NovelToon NovelToon
Istri Dosen Galak

Istri Dosen Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Kunay

Sebuah perjodohan membuat Infiera Falguni harus terjebak bersama dengan dosennya sendiri, Abimanyu. Dia menerima perjodohan itu hanya demi bisa melanjutkan pendidikannya.

Sikap Abimanyu yang acuh tak acuh membuat Infiera bertekad untuk tidak jatuh cinta pada dosennya yang galak itu. Namun, kehadiran masa lalu Abimanyu membuat Infiera kembali memikirkan hubungannya dengan pria itu.

Haruskah Infiera melepaskan Abimanyu untuk kembali pada masa lalunya atau mempertahankan hubungan yang sudah terikat dengan benang suci yang disebut pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kunay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mints Bekal Makan Siang

Abimanyu sungguh melakukan apa yang dikatakannya. Dia menjaga jarak dari Almira beberapa minggu terakhir ini. Apa lagi, jika wanita itu meminta bantuan di luar kampus.

Abimanyu selalu menolaknya dengan berbagai alasan. Tentu saja, Almira bukan anak kecil yang tidak memahami dengan perubahan sikap Abimanyu, tapi meski begitu Almira juga tidak bisa protes.

Apa yang dilakukan Abimanyu memang tidak mudah, mengingat mereka bekerja di instansi yang sama dan juga jurusan yang sama. Akan tetapi, memang hanya sebatas itu interaksi keduanya. Gosip di kalangan mahasiswa dan dosen yang lain juga meredup seiring berjalannya waktu.

Namun, semuanya sama sekali tidak mempengaruhi Infiera, karena gadis berusia 21 tahun itu sudah mulai disibukkan dengan persiapan ujian akhir semester. Fiera juga sama sekali tidak memperhatikan bagaimana interaksi Abimanyu dan juga Almira di luar sana. Mungkin, lebih tepatnya Infiera menjaga hatinya untuk tetap baik-baik saja dengan cara tidak banyak mencari tahu lebih banyak.

Hanya saja, perubahan yang dirasakan Infiera adalah Abimanyu yang sering sekali mengerjai dirinya. Seperti pagi ini, tiba-tiba Abimanyu mengirimkan pesan setelah pria itu berangkat ke kampus lebih dulu karena ada rapat penting pagi-pagi.

[Fier, mas lupa membawa bekal makan yang sudah disiapkan. Bisakah kamu membawakannya ke kampus?]

Infiera langsung berjalan cepat menuju ke dapur saat mendapatkan pesan itu. Dia mencari, di mana bekal makan siang yang katanya sudah disiapkan pria itu. Tidak ada di mana pun. Fiera tidak melihat kotak bekalnya, bahkan di sudut rumahnya pun tidak ada.

“Sejak kapan Mas Abi suka membawa bekal ke kampus?” gumamnya. Dia dengan cepat mengirimkan balasan pesan pada suaminya.

[Aku sudah mencarinya. Mas letakkan di mana bekalnya?] Fiera masih berpikir jika Abimanyu sudah menyiapkannya dan lupa untuk membawanya.

[Di atas meja makan.]

[Tidak ada. Di meja makan hanya ada bahan makanan yang belum di masukkan ke dalam kulkas.]

Infiera melihat daging ayam, daging sapi, dan beberapa sayuran dan juga buah-buahan di sana. Dia menebak kalau itu dipesan Abimanyu melalui platform online.

[Ah, sepertinya mas lupa untuk memasaknya. Bisakah kamu memasakannya untuk mas? Mas belum sarapan karena buru-buru. ^,^]

Hah?

Fiera tertegun membaca pesan terakhir yang dikirimkan oleh Abimanyu. Bagaimana ceritanya sampai Abimanyu lupa memasaknya, tapi dia meminta Infiera untuk membawakannya ke kampus?

“Bilang aja, ga, sih, kalau minta dimasakin lalu dibawa ke kampus!” gerutu Infiera seraya mengambil kotak besar di atas meja yang berisi sayuran untuk dimasukkan ke dalam kulkas.

Tiba-tiba, pesan lainnya masuk ke dalam ponsel Infiera yang masih berasal dari Abimanyu. [Mas pengen makan masakan kentang yang kecil-kecil kaya waktu itu kamu masak. Rasanya enak banget, manis gurih. Kentang kecilnya sudah mas beli. Ah, sama tempe goreng tepung yang krispi, ya. Hehe]

Hah!

Fiera tercengang membaca pesan itu. Sekarang, dirinya yakin kalau Abimanyu sama sekali tidak lupa untuk membawa bekalnya, tapi pria itu memang sengaja memintanya untuk memasak dan membawanya ke kampus.

“Kenapa engga bilang aja langsung. Pake acara kelupaan segala.” Fiera sedikit jengkel dengan tingkah Abimanyu. Ini bukan kali pertama suaminya mengerjai dia seperti itu. Abimanyu bahkan pernah mengirimkan pesan untuk membeli nasi goreng, yang katanya untuk satpam komplek yang kelaparan karena harus lembur menggantikan rekannya.

Padahal, nasi goreng itu untuk dirinya sendiri yang ikut ronda dengan bapak-bapak komplek yang lain.

Infiera menghela napas untuk meredakan perasaan kesalnya. Dia melirik jam di dinding rumahnya, masih ada waktu sebelum dia berangkat ke kampus.

Fiera mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan lalu membuat bumbunya terlebih dahulu. Dia menggiling bumbu dengan blender supaya lebih cepat. Sembari memasak kentang yang membutuhkan waktu cukup lama, Fiera membuat adonan tempe gorengnya terlebih dahulu.

Goreng tempe hasil eksperimen, yang menggunakan bumbu asal—bawa putih, kencur, dan juga daun bawang. Namun, siapa sangka kalau Abimanyu malah menyukainya.

Setelah menyelesaikan masakannya. Fiera buru-buru bersiap untuk pergi ke kampus setelah memasukkan makanannya ke dalam kotak bekal untuk Abimanyu. Fiera menggeleng sebelum pergi. “Padahal, dia bisa makan di kantinnya Mang Ujang.”

Meski mengatakan itu, sudut bibirnya melengkung membentuk senyum tipis ketika dia mengingat kalau suaminya mau dibawakan masakannya untuk makan siang. Ada kebanggaan untuknya saat orang lain menyukai masakannya. Terlebih, itu adalah suaminya sendiri.

[Mas, aku titipin sama Mang Ujang saja, ya, kotak bekalnya. Aku bakal bilang kalau itu ketinggalan di kelas.]

Fiera mengirimkan pesan pada suaminya, supaya Abimanyu mengambilnya ke kantin. Dia takut jika ada orang lain yang curiga jika dia mengantarnya langsung ke kantor dekanat.

[Tidak bisa, mas banyak banget kerjaan. Kamu antar saja ke ruangan mas. Kalau tidak, mas engga bakal bisa makan siang. Memang kamu mau mapah mas lagi kaya hari itu? Akhirnya, kita tidur lagi satu kasur.]

Fiera melotot membaca pesan itu. Gila! Kenapa Abimanyu malah mengingat kejadian itu? Wajahnya langsung merona saat dia ingat hari itu saat bangun, dia berada di pelukan suaminya dengan nyaman, menenggelamkan wajahnya di dada sang suami.

Akhirnya, Fiera berangkat ke kampus dengan membawa dua bekal makan siang untuk dirinya dan juga Abimanyu. Sayang saja kalau harus beli karena dia memasak cukup banyak juga.

Sepanjang jalan, Fiera memikirkan bagaimana caranya memberikan bekal makan siang itu untuk Abimanyu. Bagaimana kalau banyak dosen yang melihat dan mereka bertanya? Fiera akan sangat sulit untuk menjelaskannya. Apa lagi, jika teman-temannya yang lain juga melihat.

Begitu sampai kampus, tempat pertama yang ditujunya adalah ruang dekanat. Fiera berjalan amat lambat. Pikirannya terus memikirkan, bagaimana cara untuk memberikannya pada Abimanyu tanpa dicurigai oleh yang lainnya.

[Mas, keluar, dong, biar aku langsung kasih bekal makan siangnya.] Fiera mencoba mengirimkan pesan, tapi malah lagi-lagi jawaban menyebalkan Abimanyu yang didapatnya.

[Kamu antarkan saja langsung ke ruangan mas. Engga ada siapa-siapa, kok. Yang lain masih rapat.]

Fiera menghela napas berat. Sekarang, dia hanya berharap kalau apa yang dikatakan oleh Abimanyu adalah benar.

Fiera melangkahkan kakinya menuju ke ruangan Abimanyu. Matanya terus memindai, memastikan tidak banyak orang yang menyadari keberadaannya. Di tangannya, dia menenteng kantong berwarna hitam, berisi bekal makan untuk Abimanyu.

Saat berada di depan pintu masuk, Fiera terlihat ragu untuk mengetuk pintu. Dia takut jika di dalam sana ada orang lain selain suaminya.

Fiera sudah mengangkat tangannya untuk mengetuk, tapi dia turunkan lagi karena merasa ragu.

Kedua kalinya, Fiera memberanikan diri mengetuk pintu. Tetapi, sebelum orang yang ada di dalam ruangan itu menyahut dan membuka pintu, seseorang dari arah belakang mengejutkan Fiera.

“Hei, kamu sedang apa, Fiera?”

Fiera terjingkat dengan suara yang mengejutkannya. Dia mundur tanpa sadar dan menoleh. “Ya Allah. Pak Ge, mengejutkan saja!”

“Haha ... lagian, kamu sedang apa? Kamu kaya pencuri yang mau masuk ke rumah orang.”

Fiera masih memegangi dadanya yang berdebar karena terkejut dengan kedatangan Gerald yang tiba-tiba. Perasaan tadi dia tidak melihat keberadaan dosennya itu saat memastikan. Kenapa tiba-tiba muncul?

“Bu-bukan. Siapa yang mau nyuri di ruangan dosen?” Fiera salah tingkah. Dia baru sadar kalau dirinya datang ke sana untuk menyerahkan kotak bekal pada suaminya.

Gerald menyipitkan matanya curiga. “Siapa tahu saja kamu mau mengintip lembar jawaban ujian.”

Fiera langsung mengerucutkan bibirnya. Mana mungkin. Ujiannya saja daring, mana mungkin ada jawabannya di ruangan itu.

“Mana mungkin saya melakukan itu, Pak?”

“Ya, siapa tahu saja—“

Sebelum Gerald menyelesaikan ucapannya, pintu ruangan di hadapan mereka terbuka. Orang yang hendak ditemui oleh Infiera muncul dan melihat keduanya.

“Kalian sedang apa?” tanya Abimanyu? Tapi, pertanyaan itu hanya basa-basi, karena Abimanyu langsung melirik Fiera yang membawa tas berwarna hitam yang ia tahu itu adalah kotak bekal makan siangnya sudah pasti.

Tanpa permisi, Abimanyu langsung mengambil tas itu. “Makasih, ya, sudah bawain ini.”

Gerald menyipit curiga pada dua orang di hadapannya. “Memang apa itu?” tanyanya, “lalu, kenapa dia yang bawainnya?” lanjutnya lagi.

Fiera sudah sangat salah tingkah, dia kebingungan untuk menjelaskan. Sedangkan Abimanyu masih bersikap santai, lalu menghadap ke arah rekannya dan merangkul bahunya.

“Ayo, Ge, kita masuk. Bukankah kita setelah ini masih ada rapat?”

“Hei, jawab dulu itu apa? Bukannya itu kaya kotak makan siang? Mamiku juga punya yang sama persis kaya begitu?”

Gerald masih belum menyerah sebelum mendapatkan jawaban.

Abimanyu memberi isyarat pada istrinya untuk segera pergi, sedangkan dia menyeret Gerald untuk masuk ke dalam ruangannya.

“Ge, orang yang terlalu kepo bakal cepet mati.”

“Hei, sembarangan! Kau dibawakan makan siang sama Infiera? Terus untukku mana, Fier?”

Fiera memilih untuk melarikan diri setelah mendapatkan kode dari Abimanyu. “Saya permisi, Pak.”

“Ayo, Ge, kau tidak mau mati muda, kan?”

“Hei, sialan! Tentu saja, siapa yang mau?”

“Makanya jangan cerewet!” Abimanyu menyeret Gerald masuk ke dalam ruangannya, sedangkan Fiera kembali ke kelasnya dengan hati yang berdebar, karena kepergok oleh dosennya yang lain.

Bagaimana jika Gerald curiga dengannya?

Aaaa, Abimanyu menyebalkan! Fiera berteriak dalam hati, mengutuk Abimanyu yang sudah mengerjainya, dengan memintanya membawakan bekal makan siang ke ruangan dosen...

 

...Jangan lupa di-tap tombol like-nya......

1
SUGA 💙💚💛💜💝💘
Luar biasa
SUGA 💙💚💛💜💝💘
Lumayan
Desy Koro
Luar biasa
SUGA 💙💚💛💜💝💘
bagus
rina Rismayanti
Luar biasa
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰🥰
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
AndriYani
Luar biasa
RinaWati Rimaswan
Nyeseuk bngt baca'y sampe gk sadar keluar air mata 😭😭😭😭 Serasa aq yg ada dlm cerita'y saking meresapi cerita'y
Diah Mistianti
2 ;"
micii
nyesek baca nya
Fera
Luar biasa
Fera
Lumayan
Umriyah Purnawati Sholikhah
nah loh,,,seorang istri itu perasaannya peka banget.ati2 loh Bi
Yenny Wishnutama
Luar biasa
Azriel
Kecewa
Azriel
Buruk
Erwin Cuantiq
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!