NovelToon NovelToon
Slice Of Life

Slice Of Life

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Single Mom / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Persahabatan / Slice of Life
Popularitas:38.9k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Slice Of Life berkisah tentang sepotong kehidupan yang dialami oleh tiga orang perempuan yang berbeda usianya serta dunianya.

Mereka lalu bertemu tanpa sengaja di sebuah aplikasi pertemanan karena suatu postingan viral di media sosial.

Menjadikan ketiganya lalu menjalin sebuah persahabatan yang unik.

Apakah mereka akan sanggup terus mempertahankan persahabatan mereka dengan problema serta konflik yang mereka hadapi masing-masing ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Kerumitan Angie Liu

Angie Liu melirik ke arah meja di depannya seraya meraih kertas yang ada di atasnya lalu membacanya.

Selembar pesan tertulis dari Mayleen untuk Angie Liu.

Pesan itu berisi tulisan tentang ketidakhadirannya ke kantor karena sakit sehingga menyerahkan pekerjaan kepada Angie Liu untuk dia selesaikan hari ini karena kepala bagian administrasi menginginkan semua hasil pekerjaan selesai tepat waktu.

Angie Liu mendesah pelan saat melihat tumpukan dokumen di atas meja kerjanya yang menumpuk tinggi.

Hampir tidak ada ruang kosong baginya meletakkan secangkir minumannya di atas meja kerjanya bahkan menaruh sepensil saja dia tidak mampu untuk melakukannya.

Angie Liu mendongak ke atas seraya menghela nafasnya lalu memekik pelan.

"Akhhh... !!!" pekiknya sembari menjambak ujung rambutnya yang berwarna cokelat. "Kenapa semua jadi kacau serta berantakan ???" sambungnya.

Angie Liu duduk di depan meja tanpa sengaja menumpahkan secangkir minumannya hingga ke atas lantai.

PRANG !

Pecahan cangkir berserakan semakin membuat pikiran Angie Liu kacau.

Angie Liu memperhatikan ke arah meja kerjanya yang penuh dengan dokumen berisi laporan kemudian melirik kembali ke arah lantai kantornya.

Pandangan matanya berubah sedih serta ekspresi wajahnya langsung muram.

"Apa yang aku lakukan ini ???" ucapnya hampir menyerah dengan yang dia alami hari ini.

Angie Liu bergegas memungut pecahan cangkir yang jatuh ke lantai dengan tergesa-gesa.

SRET !

Tanpa dia sadari ujung jarinya tergores pecahan cangkir hingga terluka.

"Ya, ampun ?! Aku kembali mengacau", ucapnya lalu membuka laci mejanya untuk mencari plester luka.

Namun, Angie tidak berhasil menemukan benda yang dicarinya sehingga dia menjadi semakin panik ketika melihat darah menetes tiada hentinya dari ujung jari tangannya.

Ekspresi wajah Angie Liu berubah pucat serta nafasnya tidak menentu.

Saat Angie Liu hendak berdiri, kepalanya tanpa sengaja langsung terantuk ujung meja kerjanya sehingga menambah luka pada dirinya.

"Aduh ?!" pekiknya lagi sambil menggosok kepalanya yang terasa sakit.

Angie Liu segera berlari keluar dari ruangan kerjanya dengan cepat.

Tap... !

Tap... !

Tap... !

Terdengar langkah kakinya berderap keras di luar ruangan kerjanya.

Angie Liu terus berlarian sembari memegangi tangannya yang terluka karena tergores pecahan cangkir.

Terlihat beberapa orang berdiri di dekat jalan yang mengarah ke kantin dan mereka sedang memperhatikan Angie Liu yang tergopoh-gopoh lari.

Wajah mereka menyiratkan pertanyaan terhadap sikap Angie Liu yang berubah lain karena biasanya perempuan itu sangat anggun penampilannya.

Angie Liu tidak menghiraukan perhatian orang-orang kepadanya, dia tetap berlalu pergi.

Tepat di pintu masuk kantin, dia berpapasan dengan William Fu, pria yang pernah ditemuinya beberapa hari yang lalu.

Angie nyaris menubruk tubuh William Fu saat dia hendak melangkah masuk ke dalam kantin.

"Hai, berhati-hatilah, nona !" ucap William Fu. "Hampir saja kamu menabrakku lagi seperti dulu !" sambungnya.

Angie Liu tersentak kaget saat menyadari kesalahannya.

Dipandanginya wajah William Fu yang berada di hadapannya seraya menatap ke arahnya dengan ekspresi panik.

"Maaf !" ucapnya dengan menangkupkan kedua tangannya rapat kepada William Fu.

"Sepertinya dengan menubrukku sudah menjadi suatu kebiasaan buatmu jika kita bertemu", kata William Fu.

Senyum menghias wajah William Fu yang melihat ke arah Angie Liu yang agak termenung.

"Benar begitu, nona Angie ?" ucap William Fu.

"Oh, maaf, maaf !" sahut Angie Liu langsung tersadar dari lamunannya seraya menggoyangkan ujung jarinya yang terluka.

Angie Liu baru menyadari jika dirinya sangat dekat berhadapan dengan William Fu, pria tampan yang juga merupakan salah satu pekerja di mall ini.

"Tolong maafkan aku !" ucap Angie Liu. "Aku seharusnya tidak menubrukmu lagi tapi aku terburu-buru untuk membeli plester luka...", sambungnya.

Angie Liu tersentak mundur sembari memegangi tangannya yang terasa kesakitan oleh pecahan kaca cangkir minumannya tadi.

Selalu saja bersikap ceroboh sehingga merugikan diri sendiri.

Hal yang membuatnya harus mengalami kepanikan bagi dia sendiri serta menyebakan dirinya menghadapi masalah rumit.

Angie Liu lalu menggeser langkahnya ke arah samping agar dia dapat berjalan masuk karena William Fu berdiri tepat di depan pintu kantin sehingga menghalangi jalannya.

"Kau terluka ?" tanya William Fu sembari melirik pelan ke arah ujung jari Angie Liu yang bercucuran darah.

"Emmm ?!" gumam Angie Liu lalu menundukkan kepalanya.

"Coba aku lihat !" ucap William Fu.

"Ehk ?!" sahut Angie tersentak kaget ketika William Fu menarik tangannya agar mendekat ke arahnya.

"Mari masuk ke kantin, biarkan aku merawat lukamu, nona Angie", ucap William Fu lalu mengajak masuk Angie ke dalam kantin.

"Ta--tapi...", kata Angie Liu gugup sembari mengikuti langkah kaki William Fu yang berjalan di depannya.

Wajah Angie Liu berubah merah padam saat melihat perhatian William Fu padanya.

William Fu mengajak Angie Liu ke arah meja kantin yang tersedia disana lalu mempersilahkan Angie untuk duduk sedangkan dia sendiri menarik kursi agar mendekat kepadanya.

"Apa ada kotak medis disini ?" tanya William Fu.

William Fu menolehkan pandangannya ke arah etalase kantin yang menjual kebutuhan medis.

Seorang wanita yang berdiri di dekat etalase kantin segera berjalan ke arah William Fu dengan membawa sekotak medis.

"Aku punya sekotak berisi perlengkapan medis", ucapnya lalu memberikan sebuah kotak berwarna putih dengan gambar tanda palang merah di sisinya.

William Fu segera membuka kotak obat itu untuk mencari plester luka, dia menemukan benda yang di carinya.

Sebelum menutupi luka di ujung jari tangan Angie Liu, dia membersihkan bekas darah pada sekitar jari kemudian dia merekatkan plester luka itu di ujung jari tangan Angie.

"Akhirnya selesai juga... !" ucap William Fu lega saat melihat plester menutup rapat luka di ujung jari tangan Angie Liu.

William Fu tertawa pelan lalu menatap ke arah Angie Liu dengan wajah cerah.

"Syukurlah lukamu segera di obati, nona Angie", kata William Fu.

"Terimakasih atas pertolonganmu", sahut Angie Liu.

"Lainkali lebih berhati-hati dan jangan sampai terluka lagi, nona Angie", kata William Fu.

"Yah, baiklah..., lainkali aku akan lebih berhati-hati lagi...", ucap Angie Liu dengan tersipu malu.

William Fu masih memperhatikan ke arah Angie Liu, dilihatnya keningnya yang bengkak memerah.

"Tunggu ! Kenapa dengan keningmu, nona Angie ?" tanya William Fu.

"Ehk ?!" sahut Angie Liu terkejut kemudian meraba pelan ke arah keningnya yang berdenyut nyeri.

"Apa keningmu juga terluka, nona Angie ?'' tanya William Fu kembali.

"Sepertinya aku tidak sengaja membentur ujung meja tadi tapi aku baru merasakan nyeri sekarang", sahut Angie Liu.

"Ya, Tuhan ! Seharusnya kau juga memperhatikan sekitarmu, apa menabrak sesuatu menjadi suatu rutinitasmu serta kebiasanmu selama ini, nona Angie", kata William Fu lalu meraba kening Angie yang membengkak.

"Meja kerjaku sempit karena tumpukan dokumen pekerjaan, jadi aku memecahkan cangkir minumanku tanpa sengaja hingga jatuh ke lantai dan aku terluka karenanya", sahut Angie Liu yang terburu-buru menjauhkan wajahnya dari jangkauan tangan William Fu.

William Fu menghela nafas panjang lalu memandang kembali ke arah Angie Liu yang duduk di depannya sembari mengusap-usap keningnya yang membengkak merah.

Keduanya terlihat duduk di dalam kantin dengan saling berhadap-hadapan serta berpandangan.

Ini kedua kalinya mereka bertemu kembali setelah pertemuan pertama kalinya terjadi di awal Angie Liu masuk kerja, momen dimana mereka bertemu di dekat pintu Lift saat Angie terburu-buru lari karena merasa dia terlambat, tanpa sengaja Angie menubruk William Fu yang keluar dari dalam Lift saat itu. Dan disitulah mereka kemudian saling berkenalan satu sama lainnya.

1
Hera Imoet
senangnya punya teman baru.. 😁🤭
Hera Imoet
engeh ga ya .. bukan nya pernah ketemu ya mereka... hehehehe lanjutttt 😘
Hera Imoet
gitulah laki2 egois.. merasa bisa mengurus anak... yakin bisa... meremehkan kekuatan perempuan yaa... the power of emak emak... hehehehe lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz 😘
Hera Imoet
lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz 😘
Hera Imoet
lawan jc.. jangan pernah membiarkan pembulyan sedikitpun.. berikan efek jera pada mereka, secara kamu sama hak dengan mereka... lanjutttt thoorrr cemungutzz 😘
Hera Imoet
bagus ceritanya... dengan 3 pemeran utama dengan masing2 masalahnya namun bersahabat di dunia Maya sampai berkeinginan saling menguatkan semoga di kenyataannya jg yaa
Hera Imoet
semoga kamu kuat ya RY.. ada anakmu yg bisa menguatkan kamu... semangat... semangat juga buat author 😘
Hera Imoet
lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz 😘
Hera Imoet
Rose yan gimana ciii... sebel tau udah janjian ga ketemu... di telpon ga diangkat... di chat ga di bales... bikes... bikes... bikes... hehehehe 😁🤭😘
Hera Imoet
gemezzzzz sudah saling bertemu sebenarnya... blm tau aja kalau ternyata teman dunia Maya... hehehehe lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz 😘🥰
Hera Imoet
bukannya janjian di luar kota yaa... ehh udh ketemuan di rumahnya..
Hera Imoet
semoga bisa menjadi teman yg baik ya.. walau berbeda usia... lanjuttttttt yupzzz cemungutzz 😘
Hera Imoet
kasihan anak jadi korban perceraian orang tuanya.. semoga rose bisa bangkit... lanjuttttttt yupzzz cemungutzz 😘
Hera Imoet
lanjuttttttt yupzzz 😘 semangat
Hera Imoet
tokoh utamanya tiga karakter yaa... hehehehe jadi kurang fokus akoh bacanya... lanjuttttttt yupzzz 😘
Reny Rizky Aryati, SE.: ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Reny Rizky Aryati, SE.: iya... ☺️
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!