NovelToon NovelToon
Pendekar Pilih Tanding II : Ksatria Bhumi Mataram.

Pendekar Pilih Tanding II : Ksatria Bhumi Mataram.

Status: sedang berlangsung
Genre:matabatin / Ilmu Kanuragan
Popularitas:81.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: Zakaria Faizz

Ah,..rasa- rasanya diriku perlu menemukan seorang guru yg mampu untuk mengajariku mendapatkan cara memiliki tenaga dalam, berkata pemuda itu di dalam hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#8 Karang abang.

"Cepat tinggalkan tempat ini, jangan jadi seorang pengecut dengan memukuli orang yg sudah tidak melawan, pergi sana!"

Bentak kan keras keluar dari mulut Pramesthi Dyani.

Ia amat geram dengan kelakuan kedua orang saudara seperguruan nya ini.

" Akan tetapi ia adalah murid padepokan Elang Canggah mbak!" sahut pemuda yang bertubuh tinggi.

" Lalu kalau murid padepokan Elang Canggah kalian mau seenaknya saja memukuli nya, cepat pergi dari sini,. sebelum kemarahan ku memuncak!" seru Pramesthi Dyani lagi.

Dan kedua orang yg menghadang Wisanggra Kinangkin ini saling berpandangan, bagaimana pun juga mereka tidak berani dengan perempuan yang ada dihadapan nya, sebab ia adalah kakak seperguruan mereka, bahkan hampir tuntas menyerap ilmu di padepokan Kedung Jati itu.

Dan akhirnya tanpa banyak bicara lagi keduanya pun meninggalkan tempat tersebut sambil menatap tajam ke arah remaja yang berasal dari padepokan Elang Canggah tersebut.

Seakan mereka mengancam dengan sorotan mata yg tidak mengenakkan kepada Wisanggra Kinangkin.

Setelah keduanya menghilang di tikungan, Pramesthi Dyani pun menyarankan kepada Wisanggra Kinangkin untuk segera kembali ke padepokan Elang Canggah.

" Terima kasih mbak Pramesthi, terima kasih atas pertolongan nya" ucap Wisanggra Kinangkin.

" Ya, ya, ya , sudah cepat sana, tinggalkan tempat ini!" seru gadis murid padepokan Kedung Jati itu.

Tanpa menunggu lama Wisanggra Kinangkin pun segera berlalu dengan berjalan seolah seperti berlari guna meninggalkan tempat tersebut.

Seharian , setelah berada di dalam padepokan nya, remaja lelaki itu banyak duduk termenung,. Ia memikirkan sesuatu yang tadi di dengarnya dari Pramesthi Dyani.

Ki Bodho dan gunung Permoni, itulah yg ada di dalam pemikiran Wisanggra Kinangkin.

Saking asyiknya ia duduk dan melamun tanpa disadari olehnya mendekat lah seseorang sambil berteriak,

" Hayo, sedang ngelamun ya, sedang memikirkan siapa?" seru orang tersebut.

Ia tiada lain adalah Nara Wulan , putri bungsu dari Ki Ajar Smurup, pemilik padepokan Elang Canggah ini.

" Ahh, Nara Wulan, mengagetkan ku saja!" ucap Wisanggra Kinangkin setelah tahu siapa yang telah mengejutkan nya.

" Kau sedang memikirkan apa kakang Kinangkin, apakah sedang memikirkan Nara Wulan?" ucap gadis itu sambil tersenyum renyah sekali.

Wisanggra Kinangkin tidak berani menatap ke arah putri gurunya itu, ia melihat ke arah lain.

" Adi Wulan, satu yg menjadi pemikiran Kinangkin adalah mengapa diriku tidak juga mampu untuk menyerap ilmu guru, sedangkan saat pendadaran untuk menjadi seorang prajurit Mataram sudah tiba!" jawab Wisanggra Kinangkin.

" Ah kirain apa, bukankah kakang sudah dapat memperagakan beberapa jurus penting yg diajarkan oleh Romo, itu sudah menjadi modal yg baik kakang" kata Nara Wulan.

Ketika keduanya asyik mengobrol, datanglah Naira Lintang ke tempat mereka ini,

" Apa yg sedang kau lakukan disini Wulan?" tanya Naira Lintang keras.

" Apa yg kulakukan bukan urusanmu!" jawab Nara Wulan ketus.

Ia tidak senang melihat kehadiran kakak nya itu.

" He banyak pekerjaan yang belum kau selesaikan Wulan, kau belum menyuci dan memasak, awas nanti jika romo kembali ia tidak mendapati makanan yang telah tersaji!" seru Naira Lintang lebih keras lagi.

Ia bahkan sampai memarahi Wisanggra Kinangkin , karena menurut nya telah mengajak mengobrol adiknya ini.

" Kamu juga Kinangkin, sana urus kadang kuda romo, cepat beri makan, kalau tidak ada rumput nya, segera cari, jangan pacaran saja dengan si Wulan ini!" ucap Naira Lintang sambil menunjuk ke arah Wisanggra Kinangkin.

Ia memang tidak senang dengan kedua orang tersebut, baik adiknya Nara Wulan maupun dengan Wisanggra Kinangkin, sebab keduanya ini menjadi lebih dekat kepada romo nya.

Lalu keduanya pun segera menghambur lari dari tempat itu setelah kehadiran dari Naira Lintang.

Wisanggra Kinangkin langsung menuju ke kandang kuda, sedangkan Nara Wulan masuk ke dalam dapur.

Tinggal lah kini Naira Lintang yg tersenyum-senyum sendiri, sebab ia merasa telah berhasil membuat keduanya patuh terhadap perintahnya.

Pada suatu malam , di saat setelah selesai latihan bersama Ki Ajar Smurup, Wisanggra Kinangkin memberanikan diri berkata kepada pemimpin padepokan itu dengan menyebutkan bahwa ia akan nyekar ke dusun Winanga, dusun yang telah musnah itu.

" Mohon ampun guru, bolehkah murid meminta izin kepada guru?" tanya Wisanggra Kinangkin sambil menekuk kepalanya ke bawah.

" Izin apa yg ingin kau minta itu, Kinangkin, katakanlah!" sahut Ki Ajar Smurup.

Agak ragu pada awal nya remaja itu untuk menyampaikan keinginan nya agar bisa keluar dari padepokan Elang Canggah dan menemui orang yg bernama Kyai Bodho tersebut.

Sebab selama ini ia sudah banyak mendapatkan kebaikan serta pertolongan dari seorang Ki Ajar Smurup yg telah menjadikan seorang murid.

Namun karena keinginan nya yg kuat dan sudah bulat agar dapat menguasai ilmu silat, akhirnya ia pun memberanikan diri mengatakan nya.

" Kinangkin ingin nyekar ke dusun Winanga guru,. sudah sangat lama dusun itu ku tinggalkan , ada kerinduan ingin melihatnya!"

Terdengar alasan yg keluar dari mulut remaja ini, ia mengatakan hal tersebut agar gurunya dapat memberikan izin dirinya pergi dari padepokan Elang Canggah.

" Berapa lama kau akan pergi Kinangkin?" Ki Ajar Smurup bertanya.

" Mungkin selama dua pekan guru!" sahut Wisanggra Kinangkin.

" Apakah dirimu tidak memerlukan seorang teman perjalanan?" tanya Ki Ajar Smurup lagi.

" Menurut Kinangkin tidak perlu, guru!" jawab Wisanggra Kinangkin.

" Hehh, !"

Ki Ajar Smurup mendesah, lama di tatap nya anak yg sudah menginjak usia remaja ini, entah sudah berapa lama ia tinggal bersama , dengan semua sikap dan sifatnya, hanya satu yg menjadi ganjalan dihati pemimpin padepokan itu untuk melepas kepergian nya adalah karena ketidak mampuan nya untuk menjaga diri dari serangan orang jahat atau pun binatang buas.

Sehingga ia pun memang masih mencari cara agar anak ini selamat di dalam perjalanan nya.

" Kalau memang sudah menjadi keinginanmu untuk datang ke dusun Winanga, pergilah, satu pesan guru, berhati hatilah dijalan, jika dirimu bertemu dengan binatang buas, sebaiknya kau harus menghindari nya, misalkan dengan memanjat pohon, dan jika harus bertemu orang -orang mencurigakan , sebaiknya kau bersembunyi saja!"

Itulah pesan dari Ki Ajar Smurup ini kepada murid nya itu, ia memang masih menyayangkan dengan kemampuan dari sang murid yang masih ketinggalan jauh dalam hal ilmu silat.

Meski demikian, tetap saja Ki Ajar Smurup memberikan sebuah senjata canggah yg menjadi senjata andalan dari padepokan nya itu kepada sang murid.

" Terimalah ini, pergunakan lah bila keadaan mu memang sudah terdesak atau pun jika ingin berburu!" ucap Ki Ajar Smurup sambil menyerahkan senjata itu kepada muridnya.

" Terima kasih guru!" ucap Wisanggra Kinangkin.

Ia pun menerima pemberian dari Ki Ajar Smurup yg berupa senjata canggah berlandean pendek.

Dan setelah malam itu , perasaan Wisanggra Kinangkin bercampur aduk, antara takut, sedih dan gembira yg menjadi satu di dalam hatinya.

Sebab bagaimana pun juga ia sudah cukup lama berada di puncak bukit panguk itu dan telah banyak belajar disana.

Kini ia akan meninggalkan nya dengan aeribu kenangan yg telah dirasakan nya disana.

Pada keesokan harinya, setelah ia menyiapkan seluruh bekal nya , Wisanggra Kinangkin pun berpamitan kepada gurunya Ki Ajar Smurup.

" Murid berangkat guru, dan murid minta doa restu dari guru agar selamat sampai ke dusun Winanga" ucap Wisanggra Kinangkin sambil menciumi tangan sang guru.

" Pergilah, doaku menyertai mu dan segeralah kembali setelah semuanya selesai!" sahut Ki Ajar Smurup.

" Tentu, murid akan segera kembali setelah nyekar di dusun Winanga..murid pamit!" ujar Wisanggra Kinangkin.

Berangkat lah Wisanggra Kinangkin dan meninggalkan padepokan Elang Canggah ini menuju ke dusun Winanga.

Ia di dalam hatinya memang sudah bertekad bulat untuk dapat petunjuk dari Ki Bodho agar dapat meningkatkan ilmunya.

Dan ketika ia telah keluar dari regol padepokan Elang Canggah tiba tiba saja ada suara orang yg memanggilnya.

" Kakang! kakang Kinangkin, tunggu sebentar!" seru orang tersebut.

Wisanggra Kinangkin pun menoleh ke arah asal suara tersebut, dilihat nya Nara Wulan tengah berlari ke arah nya dengan menenteng sebuah buntelan.

" Eh adi Wulan, ada apa?" tanya nya kepada putri Ki Ajar Smurup itu.

" Mengapa kakang tidak mengatakan akan pergi ke dusun Winanga, ini buat bekal mu di jalan!" sahut Nara Wulan.

Ia pun menyerahkan buntelan yg berisi makanan itu kepada Wisanggra Kinangkin.

" Terima kasih adi Wulan!" kata Wisanggra Kinangkin.

Ia pun berpamitan kepada gadis itu , sedangkan Nara Wulan tidak dapat berkata apa-apa lagi, ia hanya memandangi kepergian dari Wisanggra Kinangkin itu dengan tatapan sedih.

Hingga hilang di tikungan barulah gadis ini beranjak dari tempat nya dan kembali ke padepokan Elang Canggah .

Sedangkan Wisanggra Kinangkin terus berjalan menuruni lereng bukit panguk itu menuju arah utara.

1
Deny Zimmy Munthe Deny
Smoga crita selanjutnya upin ipin
Thomas Andreas
mana lanjutannya ini cerita
Hafis Yudhistira
kok ngilang thor
Agus Leo
Kemana bang??
Amit
lama sekali updtnya thor
Bodas_2337
check kelanjutannya thor
Umar Muhdhar
1
Sarip Hidayat
waah jauh juga jalannya
AbhiAgam Al Kautsar
terimakasih atas sajian cerita nya
Deny Zimmy Munthe Deny
yang jadi aktor nya terlalu lelet dan tidak bijaksana..itu aja sih saran nya
Julis 85
ternyata dia bibi lung...
Umar Muhdhar
1
Sarip Hidayat
waah
AbhiAgam Al Kautsar
wah gak jadi jatuh cinta doonk
AbhiAgam Al Kautsar: itu juga boleh
Ali Sobri: kalo mau jatuh cinta silahkan saja hingga menikah. toh bukan muhrim he he.
total 2 replies
wawan marwanto
kapan update lagi mas outor. aku selalu setia mananti lho
wawan marwanto
alur ceritanya bagus dan tulisanya rapi. mudah dipahami. dan yg jelas nggak terlalu banyak kisah hayalan yg fantastis... good luck buat mas outor
Said Quarte
apakak author terlalu sibuk
Miko
Kelamaan ini updatenya... Sudah lama.. Ceritanya cm sebentar..
Amit
lama sekali updatenya thor
AbhiAgam Al Kautsar
ada apa hingga hanggini terkejut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!