NovelToon NovelToon
Kisah Kita Belum Usai

Kisah Kita Belum Usai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

"Aku rela melepasmu, asal kamu bahagia bersamanya."

Cinta itu tidak egois, Bagas rela melihat Adara kembali bersama Antares karena dia merasa sudah tidak sanggup membahagiakan Adara. Apakah akhirnya Adara tetap bersama Bagas atau kembali pada Antares?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

Sore hari itu Adara duduk di bangku taman dekat basecamp milik Antares yang sudah lama tidak ditempati. Kedua matanya memandang jauh ke depan, namun pikirannya sibuk berkecamuk. Tubuh terasa berat dan lelah, dia menunggu Antares bukan untuk memperbaiki hubungan mereka, melainkan untuk mengakhirinya setelah berpikir semalaman.

"Kenapa Kak Ares lama sekali? Apa dia ada pekerjaan secara mendadak?" Adara menghubungi Antares lewat ponselnya tapi panggilan itu tak juga diangkat Antares. Bahkan beberapa pesannya juga tidak Antares baca.

"Aku tunggu saja. Siapa tahu Kak Ares memang datang terlambat."

Sore beralih menjadi senja, dan taman perlahan-lahan menjadi gelap. Adara merasa dadanya semakin sesak. Setiap detik yang berlalu terasa menyiksa, seolah-olah alam pun ingin menguji kesabarannya. Hujan mulai turun, pertama hanya gerimis, tetapi kemudian berubah menjadi deras, menambah rasa dingin yang sudah mencengkeram tubuhnya yang lemah.

"Kak Ares pasti datang kan?" Adara tetap menunggu Antares meski hujan semakin deras. Dia menangis dalam derasnya hujan itu. "Kita memang tidak bisa bersama lagi Kak Ares."

Tubuh Adara semakin melemah. Kepalanya mulai berdenyut hebat, rasa pusing menyerangnya. Pandangannya mulai kabur, dan dia berjuang untuk tetap sadar. Hujan semakin deras, membasahi tubuhnya yang kedinginan. Akhirnya, kekuatan terakhirnya menyerah. Adara jatuh ke tanah, pingsan di tengah hujan yang deras.

...***...

Di luar hujan turun dengan deras, Wati terus melihat keluar jendela, berharap melihat bayangan putrinya yang belum juga pulang. Adara sudah pergi sejak siang, meskipun saat itu dia sedang tidak enak badan. Semakin lama, kecemasan Wati semakin membesar, terutama karena cuaca buruk yang semakin parah.

"Kenapa Bu Wati sangat khawatir? Ara kemana?" tanya Bagas

Wati menghela napas berat sebelum menjawab, "Ara belum juga pulang padahal dia sedang sakit."

"Dia pergi ke mana, Bu? Mungkin saya bisa bantu mencarinya," kata Bagas. Dia juga khawatir dengan Adara saat ini. Jangan-jangan penggemar Antares menggangu Adara lagi.

"Adara bilang dia ingin bertemu Ares di taman yang berada di dekat basecamp milik Ares," jawab Wati dengan suara cemas.

Tanpa berpikir panjang, Bagas segera berdiri. "Bu, biar saya yang mencari Ara. Saya tahu basecamp itu," katanya, sebelum berlari keluar kedai dan menembus hujan. Dia segera mengendarai motornya lalu melaju menuju taman itu.

Sesampainya di taman, Bagas memandang sekeliling dengan cemas, matanya mencari-cari sosok Adara. Lalu, di bawah derasnya hujan, dia melihat seseorang terbaring di dekat bangku taman. Hatinya mencelos ketika menyadari bahwa itu adalah Adara.

Bagas berlari mendekat, lututnya menyentuh tanah saat dia berusaha membangunkan Adara.

"Adara! Bangun!" serunya, namun tidak ada respon. Wajah Adara pucat, dan tubuhnya dingin.

Dengan cepat, Bagas mengangkat tubuh Adara ke dalam pelukannya. Dia segera membawa Adara dan mencegat mobil yang lewat di jalan raya.

Untunglah ada orang yang berbaik hati menawarinya tumpangan. Dia segera membawa Adara masuk ke dalam mobil dan menuju rumah sakit terdekat.

"Ara, sekarang badan kamu panas sekali. Mulai sekarang aku tidak akan membiarkan kamu menderita seperti ini. Aku akan melindungimu."

Sesampainya di rumah sakit, Bagas segera memanggil bantuan. Para petugas medis langsung membawa Adara ke ruang perawatan, sementara Bagas hanya bisa berdiri di koridor dengan hati yang tak tenang.

"Semoga tidak ada masalah yang serius." Bagas menatap ponsel Adara yang mati karena terkena air hujan. "Aku harus mencari tahu nomor Ares. Aku harus segera mengakhiri masalah Ara."

...***...

"Ares, kita ada pemotretan mendadak. Jangan kemana-mana," kata manager Antares.

Antares berdengus kesal. "Katanya jadwal sore ini kosong. Aku sudah ada janji."

"Iya, ini jadwal mendadak untuk cover album baru kamu."

"Ya sudah. Tapi aku tidak punya banyak waktu." Antares tidak bisa menolaknya. Dia urung berjalan ke tempat parkir dan masuk ke dalam studio pemotretan.

Di studio waktu terasa berjalan lambat. Antares terus melirik jam tangannya, berharap sesi pemotretan ini cepat selesai. Namun, waktu seolah tidak berpihak padanya. Setiap kali satu sesi selesai, sutradara memutuskan untuk mengambil beberapa tambahan, membuat Antares semakin gelisah.

Ponselnya berbunyi beberapa kali di saku, tapi dia tidak sempat melihatnya. Dia tahu mungkin itu Adara, dan ini membuatnya semakin tertekan. Setiap menit yang berlalu terasa seperti beban yang menghimpit dadanya. Padahal dia ingin menyelesaikan masalahnya dengan Adara.

Akhirnya pemotretan selesai. Antares segera meraih ponselnya, membuka kunci layar dengan cepat. Ada beberapa pesan dan panggilan tidak terjawab dari Adara.

Tanpa berpikir panjang, dia langsung menuju taman tempat mereka berjanji bertemu. Hujan baru saja reda, dan taman terlihat sepi. Antares mencari-cari dan memanggil nama Adara, tetapi tidak ada jawaban. Bangku yang disebutkan Adara dalam pesannya kosong, dan jejak langkah di tanah yang basah seolah sudah hilang terbawa air.

Antares mencoba menghubungi ponsel Adara, namun tidak aktif. Kekhawatirannya semakin menjadi. "Ara, apa kamu sudah pulang?" gumamnya putus asa, sembari menatap sekeliling mencari keberadaan Adara.

Saat itu, ponselnya berdering dari nomor yang tidak dikenal. Antares segera mengangkatnya. "Halo?"

"Ares, Ara ada di rumah sakit. Dia pingsan saat menunggu kamu."

Antares tahu suara itu adalah suara Bagas. "Pingsan? Kenapa?"

"Dia sedang sakit dan sekarang diperiksa oleh dokter. Kamu boleh menemuinya tapi sebelumnya aku ingin bicara sama kamu. Aku tunggu di depan Rumah Sakit Medika."

Kemudian panggilan itu terputus.

Tanpa membuang waktu, Antares langsung menuju rumah sakit. Hatinya dipenuhi rasa bersalah dan penyesalan. Seharusnya dia menemui Adara tepat waktu bukan terjebak dalam pekerjaannya.

Setelah sampai di tempat parkir rumah sakit, Antares turun dari mobilnya dan melihat Bagas yang sedang menunggunya di depan rumah sakit.

Bagas menahan lengan Antares saat Antares akan masuk ke dalam rumah sakit. "Sudah cukup kamu terus membuat Ara menderita."

Antares menatap tangan Bagas yang mencengkeram lengannya dengan kuat. Dia bisa melihat sorot mata Bagas yang dipenuhi emosi. "Kenapa? Apa selama ini diam-diam kamu cinta sama Ara?"

1
Yuli Ana
oh... karya baru...
kirain bakal launching kisah Ares..🥰🥰🥰
Salim S
nanti kaya ares mencintai adik sendiri walaupun tidak ada hubungan darah...tapi penasaran juga ok lah mampir....
Dina Yuliana
aaaah aq juga sulit berkata kata thooor 🤣😂😂😂 udah laaah tuh cowok dua duanya mending buat aq boleh ga thoor... limited edition 😭😭😭
fb/Ig: Author Puput: aku gak bakat buat yg sad. 🤭
total 1 replies
Yuli Ana
ya ampun... kk author nya juga Sampek enggak tega sama Bagas. .. aku juga GK tega lo kak... gak rela banget kalau orang sebaik Bagas harus meninggal....😭😭😭😭🤧🤧🤧
beruntung banget Adara dicintai begitu besar....🥰🥰😍
Salim S
gini kan enak ga ada yang tersakiti...ares nanti sama tokoh baru yang bar2 dan slengean/Slight//Slight//Slight/
Risma Waty
Ikuti alur yg sudah ada aja, mbak... 😀
Mrs.Riozelino Fernandez
iya kk,serasa gak sesuai dengan judul nya...
aku pikir Bagas meninggal dan Antares menggantikan Bagas karena amanat Bagas...😆😅
Mrs.Riozelino Fernandez: bisa aja kk Thor 😆
fb/Ig: Author Puput: kisah Bagas dan Ara yg belum usai. 😂
total 2 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
lho kk Thor...kok ganti Ayah???
tadi bukannya manggil papa 😁
fb/Ig: Author Puput: typo. 😂
total 1 replies
Yuli Ana
semangat.... semangat..... semangat....🥰
Mrs.Riozelino Fernandez
kuat ya Bagas...kamu harus semangat...ada Ara dan Aran yang menunggu mu sehat...
M Nurhalimah
kasihan jika bagas mati
dyah EkaPratiwi
semangat bagas
Risma Waty
Semangat Bagas....
Yuli Ana
semangat bagas... GWS ya...
semangat Adara.. .. yang kuat ya..
dyah EkaPratiwi
semangat Bagas pasti bisa sembuh
Salim S
yok bisa yok bagas sembuh kasihan ara sama aran...
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Jossy Jeanette
karyanya bagus..ceritanya menarik disampaikan dgn baik👍
Mrs.Riozelino Fernandez
nyata atau mimpi ini kk Thor???
Mrs.Riozelino Fernandez
dulu Azura terbawa emosi fans nya sehingga mampu memisahkan Ares dan Adara...
mengikuti skenario dari manager mereka..
tapi dilubuk hati Ares nama Adara tetap nomor 1.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!