NovelToon NovelToon
Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Cinta Terlarang / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Alif R. F.

Dua bersaudara kakak beradik yang sudah lama memainkan MMORPG menggunakan kapsul DDVR (Deep-Dive Virtual Reality) tiba-tiba berpindah dunia disaat mereka sedang menunggu tutupnya server.

Adik perempuan yang bernama Rena sudah bertahun-tahun menggunakan kapsul DDVR yang sekaligus digunakan sebagai penunjang kehidupan karena dirinya yang mengalami koma akibat kecelakaan di masa lalu, akhirnya bisa mengalami dunia nyata meskipun dengan tubuh yang berbeda dan di dunia yang berbeda pula.

Berbeda dengan kakak laki-lakinya, Reno, yang sudah mempersiapkan pernikahannya sementara semua impiannya hampir sudah tercapai semua kini harus dihadapkan dengan situasi yang berbeda, di dunia dan dengan tubuh yang berbeda, sama sekali tidak memiliki jalan untuk kembali.

Apakah Reno akan mengalah dengan adiknya, Rena, dan hidup di dunia baru sebagai seorang Penakluk? atau dia akan tetap berusaha mencari jalan pulang sementara meninggalkan adiknya di dunia yang asing dan kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#18 – Berdua : Menjadi Petualang Bersaudara IV

Setelah tak sengaja membuat Bohumir tak sadarkan diri, Ouros pun merapalkan sihir pengendalian bernama [Eternal Servitude] kepadanya dan menjadikannya budak.

Meskipun namanya [Eternal Servitude], ketika di dalam game, sihir ini hanya bertahan selama 24 jam, setelah itu ter-dispel dengan sendirinya demi keseimbangan game. Selain itu, cooldown yang dimiliki sihir ini juga cukup lama, yakni 1 jam.

Ouros pun kembali ke kemah sambil menggotong Bohumir di bahu nya. Kemudian sesampainya di kemah, lima demon knight nya pun ikut kembali.

"Dan kini, hanya tinggal tunggu mereka hilang saja … hmm, seingatku sih durasi kemunculan mereka sekitar 15 menitan." Ourus duduk di atas kayu pohon yang tumbang sambil memerintahkan lima demon knight nya untuk mengikat Bohumir di pohon.

Lima demon knight nya pun selesai mengikat Bohumir yang tak sadarkan diri di pohon, dan lanjut berdiri menunggu perintah selanjutnya. Ouros pun tidak menghiraukan mereka dan terus duduk menunggu durasi kemunculan summon-nya untuk hilang.

Namun setelah 15 menit terlewati, demon knight nya tidak kunjung hilang. "Hmmmm … kenapa kalian masih disini?"

Lima demon knight nya tidak kunjung hilang dan hanya memiringkan kepala mereka sambil terus menunggu perintah selanjutnya.

Ouros pun berdiri dan mulai memasukkan niatnya ke dalam alam bawah sadar lima demon knight untuk menyuruhnya menghilang. Namun sekali lagi, itu tidak berhasil sementara mereka tidak mengerti sama sekali apa yang dimaksud olehnya.

"Oke ini aneh," gumam Ouros sambil menggaruk-garuk dagunya. "Oh mungkin … cara perintahnya yang berbeda."

Ouros kembali memerintah mereka, namun kini memerintahkan mereka untuk kembali ke alam mereka. Dan itu tetap tidak berhasil, mereka justru tambah tidak mengerti apa yang dimaksud dengan perintah tersebut.

Tidak hilang akal, Ouros mencoba memerintahkan mereka kembali, namun kali ini memerintahkan mereka untuk beristirahat. Dan itu ternyata berhasil, hanya saja lima demon knight nya tiba-tiba duduk sementara salah satu dari mereka justru ada yang berbaring dan mulai tidur.

"Huh?"

Ouros kembali memikirkan cara lain yang mana tidak ada yang berhasil. Sampai akhirnya ia menyadari bahwa dirinya masih menggunakan wujud asli [devil lord] nya.

"Hmmm, mungkin karena ini …." Dan Ouros pun kembali ke wujud normal nya.

Namun, tiba-tiba saja Ouros dapat merasakan lima demon knight nya yang saling berbicara secara telepati satu sama lain mulai mempertanyakan kekuatan sang pemanggil mereka. Selain itu, ke lima demon knight juga mulai meremehkan wujud Ouros yang tiba-tiba menjadi kecil, tidak lagi sebesar dan se-mengancam mereka. Bahkan salah satu dari mereka mulai ada yang berpikir untuk menantang Ouros untuk bertanding.

Ouros yang mendengar itu pun langsung merubah tubuhnya kembali yang juga secara bersamaan membuat pikiran negatif para demon knight nya kembali berubah ke berpikiran positif terhadapnya, seakan terdapat saklar yang membuat para Demon Knight memiliki sifat yang dapat diubah-ubah.

Sial … merubah tubuh menjadi wujud normal malah membuatku berada di bawah ancaman mereka! lima demon berlevel lima ratus kalau benar-benar menyerangku, aku bisa langsung mati.

Dengan tubuhnya yang kini sudah kembali ke wujud asli-nya, ke wujud [devil lord] nya, Ouros pun memerintahkan Kembali para Demon Knight untuk terus terjaga dan menjaga Bohumir. Namun secara bersamaan, Ouros secara diam-diam mulai merapalkan sihir [Undying Servitude] ke lima demon knight nya, yang mana langsung gagal begitu saja.

Sial, ternyata tidak bisa, padahal aku hanya ingin berjaga-jaga saja. Kalau begitu, aku akan tetap menggunakan tubuh ini.

Dan dengan begitu, Ouros pun tetap menggunakan wujud asli [devil lord] nya.

***.

Keesokan pagi, Ouros terbangun terlebih dulu untuk mengecek Bohumir yang sudah diikatnya tadi malam sekaligus untuk mengecek para Demon Knight yang ia summon.

Setelah mengecek Bohumir yang masih tak sadarkan diri sementara lima demon knight masih berjaga dengan begitu ketat, Ouros pun langsung berjalan ke arah sungai kecil yang berada di belakang tenda Auriel.

Namun sebelum ke sungai kecil, ia menyempatkan diri untuk membuka tirai tenda Auriel. "Oh … masih tidur juga dia."

Bohumir pun mandi di sungai tersebut.

Beberapa saat kemudian, Auriel pun terbangun dan keluar dari tenda nya dan menemukan Bohumir yang merupakan kakek-kakek tua terikat di pohon sementara terdapat lima demon knight yang menjaganya sambil berdiri siaga.

"Hmmm … kenapa ada kakek-kakek terikat? Apa yang sudah dia lakukan kepadanya?" Auriel pun berjalan mendekat dan langsung dihalangi oleh lima Demon knight.

Dengan wujud yang seram, Auriel tidak merasa terancam dan takut, ia justru menatap ke lima Demon dengan tatapan yang merendahkan. "Minggir, Demon! Apa kalian ingin kubakar?!"

Dan sekarang para Demon Knight langsung memalingkan wajahnya, merasa terdominasi oleh aura malaikat Auriel yang terlalu kuat untuk demon menengah seperti mereka. Lalu karena rasa tekanan yang terlalu kuat, Demon knight tidak ada yang bisa bergerak, sementara Auriel berjalan melewati mereka begitu saja dan langsung menuju Bohumir, kemudian berlutut dan mulai membuka talinya.

Seorang penyihir tua bisa terikat seperti ini, apa yang sudah dia lakukan sebenarnya? Auriel bertanya-tanya sambil membukakan ikatan.

Auriel kemudian menggunakan sihirnya, [Dispel : Negative Effect] ke arah Bohumir. Dan Bohumir pun terbangun tak lama setelahnya dalam keadaan segar.

Namun sesaat terbangun, dirinya yang dihadapkan sesosok wanita cantik pun sempat hampir luluh sampai ia melihat lima Demon yang menyerang kelompoknya berdiri di belakang sang wanita cantik dengan begitu mengancam.

"Kau … anda … anda siapa? Dan sebelum itu … terimakasih sudah melepaskan saya," ucap Bohumir sambil menundukkan kepalanya.

"Justru aku yang ingin bertanya, anda siapa?" tanya Auriel mesikupun sudah melihat informasi nama nya.

Bohumir memalingkan wajahnya merasa terancam oleh para demon yang terus menatapnya. "Saya … saya Bohumir, seorang penyihir."

"Dan?" tanya Auriel sambil mengaktifkan buff [Angelic Voice].

"Saya seorang penyihir yang bergabung ke dalam kelompok bandit untuk mencari sebuah artefak peninggalan Vuhledar, Sang Dewa kuno penguasa Ruang dan Waktu," jelas Bohumir yang mulai mengeluarkan semua yang ia tahu dengan jujur karena efek dari buff Auriel.

Bohumir bercerita bahwa Artefak Vuhdelar adalah sebuah artefak peninggalan yang biasa digunakan untuk berpindah tempat tanpa batasan jarak maupun waktu oleh sang Dewa. Beberapa arkeolog dan sejarahwan dari menara sihir nya bahkan ada yang berteori bahwa artefak Vuhdelar juga bisa menembus batasan dimensi.

Auriel pun menoleh ke belakang setelah mendengar itu semua, memastikan lima demon knight tidak mendengar. Lalu ia pun kembali bertanya dengan berbisik, "Ka—maksud saya, apakah Suami saya … yang menangkap anda sudah tahu tentang Artefak Vuhdelar?"

Bohumir menggelengkan kepalanya.

***Syukurlah kalau belum tahu. Aku tidak ingin hal menyenangkan ini berakhir dengan cepat.***Auriel menunduk dengan tatapan khawatir nya.

Auriel kemudian menatap serius Bohumir. "Kalau begitu, jangan biarkan suamiku tahu tentang Vuhdelar." Dan langsung berdiri begitu saja, menoleh ke arah lima Demon Knight yang selalu menatap Bohumir dengan aura mengancam mereka.

Tak lama, Ouros pun keluar dari balik tenda Auriel dalam keadaan bertelanjang dada dengan tubuh yang masih basah. Ouros yang melihat Auriel berada di dekat Bohumir yang sudah tidak terikat pun langsung buru-buru mendekat, kemudian menarik tangan Auriel dan memposisikan dirinya di depan Auriel.

"Demon! Bagaimana dia bisa lepas?!" tanya Ouros dengan Aura yang begitu gelap keluar, sementara Bohumir langsung tertelungkup dengan wajahnya mencium tanah, begitu juga dengan lima Demon Knight yang langsung berlutut tak kuasa menahan aura yang sangat menekan.

"Hei hei hei, itu aku yang melepaskannya! Cepat hentikan! Apakah kamu ingin membunuhnya?" ucap Auriel sambil menarik kuping Ouros. "Dan juga! Kenapa kamu pakai wujud [Devil Lord] mu?"

"Aw aw aw, iya iya!" balas Ouros menahan kepala nya agar tidak miring sementara Auriel melepas jewerannya sedang ia langsung mematikan kemampuan spesialnya [Devil Lord Aura]. "Ya … daripada pakai wujud [Asmodeus] yang seperti gigolo!"

Well, aku justru malah lebih suka wujud yang itu, ekekek. Pikir Auriel sementara itu.

"Oh … masuk akal juga sih," angguk Auriel.

Ouros kemudian menarik tangan Auriel dan menuntunnya, menjauh dari lima demon knight. Setelah sudah dirasa jauh, Ouros pun memegang kedua bahu Auriel dan mulai berbisik.

"Sebenarnya, aku menggunakan tubuh ini untuk menjaga hubunganku dengan para demon knight, yang mana kini telah menjadi hidup dan bahkan bisa berbicara melalui telepati, tidak seperti di game. Aku juga khawatir, mereka sudah memiliki kepribadian individual layaknya manusia. Jadi, kalau kamu bertanya kenapa? Ya karena pasalnya mereka agak sedikit rebel, jadi aku memakai tubuh ini untuk berjaga-jaga agar mereka tetap patuh dan setia. Selain itu, apakah kamu tahu bahwa sihir aktif pemanggilan tidak memiliki durasi?"

Auriel pun menoleh melihat ke arah lima demon knight. "Hmmm … aku sudah menyangka akan seperti itu sih sebenarnya sejak awal, karena salah satu sihir aktif ku juga ada yang tidak memiliki durasi sesaat aku menggunakannya. Selain itu, mengingat cooldown saja tidak berlaku di dunia ini, begitu juga dengan dengan sistem-sistem yang sebenarnya ada untuk membatasi player di dalam game, di dunia ini justru malah menjadi tidak ada. Sebaliknya, sistem yang menguntungkan bagi player, di dunia ini tetap ada. Aku agak takjub dengan semua ini."

"Wow, kamu suda tahu toh dari awal," balas Ouros sambil menggaruk kepala nya.

Auriel menepuk tangannya, sesaat terpikirkan akan sesuatu. "Oh iya … kalau makhluk summon sudah tidak memiliki durasi kemunculan lagi, lalu bagaimana dengan Follower? Apalagi mereka tidak memiliki durasi kemunculan, sama seperti sistem tunggangan. Namun karena mereka tidak memiliki durasi, mereka memiliki dimensi tersindiri untuk disimpan."

"Nah, gara-gara kamu membicarakan hal itu, aku jadi penasaran. Apakah kamu mau coba memanggil tunggangan? Lagipula disini, tidak ada siapa-siapa."

Auriel terdiam untuk sesaat dan terlihat sedang berpikir dalam, sementara ia hanya bisa menatap serius Ouros yang tampak penasaran.

"Aku justru punya ide yang lebih baik," ucapnya tersenyum lebar.

"Huh? Ide yang lebih baik?"

"Bagaimana jika kita memanggil follower dari pada tunggangan? Mengingat kamu adalah orang yang sangat waspada, maka akan lebih baik jika kita memanggil follower. Karena dengan adanya mereka, kita jadi bisa lebih aman."

Kini Ouros tampak mengelus dagunya, ia terlihat berpikir dalam, sementara Auriel terlihat masih tersenyum dengan wajah berseri-seri dan ekspresi penuh semangat. "Jika benar, aku khawatir mereka tidak bisa kembali ke dimensi mereka. Selain itu, kita akan menjadi tambah mencolok dan justru akan menjadi incaran entitas kuat di dunia ini. Sehingga lebih baik bagaimana kalau kita panggil tunggangan saja dulu? Sedangkan kita hanya memanggil follower jika dibutuhkan atau dalam keadaan terdesak saja."

"Ya … apa boleh buat," balas Auriel sambil mengangkat kedua bahu nya.

"Tapi panggil yang mirip kuda saja, agar tidak terlalu mencolok," ucap Auriel menekankan.

Auriel pun mengulurkan tangannya, memanggil Supreme Unicorn sebagai tunggangan nya. Begitu juga dengan Ouros yang memanggil Supreme Bicorn sebagai tunggangan nya. Kedua tunggangan mereka muncul dengan cara yang berbeda dari makhluk hasil sihir summon yang muncul dari lingkaran sihir, yakni dengan cara muncul dari portal biru yang terbentuk dan bergerak dari belakang ke depan sampai membentuk makhluk tunggangan seperti halnya 3D printer.

"Oh … ini berbeda dari game. Karena ketika di game, mereka langsung muncul begitu saja," jelas Auriel sambil mulai menepuk sisi perut Unicorn nya.

Ouros yang tampak masih berpikir dalam pun kembali berkata, "Coba sekarang kembalikan mereka."

Auriel pun mencoba mengembalikan mereka, namun itu tidak berhasil, Unicorn nya tidak bisa dikembalikan ke dimensi mereka.

"Untung saja kita tidak memanggil Follower." Ouros tampak lega dengan ekspresinya yang kembali tenang.

Ouros kemudian menoleh ke arah Bohumir yang masih terduduk dengan tatapan takjub. "Oh iya, dan juga, semalam sempat ada bandit … dan pak tua itu, sebenarnya adalah seorang penyihir dari Rodovina yang datang jauh-jauh kesini untuk mencari sebuah artefak."

Auriel agak terkejut dengan apa yang dikatakan Ouros, dan menjadi khawatir dengan memalingkan wajah nya sambil menggaruk pipi nya. "Ap-apakah kamu ingin mencari artefak itu?"

Ouros memiringkan kepala nya, memandang tingkah aneh Auriel sambil mengerutkan kening nya. "Well, aku tidak peduli dengan artefak nya, karena dari yang aku dengar, itu adalah tindakan ilegal. Justru aku lebih penasaran dengan Vuhledar … siapa dia?"

Auriel semakin merasa khawatir. "Ngghh … aku sih sempat bertanya, katanya, dia adalah seorang Dewa. Tapi … mengingat dunia ini—"

"Oh … oke, kalau begitu aku tidak akan ikut campur."

Huhh … untung saja dia tidak tertarik untuk lebih jauh bertanya.

"Hmmm … kalau begitu, bagaimana dengannya, apakah kamu ingin melepaskannya?" tanya Auriel.

Ouros melepas genggamannya pada pundak Auriel. "Tidak … aku ingin membawanya untuk dijadikan pemandu sekaligus sumber informasi kita. Dan juga, kamu tenang saja, aku sudah menggunakan sihir [Undying Servitude] kepadanya. Dia tidak akan berani melakukan apapun kepada kamu."

Ouros menoleh ke arah Bohumir sambil melambaikan tangan nya ke arahnya, memberikan isyarat panggilan. "Hei kemari kau!"

Apa? Dia sudah diperbudak?! tunggu, mengingat kalau durasi sihir summon-nya tidak ada, maka begitu juga dengan sihir yang lainnya dong?! Sudah gila kali ya?! masa main memperbudak orang saja!

Selagi Bohumir berjalan ke arah keduanya, Auriel menarik tangan Ouros, mendekatkan mulut nya ke telinga Ouros. "Kenapa kamu memperbudaknya?"

Ouros memiringkan alisnya, sesaat Auriel yang tiba-tiba berbisik kepadanya. "Untuk berjaga-jaga supaya di tidak menyerang kita. Lagipula, durasinya hanya 24 jam. Kalau dia sudah memberitahu kita semuanya, kita tinggal lepaskan saja."

Auriel pun melepaskan genggaman tangannya pada pergelangan Ouros, dan mulai menatap Ouros dengan tatapan hilang harapan. "Tunggu … apakah kamu tidak berpikir kalau durasi sihir mu juga tidak akan berlaku di dunia ini dan malah akan membuat dia menjadi budak selama-lamanya?"

"Sh*t … orang di dunia kita sudah capek-capek berusaha menghilangkan perbudakan, sementara aku malah memperbudak orang lain di dunia ini!" Ouros yang tampak terkejut dengan ucapan Auriel pun langsung tertunduk malu, malu akan perilakunya.

Bohumir pun sudah mendekat dengan ekspresi yang seakan sedang menahan sesuatu, sesuatu yang memaksanya untuk menggerakkan tubuhnya untuk berjalan mendekati Ouros.

Ouros pun menegarkan pikirannya, dan mulai menoleh ke arah Bohumir yang sudah terlihat tua dan tampak tidak berdaya dari luar. Ouros pun menghela nafas, merasa bersalah.

"Jadi … aku adalah Ouros, dan ini adalah istriku, Auriel," ucapnya sambil memperkenalkan Auriel dengan ucapan yang ia perlembut, sementara Bohumir langsung menunduk patuh dan memberi salam. "Mulai sekarang … ahem … mulai sekarang, kamu akan menjadi pemandu kami."

Bohumir dengan tubuh rentanya pun kembali berdiri tegak dan menatap Ouros kemudian mengangguk setuju. "Baik, tuan."

***Sial\, ini jahat sekali … aku jahat sekali sudah membuat kakek-kakek menjadi budak ku!***Pikirnya sementara itu.

***.

Setelah perbincangan itu, keduanya pun langsung membereskan kemah mereka, dan mulai berangkat kembali dengan dua tunggangan baru mereka. Kali ini mereka berjalan tidak berdua, namun bersama dengan lima Demon Knight dan Bohumir yang menaiki kuda pemberian prajurit Everion sambil menuntun kuda satunya lagi.

Dan selama perjalanan panjang itu, lima hari kemudian, mereka pun tiba di sebuah desa yang ramai, tempat para pedagang transit dan istirahat. Namun, mereka menghindari Desa tersebut karena dianggap terlalu ramai dan memilih untuk terus jalan dengan sesekali berpapasan dengan konvoi karavan yang diiringi oleh para prajurit bayaran.

Perjalanan yang panjang dan damai selama empat minggu, akhirnya pun selesai dengan sampai nya mereka di sebuah wilayah yang seharusnya sebuah desa terpencil yang bernama Wildermere.

"Tunggu, kata kamu ini desa, kok malah sebuah kota?" tanya Ouros memandang sebuah pemukiman yang sudah maju, bahkan ada Bola Mana besar di tengah-tengah pemukiman tersebut sebagai sumber energi.

Tak hanya itu, di pemukiman ini juga ada sebuah gedung tinggi dengan arsitektur yang mengarah ke arah brutalisme meski dengan bahan-bahan khas abad pertengahan. Selain itu, di pemukiman yang dekat dengan danau ini juga memiliki kastil kolosal di atas tebing yang berdiri di atas danau.

"Oh … aku juga tidak tahu. Mungkin karena informasi pada peta nya yang belum diperbarui," jawab Auriel yang ada di sebelahnya sambil menutupi mulut nya.

"Huhhh … ya, kamu benar juga."

"Lalu bagaimana?" tanya Auriel kembali, masih menutupi mulutnya.

Ouros pun menoleh, melihat ke arah Auriel, Bohumir dan juga lima demon knight, kemudian menoleh ke arah sisi kanan nya yang terdapat sebuah plang kayu bertuliskan "Wildermere."

"Ya mau bagaimana lagi, kita sudah berjalan sangat lama dan jauh. Kita akan mencari penginapan saja disini, atau mungkin bisa mencari rumah yang bisa kita beli dengan uang yang diberikan kepada kita."

Auriel pun melepas tangan nya dari mulut nya, kemudian tersenyum ke arah Ouros. "Iya … kita sudah terlalu lama. Dan lagipula, sepanjang perjalanan, orang-orang di dunia ini meski merasa aneh melihat wujud kita pada awalnya, mereka tidak terlalu memikirkannya."

"Benar juga. Orang-orang di dunia ini sepertinya lebih openminded dari pada kebanyakan orang di dunia kita. Kalau begitu, ayo kita cari rumah … atau mansion, mengingat uang yang diberikan mereka sangat banyak, hehehe." Dengan gembira dan semangatnya, Ouros pun lanjut masuk ke area kota kecil yang ramai, sedang dirinya tanpa sadar selama perjalanan telah kehilangan sebagian kewaspadaannya karena perjalanan yang terlalu lancar dan damai.

Di tengah itu semua, Auriel pun teringat akan isi peta Wildermere yang ia baca. Sebuah kota kecil tempat transit kapal dagan di tepi danau Merelyn yang menghubungkan sungai besar Heron. Sebuah kota kecil yang kini telah dikuasai oleh para perompak, sementara pihak kerajaan tidak memiliki kekuatan untuk merebut kembali karena sedang sibuk berperang dengan Kerajaan Eorholt.

Kota kecil Wildermere sudah lima bulan dikuasai oleh kelompok perompak yang terkenal kejam, bringas dan sangat kuat. Sang Raja perompak dengan julukan titisan Dewa Perang ini dan para pengikutnya lah yang telah menguasai Wildemere dan menguasai Kastil Ealdklif, sekaligus juga membantai keluarga bangsawan penguasa Wildermere.

Penduduk kota kecil Wildermere sudah lima bulan berada di bawah tekanan sang raja perompak yang selalu berprilaku seenaknya dengan menaikkan pajak dan menindas para penduduk biasa. Meskipun begitu, Wildermere telah menjadi kota teraman di kerajaannya, karena seluruh kriminalnya telah bergabung menjadi bawahan sang Raja Perompak.

Dan Begitulah yang tertulis pada peta yang Auriel baca, sementara dirinya terus tersenyum lega sembari mengikuti Ouros yang mulai memasuki wilayah kota kecil Wildermere.

***.

Bersambung …

****.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!