TERLEMPAR KE ZAMAN KUNO

Semua orang seketika merasakan kedinginan setelah mengetahui hadiah yang diberikan oleh Xia Lin, sekaya apa gadis itu, sehingga mampu membeli pedang tingkat 9 sebagai hadiah? Padahal pedang tingkat 5 saja sangat sulit didapatkan di pasaran, apalagi harganya mencapai jutaan perak.

"Terima kasih nona Lin, Zhen sangat menyukai pedangnya," ucap kaisar Yuan, dia segera melirik ke arah kasimnya.

"Berikan hadiah sebesar 5 juta perak untuk nona Lin dan 10 pasang pakaian yang paling indah,"

"Baik yang mulia," ucap kasim.

Sementara semua orang langsung menganga, tidak hanya karena pedang tingkat 9, namun kaisar Yuan begitu dermawan, hingga memberikan 5 juta perak untuk Xia Lin. Tapi ketika gadis itu menegakkan tubuhnya, giok identitas yang berada di pinggangnya menarik perhatian semua orang, bahkan kaisar Yuan dan permaisuri mengerutkan kening mereka.

"Nona Lin, bolehkah zhen mengetahui tentang giok yang terpasang di pinggang anda?" tanyanya dengan serius.

Xia Lin tersenyum tipis, kemudian menjawabnya dengan sangat tenang. "Seseorang memberikannya kepada hamba dan dia berpesan agar hamba tidak melepaskan Giok ini,"

Kaisar Yuan melirik ke arah putra mahkota, pemuda itu hanya mengangkat kedua bahunya dengan acuh tak acuh, namun ketika permaisuri menatapnya, seketika pemuda itu langsung menganggukkan kepala.

Tak lama terdengar suara tawa yang membahana dari kaisar Yuan. "Hahaha... Putra mahkota zhen memiliki mata yang sangat luar biasa,"

Semua orang terlihat sangat terkejut, kaisar Yuan terkenal tidak pernah banyak bicara, dia bahkan tidak pernah tertawa di depan siapapun, namun kali ini pria paruh baya itu terlihat sangat sederhana. Dia bahkan tidak menunjukkan otoritasnya sebagai seorang penguasa kekaisaran.

"Yang mulia permaisuri, Lin juga ada sedikit hadiah untuk anda. Semoga yang mulia menyukainya," ucap Xia Lin, dia kembali mengeluarkan sesuatu dari cincin penyimpanannya, sebuah kotak yang terbuat dari kaca transparan memperlihatkan kemilau dan gemerlapnya sebuah mahkota yang bertahtakan berlian, bahkan ada beberapa perhiasan yang terbuat dari bahan yang sama, membuat mata semua orang langsung menunjukkan kerakusannya.

"Nona Lin? Ini..?" permaisuri tidak bisa berkata apa-apa, dia begitu terpukau dengan keindahan dari mahkota dan perhiasan yang dijadikan hadiah untuknya.

Xia Lin hanya tersenyum tipis, kemudian berjalan mendekat ke arah permaisuri dan memberikan kotak itu langsung ke tangannya.

"Terima kasih banyak nona Lin, ini benar-benar hadiah terindah yang permaisuri ini terima." ucap wanita itu mengungkapkan kebahagiaannya, dia menyimpan kotak tersebut di atas kursi yang didudukinya, kemudian berdiri dan merengkuh tubuh Xia Lin.

Sebuah pelukan hangat yang diberikan oleh seorang permaisuri kekaisaran, tentu saja membuat mata putri dan juga para nona muda langsung berkilat penuh amarah, mereka bahkan telah berusaha sebaik mungkin untuk menjilat wanita itu, namun hingga saat ini tidak mendapatkan respon apapun. Namun Xia Lin baru saja satu kali datang ke istana kekaisaran, dengan hadiah yang begitu indah, gadis itu berhasil mendapatkan hati dari kaisar dan juga permaisuri.

"Sial!"

"Bajingan kecil!"

"Awas kau, Xia Lin!"

Tuan putri dan nona muda mulai menunjukkan permusuhan, mereka mengepalkan tangan sambil meracau dengan suara yang sangat pelan, namun tentu saja Xia Lin yang memiliki ketajaman indra pendengaran mengetahuinya.

Wush...

Tap...

Putra mahkota tiba-tiba melesat dengan sangat cepat dan berdiri tepat di belakang Xia Lin, dia segera melerai pelukan itu dan membawa gadisnya dalam pelukan.

"Cukup! Jangan terlalu lama!" ucap putra mahkota sambil memelototkan matanya ke arah sang ibu, namun permaisuri seolah tidak ingin kalah dari putranya, dia kembali menarik tubuh gadis itu dan memeluknya dengan sangat erat.

"Kau tidak bisa merebutnya dari ibu!"

Putra mahkota kembali melayangkan tatapan tajam, dia bersuara dengan sangat dalam dan datar. "Lin'er!"

Xia Lin hanya bisa menggelengkan kepala tak berdaya, kali ini dia berada di antara ibu dan anak. Keduanya memiliki jiwa yang sangat posesif. Namun tak lama kemudian, permaisuri segera melepaskan rangkulannya, dia tersenyum ke arah Xia Lin.

"Anak bodoh itu sepertinya tidak bisa jauh dari anda, nona Lin! Kau harus lebih berhati-hati!" ucap permaisuri, namun putra mahkota mengabaikannya. Dia segera menggendong tubuh gadis itu, kemudian membawanya keluar dari aula pesta, hingga membuat keributan dari semua tamu undangan.

"Apaaa? Putra mahkota menggendong seorang gadis?"

"Sejak kapan putra mahkota memiliki ketertarikan pada seorang gadis?"

"Putra mahkota benar-benar sangat manis,"

"Gadis itu sangat beruntung!"

"Ini, ini bukan mimpi kan? Putra mahkota dengan seorang gadis?"

Terdengar suara riuh dari para tamu undangan yang mulai bertanya-tanya, mereka seolah tidak percaya dengan pandangannya, apalagi selama ini putra mahkota sangat tidak senang ketika didekati oleh seorang gadis.

Entah itu putri kekaisaran ataupun nona muda, dia sering kali mengabaikan mereka, bahkan tidak jarang memberikan hukuman bagi siapapun yang berani mendekat ke arahnya.

Xia Mei mengepalkan kedua tangannya, wajah gadis itu terlihat penuh kemarahan, aura membunuh menguar dari tubuhnya. Dia sekali lagi dikalahkan oleh Xia Lin, padahal gadis itu telah terusir dari kediaman keluarga besar mereka. Lalu dari mana dia memiliki cukup banyak uang untuk memberikan hadiah bagi Kaisar dan permaisuri? Bahkan bisa mendekat ke arah putra mahkota.

"Ibu..." dia melirik ke arah selir Yun, namun wanita berusia 35 tahun itu terlihat masih mempertahankan ketenangannya.

"Jangan bertindak gegabah Mey'er. Bersikaplah seperti biasa, ibu akan mengerahkan beberapa orang pembunuh bayaran untuk melenyapkan gadis itu nanti." ucap selir Yun dengan suara yang sangat perlahan, Xia Mei langsung menganggukkan kepalanya.

Sementara Xia Lin saat ini telah berada di ruang kerja milik putra mahkota, dia duduk di atas pangkuan pemuda yang terus memeluknya dengan sangat erat.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Xia Lin.

"Diam!" jawab putra mahkota dengan tegas.

Xia Lin hanya mendengus, dia benar-benar sangat tidak suka dengan sikap yang ditunjukkan oleh putra mahkota, namun bulu kuduknya tiba-tiba saja langsung berdiri, saat mendengar bisikan dari pemuda itu.

"Kau belum mendapatkan hukuman setelah meninggalkanku selama 2 bulan lebih!" ucapnya.

Mata Xia Lin seketika langsung terbelalak, dia berusaha untuk melepaskan diri, namun kekuatan putra mahkota tidak bisa ditangani, meskipun dia terus meronta-ronta.

"Ish...!"