Langit Jakarta yang kelabu seolah mencerminkan hidup keluarga Rahman. Di rumah petak sempit itu, Rahman, pemuda 17 tahun yang kurus namun bermata tajam, mengemasi barang-barangnya. Di sudut ruangan, ibunya, Bu Fatimah, terisak pelan. Ayah Rahman, Pak Hasan, hanya bisa mengusap punggung istrinya dengan tatapan sendu. Adik Rahman, Riko, merangkul kaki ibunya, wajahnya penuh tanya.
"Nak, jaga diri baik-baik di sana. Ibu hanya bisa berdoa untukmu," Bu Fatimah memeluk Rahman erat.
Rahman mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Ibu, Ayah, doakan Rahman. Rahman akan berusaha keras di sana."
Keesokan harinya, Rahman berangkat ke bandara dengan bekal seadanya dan tekad membara. Tujuannya: Spanyol, negeri yang jauh di seberang benua. Di sana, ia akan bergabung dengan akademi sepak bola CD Leganés B, sebuah klub kecil yang tak banyak dikenal di pinggiran Madrid.
Kehidupan di Spanyol tidak mudah bagi Rahman. Selain harus beradaptasi dengan budaya dan bahasa yang asing, ia juga harus bersaing dengan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RenSan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Kesepakatan dengan Jorge Mendes menjadi angin segar bagi Rahman. Ia merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk meraih prestasi lebih tinggi. Ia tahu bahwa Mendes akan membantunya mendapatkan peluang-peluang besar di masa depan.
Namun, untuk saat ini, fokus Rahman tetap pada pertandingan Copa del Rey yang akan berlangsung esok hari. CD Leganés berhasil melaju ke babak 32 besar setelah mengalahkan CD Coria di babak sebelumnya. Kali ini, lawan mereka adalah SD Eibar, tim kuat dari Segunda División yang juga memiliki ambisi besar di Copa del Rey.
Rahman dan rekan-rekannya berlatih keras untuk mempersiapkan pertandingan ini. Mereka mempelajari gaya bermain Eibar, menganalisis kelemahan dan kekuatan lawan. Pellegrino memberikan instruksi taktik yang detail, menekankan pentingnya disiplin dan kerja sama tim.
"Eibar adalah tim yang sangat kuat," ujar Pellegrino dalam rapat tim. "Mereka memiliki pemain-pemain berpengalaman dan bermain dengan sangat kompak. Kita harus bermain dengan hati-hati dan memanfaatkan setiap peluang yang ada."
Rahman mengangguk setuju. Ia tahu bahwa pertandingan ini akan menjadi ujian berat bagi Leganés. Namun, ia yakin bahwa timnya bisa meraih kemenangan jika mereka bermain dengan sepenuh hati dan mengikuti instruksi pelatih.
Malam sebelum pertandingan, Rahman tidak bisa tidur. Ia merasa gugup sekaligus bersemangat. Ia membayangkan dirinya mencetak gol kemenangan bagi Leganés, membawa timnya melaju ke babak selanjutnya.
Ia membuka ponselnya, membaca pesan-pesan dukungan dari keluarga dan teman-temannya. Ia juga membaca pesan dari Cintia, yang selalu memberinya semangat dan motivasi.
"Rahman, aku yakin kamu bisa," tulis Cintia dalam pesannya. "Aku akan selalu mendukungmu, apapun yang terjadi."
Rahman tersenyum. Ia merasa beruntung memiliki orang-orang yang selalu mendukungnya. Ia bertekad untuk tidak mengecewakan mereka. Ia akan memberikan yang terbaik di pertandingan besok, untuk Leganés, untuk Indonesia, dan untuk orang orang yang mendukungnya.
*************
Estadio Municipal de Ipurua, markas SD Eibar, menjadi saksi bisu laga hidup mati babak 32 besar Copa del Rey. Atmosfer pertandingan terasa panas, kedua tim sama-sama berambisi untuk melaju ke babak selanjutnya.
"Selamat malam, para pecinta sepak bola! Kita akan menyaksikan pertandingan sengit antara SD Eibar melawan CD Leganés di Copa del Rey," suara komentator, Andrés Montes, menggema di stadion. "Kedua tim menurunkan susunan pemain terbaiknya."
Susunan Pemain CD Leganés:
Kiper: Iván Villar (13)
Bek Kanan: Juan Muñoz (2)
Bek Tengah: Kenneth Omeruo (5)
Bek Tengah: Jorge Sáenz (4)
Bek Kiri: Jonathan Silva (3)
Gelandang Bertahan: Rubén Pérez (18)
Gelandang Tengah: Roque Mesa (8)
Gelandang Tengah: Recio (10)
Penyerang Sayap Kanan: Rahman (27)
Penyerang Sayap Kiri: José Arnaiz (7)
Penyerang Tengah: Miguel Ángel Guerrero (9)
Susunan Pemain SD Eibar:
Kiper: Yoel Rodríguez (1)
Bek Kanan: Rober Correa (2)
Bek Tengah: Frederico Venâncio (4)
Bek Tengah: Anaitz Arbilla (15)
Bek Kiri: José Ángel Valdés (3)
Gelandang Bertahan: Sergio Álvarez Díaz (6)
Gelandang Tengah: Edu Expósito (8)
Gelandang Tengah: Javi Muñoz (10)
Penyerang Sayap Kanan: Takashi Inui (7)
Penyerang Sayap Kiri: Quique González (9)
Penyerang Tengah: Stoichkov (19)
Peluit kick-off berbunyi, menandai dimulainya pertandingan. Eibar langsung mengambil inisiatif menyerang, memanfaatkan dukungan penuh dari publik tuan rumah. Namun, Leganés tidak gentar. Mereka bertahan dengan disiplin dan melakukan serangan balik cepat yang beberapa kali mengancam gawang Eibar.
Rahman menjadi motor serangan Leganés. Ia bergerak lincah di sisi kanan, melewati pemain-pemain Eibar dengan skill individunya yang memukau. Umpan-umpannya juga kerap membelah pertahanan lawan, menciptakan peluang bagi rekan-rekannya.
"Rahman kembali menunjukkan kualitasnya!" seru Montes. "Ia seperti belut yang sulit ditangkap. Pergerakannya sangat lincah dan sulit diprediksi."
Pertandingan berjalan dengan tempo tinggi dan tensi yang semakin meningkat. Kedua tim saling jual beli serangan, namun belum ada gol yang tercipta.
Menjelang akhir babak pertama, petaka datang bagi Leganés. Juan Muñoz, bek kanan Leganés, melakukan pelanggaran terhadap Stoichkov di luar kotak penalti. Wasit meniup peluit, memberikan tendangan bebas bagi Eibar.
"Pelanggaran dari Muñoz!" seru Montes. "Ini adalah peluang emas bagi Eibar untuk mencetak gol."
Edu Expósito, gelandang Eibar, mengambil tendangan bebas. Ia melepaskan tembakan keras yang melengkung indah, melewati pagar betis Leganés dan bersarang di pojok gawang.
"Goooollll! Gol dari Edu Expósito!" teriak Montes dengan suara yang menggelegar. "Eibar unggul 1-0 di penghujung babak pertama!"
Peluit akhir babak pertama berbunyi. Leganés tertinggal 0-1 dari Eibar. Mereka harus bekerja keras di babak kedua jika ingin membalikkan keadaan.
Bersambung...
nanti musim depan duet sama Mas Rohim
/Grin/