NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Clareance

Takdir Cinta Clareance

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa
Popularitas:58.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Budi Asih

Sejak kecil Rea seorang anak tunggal terlalu bergantung pada Jayden. Laki-laki sok jagoan yang selalu ingin melindunginya. Meskipun sok jagoan dan kadang menyebalkan, tapi Jayden adalah orang yang tidak pernah meninggalkan Rea dalam keadaan apapun. Jayden selalu ada di kehidupan Rea. Hingga saat Altan Bagaskara tidak datang di hari pernikahannya dengan Rea, Jayden dengan jiwa heroiknya tiba-tiba menawarkan diri untuk menjadi pengganti mempelai pria. Lalu, mampukah mereka berdua mempertahankan biduk rumah tangga, di saat orang-orang dari masa lalu hadir dan mengusik pernikahan mereka?



Selamat Membaca ya!


Semoga suka. 🤩🤩🤩

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Budi Asih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 7

Tidak heran kalau Pedro tahu tentang hubungan gelap putranya. Tidak sulit bagi pria tua itu untuk mengetahui segala hal tentang Altan. Dia punya mata dan telinga di mana-mana. bahkan hingga saat ini, dia masih memerintahkan beberapa orang secara rahasia untuk mengawasi putranya.

"Jangan sakiti dia, Pa. Dia tidak tahu apa-apa," mohon Altan. Dia hanya takut kalau papanya berbuat nekat dan mencelakai Zika, hanya untuk menjauhkan perempuan itu dari Altan.

Pria paruh baya berperut buncit itu mengetuk-ngetukkan jemarinya di atas meja.

"Ya, semua itu tergantung kamu. Kalau kamu masih nekat mengkhianati papa. Terpaksa, Papa akan menyingkirkannya. Kalau perlu, Papa akan membuang sampah itu sejauh mungkin dari kamu."

÷÷÷÷÷

"Rea, senyum dong! Jangan begitu ekspresi wajah kamu. Nanti hasilnya nggak bagus. Capek nih. Dari tadi ngulang-ngulang terus, belum dapat juga angle yang pas!" Seru Azkara, fotografer yang mengambil gambar Clareance sore itu.

"Emangnya kamu doang yang capek? Aku juga capek! Sudah ah, aku mau pulang!" Teriak Rea sambil melempar produk yang tadi ia gunakan untuk pemotretan sebuah majalah.

Gadis cantik dan manis namun manja itu melenggang pergi begitu saja, meninggalkan beberapa kru fotografer yang sejak tadi mengkritik pose dan caranya tersenyum.

"Mbak Rea, tunggu!" Teriak Vins yang mengikutinya dari belakang. Pria gemulai itu berusaha menyamai langkah Clareance yang terburu-buru. Bahkan, gadis itu sama sekali tidak peduli dengan teriakan asistennya. Dia hanya ingin meninggalkan studio tersebut dan pergi meninggalkan ke kedai es krim favoritnya.

Ya, Rea butuh sesuatu yang dingin. Sesuatu yang bisa mendinginkan hatinya yang terasa panas setiap kali mengingat rencana Tante Amaya yang ingin menjodohkan Jayden dengan Brigita.

Gadis berwajah cantik yang pandai memasak itu benar-benar membuat Rea merasa terganggu. Apalagi saat Tante Amaya secara terang-terangan memujinya.

Jayden pasti akan menerima Brigita dengan mudah. Tentu saja, pria itu mungkin tak akan menolaknya. Brigita adalah gadis yang sesuai dengan tipe idamannya. Mana mungkin Jayden menolak gadis seperti dia?

"Aaarrrgghh!" Teriak Rea, mengacak rambutnya sendiri karna frustasi. Hingga beberapa orang yang ada di dalam kedai es krim tersebut menoleh padanya.

"Mbak Rea kenapa, sih? marah-marah mulu dari tadi. Jangan bikin huru hara di tempat umum. Nanti kalau ada paparazi, bagaimana?" Omel Vins sambil mengipasi wajah Rea agar emosinya sedikit reda.

"Mbak Rea lihat nggak tadi, ekspresi wajah mas Azkara waktu Mbak Rea keluar dari studio? Serem tahu."

Clareance hanya melengos, tak peduli dengan ocehan asistennya. Dia hanya ingin bertemu Jayden dan bertanya langsung pada pria itu tentang Brigita. Tapi, Jayden akan menganggapnya terlalu ikut campur. Dan mungkin saja, lelaki itu tak akan menceritakan urusan percintaannya pada Clareance.

Memangnya dia siapa? Jayden hanya menganggap Rea sebagai sahabat, tidak lebih. Jayden berkali-kali menekankan hal itu pada Rea, karna dulu Rea pernah menyatakan perasaannya pada saat masih remaja. Namun, pria itu menolaknya dengan tegas.

Ah, sial! Bahkan hingga sekarang, Rea belum bisa melupakan penolakan memalukan itu.

Meskipun begitu, Jayden tidak pernah bisa menjaga jarak. Dia akan selalu dekat dan melindungi Clareance. Hingga gadis itu terbiasa dengan keberadaan Jayden di sekitarnya. Hal itulah yang membuat Rea sulit melepaskan diri dari Jayden. Hatinya masih saja tidak rela saat melihat Jayden dekat dengan gadis lain. Rea takut, gadis lain itu akan membawa Jayden pergi menjauhinya.

"Mbak Rea, ada telpon, nih. Dari Mas Azkara," ucap Vins, membuyarkan lamunan Clareance.

"Reject saja. Aku lagi nggak mau ngomong sama siapa pun. Even if it's you!" Dengus Rea dengan tatapan sinis.

"Kenapa sih, Mbak? Duh, pusing kepala eike. Kita pulang saja, yuk."

Clareance melengos, sama sekali tak mempedulikan ucapan asistennya.

"Mba, ada telpon lagi, nih." Vins menyodorkan ponsel Clareance, namun gadis itu belum juga mau menoleh. Tatapannya sedang fokus pada sepasang kekasih yang duduk berdua tidak jauh dari mejanya.

Entah mengapa, tiba-tiba saja, dia merindukan Jayden. Di saat suasana hatinya memburuk seperti ini, cuma Jayden yang bisa membuatnya tenang.

"Mbak, ada telpon, nih." Vins kembali memanggil.

"Kayaknya penting, deh. Saya angkat, ya?"

"Siapa?" Tanya Rea sedikit penasaran. Berharap seseorang yang menelponnya itu adalah Jayden.

"Nggak ada namanya."

Clareance mengibaskan sebelah tangannya sambil berucap.

"Angkat saja. Aku mau ke toilet dulu."

Vins mengangguk paham, lalu menerima panggilan masuk dari nomer tak di kenal tersebut.

"Helloow? Who's speaking?" Ucapnya kemayu, berlagak sok bule.

"Ya, halo. Ini benar nomernya Clareance Nuansa Aldinaya?"

"Yes. That's right. Ini siapa, ya?"

"Anda siapa?" Seseorang itu balik bertanya, membuat Vins mengernyit heran. Ekor matanya melirik ke arah Rea yang masih sibuk mencari tisu di dalam tas mungilnya.

"Saya asistennya Mbak Rea."

"Dia ada di situ?"

"Aa - da," jawab Vins dengan anggukkan kepala. Sebelah tangannya melambai. Menahan Rea agar tidak pergi.

"Tolong berikan telponnya pada Clareance. Saya mau bicara. Bilang saja, Altan yang menelpon."

÷÷÷÷÷

"Al - tan," ucap Vins mengeja nama Altan hanya dengan gerakan bibir tanpa suara, saat Rea bertanya siapa yang menelpon.

Mendengar Vins menyebut nama pria yang beberapa hari lalu ia temui di restoran, seketika ekspresi wajah Rea berubah terkejut. Buru-buru ia meraih ponsel yang di berikan oleh Vins padanya, dan sesaat kemudian ia berdehem sebelum berkata.

"Halo?" Dengan suara yang di buat semerdu mungkin, seolah memang seperti itulah suara Rea saat berbicara.

"Clareance?"

"Iya. Maaf, ini siapa, ya?" Tanyanya, pura-pura tak tahu. Rea harus tetap menjaga harga dirinya, mengingat terakhir kali mereka bertemu, pria itu meninggalkan Rea sendirian di kafe puff pastry.

Meskipun begitu, Rea tetap saja tak sabar ingin bertemu lagi dengan Altan Bagaskara, pria yang di jodohkan dengannya. Tak peduli dengan Jayden yang akan menikah. Dia juga akan menikahi Altan secepatnya kalau perlu!

"Altan, kita bertemu di restoran beberapa hari yang lalu," jawab pria bermata elang itu.

Berpikir sejenak, seolah Rea sedang mengingat-ingat kejadian malam itu. Meskipun pada kenyataannya Rea belum bisa melupakannya.

"Ah, iya, aku ingat," jawab Rea setelah terdiam sesaat.

"Eum, apa kabar, Al?"

"I'm good. Aku ada rencana menemuimu hari ini. Apa kamu ada waktu luang?"

"Hari ini, ya? Eum, sebentar. Aku tanya asistenku dulu, ya. Jadwalku ada sama dia," jawab Clareance, menahan debaran halus di dalam jantungnya.

"Okay, kamu save saja nomer aku. Nanti kasih kabar kalau sudah bicara dengan asistenmu."

"Okay," jawab Rea riang. Bahkan dia sudah lupa dengan suasana hatinya yang buruk sesaat yang lalu. Sepertinya, Altan adalah pria yang bisa membuat Clareance sejenak melupakan Jayden.

"Siapa Mbak?" Tanya Vins begitu Rea menyerahkan lagi ponselnya.

"Calon suami aku," katanya penuh percaya diri.

Gadis manis itu bangkit dari duduk dan merapikan rambut panjangnya.

"Yuk, kita pergi?"

"Ke mana, Mbak? Pulang?"

"Ke salon!"

"Ke salon?" Ulang Vins.

"Tadi pagi kan sudah ke salon kita."

Seketika Rea menoleh ke arah Vins dengan tatapan sengit.

"Nggak usah banyak bacot. Bawa aku ke salon sekarang juga. Malam ini, aku ada kencan. Paham?!"

"Paham, Mbak!" Jawab Vins patuh dengan anggukkan cepat.

Tak berapa lama kemudian, Rea sampai di salon langganannya. Salon milik salah satu teman Rea sendiri. Hera.

Di salon itu, Rea tidak perlu mengantri karna dia adalah customer VIP. Begitu Rea datang, dia bisa langsung ke ruangan khusus yang di siapkan oleh pelanggan pemegang kartu VIP, dan Hera sendiri yang akan menanganinya.

"Mau di curly atau lurus saja?" Tanya Hera, menatap Rea dari balik kaca besar di hadapannya.

"Lurus tapi nggak lepek. Pokoknya kamu harus bikin aku tampil elegan dan mahal."

Hera tersenyum geli melihat Rea yang begitu antusias.

"Mau ketemu siapa, sih. Calon suami?"

"Kok tahu?"

"Ha? Serius? Kamu mau nikah? Bukannya baru putus sama ... siapa?"

"Ghavin."

"Nah, iya, Ghavin,"

Rea membuang napas lelah.

"Ini lain, Hera."

"Siapa? Jayden? Kamu mau nikah sama Jayden? Ah, sudah aku duga, sih. Kamu pasti berakhir sama dia."

"Bukaaan!" Pekik Rea kesal, karna ia kembali teringat pada hubungan Jayden dan Brigita.

1
EMBER/FIGHT
Hormat senior /Smirk/
Dewi_risman25: semoga suka dan menghibur, jangan sampai di skip/loncat babnya ya, selamat membaca 😊
total 1 replies
Dewi_risman25
Semoga Suka jangan di lompat-lompat baca Babnya ya, dan ikuti terus ceritanya hingga tamat 😘🙂
Renesme
Bagus ceritanya bisa menghibur 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!