Li Yuan merupakan seorang pemuda keturunan Klan Li, ia berasal dari Klan Cabang Desa Bambu Kuning di Gunung Guntur.
Bakatnya terpendam, tak ada yang menyadarinya hingga ia berkenalan dengan salah seorang Tetua Sekte beladiri.
Perseteruan Klan Li dan Klan Liu menyeret dirinya sebagai target pembunuhan. Pada peristiwa percobaan pembunuhan atas dirinya ia berhasil selamat dari kematian. Bahkan dalam peristiwa tersebut ia berhasil membangkitkan kemampuan mentalnya saat ia berada di ambang kematian.
Li Yuan mendapatkan warisan tidak ternilai berupa Kitab rahasia Kaisar Kematian, kemampuan mentalis yang ia miliki mengubahnya menjadi pemuda yang multi talenta.
Dengan bakat yang gigih Li Yuan berhasil menapaki jalan bela diri secara bertahap sampai dengan ia menjadi Penguasa Alam Langit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buah Apel Abadi
Keesokan pagi
"Bagaimana kondisi tubuhmu sekarang" tanya Luan Zang saat melihat Li Yuan yang sudah bangun dan bersiap.
"Sudah jauh lebih baik guru" jawab Li Yuan
"Bagus" ucap Yuan Zang sambil tersenyum.
Yuan Zang lalu mengeluarkan tiga buah kitab dari dalam cincin penyimpanannya. Kitab tersebut tampak usang dan terlihat beberapa kata pada sampulnya. Sekilas Li Yuan dapat melihat kitab-kitab tersebut lebih tua dari Kitab Kaisar Kematian yang ia dapatkan dari Mo Cau.
Ketiga kitab itu adalah, Kitab Dewa Naga, Kitab Dewa Petir dan Kitab Dewa Badai.
"Terimalah ini, dan pelajarilah. Selama satu tahun ke depan kamu akan mempelajarinya sambil tetap berendam di Kolam Spiritual" ucap Yuan Zang menjelaskan.
Lalu Yuan Zang meletakkan jari telunjuknya pada kening Li Yuan. Ia menembakkan sebuah sinar, dalam sekejap di dalam pikiran Li Yuan terisi gambaran-gambaran teknik tingkat tinggi.
"Ketiga kitab yang kini berada di tanganmu, mengandung teknik Tingkat Dewa. Kamu harus bisa menjaganya dengan baik, tidak sembarang orang bisa mempelajari teknik-teknik tersebut. Semuanya bersifat menghancurkan dan membunuh" ucap Yuan Zang memberi penjelasan.
"Selain itu ada kekuatan spiritual yang aneh dari ketiga kitab tersebut, hanya saja aku tidak memiliki penjelasan lebih terkait hal itu. Kemungkinan itu berkaitan dengan kekuatan tersembunyi yang hanya diketahui oleh penguasa alam langit sebelumnya" tambah penjelasan gurunya.
"Baik guru, murid mengerti" sahut Li Yuan.
"Sekarang bergegaslah berendam ke Kolam Spiritual untuk melatih fisikmu. Kolam Spiritual sangat baik untuk meregenerasi kulit serta tulangmu, setiap mineral yang terkandung di dalamnya akan meningkatkan kekuatan tubuhmu serta mengokohkan Dantianmu" ucap Yuan Zang.
Li Yuan semakin bersemangat setelah mendengar ucapan gurunya, lalu ia segera bergegas ke Kolam Spiritual seperti kemarin. Di tepian Kolam, ia mendapati beberapa jenis buah yang diantaranya adalah buah Apel berwarna ungu seperti yang kemarin ia makan.
Sambil berendam ia memakan buah Apel berwarna ungu, ekspresinya sedikit tidak nyaman namun ia tetap memakannya.
Melihat reaksi Li Yuan, gurunya mendekati dan berkata, "Buah yang kau makan adalah Apel abadi, pohon tersebut tumbuh di sekitar kawah Gunung Hua. Pohon tersebut berusia ribuan tahun, berbuah hanya ketika usianya sudah mencapai lima ratus tahun lebih. Bagi orang biasa buah ini sangat beracun, namun bagi kultivator pembudidaya petir akan sangat bermanfaat. Aku melihat dirimu memiliki tubuh langka yang dapat menyerap esensi petir. Mungkin sudah takdir, kita dipertemukan di sini. Aku juga sebagai kultivator yang menjadikan petir sebagai sumber inti energi" ujar Yuan Zang menjelaskan.
Setelah mendengar penjelasan dari gurunya, Li Yuan menatap penuh minat buah Apel ungu tersebut. Li Yuan mengambil dua buah Apel tersebut dan mengunyahnya dengan rakus, secara perlahan ia mulai merasakan kenikmatan saat mengunyahnya. Semakin ia kunyah rasanya mulai manis pangkal lidahnya, membuat dirinya semakin bersemangat.
Yuan Zang memandang muridnya dengan tersenyum, sepertinya sudah lama sekali ia baru merasakan saat-saat seperti ini. Setelah ribuan tahun baru sekarang ia berkomunikasi lagi dengan orang lain.
"Guru, terimakasih atas segala kebaikanmu" ucap Li Yuan setelah menghabiskan dua buah Apel abadi.
Yuan Zang kemudian bangkit hendak pergi, namun ia berkata yang terakhir kali, "Aku akan mengawasimu dari jauh, berlatihlah dengan sungguh-sungguh dan jangan mengecewakanku" ucapnya sebelum menghilang.
Hari demi hari Li Yuan berlatih dengan serius, pagi-pagi sekali sebelum matahari bersinar ia sudah berlari mengitari puncak Gunung Hua. Suhu dingin tidak menjadikannya malas untuk bergerak, ia terus membakar semangatnya dengan tekad yang membara. Setelahnya ia berendam di Kolam Spiritual selama enam jam, lalu melanjutkan dengan berlatih teknik yang sudah ia dapatkan dari gurunya.
Salah satu teknik yang ia pelajari adalah tentang teknik kultivasi, dalam Kitab Dewa Naga yang diberikan oleh gurunya, Li Yuan mendapatkan pemahaman baru. Jika sebelumnya ia mengetahui batas kultivasi seseorang hanya berada di ranah Pendekar Suci, tetapi setelah mempelajari kitab tersebut ada tingkatan selanjutnya yaitu Tingkat Dewa dan Tingkat Penguasa.
Bahkan pada tingkat Dewa masih terbagi menjadi tiga bagian yakni Dewa Bumi, Dewa Langit dan Kaisar Dewa. Dari kitab tersebut juga Li Yuan juga mendapatkan Teknik Kultivasi Aura Naga.
Setelah berlatih kultivasi Aura Naga, kemampuan Jiwa Li Yuan juga meningkat pesat. Selama satu tahun ini Li Yuan selain melatih fisiknya juga melatih kekuatan jiwanya.
Sedangkan Kitab Dewa Petir dan Dewa Badai meski terpisah tetapi memiliki kemiripan dan bisa dikombinasikan menjadi serangan yang mematikan. Namun pada penggunaan jurus tangan kosong tersebut Li Yuan masih memiliki kendala karena pada Kitab Dewa Badai diperlukan elemen angin sebagai pengungkitnya. Li Yuan masih membutuhkan waktu untuk membangkitkan elemen angin di dalam tubuhnya.
Tidak terasa waktu berjalan sudah satu tahun, kekuatan Li Yuan sudah meningkat pesat. Selain tubuhnya yang bertambah kuat, tampilan fisiknya juga berubah menjadi lebih kekar. Wajahnya menjadi lebih tampan ditandai dengan hidung yang lebih mancung dan besar, mata lebih kecil dan tebal.
Saat ini ia berada pada ranah Pendekar Raja Tahap Akhir. Tubuh Kaisar Langit yang dimiliki Li Yuan mengandung dua Inti Energi yakni Petir dan Jiwa. Saat ini kedua unsur tersebut sudah semakin berkembang seiring berjalannya waktu.
"Yuan'er bagaimana hasil latihanmu?" tanya Yuan Zang.
"Setelah satu tahun ini, aku merasakan kekuatanku meningkat bertambah kuat" jawab Li Yuan dengan senang.
"Baguslah jika demikian, besok kamu akan berlatih di puncak gunung Hua tepatnya di Kawahnya" ucap Yuan Zang memberi tahu metode baru latihannya.
"Baik guru" jawab Li Yuan.
"Kamu akan berkultivasi dan berlatih teknik Kitab Dewa Badai. Aku tahu kemampuanmu masih lemah terkait unsur angin. Kekuatan tekanan di Kawah Gunung akan meningkatkan kecepatanmu menahan pusaran gelombang" lanjut Yuan Zang menjelaskan.
"Terimakasih guru, murid akan belajar lebih giat" jawab Li Yuan penuh semangat.
Li Yuan merasa senang, jurus Langkah Petir yang terdapat dalam Kitab Dewa Petir memang perlu disokong oleh elemen angin. Hal tersebut merupakan kelemahan mendasar Li Yuan dalam memahami jurus Tingkat Dewa tersebut.
Dalam usianya yang baru delapan belas tahun, Li Yuan sudah mempelajari tiga teknik yaitu Aura Naga, Teknik Langkah Petir dan Teknik Badai Kematian. Untuk kedua teknik terakhir masih belum sempurna, oleh karenanya dia akan lebih bersungguh-sungguh pada peningkatan latihan berikutnya.
Malam harinya Li Yuan kembali beristirahat di ranjang giok, selama satu tahun terakhir giok tersebut memancarkan energi kesehatan di tubuh Li Yuan. Energi alam secara alami menyedot racun-racun oksidasi di tubuh Li Yuan, bahkan residu dari kultivasi terserap oleh giok tersebut.
Kolam Spiritual dan ranjang giok tersebut merupakan harta karun yang telah membentuk fisik Li Yuan yang lebih baik. Bahkan tubuh Kaisar Langit Li Yuan terpacu tumbuh lebih optimal hingga ke tingkat yang sangat mengagumkan.
Selama satu tahun ini juga fisik Li Yuan berkembang tanpa bantuan Pil dan obat-obatan, semua terbentuk secara alami hasil dari pelatihan tubuh serta menyerap energi Qi alam secara langsung. Tanpa Li Yuan sadari, sejak ia menggunakan teknik kultivasi Aura Naga, kekuatan daya serap dan daya tampung energi dalam Dantiannya telah meluas.