Setelah 12 Tahun Berlalu

Setelah cukup lama terdiam, Camila langsung melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam perusahaan, jangan ditanyakan betapa gugupnya dia saat ini, yang pasti dia benar-benar gugup.

Setelah masuk ke dalam perusahaan, Helena langsung bertanya ke pada resepsionis. Kemudian dia pun diarahkan untuk ke ruangan atas, untuk menemui pemimpin mereka.

Sebenarnya ini sedikit aneh untuk Camila, dia pikir dia akan berurusan dengan HRD. Tapi ternyata dia malah harus menemui pemimpin perusahaan, tapi Camila masih berpikir positif, mungkin karena dia akan bekerja menjadi sekretaris, itu sebabnya dia harus menemui pemimpinnya terlebih dahulu.

Camila berdiri depan ruangan Presdir, dia tidak langsung mengetuk pintu dan memutuskan untuk diam sejenak karena dia begitu gugup. Dan setelah 10 menit berlalu, setelah bisa menormalkan degug jantungnya, akhirnya Camila pun mengetuk pintu, tepat ketika Camila mengetuk pintu terdengar sahutan dari dalam, menyuruh Camila pun langsung masuk..

Ketika Camila masuk kedalam ruangan, kursi yang diduduki oleh presiden sedang membelakanginya, hingga Camila tidak bisa melihat Bagaimana tampang pemimpin perusahaan tempatnya dia bekerja.

“Philpis Maurer.” Camila membaca papan nama yang berada di meja Presdir tersebut dengan suara yang sangat pelan.

Dan Tiba-tiba, Tubuh Camila hampir saja terhuyung ke belakang kala tiba-tiba kursi berbalik, dan pemimpin perusahaan itu sekarang menatap ke arah Camila.

“Kau yang akan menjadi sekretarisku?” tanya Philips, bukannya menjawab. Camila malah menatap Philips tanpa berkedip, dia belum pernah melihat Philips sebelumnya. Tapi entah kenapa mata Philips sangat tidak asing di mata Camila.

“Kau tidak mendengarkanku.” Philips langsung menegur Camila, ketika Camila terus menatap ke arahnya hingga Camila pun tersadar.

“Ah, ia tuan Maaf.” Camila dengan cepat meminta maaf, wanita itu menundukkan kepalanya karena merasa tidak enak, apalagi tanpa sadar barusan dia memandang Philip dengan intens.

“Perkenalkan namaku Camila tuan, aku akan menjadi sekretaris anda. Dan aku akan berusaha melakukan yang terbaik.”

Philips mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian lelaki itu menjentikkan jarinya menyuruh Camila untuk maju, hingga Camila pun menurut.

“kau tidak boleh teledor, dan jangan membuat kesalahan apapun," ucap Philips, yang menekankan ucapannya hingga Camila mengangguk.

“sekarang kau masuk ke dalam ruanganmu yang ada di luar, di mejamu sudah ada berkas-berkas yang harus Kau pelajari, dan kau harus kerjakan secepatnya," ucap Philips.

"baik, Tuan.” Camila pun berbalik, kemudian wanita itu keluar dari ruangan bosnya, dan ketika masuk ke dalam ruang kerjanya, Camila berdecak kagum, karena ruang kerjanya begitu nyaman, hingga dengan cepat Camila pun langsung mendudukkan diri di kursi kerjanya berniat untuk langsung memulai bekerja.

Ketika akan membuka laptop, Camila menghentikan sejenak gerakan tangannya kala ia teringat sesuatu, Walaupun dia belum pernah lihat Philips, tapi dia merasa tidak asing dengan lelaki itu. Biasanya, sebelum Camila bekerja di perusahaan, Camila akan mencari tahu tentang pemimpin perusahaan tempatnya bekerja. Tapi, anehnya kali ini dia tidak menemukan data Philips di manapun.

Camila menggeleng-gelengkan kepalanya, Kenapa juga dia Harus berpikir tentang pemimpin perusahaannya. Pada akhirnya dia pun memutuskan untuk memulai pekerjaannya.

Cuplikan next bab

Ponsel Camila berdering, hingga Camila yang sedang berada di ruang meeting dan sedang mendampingi Phillips, langsung melihat ke arah ponselnya dan ternyata yang menelepon adalah Austin, Entah kenapa tiba-tiba feeling Camila merasa ada yang tidak beres, karena jika tidak ada yang penting, Austin tidak akan meneleponnya..

“Hentikan meetingnya.” tiba-tiba Phillips meminta untuk meeting dihentikan, lalu dia menoleh ke arah Camila. “Kau bisa mengangkat panggilanmu terlebih dahulu!” titah Phillips, membuat Camila menghela nafas. Dia pun langsung bangkit dari duduknya kemudian keluar dari ruangan untuk mengangkat panggilan dari Austin.

“Apa, Helena sudah membuka mata!" Terdengar suara teriakan Camila dari arah luar, dan ketika mendengar itu, Phillips secara tiba-tiba bangkit dari duduknya membuat semua orang menatap heran pada lelaki itu, terlebih lagi Philips terlihat sangat terkejut, ketika Camila berteriak dan mengatakan Helena sudah sadar.

Ada yang bisa nebak siapa Philips wkwkw, yuk bisa yu 100 komen lebih