Berawal dari hadirnya Raya dalam kehidupan Andini dan Rido ( Suami Andini). Kehadiran Raya membuat Rido kelap mata. Rido yang awalnya setia pada isterinya itu, Berbelok arah dengan kehadiran Raya.
"Akankah hubungan rumah tangga Andini dan Rido utuh dengan kehadiran orang ketiga!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon christinsenia seranica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8
"Kok hati gue tiba-tiba terasa perih!" Ucap Andini.
Wanita cantik itu berusaha menepis perasaan yang dirasakannya itu. Namun semakin mencoba menghilangkan rasa itu, Perasaan sakit itu seakan terasa semakin nyata.
Andini tampak semakin bingung dengan perasaan yang dirasakannya itu.
Beberapa saat kemudian, Mobil yang dikemudikan Andini telah sampai di depan halaman kampusnya. Sesampainya disana, Wanita dengan lesung di pipi itu langsung memarkirkan mobilnya lalu berjalan ke arah kelasnya.
Sesampainya diruang kelas, Andini langsung duduk di tempat duduk paling depan. Ketika sedang duduk disana, Tiba-tiba Andini kembali merasakan kepedihan dihatinya.
Sementara itu, Risti yang melihat sahabatnya itu tampak sedih langsung mendekat ke arah sahabatnya itu.
"Din, Elu kenapa? Kok kelihatan sedih sekali!" Ucap Risti.
"Gue enggak tahu Ris, Tiba-tiba saja hati gue terasa sangat perih!" Beri tahu Andini.
"Kalau elu merasa enggak sehat, Mending elu pulang saja! Enggak usah dipaksakan untuk masuk kuliah!" Saran Risti.
"gue enggak apa-apa kok Ris, gue masih kuat!" Ucap Andini
Beberapa saat kemudian, Terlihat pak Erfan masuk ke dalam ruang kelas tersebut. Setelah pak Erfan masuk, Perkuliahan pun di mulai. Ketika pak Erfan mulai menjelaskan materi perkuliahan pagi itu, Tiba-tiba Andini kembali merasakan perih dihatinya. Risti yang melihat sahabatnya kurang sehat, langsung meminta izin pada pak Erfan untuk membawanya ke UKS.
Setelah Risti meminta izin pada pak Erfan untuk membawa Andini ke UKS, Mereka pun tampak berjalan menuju UKS. Sesampainya disana, Andini tampak berbaring di ruang UKS tersebut.
"Din, Bagaimana kondisi elu sekarang?" Tanya Risti.
"Sudah agak enakan Ris, Tapi yang tadi gue rasakan itu muncul dengan tiba-tiba!" Beri tahu Andini.
"Ya sudah, Elu istirahat dulu aja disini! Gue ambil tas dulu dalam kelas!" Ucap Risti.
Setelah itu, Risti tampak mengambil tasnya dari dalam kelasnya. Seusai mengambil tas, Risti kembali ke UKS untuk menemani sahabatnya itu.
"Din, Kita pulang aja yuk! Atau gue temani elu kerumah sakit aja!" Ucap Risti.
"Enggak perlu Ris, Gue enggak apa-apa kok! Lebih baik kita pulang aja!" Ajak Andini.
"Ya sudah, Gue antar elu pulang!"
Lalu Risti pun segera mengantar Andini untuk pulang. Disaat keduanya tampak berjalan menuju parkiran, Tiba-tiba Evi meneriaki mereka dengan suara cemprengnya.
"Guys, Tunggu gue!" Teriak Evi
"Bisa enggak sih elu sehari aja enggak teriak-teriak!" Ucap Risti yang tampak kesal mendengar teriakan Evi itu.
"Stelan gue memang seperti ini, Ya enggak bisa dirubah nona jutek!" Ucap Evi.
"Apa elu bilang, Nona jutek! Dari pada elu nona cempreng!" Ledek Risti.
Perdebatan keduanya itu membuat Andini tambah pusing, Andini dengan segera berjalan meninggalkan kedua sahabatnya yang tampak ribut itu. Risti yang melihat Andini pergi begitu saja, Langsung mengejar sahabatnya itu, Kemudian terlihat Evi juga berlari menyusul mereka.
Sepanjang perjalanan pulang, Andini tampak tertidur didalam mobil tersebut. Risti tampak senang melihat sahabatnya itu tertidur pulas. Berbeda dengan Andini yang tampak tidur, Evi malah terlihat menyanyi tak jelas di dalam mobil itu.
Tingkah Evi itu sering ditegur oleh Risti, Namun sang sahabat yang dijuluki nona cempreng itu seolah tak perduli dengan teguran Risti.
"Eh nona cempreng, Bisa enggak sih elu diam sedikit! Elu enggak lihat apa Andini lagi tidur!" Risti kembali menasehati Evi.
"Andini tuh pulas tidurnya, Jadi enggak bakalan dengar gue nyanyi!" Sahut Evi dengan santainya.
"Emang dasar ya lu, Enggak bisa dikasih tahu!"
*********
Di tempat yang berbeda, Tampak Raya tengah duduk santai diruang tengah sembari memainkan poselnya. Ketika Raya tampak duduk santai disana, Tiba-tiba terlihat Rido datang.
"Sayang, Aku pulang!" Ucap Rido yang mendekat ke arah Raya.
"Mas kok pulangnya cepat sih!"
"Kamu enggak suka aku pulang cepat!"
"Aku malah senang dong mas pulang cepat,"
"Urusan di perusahaan cepat kelar, Jadi mas bisa pulang cepat!"
"Kalau begitu, Bagaimana kalau mas temani aku cek kandungan sekarang!"
"Dengan senang hati sayang!"
Setelah itu, Rido pun terlebih dahulu mandi karena merasa kegerahan. Seusai mandi, Rido tampak bersiap-siap untuk mengantarkan Raya memeriksakan kandungannya.
Di perjalanan menuju rumah sakit, Raya tampak bersemangat.
"Mas, Aku enggak sabar deh kepingin cepat-cepat sampai rumah sakit!" Ucap Raya.
"Sama sayang, Mas juga enggak sabar untuk melihat perkembangan calon anak kita!"
"Mas maunya anak cewek atau cowok?"
"Kalau aku sih mau anak cowok, Biar bisa menjadi penerusku kelak!".
"Semoga anak kita cowok ya mas,"
Beberapa saat kemudian, Mereka telah sampai di tempat tujuan. Sesampainya disana, Keduanya tampak berjalan untuk menemui salah satu dokter kandungan yang ada dirumah sakit tersebut.
Sesampainya didepan ruang praktik dokter kandungan itu, Mereka harus menunggu dipanggil terlebih dahulu, Sehingga keduanya tampak menunggu didepan ruang praktik dokter tersebut.
Beberapa saat menunggu disana, Akhirnya Raya pun di panggil masuk kedalam. Begitu dipanggil masuk, Rido terlihat menemani Raya masuk ke dalam.
"Ibu berbaring disana ya, Biar aku periksa!" Ucap sang dokter dengan lemah lembut.
Setelah itu, Raya pun tampak berbaring di sebuah brangkar yang disediakan dokter tersebut.
"Saya periksa dulu ya bu!" Ucap sang dokter itu.
"Bagaimana calon bayi saya dokter, apakah sehat!" Ucap Rido seraya menatap ke arah monitor itu.
"Calon bayi anda sehat pak, Tapi kandungan ibu Raya sangat lemah jadi mohon dijaga!" Pesan dokter.
"Lalu bagaimana dengan jenis kelaminnya dok!" Celetuk Raya.
"Jenis kelaminnya belum terlihat bu!" Beri tahu sang dokter.
Seusai Raya diperiksa oleh dokter tersebut, Keduanya tampak pamit pada dokter kandungan itu kemudian berangkat untuk pulang.
"Mas, Sebelum pulang kita mampir sebentar ya di butik langgananku!"
"Sayang, Kan kamu dengar sendiri tadi kata dokter kalau kandunganmu itu lemah!"
"Terus kalau kandunganku lemah, Aku enggak boleh belanja gitu!"
"Bukan begitu sayang, Tapi akan lebih baik kalau kamu banyak istirahat!"
"Mas kok begitu sih!" Raya tampak mengambek karena keinginannya tidak dituruti.
Karena Raya tampak mengambek, Akhirnya Rido pun menuruti keinginan Raya untuk mampir ke butik langganannya dulu sebelum pulang.
Ketika Raya tampak berbelanja di butik itu, Tiba-tiba tampak seorang anak dengan penampilan yang lusuh mendekat ke arah mereka.
"Bu, Minta sedekahnya! Saya belum makan beberapa hari!" Ucap anak itu.
"Kamu kecil-kecil sudah mengemis ya, Bagaimana nanti kalau besar!" Gerutu Raya pada anak itu.
"Sayang, Kamu jangan emosi kasihan calon anak kita!" Celetuk Rido.
"Habis anak dekil ini buat aku emosi!" Ucap Raya.
"Sudah.....sudah.....Dek, Ini uang untuk kamu membeli makanan!" Rido tampak memberikan uang pada anak yang berpenampilan lusuh itu.
"Kamu kok kasih dia uang sih!" Raya tampak kesal karena Rido memberikan pengemis itu uang.