NovelToon NovelToon
Pengkhianatan Di Malam Pertama

Pengkhianatan Di Malam Pertama

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:46.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

Embun tak pernah menyangka bahwa kejutan makan malam romantis yang dipersembahkan oleh sang suami di malam pertama pernikahan, akan menjadi kejutan paling menyakitkan sepanjang hidupnya.

Di restoran mewah nan romantis itu, Aby mengutarakan keinginannya untuk bercerai sekaligus mengenalkan kekasih lamanya.

"Aku terpaksa menerima permintaan ayah menggantikan Kak Galang menikahi kamu demi menjaga nama baik keluarga." -Aby

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?

"Jadi, kamu akan menjadi pembina dalam kegiatan kampus di akhir pekan, ya?" 

Suara Aby yang berasal dari belakang menghentikan langkah kaki Dewa yang sedang menuju ke gedung kantor, setelah menghabiskan jam makan siang di kafe. Pria itu spontan menoleh. Aby tampak mendekat hingga berada dalam posisi saling berhadapan. 

"Iya. Memang kenapa?" tanya Dewa, masih terdengar santai. "Kamu keberatan karena Embun juga akan ada di sana?" 

"Nggak apa-apa kalau kamu jadi pembina di sana. Asal ingat aja Embun itu istri siapa." 

Dewa pasti sudah tertawa lantang jika tidak sedang berada di sekitar kantor. Pria itu hanya terkekeh sambil menggelengkan kepala. Ucapan Aby terdengar sangat menggelitik perutnya. 

 "Istri? Istri yang kamu khianati di malam pertama maksudnya?" 

Sindiran pedas dari Dewa berhasil menyulut emosi Aby. Pria itu mengepalkan kedua tangan geram. Hanya dalam hitungan detik, kepalan tinjunya yang keras sudah melayang tepat di wajah Dewa. Membuat pria jangkung di hadapannya itu mundur satu langkah sambil mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan cairan merah. 

"Jaga omongan kamu!" pekik Aby. 

Tak terima dengan perbuatan lancang Aby, Dewa merangsek maju. Membalas dengan membenamkan tinjunya di tempat yang sama. Tak puas, ia tambahkan di sisi lain di wajah Aby, lalu mencengkeram kerah kemeja hingga kusut. 

"Kamu yang jaga sikap! Kamu pikir Embun itu mainan?" teriak Dewa penuh amarah. 

Perkelahian pun tak terhindarkan. Beruntung, beberapa petugas keamanan yang berjaga di depan lobi segera melerai. Keduanya sama-sama dikuasai amarah, dengan wajah yang sama memarnya. 

"Tolong jangan membuat keributan di sini, Pak," ujar pria berseragam navy yang memegangi tubuh Aby. 

"Maaf, Pak. Cuma salah paham." Dewa melepas tangan kokoh dua orang petugas kemanan yang membekuk tubuhnya. Lalu, mengusap bagian kemeja yang kusut. Kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Aby dan beberapa petugas keamanan. 

Sedangkan Aby masih terpaku di tempat. Bukan karena sakit yang ditinggalkan oleh kepalan tinju Dewa, melainkan amarah jika memikirkan Embun akan keluar kota bersama pria itu. 

.

.

.

Waktu menunjukkan pukul tujuh malam ketika Aby tiba di rumah. Melewati ruang tengah, pria itu menoleh ke kanan dan kiri demi mencari keberadaan ayah dan bunda—yang biasanya menghabiskan waktu di ruang televisi. Ia tak ingin ayah atau bunda melihat lebam di wajahnya. 

Selain karena takut bunda akan marah, ia juga takut ayah akan khawatir jika tahu dirinya terlibat keributan. 

Aby baru bernapas lega setelah tak mendapati kedua orang tuanya di ruang televisi. Sepertinya ayah dan bunda sedang di kamar. Aby pun mempercepat langkahnya menuju kamar. Embun tampak sedang duduk di sofa dengan buku di tangannya. Wanita itu seketika menoleh saat pintu yang baru saja terbuka memunculkan sosok suaminya. 

"Muka kamu kenapa, Mas? Lebam merah begitu?" Embun tampak khawatir, namun tak menunjukkan ekspresi berlebihan. 

"Oh ini ...." Aby mengusap bagian wajahnya yang mendapat jejak dari Dewa. "Nggak apa-apa, tadi ada yang sok jagoan di kantor." 

"Kamu berkelahi?" tanya Embun lagi. 

Aby meringis sambil menganggukkan kepala. Pria itu segera menutup pintu kamar dan langsung melepas baju kemeja, hingga menyisakan kaus dalaman berwarna putih. Ia menghempas tubuhnya ke sofa sambil sesekali mengusap wajah. 

"Aku ambilkan es buat kompres, ya," tawar  Embun. 

Baru tiga kali kaki Embun melangkah, Aby sudah meraih pergelangan tangannya, hingga Embun hampir saja menabrak dada bidang suaminya itu.

Tetapi, jangan harap akan ada drama saling tatap layaknya film Bollywood, karena Embun langsung mendorong dada Aby agar menjauh. 

"Tolong jangan bilang sama ayah dan bunda kalau aku ribut di kantor. Aku nggak mau mereka khawatir," pinta Aby.

Embun hanya menjawab dengan anggukan kepala, lalu beranjak keluar dari kamar. Sementara Aby berdiri di depan cermin sambil menatap pantulan dirinya. 

"Sial@n juga si Dewa," gerutunya kesal. Namun, di balik kekesalan itu ada sedikit rasa puas dan lega, karena dirinya juga berhasil menciptakan lebam di wajah pria menyebalkan itu. "Awas aja kalau di perkemahan nanti dia deketin Embun."

Tak lama kemudian, Embun sudah masuk kembali ke kamar dengan membawa wadah berisi es dan juga handuk kecil. Ia letakkan ke meja dan menggeser ke hadapan suaminya.

"Lebamnya kompres pakai es, biar cepat hilang," ujarnya.

Aby hanya melirik wadah berisi es dan juga handuk kecil itu. Tetapi, tak berniat meraihnya.

"Kamu nggak ada niat bantuin kompres?" 

Embun menarik senyum, lalu menjawab, "Nggak ada." Lalu, tanpa permisi meninggalkan suaminya dan memilih duduk kembali sambil membaca buku. 

Aby benar-benar dibuat kalang kabut oleh sikap dingin istrinya itu.

Apes banget sih. Udah bonyok dipukul si Dewa, sekarang dicuekin Embun. 

"Ini sakit loh, Embun," lirih Aby.  

"Aku juga tahu itu sakit." Embun masih acuh tak acuh. Ia sudah duduk manis dan membuka halaman terakhir pada buku yang dibacanya tadi.

"Tahu sakit kenapa nggak bantuin kompres?" 

Sorot mata Embun seketika tertuju kepada suaminya. Tatapannya yang tajam selalu mampu membuat Aby merinding. 

"Kamu juga seharusnya tahu bagaimana sakitnya hati aku melihat suamiku bermesraan dengan perempuan lain, bahkan di hadapanku sendiri. Tapi apa kamu pernah peduli?" 

Aby terhenyak. Ia merasakan dadanya seperti ditusuk ribuan jarum. 

...........

1
marti 123
Lumayan
marti 123
Kecewa
Muna Junaidi
Hadeh aby badan masih sakit di dajjal mata satu bangun
Nay Nayla
...
hani muklas
Kecewa
hani muklas
Buruk
Anna Wong
Luar biasa
Eti Alifa
klo q kok setujunya embun sama dewa.
Eti Alifa
visual galang ga ada thor.
Eti Alifa
habis ini ke sana thor.
Eti Alifa
berharap dewa sama embun tapi ga mungkin ya...
Eti Alifa
god job Embun, suka wanita tangguh ga lemah👍🏻
benar knp hrs nunggu 6 bln klo hrs cerai lebih baik skrng sama saja mlh buang2 wkt dan energi, bersyukur Embun ga oon🤭
Eti Alifa
si aby bloon apa goblok sihh.
Eti Alifa
untung embun cerdas jd ga merasa tertindas , klo terluka mah iya .
Eti Alifa
ga terasa air mata jatuh meleleh walau tak diundang, jadikan embun sama dewa aja thor biar aby kapok.
Eti Alifa
baru baca udah nyesek, kasihan bgt embun, semoga embun dpt jodoh yg lebih dr abi.
Safitri Agus
terimakasih Thor 🙏🥰
Safitri Agus
baru tahu ya kalian, kalau aku sudah tempe dari dulu saat beliau jadi pebinor yg elegan 😂😂😂
Fransisca Indriyanti
Luar biasa
Safitri Agus
awas ada kuntilanak 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!