NovelToon NovelToon
Rahasia Pesugihan Pamanku

Rahasia Pesugihan Pamanku

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:59.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: ummiqu

Ruci tak percaya mendapati kenyataan paman kesayangannya menempuh jalan yang salah.

Hanya karena jenuh menjalani hidup miskin dan susah, Dirga pun memilih mengambil jalan pintas untuk meraih kekayaan. Meski jauh di lubuk hatinya Dirga sadar jalan yang dia pilih akan membawa kesengsaraan untuknya kelak, tapi nampaknya Dirga tak peduli.

Dirga hanya ingin membungkam mulut orang-orang yang selalu menghina kemiskinan dan ketidak berdayaannya. Dia ingin membuat orang-orang yang menghinanya itu bertekuk lutut dan memohon di hadapannya seperti yang pernah dia lakukan dulu.

Apakah setelah membalas dendamnya Dirga merasa cukup dan berhenti bersekutu dengan iblis ?.

Haruskah Ruci menyingkap tabir rahasia kelam sang paman untuk mengakhiri penderitaannya ?.

Jawabannya hanya ada di dalam novel ini.

Penasaran ... ?

Simak kisah selengkapnya yuuk ....

( Kisah ini hanya fiktif dan buah pemikiran Author. Mohon bijak membaca dan berkomentar. Terimakasih ... 🙏😊)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummiqu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Ribut Lagi

Kepulangan Dirga dengan membawa satu tas uang pun menjadi bahan perbincangan seantero kampung. Semua orang takjub dengan hasil yang Dirga capai dalam waktu singkat dan mulai bertanya-tanya siapa kah orang yang telah membantu Dirga.

Apalagi Dirga tak hanya menyelesaikan pembayaran tunggakan sewa rumah kepada Romlah, bahkan dia juga membeli rumah reot itu berikut tanahnya sekaligus.

Sore itu Dirga dan Eva datang menemui Romlah untuk melakukan transaksi jual beli yang disaksikan pengurus lingkungan, notaris dan anak sulung Romlah.

Dengan tenang Dirga mengeluarkan uang untuk membayar tunai rumah dan tanah Romlah. Mulut Romlah bahkan menganga karena tak percaya melihat Dirga yang miskin kini bisa membeli rumah dan tanahnya dengan harga tinggi. Eva yang duduk di samping suaminya pun terlihat gelisah. Dia khawatir Dirga salah perhitungan hingga uangnya habis dalam sekejap. Jujur Eva tak ingin jadi bahan gunjingan lagi jika setelah ini dia masih harus berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Pak!" panggil Eva cemas.

"Tenang aja Bu. Bapak tau apa yang Bapak lakukan," bisik Dirga.

"Tapi itu banyak banget Pak. Bu Romlah sengaja ngasih harga dua kali lipat dari harga seharusnya," kata Eva.

"Bapak tau kok. Biarin aja, semahal apa pun harga yang dia kasih, Bapak bakal bayar. Ibu inget kan apa yang Bapak bilang semalam?" tanya Dirga.

Eva mengangguk. Dia tahu betul alasan Dirga membeli rumah dan tanah Romlah. Dirga yang sakit hati dengan ucapan Romlah pernah bersumpah akan membeli rumah berikut tanahnya suatu saat nanti. Dan sekarang lah saatnya mewujudkan sumpahnya itu.

"Gimana Bu Romlah, apa uangnya pas?" tanya ketua RT sesaat kemudian.

"Iya, pas banget Pak," sahut Romlah sambil tersenyum lebar.

"Ok. Jadi bisa kita selesaikan transaksinya sekarang ya," kata notaris yang duduk di samping ketua RT.

Romlah mengangguk. Setelahnya dia dan Dirga bergantian menandatangani dokumen jual beli. Dalam waktu singkat kepemilikan rumah dan tanah telah berpindah tangan. Wajah Dirga nampak berbinar bahagia membayangkan apa yang akan dia lakukan pada rumah dan tanah yang sekarang telah jadi miliknya itu.

Beberapa hari kemudian Dirga membangun rumah baru di atas tanah yang dia beli setelah sebelumnya menghancurkan rumah lama yang pernah dia dan keluarganya tempati. Pembangunan berjalan marathon sesuai permintaan Dirga. Dan dalam waktu satu bulan di lahan yang sama telah berdiri sebuah rumah besar nan kokoh. Semua orang yang menyaksikan pembangunan rumah itu pun dibuat terkagum-kagum.

Setelah rumah selesai dibangun, Dirga pun mengisinya dengan perabotan. Tak tanggung-tanggung, Dirga memilih perabotan mahal dan mewah yang sesuai dengan tema rumah. Lagi-lagi aksi Dirga mengundang decak kagum warga.

"Ga nyangka Dirga bisa sekaya ini sekarang."

"Iya. Bagus banget nasibnya. Merantau sebentar, eh pulang bawa uang sekarung."

"Uang Dirga pasti banyak banget ya. Saking banyaknya sampe ga pernah habis meski pun udah dibelanjain banyak barang."

"Betul."

"Yang bikin penasaran siapa sih yang udah bantuin Dirga sampe dia bisa berubah drastis kaya gini."

"Katanya sih teman lama Dirga yang jadi pengusaha batu bara atau apa lah gitu. Yang pasti sukses dan kaya raya. Buktinya Dirga bisa ketularan kaya raya walau cuma sebentar ikut sama dia."

"Tapi mustahil teman memberi bantuan cuma-cuma. Kan jaman sekarang ga ada yang gratis."

"Cuma satu kemungkinan. Kalo ga karena pesugihan, pasti uang yang didapat Dirga adalah hasil kejahatan."

Dirga hanya tersenyum tipis mendengar gunjingan warga yang tak sengaja didengarnya tadi. Dirga tak peduli karena dia bisa menyumpal mulut orang-orang itu dengan uangnya nanti. Yang penting baginya sekarang adalah membahagiakan anak dan istrinya termasuk membayar semua hutangnya.

Ya, selain membangun rumah baru, Dirga juga membayar semua hutang istrinya yang tersebar hampir di semua warung kelontong di kampung itu. Bahkan Dirga melebihkan pembayaran sebagai ungkapan terima kasih karena para pemilik warung bersedia membantu keluarganya selama dia pergi. Tentu saja para pemilik warung senang dengan sikap pengertian Dirga. Mereka bahkan tak segan mengantarkan barang pesanan Dirga ke rumahnya.

Berita tentang keberhasilan Dirga pun akhirnya sampai ke telinga Murad, Yasin dan kedua orangtua mereka. Dan rasa penasaran mereka pun terjawab saat Dirga mengundang mereka untuk datang di acara selamatan rumah baru yang digelar di rumahnya.

Saat kek Mustafa beserta istri, anak, menantu dan cucunya tiba di rumah baru Dirga, mereka nampak tertegun tak percaya. Rumah yang semula mirip kandang ayam dan hampir roboh itu kini menjelma jadi rumah mewah bak istana.

"Bapak, Mamak, ayo masuk!" seru Dirga sambil menghampiri kedua orangtuanya.

Dirga mencium punggung tangan kedua orangtuanya dengan takzim. Setelahnya dia menjabat tangan Murad dan Eli serta ketiga anak mereka.

"Ini ... apa benar ini rumahmu Dirga?" tanya nek Yasmi.

"Iya Mak. Kalo ga percaya, Mak liat sendiri ke dalam. Di sana ada Eva dan anak-anak," sahut Dirga yang diangguki nek Yasmi.

Setelah mengantar sang ibu ke dalam rumah, Dirga keluar untuk menyambut kedatangan Yasin dan keluarganya. Pelukan hangat yang Dirga berikan kepada Yasin membuat Eli kesal.

"Beda banget perlakuannya sama Kamu Pa. Yasin dipeluk, tapi Kamu cuma diajakin salaman aja tadi," bisik Eli memprovokasi.

Ucapan Eli tak digubris oleh Murad. Dia terlihat tenang dan asyik mengamati interior di rumah baru sang adik. Jika Murad mengabaikan ucapan Eli, tapi tidak dengan Abah Mustafa. Pria sepuh itu terlihat tak nyaman. Dia pun berdehem untuk mengingatkan Eli agar tak membuat ulah. Mendengar suara sang mertua membuat nyali Eli menciut. Dia pun bergeser menjauhi kedua mertuanya itu.

"Kapan pengajiannya dimulai Dir?" tanya Yasin setelah bersalaman dengan semua orang.

"Udah selesai daritadi Bang. Sekarang tinggal bagiin besek sama tetangga yang ga sempet dateng aja," sahut Dirga.

"Wah, kami terlambat dong. Padahal kami udah berangkat lebih awal dari rumah supaya bisa ikut doain rumah ini beserta penghuninya lho," kata Yasin dengan nada kecewa.

"Gapapa Bang. Doain dari jauh juga boleh kok. Iya kan Bu," kata Dirga sambil menoleh kearah sang istri.

"Iya Pak," sahut Eva yang terpaksa mengiyakan ucapan suaminya karena takut.

Sebenarnya hari itu tak ada acara pengajian atau tasyakuran rumah baru seperti yang Dirga katakan. Walau sebelumnya Eva memaksa untuk membuat acara tasyakuran, tapi Dirga tetap menolak. Dirga merasa menggelar acara tasyakuran adalah hal yang sia-sia.

"Orang-orang dateng bukan ingin mendoakan kita tapi penasaran sama isi rumah kita Bu. Aku khawatir kedatangan mereka bikin rumah kotor dan barang-barang jadi rusak nanti. Kamu tau kan berapa harganya barang-barang itu. Daripada rumah jadi kotor dan barang rusak, lebih baik kita pesen makanan lalu kirim ke mereka. Bilang sama mereka kalo kita abis gelar pengajian. Udah cukup," kata Dirga.

Dan Eva hanya bisa menghela nafas panjang saat mengingatnya. Meski kecewa dengan keputusan Dirga, akhirnya Eva menuruti keinginan suaminya itu.

"Terus kita di sini ngapain dong. Masa cuma disuruh duduk sama makan doang?" tanya Yasin sesaat kemudian.

"Yasin,Yasin. Masa kamu ga paham juga sih. Dirga ngundang kita kan karena pengen pamer rumah barunya ini. Ya kasih komentar yang menyenangkan dong buat rumahnya. Dirga pasti udah keluar uang banyak buat bikin rumah semewah ini," kata Eli sambil mengipasi wajahnya.

Ucapan Eli membuat suasana di dalam ruangan hening seketika. Eva dan Dirga saling menatap dengan tatapan tak terbaca, sedangkan yang lain membisu karena bingung harus bereaksi seperti apa.

Setelah terdiam sejenak Dirga pun bangkit dari duduknya lalu tersenyum. Eva sempat memberi isyarat agar Dirga tak terpancing dengan ucapan Eli, tapi sayangnya Dirga mengabaikan permintaan istrinya karena terlanjur kesal.

"Kak Eli betul. Saya ngundang semua ke sini karena saya mau pamer. Pertama yang mau saya pamerin lampu hias gantung itu ya. Itu terbuat dari kristal asli lho Kak, harganya juga mahal. Terus sofa ini, di kampung ini baru saya yang punya. Terus lemari kaca itu, saya pesen khusus karena bahannya adalah yang terbaik juga anti peluru. Terus di sebelah sana ... " ucapan Dirga terputus karena nek Yasmi memotong cepat.

"Ga perlu kamu jelasin satu-satu Dirga, nanti kamu capek. Kami udah liat semuanya dan kami yakin harganya pasti mahal," kata nek Yasmi menengahi.

"Oh, gapapa Mak. Saya ga capek kok jelasin semuanya. Ini supaya Kak Eli tau aja. Dan satu lagi, saya membeli semuanya pake uang cash bukan hutang atau kredit!" sahut Dirga sambil menatap Eli dengan tatapan tajam.

"Eh, apa maksud kamu ngomong begitu Dirga. Kamu nyindir saya karena beli mobil dengan cara kredit. Iya kan?!" kata Eli tak suka.

"Siapa yang nyindir. Saya cuma bilang kalo saya beli semuanya dengan uang tunai. Dan saya baru tau hari ini kalo mobil yang selalu Kakak banggain itu ternyata masih kredit ya," sahut Dirga sambil mencibir.

"Kamu ... " ucapan Eli terputus karena Murad memotong cepat.

"Cukup Ma!. Bisa kan sekali-kali ga usah bikin gaduh. Malu tau!" kata Murad sambil melotot.

"Kok Papa marahin Mama sih. Adik kamu tuh yang keterlaluan!" sahut Eli tak mau kalah.

Ketiga anak Murad tampak gelisah. Mereka bingung sekaligus malu melihat tingkah sang mama yang tak pernah jera membuat keributan.

Namun suasana yang memanas itu mendingin seketika karena ulah Ruci. Dia bangkit dari duduknya lalu menggamit tangan Desi dan membawanya kearah meja makan.

"Daripada ribut, lebih baik kita makan aja yuk Des. Aku lapar nih. Daritadi penasaran sama rasa baso yang di meja. Kayanya enak dan menggoda selera banget!" kata Ruci antusias.

"Iya Kak, basonya emang enak banget. Ini baso langganan aku lho Kak. Ayo cobain!" sahut Desi lantang.

Percakapan Ruci dan Desi berhasil memecah ketegangan. Semua orang kini mengalihkan perhatian kearah meja makan dan melupakan keributan yang terjadi.

Yasin dan Nia nampak saling menatap sambil tersenyum diam-diam menyaksikan tingkah Ruci yang berhasil meredam ketegangan yang sempat terjadi tadi.

\=\=\=\=\=

Malam itu suasana kampung tempat Dirga dan keluarganya tinggal terasa sunyi dan lengang. Suara lolongan anjing di kejauhan terdengar panjang berima dan saling bersahutan seolah koor yang berisi senandung lagu kematian, hingga membuat bulu kuduk semua orang yang mendengarnya meremang seketika.

Dan saat suara lolongan anjing itu berakhir, sebuah jeritan pun menggema memenuhi udara malam. Hanya sekali tapi mengejutkan sekaligus membuat takut semua orang.

\=\=\=\=\=

1
Laila Zayn
wiiiih karya ummiqu...... mampir lagi ya, mi..... udh lama ga mampir ditempat ummi ini 😄😘
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., pa kbr say. Met gabung yaaa .. 🙏🤗
total 1 replies
Ade Wati
di tunggu klanjutanya y ka
any Sulistiani: yup, kelanjutannya udh up say. judulnya 'Kereta Api Misterius'.
Silakan mampir, mksh 🙏😘
total 1 replies
Ade Wati
bagus
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., mksh supportnya say 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
Thor up nya kapan ini???keburu lupa alur nya
any Sulistiani: udh up say ..., cb dicek yaa 😊
total 1 replies
INDRA
thor mana kelanjutanya
any Sulistiani: lagi proses kak, blm di acc kayanya🤗
total 1 replies
siscapucinoo
makasih untuk cerita yg luar biasa. ditunggu karya selanjutnya Thor
any Sulistiani: sama" say. insyaa Allah siaaappp, mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
oke aku tunggu kak
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp, mksh kak 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
sudah end aja,,,,lanjut ya Thor di judul yg lain, aku pada mu Thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp ..., Alhamdulillah. mksh say 🙏😊
total 1 replies
INDRA
ditungu thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp 👌😊
total 1 replies
Wisell Rahayu
okeee thooor aku suka dgn alurny gk berbelit² aku tunggu kelnjtanny thor di cerita Eza sma Rhea
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., insyaa Allah siaappp. mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Wisell Rahayu
kenapa Diki hrs meninggl thor uhhhh nyesek aku thor😭😭😭😭
Ali B.U
next
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Siti Yatmi
makasih ya Thor sudah up...rajin2 ya Thor....NT dimakan loh sama rayap kalo ga rajin up ...
Arieee
😢😢😢😢😢😢😢😢😢
Wisell Rahayu
wahhh semkn seram aj Nih siluman Rayap ny tp jgan gentar Ruci,yudis,kenzi lawan trs sampai titik penghabisan..semnggt thooorrr..ku tunggu upny lagi..
Wisell Rahayu
hayo Ruci lawan semua rayap² siluman itu..bawa Diki pergi..semg erman sadar akn semua keslahan nya..dan tdk meneruskn perjanjian dengn siluman Rayap hayoo Yudis ama Kenzi Ruci bantai semua siluman Rayapny ..
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!