Warning! Terdapat adegan kekerasan!
Nasib nahas menimpa Athena saat dia dalam perjalanan pulang ke rumah. Dia diculik dan ditawan oleh seorang psikopat berbahaya bernama Ares.
Meski ditawan, Athena tetap tak kehilangan harapan untuk bertahan hidup. Karena berprofesi sebagai psikiater, Athena mencoba melakukan terapi tersembunyi pada Ares. Gadis itu mencoba membantu Ares agar berhenti terobsesi membunuh orang. Sambil melakukannya, Athena juga berusaha mencari jalan untuk melarikan diri.
Berhasilkah usaha Athena yang berhati malaikat menaklukkan iblis dalam diri Ares?
*Spin off Dokter Cantik Tuan Depresi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 - Mandi
...༻⌘༺...
Tak perlu butuh lama, Ben dan Bella segera mengikuti Tomy. Anjing itu membawa mereka keluar gedung apartemen dan ingin lanjut pergi menuju jalanan.
Ben dan Bella berusaha terus mengikuti Tomy. Sampai tibalah mereka di sebuah rumah sakit. Tomy membawa mereka menuju parkiran rumah sakit. Di sanalah anjing itu berhenti.
"Tomy? Apa sampai di sini saja?" tanya Ben.
Tomy hanya menggonggong sambil berputar-putar di satu tempat.
"Aku tak mengerti. Mungkin Tomy melihat Athena terakhir kali di sini. Atau Athena membawanya ke sini sebelum dia menghilang," duga Bella.
"Sepertinya begitu." Ben setuju dengan pendapat Bella. "Bagaimana kalau kita periksa CCTV!" usulnya.
"Itu ide bagus. Tapi aku rasa kita tidak berwenang memeriksanya, karena itu merupakan tugas polisi. Kita percayakan saja dahulu kepada mereka. Kita lebih baik menjernihkan pikiran kita sambil berusaha mencari petunjuk penting tentang Athena," balas Bella. Dia dan Ben pun kembali ke apartemen Athena. Keduanya tentu tak lupa membawa Tomy bersama mereka.
Di sisi lain, Athena semakin tersiksa dengan sakit perutnya. Beberapa saat kemudian, Ares akhirnya datang.
Bau tidak enak seketika menghantam indera penciuman Ares. Meskipun begitu, Ares tampaknya tidak merasa terlalu terganggu dengan bau itu.
"Di sini ada ember, kenapa kau tidak membuangnya di sana?" tukas Ares.
"Aku tidak bisa..." isak Athena. Ia merasa malu karena tubuhnya kotor sekali. Terlebih Athena sudah tidak mandi semenjak kedatangannya di sana.
Ares mendengus kasar. "Aku akan membawamu ke toilet. Tapi jika kau mencoba kabur, maka aku tidak akan segan menghabisimu," tegasnya.
"Bagaimana aku bisa kabur dalam keadaan begini..." lirih Athena yang sudah melemas.
Ares melepas rantai yang menjerat kaki Athena. Dia kemudian menyuruh gadis itu berjalan mengikutinya. Ares membawa Athena ke toilet basement.
"Masuklah!" suruh Ares.
Athena pun melangkah masuk ke kamar mandi dengan langkah pelan. Tanpa diduga, Ares mengikutinya masuk ke dalam. Lelaki itu bahkan menutupkan pintu untuk Athena.
"Cepat bersihkan dirimu!" perintah Ares. Dia berdiri di depan pintu dalam keadaan menghadap ke arah Athena.
Deg!
Jantung Athena berdegup kencang sekali. Jika Ares ikut bersamanya, maka berarti lelaki tersebut akan menontoninya mandi.
Athena jadi ragu. Dia mematung sejenak karena bingung apakah dirinya harus mandi atau tidak.
"Cepatlah! Setelah ini aku harus mengurus sesuatu," kata Ares.
"Baiklah," sahut Athena singkat. Karena sudah terlanjur, dia tak punya pilihan selain membersihkan diri di hadapan Ares.
'Anggap saja dia tidak ada, Athena!' Athena berusaha menenangkan dirinya.
Satu per satu pakaian dilepas oleh Athena. Sampai akhirnya dia benar-benar telanjang.
Dengan cepat Athena membersihkan tubuhnya. Jujur saja, mencoba mengabaikan keberadaan Ares terasa susah sekali. Suasana semakin mengerikan karena Ares selalu memakai topeng merahnya.
Bayangkan saja, ada lelaki asing yang terus memandangimu di depan pintu dengan topeng diwajahnya. Athena yang merasakannya, tentu merasa risih. Segala prasangka silih berganti menghantui pikiran gadis tersebut.
'Apa dia akan memandangiku saja? Dia tidak akan menyentuhku kan? Aku tidak akan dibunuh kan?' semua pertanyaan itu terus terngiang dalam pikiran Athena.
Karena takut, Athena menyelesaikan mandinya dengan cepat. Tangannya sejak tadi gemetar karena ketakutan.
Athena ingin segera kembali berpakaian. Terlebih tidak ada handuk di toilet yang sepertinya sudah lama tak dipakai itu. Athena berniat memakai pakaian sebelumnya. Ia sudah tak peduli lagi dengan seberapa kotor baju itu, yang penting tubuhnya bisa berhenti menjadi bahan tontonan Ares.
"Lupakan baju itu! Ikuti aku!" ujar Ares.
"Tapi--"
"Sudahlah! Tidak ada orang di sini selain aku," potong Ares.
Athena memejamkan matanya rapat-rapat. Dia terpaksa mengikuti Ares dalam keadaan tanpa busana.
"Aku sudah sering melihat tubuh manusia. Bahkan organ-organ yang ada dalam tubuh mereka," ungkap Ares seraya menunjukkan jalan untuk Athena.
Athena sejak tadi memilih diam. Itu karena dirinya merasa tidak nyaman dengan keadaan sekarang.
Tanpa diduga, Ares membawa Athena keluar dari basement. Dia membawa ke sebuah kamar yang ada di rumah itu.
"Mulai sekarang ini akan jadi tempatmu," kata Ares sembari membukakan pintu kamar Athena. "Ada banyak pakaian juga di dalam sini untukmu," tambahnya.
Athena bergegas masuk ke dalam kamar. Dia langsung menghampiri lemari dan mengambil salah satu baju dari sana.
"Sepertinya kau masih takut padaku," imbuh Ares.
"Bu-bukan begitu. Aku hanya merasa tidak nyaman berjalan tanpa memakai pakaian," sahut Athena tergagap.
Ares terkekeh. "Nanti kalau kita sudah jadi lebih dekat, aku akan pastikan kau tidak akan malu begini lagi," tukasnya.
Setelah berucap begitu, Ares pergi. Dia tak lupa mengunci pintu kamar Athena.
Athena langsung menangis. Sungguh, dia merasa terhina atas perlakuan Ares tadi. Tetapi dirinya bisa apa? Untuk sekarang Athena masih tidak berwenang untuk melakukan perlawanan.
*Catatan Author :
Guys, aku up satu bab perhari dulu ya. Soalnya aku harus kejar up bab di rumah sebelah. Tapi aku akan selalu usahakan novel ini up tiap hari. Dan pastinya aku akan tulis sampai tamat. Mungkin bisa up lebih satu bab sekitar pertengahan juni nanti, atau pas aku lagi banyak waktu luang. Makasih...
jadi kasihan sama ares 😭😢, tapi dia jahat 🙄