NovelToon NovelToon
RINDU GUGAT

RINDU GUGAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Spiritual / Duniahiburan / Reinkarnasi
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ki Jenggo

Novel dengan bahasa yang enak dibaca, menceritakan tentang tokoh "aku" dengan kisah kisah kenangan yang kita sebut rindu.

Novel ini sangat pas bagi para remaja, tapi juga tidak membangun kejenuhan bagi mereka kaum tua.

Filosofi Rindu Gugat, silahkan untuk disimak dan jangn lupa kasih nilai tekan semua bintang dan bagikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ki Jenggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Candi Kami

Taman Suko Sewu yang berada di Desa Sukorejo di anggap oleh masyarakat merupakan lokasi Pangeran Diponegoro beristirahat. Sedangkan tumbuhnya Pohon Soka yang berjumlah banyak, konon beeasal dari tambatan kuda Pangeran Diponegoro dan para pasukannya.

Sudah agak sore kami sampai pada taman Soka Sewu. Dan yang namanya taman, lokasi tersebut telah terbangun sedemikian rupa dengan penataan yang amat indah. Banyak para remaja dari Desa Sukorejo dan sekitar memanfaatkan tempat tersebut untuk ngadem atau juga COD barang dagangannya.

Aku penasaran terhadap sebuah benda yang tergeletak tak jauh dari pohon besar di taman tersebut. "Yoni, " ungkapkan.

"Ya, ini Yoni yang rusak, " kata Anika. Sambil melihat sebuah benda yang terjepit di akar pohon raksasa tersebut.

"Ini apa, ya, Kak,?" ungkap Anika.

Aku mendekat pada akar pohon tersebut. Tanganku menyentuh benda yang terbuat dari batu terjepit pada akar pohon raksasa.

"Kurang tahu. Tapi bisa jadi adalah sebuah ambang Pintu. Tapi ambang pintu bawah atau ambang pintu atas kita tidak bisa menduga lebih jauh," kataku.

"Kenapa, Kak? " tanya Ima yang berada di samping di ikuti dengan Hengki dan Pras.

"Karena terjepit pada akar pohon. Untuk memastikan kita harus, merusak akar akar pohon itu. Dan ini kita tidak boleh berbuat yang demikian. Kalau hanya kita lihat begini, dugaan saya ada dua kemungkinan, yakni ambang pintu atau bentuk pemanis candi lainnya," ujarku.

"Mari kita lihat yoni yang baru lengkap dengan lingga tadi, " ajak Anika.

Sebuah benda lingga dan yoni yang tak jauh dari lokasi tersebut tergeletak.

"Lingga banyak orang menyebutnya alu. Lingga ini adalah sebuah bentuk simbol dari Siwa. Atau lambang keperkasaan laki laki. Sedangkan Yoni, banyak orang menyebut lumpang. Yoni di sebut juga sebagai lambang perempuan atau Parwati.," terangku. Dan mereka semua. Nampak dengan sesama mereka mendengar apa yang saya ceritakan.

"Berarti di sini adalah lokasi candi. Kak? " tanya Ima.

"Boleh kita duga demikian. Karena adanya benda yang kita sebut Yoni. Sayangnya saja kita tidak bisa lebih tahu alurnya, dari mana benda yang bernilai sejarah itu berasal," jawabku.

:Maksudnya, Kak? " tanya Pras.

"Benarkah benda tersebut sejak dulu berada di sini atau di bawa orang dari daerah lain. Sebab kalau kita melihat, ini adalah Sukorejo berarti kita sudah berada di lingkaran Bumi Taji. Bumi Taji adalah Bumi Kebhikuan yang jelasnya banyak candi, " tegasku.

Aku kemudian mengajak mereka untuk menuju ke sebuah warung kecil di samping kompleks taman Suku Seru di Desa Sukorejo. Desa Sukorejo sendiri berada di Kecamatan Sukorejo, berarti di Desa ini merupakan ibukota dari Kecamatan Sukorejo. Di Kecamatan ini juga letak ditemukannya Prasasti Taji. yang tempat di temuannya ada di pinggir sungai di Desa Gelang Lor.

Sebuah Warung yang nampak sederhana namun asri dan suasana tidak menjemukan yang aku pilih untuk mengajak mereka berdiskusi. Sebab waktu telah mulai menuju sore, sehingga tidak cukup waktu bila diadakan penelusuran secara menyeluruh tentang prasasti taji.

"Kita istirahat dan ngilu dulu, " ujarku setelah sampai di dalam warung yang nampak sederhana namun tertata apik dan bersih.

"Siaaaap, " sahut mereka bersamaan.

"Monggo, silakan pesan apa, Mas, Mak, " ujar pemilik warung ramah.

Kami kemudian menyebut menu minuman yang kami pesan. Tanpa mencatat menu yang kami minta pedagang warung itu membuatkan minuman dari pesanan kami.

"Asli mana, mau kesana, Mas dan Mak ini? " sapa pemilik warung ramah setelah menyajikan menu pesanan kami.

"Ingin melihat taman Suku Sewu, " jawabku singkat.

"Ya, itu taman Suku Sewu. Kata orang dulu Tempat menambatkan kuda dari Diponegoro dan para prajuritnya. Kemudian tempat tambatan kuda itu tumbuh pohon Soka, " jelas pemilik warung.

Pemilik warung tersebut memang tak begitu cantik, tapi menarik. Usianya bila aku taksir di atas usia Anika paling terpaut lebih tua dua tahun. Rambutnya sebahu dengan wajah oval. Bibir munculnya tak memakai lipstik tapi nampak selalu basah. Kulitnya yang selalu nampak bersih membuat saya pikat tersendiri bagi laki laki yang menatapnya.

"Kok hak di minum, Kak," sapa Anika membuyarkan pemikiran imajinasi terkait perempuan tadi.

"Oke, " jawabku sambil mengangkat cangkir.

"Kelihatannya ada yang lebih menarik selain suka Sewu, " sindir Anika.

"Apa iya?" tanyaku.

"Oh ada, kalau berdiri candi di taman Suka Sewu, " ujar Ima.

"Kak, aku boleh tanya?" tanya Pras.

"tidak boleh! " ujar Ima tegas.

Kata Ima membuat mereka tertawa serempak. Nampak tukang warung yang muda dan cantik itu terkejut mendengar tawa kompak mereka.

"Maaf, Mbak," ujarku.

"Tidak apa apa di warung, kok, Mas. sudah biasa kalau guyon, " sahut pemilik warung.

"Dari pada berkelahi, masih baikan guyon, " jawab Hengki.

"Benar itu, Mas! " jawab pemilik warung sambil membenahi tempat duduknya.

"Iya, tadi mau nanya apa, Pras? " tanya Ima.

"Kamu kejam kok. masa nanya hal boleh. Sekarang apa yang akan aku tanyakan jadi lupa, " jawab Pras sambil berfikir mengingat pertanyaan nya.

"Masa guru aja lupa, " kataku.

"Paling terlalu banyak makan buru, " ujar pemilik warung.

"Nah itu pertanda banyak gizi, Mak, " sahut Pras.

Kami tertawa terpingkal pingkal. memang anak anak sekarang cara guraunya ada saja.

"Iya, aku mau nanya, apa sebetulnya yang di sebut candi. Dan untuk apa sebetulnya candi itu, kalau memang benar di Suka sewu berdiri sebuah candi di masa lalu, " tanyaku.

"Masa ada candi. Sih, Mas," tanya pemilik warung.

"Ada Mbak. Ini hasil penerawangan kami, " ujar Hengki.

Kontan kami serempak tertawa kecil.

"Candi, dalam pandangan saya adalah tempat yang di sucikan oleh pemuka agama saat itu. Sedang candi itu bisa berfungsi sebagai tempat peribadatan juga ada candi di jadikan tempat penyimpanan abu jenazah, " jawabku.

"Kalau tadi, yang namanya yoni, untuk apa, Kak? " tanya Hengki.

"Tadi sudah aku sebutkan apa itu linggo dan apa yoni. Perpaduan keduanya sebagai lambang kesuburan. Linggo yoni juga sebagai sibuk seksualitas masa itu sebagai bentuk asal usuling dumadi, " jawabku sambil menghisap sebatang rokok kretek kesukaanku.

Setelah menghirup kopi, aku melanjutkan jawabanku, " Linggo sebagai simbul Siwa atau simbul bapak sebagai sumber energi kesuburan. Sedang Yoni sebagai simbul sakti Siwa, yang di sebut dengan nama Dewi Parwati. Maka Yoni adalah lambang dari Ibu, sebagai wadah atau tempat kandungan dari kesuburan."

"Kalau Candi di sini hasil penarawangan kakak pertama apa, sih? " tanya Ima.

"Kita juga tidak bisa memprediksi ngawur. Sebab bangunannya aja tidak nampak. Namun kalau di Jawa Timur, yang di sebut Candi bisa jadi juga bentuk gapura selain juga bentuk cungkup, "jawabku.

"Bisa di sebut satu contoh, Kak?" tanya Ima.

"Di Mojokerto ada gapura Bajang Ratu. orang juga menyebut sebagai Candi Bajang Ratu, " ujarku.

*****

1
jhope's wife
aku mampir🐳

bantu support karyaku juga yuk🐳
Evichii
Wuah seru kita jadi ikutan diajak jalan-jalan.. 👏🏻
Evichii
Bahasanya kerennn.. 🔥
ica
semangaaat!!!
Los Dol TV
mantul, thor
ica
semangat berkarya!!!

mari terus saling mendukung untuk kedepannya
Los Dol TV: siap....
total 1 replies
Wy Ky
n
Los Dol TV: terima kasih, ya... semoga kau sehat dan cantik selalu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!