NovelToon NovelToon
Bukan Dia Tapi Aku Lawanmu

Bukan Dia Tapi Aku Lawanmu

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Balas Dendam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Bepergian untuk menjadi kaya / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:17.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi harefa

Aku Rena Natasya lahir dalam ketidakmampuan,,
tapi aku memiki teman yang baik,,
kami terjebak dalam cinta segitiga.
Akhirnya aku mengalah.
aku mengira temanku akan hidup bahagia, melihat kesedihannya aku tidak bisa tinggal diam.
"kamu harus berhadapan denganku,,!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 8

Saya di bawa ke sebuah ruangan tertutup, kemudian pakaian saya di ganti, bangsa tempat saya berbaring juga di ganti, dan tiba tiba saya mendengar suara.

Çhiiisssssss, sebuah udara menerpa saya.

Ahh, mungkin ini sterilisasi.

Setelah itu baru mereka membawa saya ke sebuah ruangan operasi, saya mengetahuinya karena saya melihat lampu besar di atas, yang biasa di pakai orang untuk operasi di dalam film atau drakor yang pernah saya tonton.

Di sana sudah menunggu beberapa orang dokter dan asisten nya yang memakai pakaian tertutup semua, saya cuma bisa melihat mata mereka saja.

Setelah ranjang saya berada di posisi yang di inginkan mereka, saya mulai di pasang infus lain dan di suntikan sesuatu.

Tak berapa lama seorang dokter bertanya,

"Nona kalau saya sentuh ini, kalau masih berasa katakan iya, ok"

Aku mengangguk,

" Ini apakah masih terasa?"

"Masih dokter sedikit"

Dokter tersebut cuma mengangguk.

Kemudian dia menyuntikkan sesuatu ke selang infus bagian atasnya.

Ku mulai memperhatikan mereka menyiapkan peralatan di sebelah kanan dokter tersebut.

"Nona, coba hitung angka  dari sepuluh ke bawah."

Aku mulai menghitung angka angka tersebut, tapi tiba tiba aku lupa apa yang hendak aku sebut dan mataku terpejam dan dengan keras aku berfikir angka berapa lagi yang hendak aku sebut.

Aku mencoba berusaha membuka mataku, dan setelah aku membukanya aku berada di lapangan yang bernuansa putih.

Aku di mana ini, aku tidak bisa melihat apa apa, semuanya sama, putih saja.

Apakah ini d langit? Apakah ini d ruangan atau apakah ini di bumi?

Aku masih bingung, semua sama, tidak ada lantai tapi aku bisa berdiri, tidak ada dinding.

Aku lihat ke atas, tidak ada awan.

Aku dimana?

Aku cuma bisa berputar putar untuk melihat sekelilingku.

Dan aku memutus kan untuk melangkah ke depan.

Melangkah melangkah aku tetap berjalan dan tiba tiba aku tersandung sesuatu,

Ku perhatikan kakiku, sperti sesuatu yang agak tinggi, ku letakkan kakiku d atas itu dan tiba tiba sebuah tangga terlihat di depanku.

Tangga yang sangat panjang di penglihatan ku, kemana kah arahnya ini, apakah aku harus melangkah ke atas atau ku cari jalan lain, ku lihat kiri kanan dan belakang, masih belum berubah, putih semua.

Kemudian aku langkahkan kaki ku menaiki tangga tersebut, jalan, jalan, naik, naik terus tiba tiba aku bertemu seorang wanita di tengah pejalananku, dia membelakangiku.

"Sebaiknya kamu tidak perlu ke atas " timpalnya tanpa berbalik badan untuk melihat ku.

Suaranya, aku kenal suara ini fikirku, tapi aku masih belum bisa menebak siapa itu karena aku masih dalam keadaan bingung.

"Kenapa?" Tanyaku penasaran.

"Karena jalanmu masih panjang" jawabnya,

Masih panjang? Bukan kah ke atas juga masih panjang pikirku.

"Bukan di alam ini jalan yang aku maksud, tapi kehidupanmu ke bumi"

"Siapa kamu?" Tanyakku penasaran.

Dia berbalik dan aku terkejut bukan kepalang, bagaimana mungkin,

Tapi dia kelihatan lebih muda.

"Ibu ?" Tanya ku seakan tak percaya, tak terasa air mataku jatuh.

Bukankah baru beberapa minggu ibu di kebumikan kini dia berdiri di depanku.

"Putriku, pergi ke sebelah kananmu, kamu harus kembali"

Aku langsung melihat ke kanan, ada sebuah garis yang melintang dekat kakiku, bercahaya walaupun sedikit redup.

"Ibu, tidak bisakah aku ikut denganmu"

"Belum waktumu putriku, jika datang saatnya kita akan bertemu lagi di sini, kembali lah"

"Ibu, ijinkan aku memelukmu"

Dia datang dan memelukku, dia membelai rambutku dengan lembut.

"Pergilah, kembalilah, aku dan ayahmu akan menunggumu di sini, saat ini belum waktumu ke sini"

Aku mengangguk dan melangkah ke kanan seperti yang di anjurkan ibuku, tiba tiba cahaya yang tadi redup mulai terang dan tiba tiba menyilaukan mataku, aku menutup mataku.

Aku kedip kedipkan mataku untuk menyesuikan cahaya di sekitar ku, dan berlahan aku buka,,

Heh ? Aku di mana ?

1
aca
rasain itu akibat egois si bella nolong temen pake pamrih makan itu Rio cinta gk bs di paksa woy egois jahat
Indra Maulana
bagus
Alletaa
sudah mampir Thor,
kunjungi karyaku jga
Rhisna
kayanya Daniel juga menyukai Rena tpi karna gengsi dia gk mau ungkapon persaaannya🤣
M Nazfar Habzi
mana lanjutannya
Dewi Harefa: tiap hari up date ya, makasih dah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!