Istri Kontrak Brondong Kaya

Varent !

Nadya memanggil seraya melambaikan tangan agar putra nya mendekat.

Varent yang sedari tadi hanya diam mematung memandangi Nadya dan Ayu yang asik ngobrol sedari tadi tampak berjalan mendekat ke arah mama nya.

"Mama rasa, Ayu butuh dokter. Coba kamu telpon Dokter Seno, suruh beliau kesini untuk memeriksa Ayu. Cepat !"

Perintah Nadya.

Varent mengangguk patuh. Dirumah itu, mama nya seperti ratu yang tak bisa di tolak perintah nya.

"Gak usah Tante, Ayu gak sakit lagi kok."

Ucapan Nadya yang menyuruh Varent pergi segera dipotong Ayu dengan cepat.

Varent terpaku. Ia mengurungkan niat nya untuk menelpon Dokter Seno.

Nadya menatap Ayu khawatir.

"Kamu yakin gak kenapa-kenapa ?"

Ia tampak ragu dan mencemaskan Ayu yang masih terlihat lemah tak berdaya dengan bibir yang kering dan pucat.

"Iya Tante, Ayu cuma lapar. Udah dua hari Ayu gak makan."

Ayu terpaksa jujur. Ia sudah tak sanggup lagi menahan rasa lapar yang sudah dua hari menyiksa perut nya.

Nadya jadi kaget.

"Duh, kasihan sekali kamu. Pantas saja tubuh mu lemah sekali. Radith, temui Mbok Darmi di dapur. Suruh bawakan nasi dan lauk untuk Ayu."

Radith pun bergegas keluar kamar menuju dapur. Ia ikut merasa kasihan mendengar nasib Ayu yang menyedihkan itu.

Sementara Varent yang berada di samping Mama nya tampak tertegun. Ia tak menyangka, hidup perempuan liar itu teramat susah dan menderita.

Figur Nadya yang lembut dan keibuan. Membuat Ayu jadi kagum. Ternyata tidak semua orang kaya itu kasar dan sombong. Bukti nya, Mama Varent yang cantik dan terhormat itu, memperlakukan nya dengan sangat baik. Ayu yakin, sikap Nadya tulus, bukan pura-pura.

Sorot mata Ayu yang terharu dan berbinar-binar kagum menatap Nadya, membuat wanita paruh baya itu jadi tersipu.

"Kenapa kamu lihat Tante seperti itu ?"

Wajah Nadya terlihat memerah.

Ayu tersenyum dan menggenggam tangan Nadya hangat.

"Tante baik sekali, gak sombong kayak,,"

Ayu melirik sekilas ke arah Varent yang langsung melotot tak senang karna merasa di sindir oleh Ayu.

"Ooh,, Varent itu sebenarnya juga baik kok. Mungkin karna kamu cantik, dia jadi jaim."

Sahut Nadya cepat membela putra nya tanpa menjatuhkan Ayu.

Varent menowel hidung nya merasa tersanjung dengan pujian mama nya sendiri.

Ayu jadi kagum, nada bicara Nadya yang tidak menyinggung hati nya sama sekali memang sesuai dengan status nya yang terhormat. Beliau wanita yang ber attitude. Ayu makin segan dan hormat pada nya.

"Permisi nyonya, ini nasi dan lauk yang tadi nyonya minta !"

Seorang asisten rumah tangga yang bernama Mbok Darmi tampak datang menghampiri mereka dengan membawa nampan berisi nasi dan lauk pauk.

"Sini mbok, biar saya pegang !"

Nadya meminta nampan yang di bawa Mbok Darmi dan menaruh diatas pangkuan nya.

"Ada yang mau saya bantu lagi nyonya ?"

Tanya Mbok Darmi dengan penuh hormat.

"Kayak nya gak ada lagi deh mbok."

"Kalau gitu saya permisi kembali ke dapur. Permisi nyonya, tuan muda."

Mbok Darmi kembali berbalik keluar kamar.

"Buka mulut mu. Aaaaa,,."

Tak disangka Nadya berinisiatif hendak menyuapi Ayu.

Ayu yang merasa kaget, tak sadar membuka mulut nya dengan canggung.

Nadya yang baru saja ia kenal. Bersikap seperti ibu kandung nya sendiri, menyuapi nya makan.

Rasa iri dan cemburu tampak terpancar di raut wajah Varent yang berdecak melihat mama nya memanjakan perempuan liar yang baru saja ia kenal.

"Ck,ck,ck, anak sendiri di abaikan. Anak yang gak jelas asal usul nya malah di manja in !"

Gumam Varent kesal.

PLAK !!!

Nadya memukul lengan putra nya keras.

"Kamu gak lihat, Ayu itu sakit. Badan nya lemah, dari pada kamu iri gak jelas, Nih, kamu aja yang suapin Ayu !"

Nadya jadi sewot.

Ia menaruh nampan berisi nasi dan lauk ke tangan Varent.

Varent kaget, ia buru-buru mengembalikan nampan itu pada Mama nya.

"Masa sih aku yang nyuapin ? Ya udah, mama saja yang suapin."

Varent bergegas meninggalkan kamar dengan perasaan kesal.

Nadya mencibir, memiringkan bibir nya menatap kepergian putra nya dengan jengkel.

Ayu tersenyum geli melihat kelakuan ibu dan anak yang terasa lucu di mata nya. Di relung hati nya yang dalam, ia merasa iri melihat kedekatan Varent dan Mama nya.

"Andai mama masih hidup." Hati nya kembali sedih, teringat akan mama nya yang sudah tiada.

"Ayu, Tante boleh minta tolong gak sama kamu ?"

Setelah Ayu selesai menghabiskan makanan nya, Nadya mulai mengutarakan maksud hati nya pada Ayu.

"Tolong ? Tolong apa Tante ?"

Ayu jadi bingung dan heran.

Pertolongan seperti apa yang di harapkan orang kaya seperti Nadya dari diri nya yang miskin dan tak punya apa-apa. Hati Ayu bertanya-tanya.

"Begini Ayu,,,."

Nadya pun menceritakan tentang foto Ayu dan Varent yang telah beredar di sosial media. Gosip miring yang kini sedang heboh itu bukan saja merugikan Varent tapi juga berakibat pada reputasi perusahaan Papa Varent dan nama baik keluarga mereka.

Wanita itu pun memohon pada Ayu agar mau ikut menghadiri konferensi pers bersama Varent untuk menjelaskan kejadian yang sebenar nya. Agar nama baik Varent dan keluarga nya kembali pulih.

Ayu pun terdiam. Ia tak menyangka, ada yang ingin menghancurkan nama baik Varent sekeluarga. Walau hati nya sangat membenci Varent, tapi kebaikan hati Nadya patut untuk di pertimbangkan.

"Baik lah Tante, Ayu akan ikut konferensi pers itu."

Ayu pun menyanggupi permintaan Nadya yang langsung memeluk Ayu karna saking senang nya.

"Makasih Ayu, dari awal Tante udah tau, kamu pasti anak yang baik !"

Ungkapan terimakasih serta pujian yang di beri Nadya membuat Ayu tersenyum terharu. Ia pun balas memeluk mama Varent itu dengan erat. Kerinduan nya pada sosok ibu, Ia curah kan dalam pelukan Nadya yang terasa hangat.

Ia senang bisa membuat Mama Varent bahagia. Nadya,wanita cantik baik hati yang mulai hari itu sudah Ayu anggap seperti ibu nya sendiri.

"Oh ya, Tante harap, malam ini kamu menginap disini saja. Biar kamu bisa istirahat dengan baik dan cepat fit. Sekalian kamu juga gak repot untuk pergi ke studio besok. Kamu bisa berangkat bareng Varent untuk konferensi pers disana."

Nadya memang gak tanggung-tanggung baik nya. Ayu tak bisa menolak permintaan nya yang sangat bersemangat itu.

Seperti nya beliau menyukai Ayu yang berpenampilan tomboy di luar namun sifat sebenar nya sangat lembut dan patuh. Watak keras yang di perlihatkan kan Ayu, hanya pada orang lain. Didepan Nadya, ia seperti kucing anggora yang manja,imut dan lucu, membuat wanita itu jadi gemas.

Apalagi, Nadya tidak punya anak perempuan. Beliau yang sangat mendambakan anak perempuan tampak sangat senang dan bahagia.

Radith yang baru saja ingin masuk ke dalam kamar untuk menengok keadaan Ayu, langsung berbalik keluar mengurungkan niat nya.

Wajah nya sedikit bingung melihat keakraban Ayu dan Tante nya yang baru saja saling kenal.

"Apa karna dia anak piatu ? Tante Nadya jadi sayang sama dia." Hati Radith diliputi tanda tanya.

Radith tambah bingung melihat sikap Varent yang juga mondar mandir tak menentu di depan kamar tamu itu.

"HUH ! Rasain kamu. Pusing kan mikirin gosip ? Gantian sekarang kamu yang pusing. Biasa nya aku yang di bikin pusing." Radith meledek Varent dalam hati.

Ia pun mencibir ke arah Varent saat pemuda tampan yang menjadi Bos sekaligus sepupu nya itu membelakangi nya. Sehingga Varent tak melihat jika Radith sedang mengejek nya.

.

.

.

BERSAMBUNG