NovelToon NovelToon
JALAN SESAT

JALAN SESAT

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Spiritual / Iblis / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

kisah seorang wanita yang ingin hidup kaya secara instan. suaminya yang pemalas membuatnya harus menempuh jalan sesat dengan melakukan persekutan bersama iblis yang menjanjikannya kekayaan.

Ia membuka sebuah warung nasi. namun dalam sekejap saja dapat menarik pembeli dan menjadikannya kaya raya. tetapi semua itu tak.mudah, karena akan ada konsekwensi yang harus ia terima. ikuti kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode-27

Raisa tersenyum simpul, tetapi ia tak memungkiri jika hatinya sangat bangga jika salah satu pria terkaya dikampung ya kepincut oleh pesonanya bagaimana tidak ia merasa bangga, jika ia mampu menyaingi Nadira yang terkenal cantik.

"Tapi beneran Kang Rama mau beliin saya sembako?" sang janda muda tampak melirik genit.

"Ya tentulah, Sayang. Masa iya akang bohong. Ini kita langsung ke minimarket, kamu dapat membeli sesuka hatimu," ucap pria itu meyakinkan.

Raisa tersenyum sumringah, ia sangat begitu bahagia.

Benar saja, Rama menepikan mobilnya dihalaman sebuah minimarket, ia ingin membuat sang janda muda bahagia hari ini.

Keduanya turun dari mobil. Raisa yang terlihat kemaruk sangat begitu bahagia. ia tak sabar untuk berbelanja. Kebetulan sekali perlengkapan dapurnya sudah sangat menipis, bahkan beras miliknya juga tidak lagi ada untuk dimasak hari ini.

Keduanya memasuki mini market. Tampak Raisa sangat begitu berambisi untuk berbelanja, bahkan ia tak perduli jika nantinya Rama harus membayar mahal.

Setelah mengumpulkan sembako dalam jumlah dua kali lipat, maka ia menyudahi belanjaannya dan Rama mengantarnya ke kasir.

Pria itu harus merogoh kocek sejumlah satu juta rupiah.

Melihat Rama yang begitu royal padanya, maka ia berniat untuk menguras isi dompet sang pria.

Setelah berbelanja, maka Rama membawa Risa ke sebuah motel yang tak jauh dari pinggiran kota.

Keduanya menuju kamar untuk memadu kasih yang mana mereka adalah pasangan yang sudah gatal bagaikan ulat bu-lu.

******

Susi bergegas pergi ke dapur mengambil stok sate dan juga rendang. Ia merasa sangat lelah, karena mereka bekerja hanya bertiga saja. Ia berharap jika sang majikan mencari pekerja tambahan untuk dapat membantu mereka.

Sesat ia mengendus bau anyir da-rah menguar diruang dapur. Ia sangat lelah tak ingin menghiraukan aroma aneh tersebut, ia membuka wadah plastik berukuran jumbo berisi rendang yang siap jual.

Ia terhenti saat merasakan jika ada sosok yang memperhatikannya dari arah belakang

Aroma anyir semakin menguar, gadis itu merasakan bulu kuduknya meremang.

Sssssssssshhhhhsss....

Terdengar suara desisan yang membuatnya semakin tak nyaman. Ia merasakan punggungnya menebal.

Sekelebatan bayangan melintas dari arah belakang tempat ia sedang mengambil stok sate. Gadis itu menoleh ke arah belakang.

Sosok wanita bermbut panjang sedang berdiri membelakanginya menatap jendela dapur.

Sosok itu tampak renta, kulitnya berkeriput dan tampak rambut panjangnya memutih.

Gadis itu itu merasakan tubuhnya sangat gemetar dan ia merasakan kehadiran hawa negatif yang sangat kuat.

"S-siapa Kau?" tanyanya dengan nada gemetar, sembari membawa keranjang berisi sate.

"Susi, buruan!" seru Rindu yang sudah berdiri diambang pintu penghubung.

"Iya, bentar," sahut Susi.

Saat ia menoleh kearah jendela, sosok itu telah menghilang.

"Haah! Kemana sosok itu pergi?" guman Susi bingung. Ia menyapu pandangannya kesekeliling ruangan dapur, namun tidak ada yang sesiapapun. Kemudian gadis itu bergegas pergi menuju warung.

Tetapi satu hal yang membuatnya merasa tak nyaman, ia merasakan seolah sosok itu selalu berada dibelakangnya kemanapun ia pergi.

"Buruan!" Rindu menggerutu, sebab pelanggan sudah menunggu lama.

Susi menganggukkan kepalanya. Jujur saja ia tak nyaman dengan keadaan yang ada.

Sementara itu. Raisa sedang bermandikan peluh. Ia sedang menuju puncak surgawinya saat sosok bertubuh kerempeng itu menggumulnya dengan sangat rakusnya.

Rintihan sang janda muda yang menggema diruang kamar penginapan itu terdengar laksana nyanyian malam yang menggema dan menggetarkan seluruh tubuhnya.

Kulitnya berkilau bersama dengan cahaya  bohlam yang temaram bak sebuah porselin yang baru saja dipoles cairan pembersih lantai.

saat ia akan mencapai puncaknya, tiba-tiba melihat satu sosok wanita renta sedang merayap diatas langit-langit kamar penginapan.

Sontak wanita muda utu tersentak kaget. "Hah!" Raisa tampak terkejut.

Akan tetapi, Rama yang sudah merasakan puncaknya diubun-ubun tak mengindahkan ekspresi dari lawan ken-cannya.

Pria itu tiba-tiba merasa seolah kerasukan dan memompa lebih cepat, tanpa mengindahkan sang janda muda yang terpekik kesakitan.

Mata sang wanita terbeliak ketakutan dan tubuhnya meregang dengan rasa sakit yang tak dapat ia ungkapkan, sebab Rama terlalu begitu serius.

"Aaaaaaaaa....," teriak Rama saat mencapai puncak surgawinya dengan teriakan menjijikkan.

Setelah merasa terpu-askan, ia melepaskan penyatuannya pada sang janda muda. "Wah, Dik Raisa sangat begitu hebat. Terimakasih ya, Dik." Rama memungut pakaiannya dilantai, dan memakainya.

Pria itu belum menyadari jika lawan ken-cannya telah tewas.

"Dik, ayo pulang!" ajaknya pada wanita itu. Ia.melirik jam didinding, , dan waktu menunjukkan pukul dua belas malam. Tubuhnya terasa sangat lelah, karena ternyata ia bermain cukup lama.

"Huh, ini sangat, sangat enak," ucapnya dengan nafas tersengal, dan ia akhirnya baru tersadar jika Raisa tak lagi bergerak.

Ia menatap bingung pada wanita dihadapannya. "Rai, Raisa!" ia menepuk ujung jemari kaki wanita itu untuk membangunkannya.

Tak ada sahutan, dan ternyata wanita juga tidak merespon tepukannya.

Rama memucat. Ia memeriksa nada sang wanita, lalu mendengarkan degub jantungnya, tetapi tak ada jawaban.

Seketika ia memucat. Tanpa berfikir panjang, Rama memutuskan untuk pergi dari kamar tersebut. Ia tak sudi jika harus dijadikan tersangka, sebab ia tak melakukan apapun yang membuat wanita itu meninggal dunia.

Pria bertubuh ceking itu bergegas pergi meninggalkan penginapan dan tak ingin terlibat atas kematian sang janda.

Rama memasuki hotelnya, lalu pergi begitu saja dengan perasaan yang kalut.

Setelah kepergian pria itu. Seseorang menyelinap kedalam kamar motel dengan menggunakan pakaian serba hitam.

Setibanya didalam kamar, ia menatap wanita yng tak bernyawa itu dengan senyum seringai.

Ia membuka sebuah koper berukuran besar. Lalu dengan mudahnya memasukkan tubuh tersebut ke dalamnya dengan cara yang keji, lalu menghilangkan jejak dan pergi meninggalkan ruangan itu.

Sementra itu, Rama tampak memucat. Niatnya yang ingin bersenang-senang justru membawa bencana. Bahkan ia melupakan jika ia seharusnya menjaga kasir hari ini.

Pria bertubuh ceking itu memacu laju mobilnya, ia sangat begitu ketakutan, dan ia tidak ingin masuk penjara dan semua akses kesenangannya akan hilang.

"Aku tidak ingin masuk penjara. Aku harus membayar polisi agar membebaskanku!" ucapnya dengan sangat takut.

Tanpa sadar, ia tiba diwarung begitu cepat.

"Ibu mana, Sil?" tanyanya dengan rasa penasaran. Ia melihat gadis itu harus kewalahan melayani pembeli dan juga mengembalikan uang dikasir.

"Belum pulang, Pak!" jawab gadis itu ketus. Ia sangat begitu lelah malam ini, dan bergas meninggalkan meja kasir, lalu membersihkan warung dan akan beristirahat.

Rama meraup semua uang hasil penjualan dan memasukkannya ke dalam saku celana dan juga kantong kresek. Hatinya lega sebab ternyata Nadira sang istri belum kembali, itu artinya ia aman dari wanita tersebut.

Pria bertubuh ceking itu memasuki pintu penghubung warung dan bergegas ke kamar. Ia harua dapat menyelipkan banyak uang, karena peristiwa yang baru dialaminya akan membawa masalah dan petaka yang cukup besar baginya.

Ia menutup.pintu dengan cepat. Lalu menyimpan uang yang ia selewengkan pada sebuah wadah yang terbuat dari kaleng biskuit.

Ia tamak tak tenang dengan kondisi Raisa. Ia berharap jika perbuatannya tak ada yang mengetahuinya dan kasusnya tutup begitu saja.

"Rai, semoga kamu tidak beneran mati," gumannya lirih dengan rasa takut yang luar biasa.

1
Ajeng Sripungga
Luar biasa
V3
Like + Hadiah Bunga + Vote sdh meluncur di akhir Bab 😘😘
V3
laach ... dh HBS ja cerita nya ,,,, akhirnya Nadira mati jg di tangan peliharaan nya sndri.
mati dalam keadaan Kusnul Khotimah.
semoga kita semua nya di jauhi dr perbuatan syirik , keji dan mungkar 🤲 Aamiin Yaa Rabbal Allamiin 🤲
❤Lembayung Jingga❤: aamiin...
total 1 replies
V3
duuuh .... aku ikut deg degan nih ,,, berharap Silvi dkk dpt selamat dr Iblis Nadira 😱😱😱
naas bgt nasib nya Rama , akhirnya mati di tangan bini nya dh keji bersama selingkuhan nya 🤦
mayat orang di bilang barang , jd barang dagangan 🤣🤣🤣
Leona Night
ih ngeri
Leona Night
kayak kena penyakit kelamin
Leona Night
Mau aja sama rama yang mata keranjang
Leona Night
ngeri
Leona Night
kasihan Ratu
Leona Night
mereka apes kerja di sana
Leona Night
daging siapa lagi itu
Leona Night
semoga selamat gak jadi tumbal
Leona Night
jadi rendang
Leona Night
semoga silvi selamat
Leona Night
kasihan lia
Leona Night
kasihan ayah ibu ranti
Leona Night
bau anyir pelaku tumbal...ih ngeri
Leona Night
tumbal tersamar seperti serangan macan
Leona Night
Semoga kekepoan Silvi tidak menjebaknya jadi korban berikutnya
Leona Night
nadira jadi lupa daratan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!