NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberapa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.
Namun Ia juga bukanlah pria yang tidak mempunyai hati nurani untuk berbelas kasih sehingga dengan keadaan tersebut yang menyebabkannya terjebak dalam situasi yang menyulitkan.
Bertahan dengan komitmen masa kecil itu bukankah hal yang gila, sehingga Ia memerlukan masa baru untuk melanjutkan kehidupannya dengan versi yang diinginkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23 Apa Tujuan Haikal

“Apa dunia sesempit ini, Gue bahkan harus berteman dengan adiknya” Gisel menundukkan kepalanya berpura-pura membaca buku yang ada ditangannya.

“Eh Gisel, Lu udah punya kemampuan baru membaca buku dengan terbalik?” Tanya Candra yang memang mempunyai jiwa iseng Tingkat tinggi, entah keturunan siapa anak itu.

“Ah, Gue lagi pengen nyoba aja, kan nggak salah kalau kita ngasah kemampuan” jawab Gisel dengan cengiran mengintimidasi Candra.

Namun Candra tidak paham, Ia bahkan tidak tahu apa yang membuat Gisel harus salah tingkah.

“Lu lagi PDKT sama cowo di kelas yah?” tanya Candra berbisik, namun bisikan Candra seperti teriakan bagi Gisel yang mencubit harga dirinya

“Gisel lagi dekat sama siapa?” Tanya Haikal yang jelas mendengar kalimat yang di ucapkan oleh Candra.

“Mana Gue tahu Kak, kalau Gue tahu juga nggak bakal nanya sama Gisel” Candra pun duduk disalah satu kursi dan membuka tasnya mengeluarkan barang-barang yang ada didalamnya.

Haikal menatap Gisel dengan tajam, entah apa maksud dari tatapan itu yang pasti tatapan itu dapat diketahui Gisel dengan sudut matanya dan itu cukup membuat nyalinya ciut.

“Kak Haikal kenapa sih bikin Gue takut aja” kesal Gisel dengan tatapan Haikal, namun bagaimana lagi sekarang mereka sedang berada diruang kelas, apalagi ada Candra yang punya jiwa rumpi melebihi emak-emak.Bisa-bisa bukannya kuliah mereka akan diwawancarai olehnya.

“Emm, Kak Haikal ngapain di kelas ini?” Tanya Gisel yang berusaha menghilangkan rasa canggung pada dirinya, mengingat Ia dengan lancang ketiduran di mobil Haikal dan membuat Haikal harus membiarkannya tertidur di kamarnya semalaman.

‘Semalaman?’ Yah itu yang cukup mengganggu Gisel saat ini, Ia tidak tahu apa yang terjadi semalam sehingga Ia berakhir tidur di kasur Haikal, dan entah Haikal tidur dimana karenanya.

“Emang Gue nggak boleh ke sini, kan nggak ada larangan juga kalau Gue ke sini” balas Haikal dengan santai namun terkesan tegas dan dingin.

“Ehh, Iya sih” Gisel menjawab dengan bingung, Ia pikir sudah cukup dekat untuk bertanya basa basi pada Haikal, namun Haikal menjawab dengan nada dinginnya yang jelas tidak suka pada pertanyaannya.

Gisel kembali pada buku yang ada ditangannya, dan pasti sudah dibalik sebelum di ceng cengin oleh Candra lagi.

“Kak Haikal jawabnya gitu amat, kan Gisel nanya doang” Candra bahkan ikut rishi dengan jawaban Haikal, karena Ia sudah menganggap Gisel sahabatnya saat ini sama seperti Jigar.

“Emang kenapa dengan jawaban Gue, Gua biasa aja tuh” balas Haikal yang tidak menyadari cara dia berbicara membuat Gisel canggung dan ragu untuuk bertanya kembali.

“Dasar, otak doang yang pintar tapi nggak sadar sama kekurangannya” cibir Candra yang hanya dibalas tatapan bingung Haikal pada adiknya itu.

Haikal bahkan tidak begitu peduli dengan napa yang dikatakan Candra, karena Ia tahu betul bagaimana mulut adiknya yang selalu mengkritik hal-hal yang menurut Haikal itu bukan persoalan.

“Oh iya, Gue sengaja ajak kak Haikal, biar kita bisa buat berita mengenai BEM, dan narasumbernya kak Haikal langsung, gimana?” tanya Candra pada Gisel.

Gisel kini sudah paham tujuan kehadiran Haikal bersama dengan Candra pagi ini.

.

“Karin, kok lama banget sih” tegur Farah yang melihat anaknya bermalas-malasan hari ini.

“Karin nggak jadi kuliah pagi Mi, jadi nggak papa telat, paling mau buat tugas kelompok doang” jawabnya dengan malas dan duduk di meja makan.

Tatapan Karin fokus pada salah satu piring yang terhidang didepannya yang tersedia susu dan juga roti, entah milik siapa itu karena maminya juga punya tempat duduk biasa dan juga sudah terhidang sarapan untuknya.

“Mami mau ngenalin kamu sama seseorang, awalnya Mami nggak mau ngenalin dulu tapii mami rasa sekarang sudah saatnya kamu tahu sayang” ucap Farah mengusap tangan putri semata wayangnya yang ada diatas meja.

“Mami mau nikah lagi?” tanya Karin spontan, Ia bahkan tiba-tiba lupa dengan perjodohan yang telah diatur orang tuannya.

“Nggak lah, Mami sayang banget sama almarhum papa kamu jangan sembarangan” ucap Farah deng senyum sembari menggelengkan kepalanya.

“Terus siapa yang ingin Mami kenalkan pada Karin?” Tanya Karin mebeo, entahlah saat ini Karin tidak bisa berpikir Panjang Ia masih bingung memikirkan bagaimana Ia harus bersikap saat bertemu dengan Jeno di kampus nanti, belum lagi Ia pasti akan sering berinteraksi karena akan ada festival bazar besar-besaran untuk merayakan ultah kampus Bunga Bangsa.

Karin menggit roti yang ada ditanganya yang sudah diolesi selai oleh Farah, tidak lama kemudian pintu toilet yang ada di dapur terbuka dan menampakkan orang yang begitu di kenal oleh Karin.

“Kak Jeno?” beo Karin yang masih melihat pergerakan Jeno, hingga Jeno yang sadar diperhatikan oleh Karin berjalan perlahan menuju meja makan.

“Hai” Sapa Jeno pada Karin.

Karin memperhatikan wajah Maminya yang biasa-biasa saja.

‘Gawat apa Mami tahu kalau Gue suka sama Kak Jeno, gimana ini’ gumam Karin yang menatap keduanya bergantian.

“Ekhm, Aduh Mami, Karin baru ingat tadi Gisel nelpon katanya Karin harus kekampus secepatnya, dan ini orang di depan Mami senior Karin dikampus yang mau bantui pekerjaan rumah Karin dan Gisel, Iya kan Kak?” Karin meminta persetujuan Jeno untuk mengiyakan pernyataannya.

Jeno yang tidak tahu harus merespon bagaimana hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan Karin.

Karin melirk jam tangannya, lalu kembali melihat Maminya yang kini menatapnya bingung begitu pula dengan Jeno, namun wajah Jeno lebih terkontrol sehingga tidak di kentarai oleh Farah.

“Ya udah, Mami…. Karin sama Kak Jeno ke kampus dulu yah..” ucap Karin yang dengan segera berdiri menarik tangan Jeno dan mengajaknya keluar rumah.

.

Nia yang kini berjalan menyusuri koridor kampus tidak menyadari ada seseorang yang telah memperhatikannya dari jauh.

“Gue gabut banget lagi, hari ini ada kelas dance, apa Gue ikut kelas dance juga yah, disana kan ada Jigar juga” pikirnya menimbang-nimbang Keputusan yang akan di ambilnya.

Ia sedari kecil sudah mengikuti kelas nyanyi, sehingga bakatnya sudah mumpuni begitu pula dengan Wina, bahkan keduanya saling mengenal dari kelas nyanyi yang di ikuti keduanya.

“Nia….” Panggil Wina yang berada dibelakang Nia

Nia berbalik dan melambaikan tangannya pada Wina, Wina pun berlari kecil menghampiri Nia.

“ke kantin dulu yah, masih ada beberapa menit nih sebelum kelas mulai” ajak Wina yang selalu sarapan di kantin, apalagi saat ini mereka datang sejam sebelum Latihan sehingga masih banyak waktu untuk keduanya bersantai-santai terlebih dahulu.

“Dia cantik juga, walaupun mereka semua cantik tapi Gue akan mengincar yang ini terlebih dahulu” ucap seorang pria yang kini pergi menjauh daari tempat sebelumnya Ia berada.

.

“Lu nggak hubungi Karin apa gimana, jangan-jangan dia udah liat info grup dan nggak ke kampus lagi, kita juga masih ada rapat BEM kan untuk kegiatan ulang tahun kampus” tanya Candra yang menunggu Karin tidak kunjung datang untuk segera menyelesaikan tugas kampus mereka.

“Udah, tadi dia bilangnya juga udah nggal lama lagi otw kok” Gisel kembali membuka ponselnya melihat kembali pesan Karin yang ada di ponselnya.

“Nih liat, Dia bilang udah otw dari setengah jam yang lalu” tambah Gisel memperlihatkan chatnya dengan Karin pada Candra, tentu juga dengan Haikal yang melirik.

“Mending sekarang Lu berdua jelasin dulu konsep yang akan digunakan gimana, biar Gue kasih saran dulu dan tugas kalian jelasin ke Karin” saran Haikal yang juga akan melakukan rapat internal bersama dengan anggota inti BEM nya.

“Ya udah, Jadi kita punya rencana untuk meliput kaka dan dibalik kamera salah satu dari kami yang akan meberikan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab” ucap Gisel yang sudah mencatat hasil diskusi mereka bertiga sebelumnya.

“Gue doang nih yang bakal keliatan di kameranya?” tanya Haikal sembari menunjuk dirinya.

“Iya, kita sebenarnya mau kalian ber empat sebagai anggota inti BEM, tapi kita nggak enak sama teman-teman yang lain yang juga mau membuat liputan terkait anggota inti BEM” jelas Candra yang mengetahui bagaimana kakanya yang tidak begitu suka ber urusan dengan kamera..

“Okey Gue setuju, nanti Gisel bisa ngasih Gue naskah pertanyaanya dulu, Gue tunggu diruang osis saat jam istrahat nanti” ucap Haikal lalu berdiri meninggalkan keduanya

“Kak Haikal mau apa yah, kenapa hanya mengajak Gisel, kan sama Gue juga bisa. Pasti dia punya tujuan lain yang entah apa itu”

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!