein sangat mengenali wanita itu. "Chaleristha ...."

____________________

*Simbol (-) di title nunjukin kalo titlenya gada efek apa apa ^_^