NovelToon NovelToon
Lemme Love You

Lemme Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / cintamanis / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Triple.1

Berniat ingin mengelabui sang ayah, Amber justru terjun bebas masuk ke dalam rencana dadakannya sendiri. Pria yang baru dikenalnya dan dimintai tolong untuk berpura-pura menjadi kekasihnya malah bersedia menikah dengannya.

Parahnya lagi, pria itu adalah seorang CEO muda yang sangat terkenal, kaya, tampan, dingin, dan tanpa emosi. CEO itu adalah Caesar Juan. Di usianya yang tidak muda lagi, dia malah terjebak dengan permainan seorang gadis kecil.

Namun, pernikahan mereka sangat dirahasiakan dari pihak Caesar.

Mengapa Caesar merahasiakan pernikahannya?

Bagaimana rumah tangga yang akan dijalani Amber bersama pria yang dia panggil paman itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triple.1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Diskusi

"Aku akan mencari waktu yang tepat untuk memberitahunya," jawab Caesar.

"Aku yakin, dia tidak akan menyalahkan mu. Aku kenal putriku. Hatinya sangat lembut. Kau hanya perlu membujuknya sebentar saja jika dia marah," ucap Ramona.

Wanita paruh baya itu memberi dukungan pada menantu satu-satunya. Amber sangat beruntung memiliki seorang suami yang sangat mencintainya. Dia jadi teringat kejadian sepuluh tahun yang lalu.

Saat itu Caesar lebih muda dari sekarang tapi ketampanan dan karismanya tidak pudar. Caesar menggendong Amber yang berusia sepuluh tahun saat itu. Dia berjalan memasuki pintu mansion mereka di Paris bagai seorang pangeran penyelamat.

Ramona masih ingat dengan jelas kekalutan hatinya saat mengetahui Amber hilang karena terlepas dari penglihatan mereka. Saat itu, sedang musim semi. Topaz berjanji akan membawa serta dia dan putri mereka berlibur ke Paris saat pameran berbagai batu akik. Amber kecil memang seorang gadis yang ceria dan semangat.

Entah bagaimana, gadis kecil itu terlepas dari pengawasan mereka. Tempat pameran sangat ramai kala itu. Ramona sibuk menyalami setiap berjumpa dengan kenalan mereka. Begitu pula dengan Topaz. Suaminya sibuk berbincang dengan pebisnis batu akik dari berbagai negara.

Salahnya mereka tidak membawa bibi Mona waktu itu. Mereka pikir, Amber sudah besar dan mengerti akan situasi. Ternyata mereka salah. Rasa keingintahuan Amber lebih besar dari rasa takutnya. Ramona menangis semalaman saat mengetahui putri semata wayangnya menghilang.

Keesokan siangnya, Caesar datang bagai seorang malaikat penyelamat. Ramona tidak tahu apa yang terjadi pada pria itu dulu. Dia sendiri tidak ingin bertanya. Yang dia tahu, pria itu membawa putrinya kembali dengan selamat. Karena alasan itulah Ramona dan Topaz tidak ingin kembali ke Paris jika tidak ada urusan yang penting.

Begitu pula dengan Amber. Putri kecilnya itu, tidak ingin kembali ke kota itu. Mungkin karena ketakutan tidak bisa pulang bertemu dengan kedua orang tuanya membuat Amber trauma.

"Terimakasih mom," balas Caesar lembut.

"Huh! Giliran ibu mertuamu, kau langsung memanggilnya mom. Kenapa kau selalu memanggilku dengan embel-embel ayah mertua?" ketus Topaz kesal.

"Hahaha! Sayang, mungkin kau terlalu galak. Makanya Caesar takut padamu," goda Ramona.

"Di bagian mananya aku galak?" tanya Topaz tak terima.

Caesar tertawa melihat tingkah ayah dan mommy mertuanya. Andai saja kedua orang tuanya masih hidup. Pasti Amber akan merasakan hal yang sama.

"Wajahmu, sayang," jawab Ramona.

"Meski usiaku sudah kepala lima. Tapi aku masih tampan. Mana ada galak-galaknya!" tegas Topaz.

"Iya, iya. Tapi kalau kau sedang diam dan serius. Sangat menyeramkan. Aku saja enggan mendekatimu," balas Ramona.

"Itu beda kasus," timpal Topaz.

"Oh, iya! Kapan kalian berangkat?" tanya Topaz.

Pria paruh baya itu memilih mengalihkan topik pembicaraan agar pertengkaran kecil dengan istrinya tidak panjang dan melebar.

"Setelah acara ulang tahun kantor. Amber bersikeras ingin menyelesaikan tugasnya sebagai panitia persiapan," jelas Caesar.

"Ah, anak itu! Jika sudah diberi tugas pasti akan dia selesaikan sampai tuntas," tukas Topaz.

"Mmm, ada hal lain yang ingin aku minta bantu," ucap Caesar.

"Apa itu nak? Katakan saja!" timpal Ramona.

"Perusahaan ayah mertua..."

Caesar menghentikan ucapannya sebentar karena mendapat tatapan tajam dari ayah mertuanya. Dia jadi teringat saat Amber memanggilnya paman dan memaksanya untuk mengganti panggilan itu menjadi sayang. Kini posisinya malah terbalik. Caesar tertawa dalam hati. Ternyata karma sekecil itu nyata terjadi padanya.

"Maksudku ayah," timpal Caesar.

Topaz langsung tersenyum mendengarnya. Melihat ayah mertuanya kembali rileks, Caesar melanjutkan kalimatnya yang tertunda.

"Perusahaan ayah tentunya mendapat undangan untuk pesta nanti. Hanya saja, salah seorang karyawanku langsung menulis nama Amber pada undangan itu. Jadi, aku tidak ingin Amber terekspos sebelum pesta pernikahan kami diselenggarakan," jelas Caesar.

"Kenapa bisa nama Amber yang ditulis di undangan itu?" tanya Ramona polos.

"Bukannya seharusnya tertulis namamu, sayang!" seru Ramona sambil menatap suaminya.

"Hal sekecil ini sangat mudah diketahui. Si penulis undangan itu ingin melihat Amber. Aku yakin, yang menulisnya pasti menyukai Amber," jelas Topaz.

"Wah, keren sekali! Ternyata putriku memiliki penggemar rahasia," ucap Ramona girang.

Caesar terdiam mendengar penuturan ibu mertuanya.

"Sayang, apa kau tidak mengerti maksud Caesar?" tanya Topaz sambil menggenggam tangan istrinya.

"Memang maksudnya bagaimana?" tanya Ramona polos.

Penyakit telat mikir istrinya kembali kumat di saat yang tidak tepat. Untung saja, penyakit ini tidak terlalu parah menurun pada Amber.

"Maksudnya, Caesar tidak ingin Amber datang mewakili perusahaan kita," jelas Topaz lembut.

"Mengapa begitu?"

"Karena Caesar tidak ingin membahayakan Amber. Jangan katakan padaku jika kau lupa dengan permintaan Caesar sebelum menikah dulu!"

Ramona diam sesaat. Menimbang-nimbang ucapan suaminya.

"Ah, yang itu! Tentu saja aku ingat," seru Ramona.

"Tenang saja, aku dan ayahmu yang akan menghadiri acara itu," jawab Ramona.

"Terima kasih ayah, mom. Aku sangat senang kalian mengerti keadaan dan posisiku," jawab Caesar sopan.

"Kau kan sudah menjadi bagian dari keluarga kami dan kau satu-satunya putra di keluarga ini karena kau sudah menikah dengan putriku, tentu saja secara otomatis kau menjadi putra kami," jelas Ramona.

"Sekali lagi terima kasih," jawab Caesar tulus.

Dzrt!

Ponsel di saku jas Caesar bergetar. Dia langsung mengambil dan menjawab panggilan masuk itu.

"Ya," jawab Caesar tanpa berpindah tempat.

"Tuan, Arman dan istrinya sudah mendapat amplop yang aku kirim. Begitu juga dengan kedua orang yang mengikuti kita tadi. Mereka sudah ku kirim kembali ke pemiliknya."

Robert segera melapor usai panggilannya terhubung.

"Bagus. Bagaimana dengan Amber?" tanya Caesar dengan nada sedikit khawatir.

"Aku sudah memperketat penjagaan dan sepertinya sebentar lagi nona akan pulang," jawab Robert.

"Aku akan segera tiba di apartemen," jawab Caesar sambil memutus panggilannya.

"Ayah, mom. Aku permisi pulang," ujar Caesar.

"Hati-hati di jalan!" seru Ramona sambil menyentuh puncak kepala Caesar saat pria itu membungkuk dan mencium punggung tangannya.

"Tentu," jawab Caesar datar.

"Jangan lupa untuk mengabari kami! Jangan sungkan jika kau membutuhkan bantuan!" ucap Topaz.

"Terima kasih ayah. Aku akan mengingatnya," jawab Caesar sambil mencium punggung tangan sang ayah mertua.

Usai berpamitan, Caesar berdiri dan mulai berjalan perlahan. Namun, baru beberapa langkah, ibu mertuanya berteriak.

"Eh, Caesar! Tunggu!" teriak Ramona tanpa berpindah dari tempat duduknya.

"Ya mom," jawab Caesar sambil membalikkan tubuhnya.

"Apa kalian sudah ...?" tanya Ramona sambil memperagakan sesuatu dengan kedua tangannya.

Wanita paruh baya itu menggabungkan kedua tangannya lalu membuat gerakan naik turun.

"Apa itu sayang?" tanya Topaz keheranan.

"Itu loh!..." lagi-lagi Ramona memperagakan gerakan tangannya.

"Hah! Apa?" Topaz kehabisan akal untuk menebak.

Caesar sebetulnya tahu maksud dari ibu mertuanya itu. Namun, dia terlalu malu untuk mengakui. Telinga pria itu sampai memerah saking malunya.

"BIKIN ANAK, Wei!" ketus Ramona kesal.

Padahal jam terbang suaminya sudah tinggi. Tapi masalah begitu saja tidak tahu. Sungguh membuat Ramona kesal bukan main.

Caesar mengacungkan dua jempol ke udara lalu berbalik dan pergi. Sebelum dia dicecar dengan berbagai pertanyaan dari ibu mertuanya. Lebih baik mengamakan diri dulu.

1
Wahyu Nengsih
😘😘😘
nova sari
aku mampir ka
📴
the next up kak, jgn lama² up nya krn ku sllu menunggu😁
novitanop
lanjut kkaakak
✮тιαɳα☘︎
hareudang hareudang 🔥🔥😅
lanjut kak
Triple.1: /Grin//Facepalm/
total 1 replies
𝑮𝒊𝒖𝒍𝒊𝒂𝒏𝒐𝒗𝒂🌷
bagus cerita'y kk, udh ngebut bca'y dri part 1 smpai yg ini, ayo kak the next up lgi
Triple.1: makasih kak
total 1 replies
Hielmeera🍒⃞⃟🦅
klo yg ganteng aja
💋ShasaVinta💋
Amber gak mau? Sini, aku aja lah yg habiskan uang suami amber ☺️
💋ShasaVinta💋
Di kutub utara robert malah ketemu beruang kutun yg lebih dingin lagi dibanding caesar.
Triple.1: eh, iya ya Mak...🤣🤣🤣
total 1 replies
💋ShasaVinta💋
Juliddd banget sih… masih pagi juga 😒
💋ShasaVinta💋
Yakin nih beneran sedih? 🫣
💋ShasaVinta💋
Olah raga jantung pagi2 ya, Amber 🤣
💋ShasaVinta💋
Terima nasib ajalah amber 🤣
💋ShasaVinta💋
Menang banyak nihhh 😊
Lulu
hati-hati jatuh cinta beneran lohhh...
💋ShasaVinta💋
Tengokin lah ke dalam … kali aja dapat jackpot 🫣
💋ShasaVinta💋
Yeee Si Paman malah ambil kesempatan nih
💋ShasaVinta💋
CEO mana tau warung pinggir jalan gitu amber. Caesar gak termasuk menjadi salah satu dr sejuta umat yg amber maksud 🤣
💋ShasaVinta💋
Untung si paman tampan ya 🤣🤣
💋ShasaVinta💋
Ya kali si amber malah ngobrol ma pelayan 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!